Anda di halaman 1dari 9

PAPARAN SINGKAT DIREKTUR FASILITASI EKSPOR DAN IMPOR

Kajian Kritis Dwelling Time


Membangun Kesepahaman Bersama Kelancaan Arus Barang
di Pelabuhan Tanjung Priok

Jakarta, 18 September 2013

Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor


Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan R.I.
Pengertian Dwelling Time :
Hasil Studi Literatur

Import Container Dwelling Time (World Bank, 2011)


adalah waktu yang dihitung mulai dari suatu
peti kemas (container) dibongkar dan diangkat
(unloading) dari kapal sampai peti kemas
tersebut meninggalkan terminal melalui pintu
utama.

Standar Internasional Import Container Dwell


Time adalah lama waktu peti kemas
(container) berada di pelabuhan sebelum
memulai pejalanan darat baik menggunakan
truk atau kereta api (Nicoll, 2007)

Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor


Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan R.I.
Perbandingan Dwelling Time di Dunia
Sumber : Asosiasi Logistik & Forwader Indonesia (ALFI), OkeZone.com
9

8
8

5
5

4 4
4

3 3
3

2
2
1.5

0
Dwelling Time
Singapore Hong Kong France Los Angeles USA
Australia Port Klang Malaysia Leam Chabang Thailand Tanjung Priok Indonesia

Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor


Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan R.I.
Permasalahan Dwelling Time :
Rangkuman Permasalahan Dwelling Time di Media Cetak Periode Juni – September 2013

1. Biaya Inap Kontainer di Indonesia yang masih tergolong murah


(Rp.2.200 Per Meter Kubik);
2. Lambannya penyampaian hardcopy Pemberitahuan Impor
Barang (PIB) oleh Importir;
3. Tempat pemeriksaan Fisik Terpadu yang belum Optimal;
4. Penumpukan arus masuk/ Keluar barang yang tidak didukung
oleh ketersediaan lahan;

Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor


Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan R.I.
Solusi Kementerian/Lembaga :
Kemenkeu

Bank
Kemendag
Indonesia

Kemen PU Kemenhub

Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor


Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan R.I.
Dukungan Pemerintah
1. Implementasi ICT Tools dalam pelayanan kepelabuhan dan
kepabeanan, termasuk Implementasi i-CaRe System pada
seluruh anggota Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP),
untuk selanjutnya juga bagi perusahaan-perusahaan non-APJP;
2. Rasionalisasi tarif pelayanan Kepelabuhan;
3. Optimalisasi fungsi Cikarang Dry Port (CDP);
4. Penerapan Denominasi Rupiah dalam transaksi pelayanan
kepelabuhan;
5. Mempercepat pelaksanaan program ekstensifikasi dan
intensifikasi pengembangan dan penerapan INSW termasuk
integrasi INSW dengan ASW;

Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor


Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan R.I.
Cont’d

6. Evaluasi keberadaan Tempat Penimbunan Sementara (TPS) di


Pelabuhan Tanjung Priok; termasuk penyediaan Tempat
Pemeriksaan Fisik (TPF) yang memadai;
7. Pelaksanaan Logistics Investment Campaign;
8. Pembangunan Pendulum Nusantara yang disesuaikan dengan
SISLOGNAS untuk meningkatkan efisiensi transportasi laut
termasuk kebijakan cabotage;
9. Pembentukan unit pengkaji penurunan biaya kepelabuhan.

Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor


Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan R.I.
Peran Kementerian Perdagangan
Optimalisasi Penggunaan INATRADE

Jumlah Pemilik Hak akses Layanan Inatrade


5,000

4,500 4,500
4,330
Dukungan Kementerian 4,000 Per Bulan
Perdagangan di dalam
September
memperlancar keluar masuk arus 3,500

barang di pelabuhan adalah 3,000 3,000


dengan mengoptimalkan
2,500
pengunaan layanan Inatrade di
dalam pengurusan dokumen 2,000 2,000
ekspor impor (dukungan pada
1,500 1,500
flow of document)
1,000

500

2010 2011 2012 2013 2014

Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor


Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan R.I.
TERIMA KASIH
www.kemendag.go.id

Anda mungkin juga menyukai