Grassi2
1. Hipokondrium dextra : hepar, vesika felea,
flexura coli dextra, glandula suprarenalis
dextra
2. Epigastric : gaster, pancreas, duodenum pars
superior, hepar
3. Hipokondrium sinistra : lien, cauda pancreas,
gaster, lobus hepatis sinistra, flexura coli
sinistra, glandula suprarenalis sinistra
4. Umbilikus : jejunum, ileum, duodenum, colon
transvesum, gaster
5. Lumbal dextra : ren dextra, ureter dextra,
glandula suprarenalis dextra, colon ascendens
6. Lumbal sinistra : colon descendens, ren
sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ureter
sinistra
7. Iliaca/inguinal dextra : caecum, appendix,
ovarium dextra
8. Hipogastrium : uterus VU, rectum
9. Iliaca/inguinal sinistra : colon sigmoid,
ovarium sinistra
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menilai FPA :
1. Gambaran udara di usus
2. Gambaran jaringan lunak (soft
tissue)
3. Gambaran organ intra abdomen :
Hepar
Lien
Renal
Urinary tract dan genitalia
Untuk melihat:
•Free air.
•Air fluid level.
Udara gaster
Lemak
para/perirenal Preperitoneal fat
line
Udara kolon
Udara usus
halus Psoas line
Ginjal
m. Psoas vertebra
Tulang pelvis
Kelebihan
~ lebih unggul dalam evaluasi klinis
~ memberikan gambaran yang lebih rinci dan dapat
membantu untuk menentukan intervensi operatif
~ memberikan gambaran intraabdomen dan
retroperitoneum
Kekurangan
~ sulit untuk pasien dengan hemodinamik yang tidak
stabil
~ lebih mahal
~ btuh waktu dan transport pasien
~ CT-SCAN lebih jelas jika menggunakan kontras baik
kontras oral , intravena atau keduanya, namun masih
kontrofersi terkait dengan penggunaan kontras oral ,
dikarenakan dapat terjadi aspirasi dan dapat
menyebabkan mual dan muntah, kontras intravena
lebih aman dan bebas dari alergi
Coronal CT abdomen
Banyak penemuan insidental yang dapat diamati saat pemeriksaan
Multi detector CT (MDCT) abdomen
jinak
meragukan
mengkhawatirkan
Kongenital Akuisita
Internal Eksternal
Komplikasi hipoplasia paru, volvulus lambung, kelainan rotasi organ, midgut volvulus,
hipoplasia ventrikel kiri disertai hernia sisi kiri atau efusi pleura akibat keterlibatan sisi
kanan dan hipertrofi ginjal bilateral.
Penemuan Ultrasound, Rontgen Thorax, dan CT
Dalam kasus personal penulis (15 pasien) pada saat periode pre-natal, ultrasound
memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi hernia diafragmatika kongenital
Pada periode neonatal dan infantil, rontgen thorax dapat memberi diagnosis
akurat
Gambaran radiologis klasik hemithorax kiri terisi oleh lengkung usus,
pergeseran mediastinum ke kanan, serta tidak adanya gas di dalam abdomen.
Hernia diafragmatika yang diperoleh dapat terjadi akibat traumatik atau
iatrogenik.
Organ retroperitoneal atau intra-abdomen serta jaringan dapat mengalami
prolaps kedalam kavitas thoraks akibat tekanan intrathoraks yang negatif
tergantung dari lokasi dan ukuran defek
CT dilaporkan memiliki sensitivitas sebesar 14–82%, dengan spesifisitas 87%.
CT spiral memiliki sensitivitas yang lebih tinggi, yaitu 71-100% disertai
sensitivitas yang lebih tinggi pada sisi kiri dibandingkan dengan sisi kanan.
Penemuan CT yang mengindikasikan adanya ruptur :
visualisasi direk dari cedera
visualisasi diagfragma segmental tidak terlihat
herniasi intratorakal dari viscera
“collar sign”
ekstravasasi kontras peridiafragmatika secara aktif.
Gambar 3
(a) bidang axial
(b) rekonstruksi sagittal
menunjukkan hernia
paradiafragmatika
campuran (panah
putih)
Manifestasi langka dari penyakit divertikular, ditandai dengan massa divertikular
besar berukuran ≥ 4cm, tersambung dengan lumen usus besar, biasanya terisi
oleh kotoran dan gas.
Mayoritas (>90%) muncul di kolon sigmoid, tetapi bisa muncul di bagian kolon lain
Terdapat beberapa teori terkait penjelasan perkembangan GCD tetapi penyebab
pasti masih belum diketahui.
Salah satu hipotesis mengatakan bahwa GCD dapat disebabkan oleh mekanisme
unidirectional ball-valve melalui sambungan dari leher divertikular kecil udara
terperangkap pembesaran dari divertikulum
Sementara hipotesis lain mengatakan bahwa GCD disebabkan oleh organisme
membentuk gas atau merupakan sebuah duplikasi kongenital dalam
perkembangan embiologi yang bersifat anomali.
Giant colon diverticulum, juga disebut
pseudodivertikula kolon raksasa, merupakan bentuk
presentasi yang tidak biasa dari divertikulosis kolon
dan ditandai oleh massa divertikular besar, biasanya
diisi dengan feses dan gas, yang terhubung dengan
lumen kolon.
GCD dapat dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan pola histopatologis:
Tipe 1: pseudodiverticula (22%)
Tipe 2: inflammatory diverticula (66%)
Tipe 3: true diverticula (12%)
CT dapat memperkirakan ukuran batu empedu ektopik sehingga dapat membantu pengambilan keputusan
strategi pengobatan
Tujuan utama terapi menghilangkan obstruksi usus dengan cara ekstraksi batu empedu penyebab
sumbatan
Gambar 8. Pencitraan
MDCT potongan axial
menunjukkan ileus batu
empedu (panah putih)
di ileus terminal
Benda asing dapat tertelan, dimasukkan melalui suatu kavitas di tubuh, atau masuk
kedalam tubuh melalui suatu cedera traumatik atau iatrogenik
Kebanyakan benda asing masuk akibat tertelan pada populasi anak-anak.
Hampir semua benda asing dapat diidentifikasi secara radiologis akan tetapi radiografi
tidak selalu dapat mendeteksi benda asing radiolusen secar aakurat, terutama tulang ikan.
Walaupun tulang ikan cukup bersifat radioopak pada pemeriksaan fadiografi, adanya
massa jaringan lunak berukuran besar serta cairan dapat menutupi kandungan kalsium
yang minimal pada tulang, terutama pada pasien obesitas.
Penggunaan barium swallow tidak direkomendasikan karena risiko aspirasi serta adanya
lapisan kontras pada benda asing dan mukosa esofagus dapat mengganggu visualisasi
endoskopik.
CT Scan lebih superior dibandingkan x-ray, dengan sensitivitas
90%-100% dan spesifisitas 93.7%-100%.
CT dapat memberikan visualisasi bentuk, ukuran, lokasi dan
kedalaman impaksi benda asing serta jaringan sekitarnya.
Penggunaan agen kontras IV sudah lama digunakan dalam
mendiagnosis komplikasi terkait masuknya benda asing kedalam
tubuh seperti abses, peritonitis, atau formasi fistula
Kebanyakan benda asing dapat melewati tubuh tanpa adanya
intervensi dan pengambilan endoskopik
Tindakan operasi dilakukan bila benda asing tersebut berukuran
panjang, tajam, atau memiliki ujung lancip.
Gambar 9.
Pencitraan MDCT (a)
potongan axial
menunjukkan
adanya benda asing
didalam usus halus
(panah putih), serta
terdeteksi juga di
gambaran USG
Abdomen (b)
G. Di Grezia, G. Gatta, R. Rella, et al. Abdominal hernias, giant colon diverticulum,
GIST, intestinal pneumatosis, colon ischemia, cold intussusception, gallstone
ileus, and foreign bodies: our experience and literature review of incidental
gastrointestinal MDCT findings. BioMed Research International 2017, Article ID
5716835, 9 pages, 2017. Available from: https://doi.org/10.1155/2017/5716835.
= multidetector ct
MDCT adalah bentuk teknologi dari ct untuk pencitraan diagnostik
Dalam MDCT, array 2 dimensi elemen detector menggantikan array
linier elemen detector yang digunakan dalam scanner CT
konvensional dan heliks
Array detector dua dimensi memungkinkan pemindai CT untuk
mendapatkan beberapa irisan atau bagian secara bersamaan dan
sangat meningkatkan kecepatan akuisisi gambat CT.
Rekonstruksi gambar MDCT lebih rumit dari CT tunggal
MDCT scanning is a rapid, painless diagnostic procedure that
combines the use of computers and x rays. MDCT scan allows the
radiologist to see the location, or abnormalities