Anda di halaman 1dari 7

Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Pencernaan : Pasien Yang Mengalami Kolesistitis

Apakah Itu
Kolesistitis ?
Penyebab :
• Infeksi Bakteri.
• Pemasangan jangka panjang IV
• Koleklitiasis (batu empedu)
• Obesitas
• Pembedahan (terjadi perubahan fungsi) Faktor Risiko
• Luka bakar. • Adanya riwayat kolesistitis akut sebelumnya
• Sirosis hepar • Wanita (beresiko lebih besar dibanding laki-laki)
• Jenis kelamin • Usia lebih dari 40 tahun
• Kegemukan (obesitas)
• Faktor keturunan
• Aktivitas fisik
• Kehamilan (resiko meningkat pada kehamilan)
• Hiperlipidemia
• Diet tinggi lemak dan rendah serat
• Pengosongan lambung yang memanjang
• Nutrisi intravena jangka lama
• Dimotilitas kandung empedu
• Obat-obat anti hiperlipidemia (Clofibrate)
• Penyakit lain
Patofisiologi
Pada kolesistitis kalkulosa, batu empedu yang terbentuk akut
supersaturasi kolestrol yang meningkatkan pada para pengguna pil
kontrasepsi, ekstrogen, dan klofibrat (obat penurunan kadar lemak
dalam darah) dan pemasangan IV yang lama akan menyumbat saluran
keluar empedu. Hal ini akan membuat getah empedu tidak bisa
dialirkan keluar dari kandung empedu.
Tanda dan gejala
• Nyeri kolik bilier
• Kesulitan bernapas
• Mual muntah
• Perut terasa penuh
(kembung)
• Ikterus
• Defisiensi vitamin A,D,E,K
• Peningkatan suhu tubuh
Peremeriksaan Diagnostik
• Laboratorium darah
• Radiografi, Rontgen foto polos abdomen menunjukkan batu empedu, jika batu empedu tersebut
mengandung cukup kalsium yang bersifat radioopak. Rontgen juga membantu dalam mengidentifikasi
kandung empedu poselen, pengapuran empedu, dan ileus batu empedu.
• Kolesistografi, Oral menunjukkan adanya batu empedu walaupun uji ini secara berkala digantikan oleh
ultrasonografi.
• Scan kandung empedu dengan asam iminodiasetik berlabel technetium menunjukkan obstruksi duktus
sistikus dan kolesistitis akut atau kronis jika kandung empedu tidak dapat dilihat
• Prosedur Diagnostik, Kolangiografi transhepatik perkutan, yakni pencitraan yang dilakukan dengan panduan
fluooroskopik, mendukung diagnosis ikterus obstruktif dan digunakan untuk melihat kalkuli di dalam duktus.
• USG ( Ultrasonography ), Pemeriksaan ini dianjurkan sebagai pemeriksaan awal. Hasil pemeriksaan yang
menunjukkan kemungkinan adanya kolesistitis antara lain adanya cairan di daerah perikolelistik dan terjadi
penebalan dinding kandung empedu hingga > 4mm.
• Pemeriksaan CT Scan (Computerized Tomography Scan) dan MRI (Magnetic resonance Imaging), Hasil
pemeriksaan yang dpat digunakan untuk memprediksi adanya kolesistitis, edema subserosa, gas intramural,
dan pengelupasan muksosa. ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography)
Penatalaksanaan
• Non-farmakologi
a. Istirahat
b. Diet rendah lemak
c. Hindari makanan bergas
d. Pengangkatan batu empedu tanpa
pembedahan Temuan Pemeriksaan Fisik
e. Pelarutan batu empedu a. Nyeri hebat
f. ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy) b. Pucat
• Farmakologi c. Diaforesis
a. Antibiotik d. Demam derajat rendah
b. Antiemetik
e. Kelelahan
c. Analgesik
d. Asam ursodeoksitkolat (undafalk) dan f. Ikterus (kronis)
kenodeoksikolat ( chenodiol, chenofalk). g. Urine berwarna gelap dan warna feses seperti
• Pembedahan tanah liat
a. Kolesitektomi . h. Takikardia
b. Minikolesistektomi i. Nyeri tekan pada kandung empedu yang
c. Koledokostomi meningkat saat inspirasi (tanda murphy)
j. Massa seperti sosis, yang teraba dan tidak nyeri
(kandung empedu dipenuhi kalkulus tanpa
obstruksi duktus)
k. Bising usus yang hipoaktif
Diagnosa
1. Nyeri akut b.d Kondisi Pembedahan
2. Pola Napas Tidak Efektif b.d Trauma Thoraks
3. Defisit Nutrisi b.d Kurangnya Asupan Makanan
4. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan
5. Defisit Pengetahuan b.d Penyakit Akut

Anda mungkin juga menyukai