Anda di halaman 1dari 13

ABORTUS

Kelompok 2
Dodi wahyudin
Ismi luthpiyah
Siti nurhidayah
APA ITU ABORSI ???

Abortus adalah berakhirnya kehamilan


dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan dengan
usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat
badan janin kurang dari 500 gram (Murray,
2002)
ETIOLOGI

 Obstruksi parsial tuba. Pada obstruksi ini masih


terdapat cukup tempat untuk lewatnya spemartozoa
tetapi tidak untuk ovum yang sudah dibuahi.
 Endometriosi
 Kelambatan perjalanan ovum kedalam uterus,
misalnya perkembangan
 Sistem mulleri yang unilateral bersama dengan
ovulasi dari ovarium sisi lain.
TANDA DAN GEJALA

 perdarahan yang banyak atau sedikit serta memanjang,


sampai terjadi keadaan anemis
 perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan
gawat.
 terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi.
 dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma).
 serviks masih membuka
MACAM-MACAM ABORTUS

abortus Imminens (abortus mengancam/threatened


abortion)
abortus Insipiens (disebut juga sebagai abortus sedang
berlangsung/ inevitable abortion)
abortus Inkomplit
abortus Komplit
missed Abortions
abortus Infeksius dan Abortus Septik
abortus Habitualis/Recurent Abortion
KOMPLIKASI

 Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi
darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
 Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi
peristiwa ini penderita perlu diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi,
Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadi perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya cedera.
 Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya didapatkan pada abortus
inkomplet yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe abortus).
 Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena peradangan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).   
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Diagnosa I : Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d perdarahan. Ditandai


dengan : Perdarahan pervaginam, hipotensi, nadi meningkat dan perabaan diperifer halus.
Gelisah atau kesadaran menurun.
 Diagnosa II : Intoleransi aktivitas b/d respon tubuh terhadap aktivitas
perdarahan, keletihan. Ditandai dengan : Perdarahan pervaginam ( + ), tampak lelah.
 Diagnosa III : Resti infeksi b/d adanya jalan masuk organisme ke dalam tubuh.
 Ditandai dengan : Hasil konsepsi keluar, terdapat flek – flek darah.
 Diagnosa IV : Kecemasan b/d masalah kesehatan : abortus.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa I            : Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d perdarahan.
Ditandai dengan : Perdarahan pervaginam, hipotensi, nadi meningkat dan
perabaan diperifer halus. Gelisah atau kesadaran menurun.
Tujuan                 : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam
diharapkan kebutuhan cairan terpenuhi.
Kriteria hasil        : Perdarahan ( - ), kadar Hb normal.
Intervensi :
1)      Kaji dan observasi penyebab kekurangan cairan : perdarahan.
2)      Monitor tanda – tanda kekurangan cairan : kesadaran, tekanan darah dan
nadi.
3)      Monitor tanda – tanda perdarahan.
4)      Ukur intake – output cairan.
5)      Pantau kadar Hb
6)      Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan, terapi dan pemeriksaan
Diagnosa II :kemajuan aktivitas sampai dengan mandiri, respon terhadap Intoleransi aktivitas b/d respon tubuh
terhadap aktivitas perdarahan, keletihan. Ditandai dengan : Perdarahan pervaginam ( + ), tampak lelah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, aktivitas maksimal dapat tercapai kembali.
Kriteria hasil : memperlihatkan aktivitas.
Intervensi :
1) Jelaskan batasan – batasan aktivitas klien sesuai kondisi.
2) Kaji respon klien terhadap aktivitas: perdarahan dan keletihan.
3) Tingkatkan aktivitas secara bertahap.
4) Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari – hari.
5) Ajarkan metode penghematan energi : luangkan waktu istirahat selama aktivitas, istirahat 3 menit setiap 5
menit melakukan aktivitas
LANJUTAN..............

  Diagnosa III         : Resti infeksi b/d adanya jalan masuk organisme ke dalam tubuh.
Ditandai dengan : Hasil konsepsi keluar, terdapat  flek – flek darah.
Tujuan                 : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil        : Luka kering dan membaik, tanda – tanda infeksi ( - ).
Intervensi :
1)      Kaji faktor resiko terhadap infeksi nasokomial.
2)      Kurangi organisme yang masuk ke dalam tubuh : cuci tangan, teknik aseptic dan antiseptic, personal
hygiene dan vulva hygiene.
3)      Kurangi kerentanan terhadap infeksi: motivasi dan pertahankan masukan kalori dan protein, minimalkan
lamanya tinggal di Rumah sakit.
4)      Pantau tanda – tanda infeksi : demam, bau, secret vagina.
5)      Ajarkan klien untuk meningkatkan kebersihan diri.
6)      Berikan penyuluhan untuk menghindari hubungan suami istri 40 hari post abortus.
7)      Kolaborasi dengan dokter untuk terapi pencegahan infeksi
Diagnosa IV : Kecemasan b/d masalah kesehatan : abortus.
Ditandai dengan : hasil konsepsi keluar, pasien tampak cemas, pasien menanyakan apakah dapat hamil lagi, menanyakan keadaannya
selanjutnya.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan kecemasan berkurang.
Kriteria hasil : Pasien menampilkan pola koping yang positif : tenang, komunikatif dan kooperatif.
Intervensi :
1) Kaji tingkat dan penyebab kecemasan.
2) Orientasikan pada lingkungan dengan penjelasan sederhana.
3) Bicara perlahan dan tenang menggunakan kalimat pendek dan sederhana.
4) Beri informasi yang cukup mengenai perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan dan direncanakan.
5) Beri dorongan untuk mengekspresikan perasaan.
6) Beri pendampingan, libatkan keluarga, jika perlu libatkan tim pendampingan orang sakit.
7) Ajarkan teknik relaksasi : bernapas lambat, meditasi, membaca, ngobrol.
8) Perlihatkan rasa empati : tenang, menyentuh, membiarkan menangis.
9) Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya : menjaga ketenangan lingkungan, batasi kontak dengan orang lain/keluarga yang
juga mengalami kecemasan.
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik


kesimpulan bahwa : Abortus adalah ancaman atau
hasil pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup di
luar kandungan (Nugroho, 2010)
ANY QUESTION??

TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai