Kelompok 2
Dodi wahyudin
Ismi luthpiyah
Siti nurhidayah
APA ITU ABORSI ???
Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi
darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi
peristiwa ini penderita perlu diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi,
Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadi perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan
luasnya cedera.
Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi biasanya didapatkan pada abortus
inkomplet yang berkaitan erat dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe abortus).
Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena peradangan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa III : Resti infeksi b/d adanya jalan masuk organisme ke dalam tubuh.
Ditandai dengan : Hasil konsepsi keluar, terdapat flek – flek darah.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil : Luka kering dan membaik, tanda – tanda infeksi ( - ).
Intervensi :
1) Kaji faktor resiko terhadap infeksi nasokomial.
2) Kurangi organisme yang masuk ke dalam tubuh : cuci tangan, teknik aseptic dan antiseptic, personal
hygiene dan vulva hygiene.
3) Kurangi kerentanan terhadap infeksi: motivasi dan pertahankan masukan kalori dan protein, minimalkan
lamanya tinggal di Rumah sakit.
4) Pantau tanda – tanda infeksi : demam, bau, secret vagina.
5) Ajarkan klien untuk meningkatkan kebersihan diri.
6) Berikan penyuluhan untuk menghindari hubungan suami istri 40 hari post abortus.
7) Kolaborasi dengan dokter untuk terapi pencegahan infeksi
Diagnosa IV : Kecemasan b/d masalah kesehatan : abortus.
Ditandai dengan : hasil konsepsi keluar, pasien tampak cemas, pasien menanyakan apakah dapat hamil lagi, menanyakan keadaannya
selanjutnya.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan kecemasan berkurang.
Kriteria hasil : Pasien menampilkan pola koping yang positif : tenang, komunikatif dan kooperatif.
Intervensi :
1) Kaji tingkat dan penyebab kecemasan.
2) Orientasikan pada lingkungan dengan penjelasan sederhana.
3) Bicara perlahan dan tenang menggunakan kalimat pendek dan sederhana.
4) Beri informasi yang cukup mengenai perawatan dan pengobatan yang akan dilakukan dan direncanakan.
5) Beri dorongan untuk mengekspresikan perasaan.
6) Beri pendampingan, libatkan keluarga, jika perlu libatkan tim pendampingan orang sakit.
7) Ajarkan teknik relaksasi : bernapas lambat, meditasi, membaca, ngobrol.
8) Perlihatkan rasa empati : tenang, menyentuh, membiarkan menangis.
9) Singkirkan stimulasi yang berlebihan misalnya : menjaga ketenangan lingkungan, batasi kontak dengan orang lain/keluarga yang
juga mengalami kecemasan.
KESIMPULAN
TERIMAKASIH