Gagal Hatix2
Gagal Hatix2
RPK :
• Herediter (-)
• Familial (-)
• Infeksi (-)
Riwayat Pribadi :
• Os adalah seorang suami dari 1 istri dan 3 anak. Bekerja sebagai
pedagang kelontong, Kesulitan ekonomi (-) , biaya ditanggung
Umum.
Anamnesis Sistem
Keadaan umum
Kelemahan umum (-)
Kulit
kulit badan tampak kuning (+), ruam (-), kelainan kuku (-), infeksi kulit (-)
Kepala
,vertigo (-), nyeri (-), sinus (-), trauma kapitis (-)
Mata
mata berwarna kuning (+),
Telinga
Tidak ada keluhan pendengaran, tinnitus (-), secret tidak ada kelainan,
nyeri (-)
Hidung
Pilek (-), obstruksi (-), epistaksis (-), bersin (-)
Mulut dan tenggorokan
tidak ada keluhan sukar atau nyeri menelan atau mengunyah, tonsilitis
(-), stomatitis (-), saliva tidak ada kelainan, suara serak (-) gusi berdarah
3 hari ini
Anamnesis Sistem (lanjutan)
Leher
pembesaran gondok (-), pembengkakan kelenjar getah bening (-)
Dada
Tidak pernah mengalami gejala asma, Batuk (-),dahak (-),sesak nafas
(-), hemoptisis (-)
Jantung
Tidak ada keluhan sesak, berdebar-debar, ataupun nyeri dada kiri,
ortopnu (-), hipertensi (-)
Vaskuler
Tidak ada keluhan ataupun riwayat penyakit vaskuler
Gastrointestinal
Tidak mual, tidak muntah, nyeri perut (+), kembung (+), riwayat
penurunan nafsu makan maupun penurunan berat badan (+),
Genitourinaria
benjolan (-), nokturia (-), disuria (-), polakisuria (-), poliuria (-), retensi
urin (-), anuria (-), hematuria (-)
Anamnesis Sistem (lanjutan)
Muskuloskeletal
Nyeri sendi (-), bengkak sendi (-), nyeri otot (-), kejang otot (-), kelemahan otot (-),
nyeri tulang (-), riwayat gout (-)
Payudara
perdarahan (-), discharge (-), benjolan (-)
Neurologik
Tidak ada penurunan kesadaran & kejang, gangguan saraf otak (-), paralysis (-),
anastesi (-), parestesi (-), ataksia (-), gangguan fungsi luhur(-)
Endokrin
Tidak ada keluhan pembesaran kelenjar gondok, gangguan pengaturan suhu,
maupun perubahan rambut, tremor (-), diabetes (-), akromegali (-)
Psikiatrik
Mood depresi (+)
Pemeriksaan Fisik
KU : sedang, CM, gizi cukup mood depresif
TB165 cm, BB 59kg, IMT 21.85 kg/m²
VS : TD120/80 mmHg, tidur, manset di lengan kanan, large adult
cuff
N 79x/menit, irama teratur, isi dan tekanan cukup
R 22x/menit, irama teratur, tipe pernapasan thorakoabdominal
T° 37.5°C, suhu aksila
Kepala : Insp. : konj. pucat (-), sklera ikterik (+)
Palp. : tidak ada nyeri tekan, tak teraba massa
Leher : Insp. : JVP tak meningkat
Palp. : lnn ttb
Thorax : ginekomasti (+)
Pulmo : Insp. : simetris, KG (-), retraksi (-)
Palp. : stem fremitus kanan = kiri
S: Nyeri perut(-)
S: Nyeri perut(+)
S: Nyeri perut(+) S: Nyeri perut(+) sebah(+)
O: KU mual(+) berkurang, mual(-) O: KU sedang,CM.VAS
sedang,CM.VAS 3
O: KU O: KU 1
TD 120/60 sedang,CM.VAS 3 sedang,CM.VAS 1 TD 150/80
N 80 x/m TD 120/60 TD 120/60 N 86 x/m
RR 23x/m N 80 x/m N 80 x/m RR 20x/m
t 36.8 RR 20x/m RR 20x/m t 36.
A: Gagal hati kronis t 36. t 36. A: Suspek KHS
eksarsebasi akut
A: Gagal hati kronis A: Gagal hati Gagal hati kronis
Sirosis hati child eksarsebasi akut kronis eksarsebasi eksarsebasi akut
pugh C ec Hepatitis akut
Sirosis hati child membaik
B kronis
pugh C ec Hepatitis Sirosis hati child Sirosis hati child pugh
P: Cek IgM anti B kronis pugh C ec C ec Hepatitis B
HAV.anti HCV dan Hepatitis B kronis
P: Ev.APTT PPT, Tbil kronis
USG ulang
Dbil P: USG Abdomen P: MSCT Scan
Abd+Kontras 3 fase
09/11/16 11/11/16 113/11/16
• Definisi :
penurunan fungsi hati akut pada pasien yang
sebelumnya menderita penyakit hati kronis, biasanya
terjadi karena adanya faktor pencetus dan dikaitkan
dengan meningkatnya angka kematian pada kurun
waktu 3 bulan disebabkan karena gagal organ multi
sitem (EASL,2012) atau terjadinya hepatitis akut yang
ditandai dengan ikterik dan koagulopati yang diperberat
oleh asites dan atau ensefalopati pada pasien yang
sebelumnya sudah menderita penyakit hati kronis terjadi
dalam kurun waktu 4 minggu (APSL,2009).
• Faktor pencetus :
reaktivasi hepatitis C, superinfeksi dengan hepatitis E,
infeksi hati lain (jamur, bakteri, parasit), alkohol,
intoksikasi obat, sepsis, perdarahan varises, hepatitis B
reaktivasi.
• Sekitar 16% pasien hepatitis B kronis yang
mendapat terapi lamivudin jangka lama
mengalami kenaikan konsentrasi ALT 8-24
minggu setelah lamivudin dihentikan.
• Umumnya reaktivasi infeksi HBV tidak
disertai ikterus dan sembuh sendiri,
sebagian kecil dapat terjadi gejala
hepatitis akut dan bahkan gagal hati
• Acute hepatic insults of infectious etiology included
reactivation of Hepatitis B virus (HBV) as the leading
cause of ACLF in the Asian region .
# Reactivation of HBV :
• could be either spontaneous or due to intensive
chemotherapy or immunosuppressive therapy ,
• immune restoration after highly active
antiretroviral therapy for HIV
• treatment-related
• reactivation of the occult HBV infection by
rituximab (anti-CD20)- based chemotherapy
Injeksi SNMC