Anda di halaman 1dari 10

KASUS PENCERNAAN KOLITIS

NAMA KELOMPOK : 1. Elvira Aulia


2. Ilham Fadilah
3. Titah Prasasti H.
4. Velia Rahmadhani
5. Widiya Dilla Sari
DEFINISI PENYAKIT KOLITIS
• Colitis Ulseratif adalah penyakit ulseratif dan inflamasi berulang
dari lapisan mukosa kolon dan rektum. (Brunner & Suddarth, 2002, hal
1106).

• Colitis Ulseratif adalah penyakit radang kolon nonspesifik yang


umumnya berlangsung lama disertai masa remisi dan eksaserbasi
yang berganti-ganti. (Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson, 2006, hal,
461)

• Kolitis Ulseratif adalah penyakit inflamasi primer dari membran


mukosa kolon (Monica Ester,2002,hal,56).

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Kolitis


Ulseratif adalah suatu penyakit inflamasi pada lapisan mukosa kolon
dan rektum yang menyebabkan luka atau lesi dan berlangsung lama.
ETIOLOGI

Beberapa faktor penyebab terjadinya Kolitis Ulseratif yaitu :

1. Faktor genetik tampaknya berperan dalam etiologi karena


terdapat hubungan familial yang jelas antara colitis ulseratif,
enteritis regional dan spondilitis ankilosa.
2. Lingkungan seperti pestisida, adiktif makanan, tembakau, dan
radiasi.
3. Imunologi. Penelitian menunjukkan abnormalitas dalam
imunitas seluler dan humoral pada orang dengan gangguan
ini.
4. Mikrobakterium, Alergi dan Diet.
PATOFISIOLOGI
Kolitis ulseratif merupakan penyakit primer yang didapatkan
pada kolon, yang merupakan perluasan dari rektum. Kelainan pada
rektum yang menyebar kebagian kolon yang lain dengan gambaran
mukosa yang normal tidak dijumpai. Kelainan ini akan behenti pada
daerah ileosekal, namun pada keadaan yang berat kelainan dapat
terjadi pada ileum terminalis dan appendiks.
Pada daerah ileosekal akan terjadi kerusakan sfingter dan terjadi
inkompetensi. Panjang kolon akan menjadi 2/3 normal, pemendekan ini
disebakan terjadinya kelainan muskuler terutama pada kolon distal dan
rektum. Terjadinya struktur tidak selalu didapatkan pada penyakit ini,
melainkan dapat terjadi hipertrofi lokal lapisan muskularis yang akan
berakibat stenosis yang reversible.
Pada stadium penyakit yang lebih lanjut, abses kriptus pecah
menembus dinding kriptus dan menyebar dalam lapisan submukosa,
menimbulkan terowongan dalam mukosa. Mukosa kemudian terlepas
menyisakan daerah yang tidak bermukosa (tukak). Tukak mula- mula
tersebar dan dangkal, tetapi pada stadium yang lebih lanjut, permukaan
mukosa yang hilang menjadi lebih luas sekali sehingga menyebabkan
banyak kehilangan jaringan, protein dan darah. (Harrison, 2000, hal 161).
MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang pertama kali diajukan yaitu keluarnya darah segar per
rektum terutama setelah defekasi dan atau adanya diare. Pada akhirnya terjadi
diare bercampur darah. Pada sebagian penderita dapat timbul secara akut dari
permulaan dengan disertai diare berdarah dan penderita terlihat sakit berat
untuk beberapa hari atau minggu.
Gejala-gejala akut ini timbul bilamana terjadi perdarahan dari kolon
yang difus. Tak jarang penyakit ini timbul sejak penderita sedang hamil dan
menyebabkan keadaan jadi berat. Bilamana penyakit ini hanya dibagian kolon
sigmoid (prokto sigmoiditis), maka terjadi perdarahan kronis sehingga timbul
anemi.
PENATALAKSANAAN

1. Terapi Obat – obatan


Terapi obat-obatan. Obat-obatan sedatif dan antidiare/antiperistaltik digunakan untuk
mengurangi peristaltik sampai minimum untuk mengistirahatkan usus yang
terinflamasi. Terapi ini dilanjutkan sampai frekuensi defekasi dan kosistensi feses
pasien mendekati normal. Sulfonamida seperti sulfasalazin (azulfidine) atau
sulfisoxazol (gantrisin) biasanya efektif untuk menangani inflamasi ringan dan sedang.
Antibiotik digunakan untuk infeksi sekunder, terutama untuk komplikasi purulen
seperti abses, perforasi, dan peritonitis. Azulfidin membantu dalam mencegah
kekambuhan.

2. Pembedahan
Pembedahan umunya digunakan untuk mengatasi kolitis ulseratif bila penatalaksaan
medikal gagal dan kondisi sulit diatasi, intervensi bedah biasanya diindikasi untuk
kolitis ulseratif. Pembedahan dapat diindikasikan pada kedua kondisi untuk
komplikasi seperti perforasi, hemoragi, obstruksi megakolon, abses, fistula, dan
kondisi sulit sembuh.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Gambaran Radiologi
a. Foto polos abdomen
b. Barium enema
c. Ultrasonografi ( USG )
d. CT-scan dan MRI

2. Pemeriksaan Endoskopi
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas pasien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, tanggal
pemeriksaan, diagnosa medis.
b. Identitas penanggung jawab
Meliputi : Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan
hubungan dengan klien.

2. Keluhan utama
Biasanya pada klien yang terkena kolitis ulseratif mengeluh
nyeri perut, diare, demam, anoreksia.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Perdarahan anus, diare dan sakit perut, peningkatan
suhu tubuh, mual, muntah, anoreksia, perasaan lemah,
dan penurunan nafsu makan.
b. Riwayat kesehatan dahulu
Untuk menentukan penyakit dasar kolitis ulseratif.
Pengkajian predisposisi seperti genetik, lingkungan,
infeksi, imunitas, makanan dan merokok perlu di
dokumentasikan. Anamnesis penyakit sistemik, seperti
DM, hipertensi, dan tuberculosis dipertimbangkan
sebagai sarana pengkajian proferatif.

Anda mungkin juga menyukai