Pokok Bahasan :
Hukum Adat di Indonesia;
Sitem Hukum Islam;
Hukum Adat di Indonesia
Tujuan strategis:
Hukum adat sebagai hukum asli bangsa merupakan
sumber serta bahan potensial untuk pembentukan
hukum positip Indonesia dan pembangunan tata hukum
Indonesia.
Sifat/Ciri Hukum Adat Indonesia
Aturan Peralihan Pasal II ini menjadi dasar hukum sah berlakunya hukum adat
yang selanjutnya dijabarkan dalam Dekrit Presiden 5 Juli 1959, UU No. 14
Tahun 1970 jo. UU No. 35 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kekuasaan
Kehakiman, khususnya pada pasal 23 dan pasal 27 UU No. 14 Tahun 1970.
kemudian diganti dengan UU No. 4 Tahun 2004 yang berlandaskan Pasal 18 A
UUD 1945 hasil Amandemen.
Perbedaan Sistem Hukum Barat Dengan Sistem Hukum
Adat
1. Hukum Barat mengenal hukun publik dan hukum privat sedangkan dalam huku
adat tidak mengenal hal tersebut;
2. Hukum Barat membedakan pelanggaran-pelanggaran hukum itu menjadi d
golongan yaitu pelanggaran yang bersifat pidana dan perdata, sedangkan dala
hukum adat tidak mengenal penggolongan pelanggaran seperti itu.
Beberapa contoh kongkrit perbedaan sistem hukum adat dan barat seperti adan
beberapa macam jual beli yaitu:
1. Jual sende: jual gadai, setelah ditebus menjadi milik penggadai (pemilik semula)
2. Jual lepas: jual tanpa ada ikatan apa-apa lagi
3. Jual tahunan: jual hanya untuk 1 tahun setelah itu kembali lagi pada pemi
semula.
Beberapa Bagian Hukum Adat Indonesia
Hukum Perorangan
Ada dua hal yang menyebabkan tanah itu memiliki kedudukan yang
sangat penting dalam hukum adat.
a. Karena sifatnya yakni merupakan satu-satunya benda kekayaan
yang meski mengalami keadaan yang bagaimanapun juga, masih
bersifat tetap dalam keadaannya, bahkan kadang-kadang malah
menjadi lebih menguntungkan.
b. Karena fakta Yaitu suatu kenyataan bahwa tanah itu:
1) merupakan tempat tinggal persekutuan;
2) memberikan penghidupan kepada persekutuan;
3) merupakan tempat tinggal kepada dayang-dayang pelindung
persekutuan kepada roh para leluhur persekutuan;
4) merupakan tempat di mana para warga persekutuan yang
Harus diperhatikan bahwa hak perseorangan atas tanah,
dibatasi oleh hak ulayat sebagai warga persekutuan tiap
individu mempunyai hak untuk:
a. mengumpulkan hasil-hasil hutan
b. memburu binatang liar
c. mengambil hasil dari pohon-pohon yang tumbuh liar
d. mengusahakan untuk diurus selanjutnya suatu kolam ikan
Pada dasarnya suatu adat delik itu merupakan suatu tindakan yang
melanggar perasaan keadilan dan kepatuhannya yang hidup dalam
masyarakat, sehingga menyebabkan terganggunya ketentraman serta
keseimbangan masyarakat yang bersangkutan, guna memulihkan
keadaan ini maka terjadilah reaksi-reaksi adat.
Pada dasarnya suatu adat delik itu merupakan suatu tindakan yang
melanggar perasaan keadilan dan kepatuhannya yang hidup dalam
masyarakat, sehingga menyebabkan terganggunya ketentraman serta
keseimbangan masyarakat yang bersangkutan, guna memulihkan
keadaan ini maka terjadilah reaksi-reaksi adat.
Menurut Drs. H. Saidus Syahar, S.H., hukum islam berarti teori hukum
islam yakni dalil-dalil ushulu alfiqhincl. dasar dan tujuan syari’at. Hukum
islam sebagai bagian syari’at itu tidak berwatak sekuler, artinya ia tidak
terlepas bahkan dikatakan merupakan kesatuan dengan agama Islam,
karenanya penggunaan ratio dalam menetapkan (menemukan) hukum
tidak selalu bebas, kebebasan akal ada batasnya.
Sumber
Hukum islam
Istidal
Istihsan
Istisab
Perkawinan dan Waris Islam
Pengertian Perkawinan menurut Hukum Islam menurut sebagian ulama
hanafiah “ nikah adalah akad yang memberikan faedah (mengakibatkan)
kepemilikan untuk bersenang-senang secara sadar bagi seorang pria dan
wanita.
Hakikat Perkawinan
Menurut UU No. 1/1974 pasal 1, hakikat perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri. Jadi hakikat perkawinan
bukan sekedar ikatan formal belaka, tetapi juga ikatan batin antara pasangan yang
sudah resmi sebagai suami dan isteri.
Asas Perkawinan
Menurut UU No. 1/1974 pasal 3 adalah asas monogami relatif, artinya boleh
sepanjang hukum dan agamanya mengizinkan. Asas tersebut sejalan dengan apa yang
dimaksud dengan KHI. Sedangkan KUHPerdata menganut asas monogami mutlak
karena ini berdasarkan kepada doktrin Kristen (Gereja).
Waris Dalam Islam
Menurut Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam,
Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan
harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang berhak menjadi
ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing (Pasal 171 huruf a).
Seseorang akan mewaris, yaitu menerima bagian warisan dari harta peninggalan
seseorang yang meninggal, dimungkinkan oleh salah satu dari sebab:
1. Hubungan darah dekat (nasab)
2. Hubungan Perkawinan.
3. Wala’ (perjanjian pertolongan memerdekakan perbudakan)
Sistem hukum kewarisan Islam adalah individual patrilinial dan mengandung tiga sifat
tersendiri yaitu memberikan bagian-bagian tertentu pada individu-individu tertentu,
sisanya diberikan pada ahli waris yang merupakan keluarga pada garis bapa. Dan
seandainya kepada mereka tidak dapat diberikan, maka akan diberikan pada ahli
Pembagian warisan menurut Islam
Pembagian warisan menurut Islam dalah sebagai berikut.
a) Anak laki-laki mendapat dua kali bagian anak perempuan.
b) Ayah atau ibu mendapat seperenam bagian
c) Kalau yang meninggal tidak mempunyai anak laki-laki, maka ibu
mendapat seperenam bagian.
d) Jika yang meninggal mempunyai saudara, maka ibu mendapat
seperenam bagian.
e) Jika yang meninggal tidak mempunyai saudara, maka ibu mendapat
seperdelapan bagian.
f) Jika istri yang meninggal, dan tidak meninggalkan anak, maka suami
mendapat seperdua bagian.
g) Jika istri yang meninggal, tetapi mempunyai anak, maka suami hanya
mendapat seperempat bagian.
Zakat, Wakaf, dan Ekonomi Syariah
Zakat
Kata “zakat” secara etimologis berasal dari kata “al-zaka”, artinya:
menumbuhkan dan berkembang, memberi keberkahan, dan menyucikan.
Sedangkan zakat menurut terminologi adalah sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan oleh Allah Swt.
Zakat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Zakat Nafs (jiwa) atau lazim disebut zakat fitri (fitrah)
Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan setiap Muslim sebelum
hari raya Idul Fitri. Jumlah yang dikeluarkan sebanyak 2,5 kilogram atau
3,5 liter makanan pokok masyarakat setempat.
2. Zakat Mal (harta).
zakat mal adalah zakat yang dikeluarkan untuk hasil-hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, hasil laut, ternak, harta temuan, emas dan
perak, dan hasil kerja (profesi), yang masing-masing memiliki
Adapun asas dan tujuan pengelolaan zakat ini adalah berasaskan iman dan
takwa, keterbukaan, dan kepastian hukum sesuai dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 (Pasal 4), yang bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai
dengan tuntutan agama;
2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial;
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat serta dapat
dipertanggungjawabkan (Pasal 5).