Anda di halaman 1dari 13

TUTORIAL BLOK 20

SKENARIO 1

“GIGIKU PATAH KARENA KECELAKAAN”

NAMA : MAGHFIRA S. A. DEVEGA


NIM : J2A016048

SGD 2
SKENARIO 1
Gigiku patah karena kecelakaan
Seorang pasien laki2 berusia 35thn datang ke rsgm dengan keluhan gigi depan
atas sakit paska kecelakaan kemarin. Nyeri terasa meningkat sehingga sulit tidur.
Sebelumnya pasien telah mengkonsumsi obat pereda nyeri namun sakit tidak
mereda dan sulit untuk tidur dan makan. Pasien ingin dilakukan perawatan agar
giginya tidak sakit dan dapat berfungsi seperti sebelumnya. Pasien ingin dirawat
endodontic dan croen agar tidak dicabut, pasien termasuk dalam kondisi
menengah kebawah.
Fraktur melibatkan enamel dentin dan pulpa
Pemeriksaan perkusi + , tes gigit +, c.e +, gingiva normal

Kata kunci : Gigi patah, vitalitas gigi, prognosis, rencana perawatan, mahkota
1. Apa saja klasifikasi dari fraktur?
2. Apa saja faktor predisposisi fraktur?
3. Jelaskan skor EPT!
4. Jelaskan patofisiologi pulpitis ireversibel e.c fraktur!
5. Bagaimana control of pain pada kasus scenario?
6. Hadist yang
1. Apa saja klasifikasi dari fraktur?
 Ellis dan Davey (1970) menyusun klasifikasi fraktur pada gigi anterior menurut banyaknya struktur
gigi yang terlibat, yaitu:
■ Kelas 1 : Fraktur mahkota sederhana yang hanya melibatkan jaringan email. Ini adalah fraktur
relatif tidak berbahaya melibatkan terluar permukaan gigi . Hal ini biasanya tidak menimbulkan rasa
sakit
■ Kelas 2 : Fraktur mahkota yang lebih luas yang telah melibatkan jaringan dentin tetapi belum
melibatkan pulpa. Fraktur ini menembus lapisan kedua gigi yang cenderung sensitif terhadap suhu
panas atau dingin.
■ Kelas 3 : Fraktur mahkota gigi yang melibatkan jaringan dentin dan menyebabkan terbukanya pulpa
■ Kelas 4 : Fraktur pada gigi yang menyebabkan gigi menjadi non vital dengan atau tanpa kehilangan
struktur mahkota.
■ Kelas 5 : Fraktur pada gigi yang menyebabkan kehilangan gigi atau avulsi.
■ Kelas 6 : Fraktur akar dengan atau tanpa kehilangan struktur mahkota.
■ Kelas 7 : Fraktur pada gigi yang menyebabkan perubahan posisi atau displacement gigi.
■ Kelas 8 : Kerusakan gigi akibat trauma atau benturan pada gigi sulung.
 Organisasi Kesehatan Dunia WHO (1978) memakai klasifikasi dengan nomor kode yang
sesuai dengan ICD (International Classification of Diseases), sebagai berikut:
■ 873.60: Fraktur email. Meliputi hanya email dan mencakup gumpilnya email, fraktur tidak
menyeluruh atau retak pada email.
■ 873.61: Fraktur mahkota yang melibatkan email dan dentin tanpa
■ terbukanya pulpa. Fraktur sederhana yang mengenai email dan dentin, pulpa tidak terbuka.
■ 873.62: Fraktur mahkota dengan terbukanya pulpa. Fraktur yang rumit yang mengenai email
dan dentin dengan disertai pulpa yang terbuka.
■ 873.63: Fraktur akar. Fraktur akar yang hanya mengenai sementum, dentin, dan pulpa. Juga
disebut fraktur akar horizontal.
■ 873.64: Fraktur mahkota-akar. Fraktur gigi yang mengenai email, dentin, dan sementum
akar. Bisa disertai atau tidak dengan terbukanya pulpa.
■ 873.66: Luksasi. Pergeseran gigi, mencangkup konkusi (concussion), subluksasi, luksasi
lateral, luksasi ekstruksi, dan luksasi intrusi.
■ 873.67: Intrusi atau ekstrusi.
■ 873.68: Avulsi. Pergeseran gigi secara menyeluruh dan keluar dari soketnya.
■ 873.69: Injuri lain, seperti laserasi jaringan lunak.
 Klasifikasi di bawah ini di modifikasi oleh Andreasen (1981) menurut contoh berikut :
■ 873.64: Fraktur mahkota-akar yang tidak rumit tanpa terbukanya pulpa.
■ 873.64: Fraktur mahkota-akar yang rumit dengan terbukanya pulpa. (Fraktur mahkota-
akar komplit atau tidak komplit)
■ 873.66: Konkusi (concussion), injuri pada struktur pendukung gigi yang bereaksi
terhadap perkusi.
■ 873.66: Subluksasi, suatu injuri pada struktur pendukung gigi dengan kegoyahan
abnormal tetapi tanpa pemindahan gigi.
■ 873.66: Luksasi lateral, pemindahan gigi pada arah lain daripada ke aksial, diikuti oleh
fraktur soket alveolar.
■ 873.66 : Konkusi, subluksasi, lateral luksasi
2. Apa saja faktor predisposisi fraktur?
■ faktor predisposisi terjadinya trauma gigi anterior yaitu posisi dan keadaan gigi tertentu
misalnya kelainan dentofasial seperti maloklusi kelas I tipe 2, kelas II divisi 1 atau yang
mengalami overjet lebih dari 3 mm,
■ keadaan yang memperlemah gigi seperti hipoplasia email,
■ kelompok anak penderita cerebral palsy
■ anak dengan kebiasaan mengisap ibu jari yang menyebabkan gigi anterior protrusif

PENATALAKSANAAN TRAUMA GIGI PADA ANAK Oleh:


Eriska Riyanti, drg., Sp. KGA. Bagian Kedokteran
Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Padjadjaran
3. Jelaskan skor EPT!
■ Tes elektris, merupakan tes yang dilakukan untuk mengetes vitalitas gigi dengan listrik,
untuk stimulasi saraf ke tubuh. Alatnya menggunakan Electronic pulp tester (EPT). Tes
elektris ini dilakukan dengan cara gigi yang sudah dibersihkan dan dikeringkan disentuh
dengan menggunakan alat EPT pada bagian bukal atau labial, tetapi tidak boleh
mengenai jaringan lunak. Sebelum alat ditempelkan, gigi yang sudah dibersihkan diberi
konduktor berupa pasta gigi. Tes ini dilakukan sebanyak tiga kali supaya memperoleh
hasil yang valid. Tes ini tidak boleh dilakukan pada orang yang menderita gagal jantung
dan orang yang menggunakan alat pemacu jantung. Gigi dikatakan vital apabila terasa
kesemutan, geli, atau hangat dan gigi dikatakan non vital jika sebaliknya. Tes elektris
tidak dapat dilakukan pada gigi restorasi, karena stimulasi listrik tidak dapat melewati
akrilik, keramik, atau logam. Tes elektris ini terkadang juga tidak akurat karena
beberapa faktor antara lain, kesalahan isolasi, kontak dengan jaringan lunak atau
restorasi., akar gigi yang belum immature, gigi yang trauma dan baterai habis
(Grossman, dkk, 1995).
4. Jelaskan patofisiologi pulpitis ireversibel
e.c fraktur!
■ Pulpitis irreversibel merupakan perkembangan dari pulpitis reversibel. Kerusakan pulpa yang parah
akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, terganggunya aliran darah pada pulpa
akibat trauma, dan pergerakan gigi dalam perawatan ortodonsi dapat menyebabkan pulpitis
irreversibel. Pulpitis irreversibel merupakan inflamasi parah yang tidak akan dapat pulih walaupun
penyebabnya dihilangkan. Nyeri pulpitis irreversibel dapat berupa nyeri tajam, tumpul, lokal, atau difus
dan berlangsung hanya beberapa menit atau berjam-jam. Aplikasi stimulus eksternal seperti termal
dapat mengakibatkan nyeri berkepanjangan. Jika inflamasi hanya terbatas pada jaringan pulpa dan
tidak menjalar ke periapikal, respon gigi terhadap tes palpasi dan perkusi berada dalam batas normal.
■ Secara klinis, pulpitis irreversibel dapat bersifat simtomatik dan asimtomatik. Pulpitis irreversibel
simtomatik merupakan salah satu jenis pulpitis irreversibel yang ditandai dengan rasa nyeri spontan.
Spontan berarti bahwa stimulus tidak jelas. Nyeri spontan terus menerus dapat dipengaruhi dari
perubahan posisi tubuh. Pulpitis irreversibel simtomatik yang tidak diobati dapat bertahan atau mereda
jika sirkulasi dibuat untuk eksudat inflamasi. Sedangkan pulpitis irreversibel asimtomatik merupakan
tipe lain dari pulpitis irreversible dimana eksudat inflamasi yang dengan cepat dihilangkan. Pulpitis
irreversibel asimtomatik yang berkembang biasanya disebabkan oleh paparan karies yang besar atau
oleh trauma sebelumnya yang mengakibatkan rasa sakit dalam durasi yang lama.
5. Bagaimana control of pain pada kasus scenario?

■ Penatalaksanaan Pulpitis Ireversibel Akut Gigi dengan


diagnosis pulpitis ireversibel akut sangat responsif terhadap
rangsang dingin, rasa sakit berlangsung bermenit-menit
sampai berjam-jam, kadangkadang rasa sakit timbul spontan,
mengganggu tidur atau timbul bila membungkuk. Perawatan
darurat yang lebih baik dilakukan adalah pulpektomi daripada
terapi paliatif untuk meringankan rasa sakit. Tehnik
pulpektomi.

KEDARURATAN ENDODONSIA Dwi Kartika Apriyono Bagian


Ilmu Konservasi Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember
HADIST

■ Allah ta’ala berfirman,

“Sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan serta
kekurangan harta benda, jiwa, dan buah-buahan. Maka berikanlah kabar gembira
bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah
mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami ini berasal dari Allah, dan kami juga
akan kembali kepada-Nya.’ Mereka itulah orang-orang yang akan mendapatkan
ucapan sholawat (pujian) dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang
memperoleh hidayah.” (QS Al Baqoroh: 155-157)
Allâh Ta’ala berfirman:

Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan (Qs al-Anbiyâ’/21:35)

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

“(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan
kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa
yang berputus asa”

Anda mungkin juga menyukai