Anda di halaman 1dari 35

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KORUPSI

• Faktor Politik
• Faktor Hukum
• Faktor Ekonomi dan Birokrasi
• Faktor Transnasional
FAKTOR POLITIK

1. Adanya Money Politic merupakan tingkah laku negatif karena


uang digunakan untuk membeli suara atau menyogok para
pemilih atau anggota-anggota partai politik supaya
memenangkan si pemberi uang.

2. Praktik politik uang pada saat ini masih sering kali terjadi hal
ini disebabkan karena belum adanya undang-undang yang
mengatur secara tegas dalam pelaksanaan kampanye.
3. Pada dasarnya ketika terjadi adanya indikasi politik uang,
pihak penegak hukum tampaknya ragu-ragu untuk mengambil
keputusan. Hal tersebut menandakan bahwa hukum yang
berlaku di Indonesia masih lemah.
4. Korupsi yang berkaitan dengan politik sering disebut dengan
korupsi politik. Dalam pandangan De Asis (2000), korupsi
politik misalnya money politik dalam pemilihan anggota
legislatif dan pejabat eksekutif, dan illegal untuk pembiayaan
kampanye, penyelesaian konflik permanen melalui cara-cara
illegal dan teknik lobi yang menyimpang.
FAKTOR HUKUM

1. Faktor hukum menjadi penyebab korupsi, dikarenakan banyak


produk hukum yang tidak jelas aturannya, pasal-pasalnya
multitafsir, dan ada kecenderungan aturan hukum dibuat untuk
menguntungkan pihak-pihak tertentu meskipun orang awam
tidak bias merlihatnya.
2. Selain itu, sanksi yang tidak ekuivalen dengan perbuatan yang
dilarang, sehingga tidak tepat sasaran dan dirasa terlalu ringan
atau terlalu berat.
Susila (dalam Hamzah, 2004), tindakan korupsi itu mudah timbul
karena ada kelemahan dalam perundang-undangan yang mencakupi :

1). Adanya peraturan perundang-undangan yang bermuatan kepentingan


pihak-pihak tertentu.

2). Kualitas peraturan perundang-undangan kurang memadai.

3). Peraturan kurang disosialisasikan

4). Sanksi terlalu ringan

5). Penerapan sanksi yang tidak konsisten dan pandang bulu.

6). Lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan perundang-undangan.


3. Lemahnya penegakan hukum, rendahnya mental aparatur,
rendahnya kesadaran masyarakat, serta kurangnya political
will pemerintah, menurut Saleh (2006) juga menjadi pemicu
terjadinya korupsi.
4. Dalam aspek hukum, pnelitian Ezung (2012) juga
memberikan kesimpulan yang tidak jah berbeda, bahwa
terjadinya korupsi disebabkan oleh lemahnya penegakan
hukum.
FAKTOR EKONOMI

1. Faktor ekonomi berkaitan erat dengan factor birokrasi yang diterapkan di


Indoensia. Dimana dalam suasana demikian kebijakan ekonomi pemerintah
diimplementasikan, dikembangkan dan dimonitor dengan cara yang tidak
partisipatif, tidak transparan dan tidak akuntabel.

2. Dalam realitanya juga menunjukan bhwa korupsi tidak hanya dilakukan


oleh orang yang ekonominya pas-pasan untuk bertahan hidup, tetapi saat
ini korupsi juga dilakukan oleh orang-orang kaya dan berpendidikan tinggi.
3. Rendahnya pendapatan dan gaji teidak serta merta mendorong
orang untuk melakukan korupsi. Banyaknya pemimpin nasional dan
daerah, serta para anggota legislatif di tingkat nasional dan di level
daerah yang dipidana, karena telah terbukti secara sah melakukan
tindak pidana korupsi. Mereka korupsi tidak karena kekurangan atau
untuk mmenuhi kebutuhan yang kurang. Mereka melakukan korupsi
karena mental buruk, tidak bermoral sehingga berjiwa serakah untuk
mengambil harta Negara guna menambah pundi-pundi kekayaan.
FAKTOR TRANSNASIONAL

1.Faktor transnasional amat terkait dengan perkembangan


hubungan ekonomi lintas Negara yanga tidak jarang
menambah lahan sumber bagi tumbuhnya korupsi
dikalangan birokrasi pemerintahan.

2. Korupsi mudah terjadi, karena perusahaan-perusahaan asing


(transnasional) dapat beroperasi di suatu Negara tanpa harus
masuk ke lini birokrasi pusat. Mereka bias masuk ke lini birokrasi
pemerintah daerah dengan cara memberi uang pelican
agar dapat berinvestasi di daerah.
3. Korupsi berlangsung bagai simbiosis mutualisme, di mana
pengusaha asing memiliki uang yang dapat digunakan untuk
menyogok pejabat agar memperoleh izin untuk melakukan
usaha di daerah, sedangkan elit daerah mempunyai otoritas
untuk memutuskan.

4. Dalam sebuah organisasi, korupsi biasa terjadi, akan memberi


andil terjadinya korupsi, karena membuka peluang atau
kesempatan untuk berlangsungnya korupsi (Tunggal, 2000).
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi dari sudut
pandang organisasi, yaitu:
a. Kurangnya ketauladanan dari pemimpin
b. Tidak adanya kultur organisasi yang benar
c.Sistem akuntabilitas di instansi pemerintah kurang memadai
d. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam
organisasinya
MENGUTIP PANDANGAN MAURO, MASHAL
(2011) MENYEBUTKAN ENAM HAL YANG
MENYEBABKAN KORUPSI BIAS
BERLANGSUNG.

• Motivasi untuk mencari penghasilan

• Aanya kesempatan untuk terlibat dalam korupsi.

• Sistem legislatif dan peradilan yang lemah

• Penduduk sedikit dengan jumlah sumber daya alam yang melimpah

• Hukum dan prinsip-prinsip etika yang lemah

• Instabilitas politik dan lemahnya kemauan politik.


Jika ada pihak-pihak tertentu yang menonjolkan
kemiskinaan sebagai penyebab korupsi, meskipun
sesungguhnya hal ini tidak benar, ada pula orang
yang menyatakan bahwa korupsi merupakan bagian
dari kebudayaan.
Di Negara berkembang, muncul pandangan bahwa korupsi
merupakan bagian dari kebudayaan. Rakyat mau membayar
uang semir (pelican) yang jumlahnya tidak besar dan
dilakukannya dengan senang hati. Misalnya untuk
mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM), Kartu Tanda
Penduduk (KTP) dan lainnya.
Mencari akar penyebab terjadinya korupsi dapat ditelusuri
denganvmemahami sejumlah teori yang terkait dengannya.

a. Teori Means-ends scheme yang diperkenalkan oleh Robert Merton.

Korupsi merupakan suatu perilaku manusia yang diakibatkan oleh


tekanaan social, sehingga menyebabkan pelanggaran norma.

b. Teori Partikularisme

Korupsi merupakan ekspresi dan partikularisme. Sikap partikularisme


merupakan suatu perasaan kewajiban untuk membantu dan membagi-bagi
sumber kepada pribadi-pribadi yang dekat dengan seseroang.
c. Teori Banefeld
Dengan lahirnya Kalvinisme (suatu aliran
prostestantisme), nilai-nilai komunitarian tersebut menghilang
dan diganti oleh sifat mementingkan diri sendiri, sehingga
kondusif bagi akumulasi Kapital. Teori ini menekankan pada
konsep amoral familism, yaitu bdaya yang kurang
mengandung nilai-nilai komunitarian, tetapi sangat
memperkuat hubungan keluarga.
Syed Hussein Alatas, mengungkapkan factor-faktor penyebab korupsi
yaitu:

a. ketiadaaan atau kelemahan kepemimpinaan

b. kelemahan pengajaran agama-agama dan etika

c. kolonialisme

d. kurangnya pendidikan

e. kemiskinaan

f. tiadanya tindakan hukum yang keras

g. kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku antikorupsi

h. struktur pemerintahan,dan

i. perubahan radikal
Menurut Amir Santoso, Terdapat lima pandangan yang
dapat menjelaskan mengapa korupsi di Indonesia sukar
diberantas.

a. Kurang adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari


pemerintah, para tokoh pemerintahan dan DPR untuk
memberantas korupsi.

b. Praktik korupsi di Indonesia terjadi secara sistematik melalui


pemanfaatan kelemahaan dalam system administrasi Negara
beserta aturan-aturannya.

c. Masalah Budaya.
d. Akibat dari tidak mencukupinya gaji pegawai negeri yang
berlangsung lama. Dalam rangka memenuhi kebutuhan denga
gaji yang pas-pasan, PNS terpaksa menyalahgunakan
wewenang.

e. Sejak reformasi bergulir tahun 1998, korupsi bukannya


berkurang tetapi makin meningkat dari segi jumlah pelaku dan
jumlah uang yang di korupsi.
DAMPAK KORUPSI

korupsi memiliki dampak negatif. Sebuah studi


korupsi di Maroko menyimpulkan bahwa korupsi
tidak banyak membantu efesiensi pengusaha dan
pembentukan modal. Dalam sistem ini korupsi
hanya menguntungkan satu fungsi, yaitu
kelangsungan rezim (Kligaard, 2005: 49).
RISET KORUPSI DI PHILIPINA

menemukan bahwa korupsi menimbulkan


penganakemasaan produsen yang tidak efisien,
distribusi sumber-sumber alam negara yang langka
secara tidak adil dan tidak merata, dan kebocoran
pendapatan pemerintah dari kas negara ketangan
perorangan (Klitgaard,2005:50)
DAMPAK DARI KORUPSI

1. Investasi menjadi rendah, termasuk investasi dari


luar negeri.
2. Mengurangi pertumbuhan ekonomi.
3. Mengubah komposisi belanja pemerintah dati
aktivitas kurang produktif.
4. Ketidaksamaan dan kemiskinan semakin besar.
5. Mengurangi efisiensi bantuan.
6. Menyebabkan negara mengalami krisis.
DALAM KAITANNYA EKONOMI

korupsi menggangu kinerja ekonomi, misalnya


dengan berkurangnya investasi swasta,
mengurangi infrastruktur publik, mengurangi
penerimaan pajak, sistem finensial tidak efektif,
bahkan dapat menrusak formasi modal manusia.

artinya korupsi menghambat pertumbuhan


ekonomi.
MENURUT SUSILO

korupsi di Indonesia merupakan persoalan


nyata yang menggerogoti semua sendi kehidupan
bangsa. Rusaknya lingkungan hidup, berkurangnya
taman kota, mutu pendidikan yang dipertanyakan,
infrastruktur yang tidak terawat, dan banyaknya
penganguraan merupakan segelintir saja dari
begitu banyak korupsi.
BAYLE SEBAGAIMANA DIKUTIP
NUGROHO D DAN HANURITS S.
1. Tindakan korupsi mencerminkan kegagalan
mencapai tujuan yang ditetapkan pemerintah.
2. Korupsi akan menular kesektor swasta dalam
bentuk upaya mengejar laba dengan cepat
dalam situasi yang sulit diramalkan.
3. Korupsi mencerminkan kenaikan harga
administratif.
LANJUTAN..............

4. Jika korupsi merupakan bentuk pembayaran yang


tidak sah, tentu hal ini akan mengurangi jumlah
dana yang disediakan publik.
5. Korupsi merusak mental aparat pemerintah dan
melunturkan keberanian yang diperlukan untuk
mematuhi standar etika yang tinggi.
6. Korupsi dala pemerintahan menurunkan rasa
hormat kepada kekuasaan dan akhirnya
menurunkan legitimasi pemerintah.
LANJUTAN..................

7. Jika elit poitik dan pejabat tiggi pemerintah secara


luas dianggap korup, maka publik akan
menyimpulkan tidak ada alasan bagi publik yang
korup adalah korup juga,
8. Seorang pejabat atau politisi yang korup adalah
pribadi yang memikirkan diri sendiri, tidak mau
berkorban untuk demi kemakmuran dimada yang
akan datang.
9. Korupsi menimbulkan kerugian yang sangat besar
dari sisi produktivitas karena waktu dan energihabis
untuk menjali hubungan guna menghindari atau
mengalahkan sistem dari pada
LANJUTAN

untuk meningkatkan kepercayaan dan


memberikan alasan yang objektif mengenai
pemerintahan layanan yang diperlukan.
10. Krupsi akan menimbulkan perkara yang harus
dibawa kepengadilan dan tuduhan-tuduhan palsu
yang digunakan oleh pejabat yang jujur untuk
tujuan pemerasaan.
11. Bentuk korupsi yang palig menonjol diberbagai
negara yaitu uang pelicin atau uang rokok
menyebabkan keputusan ditimbang berdasarkan
uang bukan berdasarkan kebutuhan manusia.
PERSPETIF EKONOMI POLITIK

korupsi merupakan kejahatan yang secara


langsung menggerogoti sendi-sendi bangunan
ekonomi dan politik suatu bangsa.

virus korupsi yang menyerang suatu negara


atau pemerintah membuat daya tahan dan daya
hidup suaatu negara menjad lemah.
RUSAKNYA DEMOKRASI DAN RULE OF
LAW
Herman mencatat bahwa sejak
penyelengaraan pemilu 1999, politik uang telah
merambah dan memainkan perananya dalam
merusak fomat politik pasca reformasi.

Tanpa kejelasan dana dan elit politik yang


berlaga dalam pemilu, realitas politik dan
demokrasi semakinmemburuk.
MENURUT HERMAN DAMPAK KORUPSI
ADA 7.
1. Kondisi negara dalam berbagai bentuk korupsi, suap,
dan pemerasan merupakan dampak dari
penyelewengan, yang merupakan bagian dari
warisan orde baru.
2. Sistem politik yang terbuka, yang ditujuksan dengan
meningkatnya peran partai politik, pemilu,
pemilukada, dan paelemen dengsan berbagai
kelemahan dan celahnya malah dimanfaatkan oleh
oligarki dan elit oilitik.
3. Pada musim pemilihan, elit politik dan partai politik
berperan menjadipenggelontor dana , baik
berbentuk uang maupun barang kepada
masyarakat calon pemilih.
LANJUTAN.............

4. Sebagai bagian dari masyarakat politik,


banyaknya dugaan korupsi atas elit dan partai
politik dapat merusak pembentukan dan
pertumbuhan karakter dalam kaderisasi politik.
5. Posisi elit politik dan elit negara berperan terhadap
masyarakat sabagai figur yang diikuri.
6. Sikap dan perilaku pesimis dari masyarakat justru
mendukung elit politik untuk korupsi.
7. Merosotnya moral dan nilai-nilai budaya yang
luhur beriringan dengan meluasnya korupsi yang
berimplikasi juda pada perilaku koruptif
masyarakat.
POTENSI KERUGIAN NEGARA KARENA
KHASUS KORUPSI
No Kasus Korupsi Nilai (triliunan rupiah)
1. Pajak 50,0
2. Minyak dan gas 40,1
3. Kehutanan 2,3
4. Perbankan 1,8
5. Keuangan daerah 1,3
6. Infrastruktur 597,5
7. Pendidikan 204,2
8. Kesehatan 113,4
PERINGKAT KORUPSI DI ASIA PASIFIK 2010
NO Negara Nilai
1. Singapura 1,42
2. Australia 2,28
3. Hongkong 2,67
4. Amerika serikat 3,42
5. Jepang 3,49
6. makau 4,96
7. Kerea selatan 5,98
8. taiwan 6,28
9. malaysia 6,47
10. China 6,52
11. india 7,18
12. thailand 7,60
13. Filiphina 8,06
14. Vietnam 8,07
15. Kamboja 9,10
16. Indonesia 9,27

Anda mungkin juga menyukai