Anda di halaman 1dari 46

KELOMPOK 5

1. ANDIKA ADESTIRA
2. BRILLIANTI LARAS
3. IKA SILVIA
4. NOPIYANTI LESTARI
5. SHEILA ASTRIANA PUTRI
6. Tengku reza palepi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
KLIEN TN.N DENGAN DX TYPHOID
DI RUANG MAWAR RS. TUGU IBU
DEPOK
KONSEP DASAR PENYAKIT

PENGERTIAN
• Typhoid merupakan penyakit infeksi akut
pada usus halus dengan gejala demam
satu minggu atau lebih disertai gangguan
pada saluran pencernaan dengan atau
tanpa gangguan kesadaran (asmadi ,
2008).
ETIOLOGI
• Penyebab penyakit ini adalah bakteri Salmonella
typhi. Infeksi umumnya diperoleh dari makanan atau
air yang terkontaminasi bakteri dari tinja yang
terinfeksi.

Salmonella typhosa mempunyai 3 macam antigen, yaitu :


• Antigen O = Ohne Hauch = antigen somatic (tidak menyebar).
• Antigen H = Hauch (menyebar), terdapat pada flgela dan bersifat termolabil.
• Antigen V1 = Kapsul = merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan
melindungi antigen O terhadap fagositosis
MANIFESTASI KLINIK
• demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan
daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari,
yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
makanan, sedangkan jika melalui minuman
yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi
mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan
tidak enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala,
pusing dan tidak bersemangat, kemudian
menyusul gejala klinis yang biasanya
ditemukan, yaitu demam, gangguan saluran
pencernaan dsb.
PENATALAKSANAAN
• Isolasi pasien, desinfeksi pakaian dan ekskreta.
• Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah,
anoreksia.
• Istirahat selama demam sampai dengan dua minggu setelah suhu normal kembali (istirahat
total), kemudian boleh duduk, jika tidak panas lagi boleh berdiri kemudian berjalan di ruangan.
• Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahkan makanan
tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas. Susu
dua gelas sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair, melalui sonde
lambung. Jika kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan lunak.
• Obat pilihan adalah kloramfenikol, kecuali pasien tidak cocok diberikan obat lainnya seperti
kotrimoksazol. Pemberian kloramfenikol dengan dosis tinggi, yaitu 100 mg/kg berat badan/hari
(makanan 2 gram per hari), diberikan empat kali sehari per oral atau intravena. Pemberian
kloramfenikol dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat waktu perawatan dan mencegah
relaps. Efek negatifnya adalah mungkin pembentukan zat anti kurang karena basil terlalu
cepat dimusnahkan.
• Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. Bila terjadi dehidrasi dan
asidosis diberikan cairan secara intravena.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

– PENGKAJIAN
• Identitas, seperti nama, ttl, alamat, no RM, dsb.
• Keluhan utama berupa perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang
bersemangat, serta nafsu makan kurang (terutama selama masa inkubasi).
• Suhu tubuh. Pada kasus yang khas, demam berlangsung selama tiga minggu, bersifat febris
remiten, dan suhunya tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama suhu tubuh berangsur-
angsur naik setiap harinya, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore
dan malam hari. Dalam minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada
minggu ketiga, suhu berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
• Kesadaran. Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak beberapa dalam, yaitu
apatis sampai somnolen. Jarang terjadi spoor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya
berat dan terlambat mendapat pengobatan). Di samping gejala-gejala tersebut mungkin
terdapat gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan reseola, yaitu
bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
minggu pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardia dan epistaksis pada
anak besar.
• Pemeriksaan fisik
Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering dan pecah-pecah
(ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (Cated tongue), sementara ujung dan
tepinya berwarna kemerahan, dan jarang disertai tremor.
Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung (Meteorismus). Bisa terjadi
konstipasi, atau mungkin diare atau normal.
Hati dan limpa membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.
• Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis
relative, dan aneosiniofilia pada permulaan sakit.
Darah untuk kultur (biakan, empedu) dan widal.
Bukan empedu basil Salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah
pasien pada minggu pertama sakit. Selanjutnya, lebih sering ditemukan
dalam urin dan feces.
• Pemeriksaan widal
Untuk membuat diagnosis, pemeriksaan yang diperlukan ialah liter zat anti
terhadap antigen O. Titer yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan
kenaikan yang progresif.
DIAGNOSA
– Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adanya nafsu
makan, mual, dan kembung.
– Risiko kurang volume cairan berhubungan
dengan kurang intake cairan dan peningkatan
suhu tubuh.
– Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
– Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis
– Kurang pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan kognitif (Suriadi, 2006)
RENCANA KEPERAWATAN
• DX 1Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan tidak adanya nafsu makan, mual, dan
kembung.
• Tujuan : Menunjukkan tanda-tanda
kebutuhan nutrisi terpenuhi.
• Kriteria Hasil :
• Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
• Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
• Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
• Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
• Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Intervensi
• Menilai status nutrisi.
• Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat
ditoleransi.
• Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi
untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.
• Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan
makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering.
• Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama dan dengan skala yang sama.
• Mempertahankan kebersihan mulut.
• Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat
untuk penyembuhan penyakit.
• DX2 Risiko kurang volume cairan berhubungan dengan
kurang intake cairan dan peningkatan suhu tubuh.
• Tujuan : Menunjukkan tanda-tanda
terpenuhi kebutuhan cairanya.
• Kriteria Hasil :
• Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB,
BJ urine normal, HT normal
• Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
• Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang
berlebihan
Intervensi :
• Mengobservasi tanda-tanda vital (suhu tubuh) paling sedikit 4 jam.
• Monitor tanda-tanda meningkatnya cairan, turgor tidak elastis, ubun-
ubun cekung, produksi urin menurun, membran mukosa kering, bibir
pecah-pecah
• Mengobservasi dan mencatat intake dan output dan
mempertahankan intake dan output yang adekuat.
• Memonitor dan mencatat berat badan pada waktu yang sama dan
skala yang sama.
• Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam.
• Memberikan antibiotik sesuai program.
• DX 3 Hipertermi berhubungan dengan proses
infeksi.
• Tujuan : Dapat menunjukkan tanda-tanda vital
dalam batas normal.
• Kriteria Hasil :
• Suhu tubuh dalam rentang normal
• Nadi dan RR dalam rentang normal
• Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada
pusing
Intervensi :
• Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang hipertermi.
• Observasi suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan.
• Beri minum yang cukup.
• Berikan kompres air biasa.
• Pakaikan baju yang tipis dan menyerap keringat.
• Pemberian obat antipireksia.
• Pemberian cairan parenteral (iv) yang adekuat.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.N
DENGAN DX TYPHOID
A.Pengkajian :
• Tanggal pengkajian 26 November 2018, tgl masuk 24
november 2018, Ruang Mawar Kelas II, Nomor register
179118, Diagnosa medis typhoid
1.Identitas klien:
• Nama Tn.N, Jenis kelamin Laki-laki ,usia 39th, status
perkawinan menikah, agama islam, suku bangsa jawa,
pendidikan SMA, Bahasa yang digunakan Bahasa
Indonesia, pekerjaan wiraswata,alamat Jl. Masjid Nurul
Hidayah Rt 07/ Rw 12, Kelapa Dua Wetan, Ciracas,
Jakarta Timur , sumber biaya BPJS, sumber informasi
dari Klien.
2. Resume :
• Tn. N usia 39th rujukan dari klinik dekat rumah untuk dibawa ke IGD Rs
Tugu Ibu depok tanggal 24 November 2018. Jam 20.05 dengan
keluhan demam, menggigil, mual, muntah, pusing dengan kesadaran
composmentis, klien lemas, TD: 90/60mmHg S: 39,2 disarankan untuk
di rawat inap di Rs Tugu Ibu, pasien di bawa ke Ruang MAWAR kelas II
No.6. Untuk dilakukan perawatan. Diruang mawar dilakukan
pengkajian tanggal 26 November 2018, Klien mengeluh
menggigil,demam,mual,muntah 2-3 x/hari, TD : 90/70mmHg, N :
99x/mnt, RR: 20x/mnt, Suhu : 40,0C, Kesadaran composmentis,
dilakukan tindakan kompres hangat, menganjurkan klien minum
banyak. Evaluasi klien tampak lemes terbaring di kasur.
3.Riwayat Keperawatan :
• a.Riwayat kesehatan sekarang Keluhan utama : demam, menggigil,
mual,muntah,kronologis keluhan faktor pencetus kecapekan,suka
makan pedas,timbulnya keluhan mendadak,lamanya 1 minggu,upaya
mengatasi minum obat dan istirahat yang cukup.
• b.Riwayat kesehatan masa lalu : tidak ada riwayat penyakit
sebelumnya,tidak ada riwayat alergi
(obat,makanan,binatang,lingkungan) , tidak ada riwayat pemakaian
obat.
• RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
• d.Riwayat yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi
factor risiko,tidak ada penyakit yang pernah diderita oleh anggota
keluarga
• e.Riwayat psikososial dan spiritual: orang terdekat klien
istri,interaksi dalam keluarga pola komunikasi terbuka,pembuatan
keputusan musyawarah,kegiatan kemasyarakatan kerja
bakti,dampak penyakit klien terhadap keliarga membuat keluarga
tidak nyaman dan kepikiran,masalah yang mempengaruhi klien
membuat klien tidak nyaman dan kurang nafsu makan,mekanisme
koping terhadap stress klien main game,persepsi klien terhadap
penyakitnya hal yang sangat dipikirkan klien saat ini ingin segera
sembuh,ingin segera pulang dari RS,harapan setelah menjalani
perawatan aktivitas sehari-hari lancar,tidak ada kendala,perubahan
yang dirasakan setelah jatuh sakit kurang nafsu makan,sistem nilai
yang bertentangan tidak ada nilai-nilai yang bertentangan dengan
kesehatan,aktivitas agama yang dilakukan berdoa,kondisi
lingkungan rumah bersih.
 Pola kebiasaan : Sebelum di RS Frekuensi makan 3x sehari,nafsu makan
baik,1 porsi makan yang dihabiskan,tidak ada makanan yang tidak
disukai,tidak ada makan yang membuat alergi,tidak ada makanan
pantangan,tidak ada makanan diet,tidak ada penggunaan obat-obatan
sebelum makan,tidak menggunakan alat bantu NGT. Pola eliminasi
frekuensi BAK 5x sehari,warna kuning jernih,tidak ada keluhan,tidak
menggunakan alat bantu kateter,frekuensi BAB 1x sehari,waktu pagi
hari,warna kuning kecoklatan,konsistensi semipadat,tidak ada keluhan,tidak
menggunakan laxatif. Pola personal hygiene frekuensi mandi 2x
sehari,waktu pagi dan sore hari, frekuensi oral hygiene 2x sehari pagi dan
sore hari,frekuensi cuci rambut 4x seminggu,pola istirahat dan tidur lama
tidur siang 1 jam/hari,lama tidur malam 8 jam /hari,kebiasaan sebelum tidur
nonton tv, pola aktivitas dan latihan waktu bekerja pagi hari,olahraga
iya,jenis olahraga lari,frekuensi olahraga seminggu sekali,tidak ada keluhan
dalam aktivitas, kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan tidak
merokok,tidak minum minuman keras/NABZA.
 Di RS Frekuensi makan 3x sehari,nafsu makan kurang baik,3-4 sendok
makan alasan mual muntah,tidak ada makanan yang tidak disukai,tidak
ada makan yang membuat alergi,tidak ada makanan pantangan, makanan
diet nasi tim,tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan,tidak
menggunakan alat bantu NGT. Pola eliminasi frekuensi BAK 5x
sehari,warna kuning jernih,tidak ada keluhan,tidak menggunakan alat bantu
kateter,frekuensi BAB 1x sehari,waktu pagi hari,warna kuning
kecoklatan,konsistensi semipadat,tidak ada keluhan,tidak menggunakan
laxatif. Pola personal hygiene frekuensi mandi belum selama di rawat di
RS, frekuensi oral hygiene belum selama dirawat di RS, ,frekuensi cuci
rambut belum selama dirawat di RS,pola istirahat dan tidur lama tidur siang
4 jam/hari,lama tidur malam 6 jam /hari,kebiasaan sebelum tidur nonton tv,
pola aktivitas dan latihan tidak bekerja , tidak olahraga ,jenis olahraga tidak
ada,frekuensi olahraga tidak ada,tidak ada keluhan dalam aktivitas,
kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan tidak merokok,tidak minum
minuman keras/NABZA
4.pengkajian
• Pemeriksaan fisik umum : berat badan 57kg,(sebelum sakit: 62kg),tinggi
badan 165 cm,keadaan umum sedang,tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening,Indeks Masa Tubuh 20,95
• Sistem penglihatan : posisi mata simetris,kelopak mata
normal,pergerakan bola mata normal,konjungtiva anemis,kornea
normal,sklera ikhterik,pupil isokor,tidak ada kelainan otot-otot
mata,fungsi penglihatan baik,tidak ada tanda-tanda radang,tidak
memakai kacamata,tidak memakai lensa kontak,reaksi terhadap cahaya
+/+
• Sistem pendengaran : daun telinga normal,tidak ada karakteristik
serumen,kondisi telinga tengah normal,tidak ada cairan dari telinga,tidak
ada perasaan penuh ditelinga,tidak ada tinitus,fungsi pendengaran
normal,tidak ada gangguan keseimbangan,tidak ada pemakaian alat
bantu
• Sistem wicara normal
• Sistem pernafasan : jalan mafas bersih tidak ada
sumbatan,pernafasan tidak sesak,tidak menggunakan otot bantu
pernafasan,frekuensi nafas 20x/menit,irama nafas teratur,jenis
pernafasan spontan,kedalaman nafas dalam,tidak ada batuk,tidak
ada sputum,konsistensi tidak ada,tidak terdapat darah,palpasi dada
tidak ada masa,perkusi dada sonor,suara nafas vasikuler,tidak ada
nyeri saat bernafas,tidak menggunakan alat bantu nafas.
• Sistem kardiovaskuler : sirkulasi peripher nadi 99x/menit,irama
teratur,tekanan darah 90/70 mmHg,tidak ada distensi vena
jugularis,temperatur kulit hangat,warna kulit pucat,pengisian kapiler
<3 detik,tidak ada edema.Sirkulasi jantung kecepatan denyut apikal
99x/ menit,irama teratur,tidak ada kelainan bunyi jantung.Tidak ada
sakit dada,tidak timbul karakteristik,tidak ada skala nyeri.
• Sistem hematologi : tidak pucat,tidak ada pendarahan.
• Sistem syaraf pusat : tidak ada keluhan sakit kepala,tingkat
kesadaran composmentis,GCS : E : 4,M: 6V: 5,tidak ada
peningkatan TIK,tidak ada gangguan sistem
persyarafan,pemeriksaan reflek fisiologis normal,pemeriksaan reflek
patologis normal.
• Sistem pencernaan : keadaan mulut gigi tidak caries,tidak menggunakan gigi
palsu,tidak ada stomatitis,lidah kotor,saliva normal,muntah berisi cairan dan
makanan,warna kuning,frekuensi 2-3 x/harijumlah 240 ml,tidak ada nyeri
perut,skala nyeri 0,tidak ada lokasi dan karakteristik nyeri,bisisng usus
10x/menit.tidak ada diare,tidak ada konstipasi,hepar tidak teraba,abdomen lembek.
• Sistem endokrin : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,nafas tidak berbau
keton,tidak ada luka ganggren.
• Sistem urogenital : balance cairan Sistem urogenital : balance cairan intake klien
1500 ml dari minum + 1500 ml dari infusan RL = 3000 ml, output klien -/+ 1800/24
jam BAK + muntah 240 ml = 2040 ml, balance cairan klien : 3000 ml + 2040 ml =
960 ml/ 24 jam
• Tidak ada perubahan pola kemih,BAK warna kuning jernih,tidak ada distensi
ketegangan kandung kemih,tidak ada keluhan sakit pinggang,tidak ada nyeri.
• Tidak ada perubahan pola kemih,BAK warna kuning jernih,tidak ada distensi
ketegangan kandung kemih,tidak ada keluhan sakit pinggang,tidak ada nyeri.
• Sistem integumen : turgor kulit elastis,temperatur kulit hangat,warna kulit
pucat,keadaan kulit baik,tidak ada luka,tidak ada kelainan kulit,kondisi kulit daerah
pemasangan infus baik,keadaan rambut tekstur baik,kebersihan kurang,rambut
berminyak dan lepek.
• Sistem muskuloskeletal : tidak ada kesulitan dalam pergerakan,tidak ada sakit pada
tulang,sendi,kulit,tidak ada fraktur,kondisi baik,tidak ada kelainan bentuk tulang
sendi,tidak ada kelainan struktur tulang belakang,keadaan tonus otot baik,keuatan
otot 5555
5. Data penunjang (pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah :
lab,radiologi,endoskopi,dll)
• Hemoglobin 10,3 (11,7-15,5 g/dl)
• Leukosit 3,75 (3,60-11,0 10^/uL)
• Hematokrit L30 (32-47%)
• Tombosit L141 (150-440 ribu/UL)
Kimia klinik
• SGOT H 69 (0-35U/L)
• SGPT H 46 (0-35U/L)
• Ureum darah L10 (20-40 mg/dL)
• Kreatin darah 0,63 (20-40 mg/dl)
• eGFR 134 mL/min/1,73m^2 dilakukan pemeriksaan widal typhi O(+),Typhi
H(+),Paratyphi AO(-),Paratyphi AH(-),Paratyphi BO(+),Paratyphi BH(-
),Paratyphi CO(+),Paratyphi CH(+)
• 6.Penatalaksanaan (therapi/pengobatan termasuk diet):
• Infus RL 500 cc (20 tpm/8jam)
• Tiampnicol 3x1
• Tuzalos 3x1
• Cefadroxil 2x500
• Ceterizine 1x10 mg
• Dompiridone 3x10
• Omz 1x20mg
• Ranitidine 2x1 amp,2ml
• Ondancentron 2x1 amp,8 ml
DATA FOKUS
Data subjektif klien mengatakan badan panas selama 7 hari sebelum masuk rs,
klien mengatakan pusing dan panasnya naik turun, klien mengatakan mual dan
muntah, klien mengatakan tidak nafsu makan, klien mengatakan lidah terasa
pahit, klien mengatakan saat mencium makanan mual, klien mengatakan mual
saat makanan masuk,klien mengatakan badan terasa gatal dan lengket, klien
mengatakan jika terkena air badan terasa kedinginan,klien mengatakan sudah
4 hari tidak mandi klien.
Data objektif. Klien tampak lemas, wajah klien berwarna merah, kojungtiva
klien merah, klien tampak menolak makanan, tampak menggigil, BB
sebelumnya MRS 62kg, Setelah MRS 57kg, TB : 165cm, IMT: 20,95, muntah
klien 2×3/hari, isi muntah makanan dan cairan, berwarna kuning, klien
berkeringat kucel, dan bau membran kulit lengket, baju klien tampak basah
karna berkeringat. TTV klien : TD : 90/70mmHg, Suhu: 40,0°C, Nadi : 99x/mnt,
RR : 20x/mnt
ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1 DS : peningkatan suhu tubuh Proses penyakit (Peradangan
pada usus )
klien mengatakan badannya panas sejak 7 hari
sebelum masuk rumah sakit,

klien mengatakan pusing,

klien mengatakan panasnya naik turun,

klien mengatakan badannya teras pegel-pegel

DO :

klien tampak lemas,

wajah klien berwarna merah, konjungtiva merah,

TTV klien : TD : 90/70mmHg, Suhu : 40,0°C, Nadi :


99x/mnt, RR : 20x/mnt,

klien tampak menggigil.


Ds : Resiko Perubahan nutrisi kurang dari Intake yang tidak adekuat
kebutuhan tubuh
klien mengatakan mual dan muntah,

klien mengatakan tidak nafsu makan,

klien mengatakan lidah terasa pahit

klien mengatakan saat mencium makanan enek,

klien mengatakan saat makanan masuk langsung di


muntahkan

Do :

klien tampak menolak makanan,

klien tampak lemes,

BB klien sebelum sakit : 62kg,

BB klien saat dirumah sakit 57kg,

TB : 165cm,

IMT klien : 20,95

muntah klien 2-3x/hari, isi muntah makanan dan cairan


berwarna kuning.
Ds : Defisit perawatan diri Kelemahan fisik (bedrest
total)
klien mengatakan sudah 4 hari tidak mandi,

klien mengatakan badan terasa lengket,

klien mengatakan saat ingin tidur badan terasa


gatal-gatal,

klien mengatakan jika terkena air badan klien


terasa kedinginan

Do :

klien tampak berkeringat,

klien tampak kucel dan bau,

membran kulit klien lengket,

baju klien tampak basah dan berkeringat.


DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Diagnosa yang di tegakkan untuk klien kami ada tiga
diagnosa namun diagnosa yang pertama itu prioritas
kebutuhan klien.
• Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
proses penyakit (peradangan pada usus), Tanggal
ditemukan 26 November 2018, Resiko Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat, tanggal
ditemukan 26 November 2018, Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan fisik (bedrest
total), tanggal di temukan 26 november 2018.
INTERVENSI
• Tanggal 26,November 2018
• Dx1 : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi
Salmonella Typhi.
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam suhu tubuh normal.
• Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36°C – 37°C, Nadi dan resprasi dalam
batas normal, klien mengatakan badan tidak panas lagi.
• Intervensi : Kaji pengetahuan pasien tentang hipertermi, Berikan
penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh,
Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat,
Batasi pengunjung, Observasi TTV tiap 4 jam sekali, Anjurkan pasien
minum 2,5 liter/24 jam Berikan kompres hangat,Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi antibiotik dan antisepti.
• Dx2 : Resiko perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam nutrisis klien terpenuhi.
• Kriteria hasil : Nafsu makan meningkat, BB dalam
batas normal, klien dapat menghabiskan makanan yang di
berikan 1 porsi.
• Intervensi : Kaji nutrisi pasien ,Timbang BB klien tiap hari,
Anjurkan makan porsi kecil tapi sering, Jaga kebersihan
mulut,anjurkan untuk selalu oral hygiene, Kaji frekuensi
mual durasi tingkat keparahan dan faktor yang
menyebabkan mual, Anjurkan klien makan selagi hangat,
Kolaborasi untuk pemberian therapy, Motivasikan klien dan
keluarga pentingnya intake nutrisi dalam keadaan sakit
• Dx3 : Defisit perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan fisik (bedrest total)
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24
jam klien dapat melakukan perawatan diri sendiri tanpa
bantuan keluarga.
• Kriteria hasil : Klien dapat melakukan perawatan diri
sendiri tanpa bantuan keluarga,personal hygiene klien
terpenuhi,klien tampak bersih dan wangi.
• Intervensi : Kaji tingkat personal hygiene , Bantu
klien dalam melakukan perawatan diri seperti :
mandi,gosok gigi, cuci rambut,dan potong kuku, Berikan
motivasi pada klien untuk dapat beraktivitas secara
bertahap
IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan pada Tn. N di ruang Mawar RS.Tugu Ibu Depok , pada tanggal
26 november 2018, jam 10.00 melakukan tindakan keperawatan untuk diagnosa
pertama yaitu mengkaji pengetahuan klienn tentang hipertermia ( peningkatan suhu
tubuh ), hasil : klien tidak paham tentang hipertermia. Jam 10.00 mengobservasi tanda
tanda vital, hasil : TD : 90/70 mmhg, S :40 C, N :99 x/menit, RR : 20 x/menit. Jam 10.15
menganjurkan klien untuk banyak minum, hasil : klien minum sebanyak 1500 ml/24
jam. Jam 10.20 memberikan kompres air hangat, hasil : klien tampak tenang saat di
berikan kompres. Untuk diagnosa kedua jam 11.00 mengkaji nutrisi klien, hasil : klien
tidak nafsu makan karena mual dan muntah, jam 11.00 menganjurkan klien untuk
membersihkan oral , hasil : klien belum menggosok gigi selama di rumah sakit, jam
11.15 mengkaji frekuensi mual , durasi tingkat keparahan, dan faktor yang
menyebabkan mual, hasil : klien merasakan mual saat mencium bau makanan , faktor
yang menyebabkan mual saat ingin makan. Untuk diagnosa ketiga jam 14.30 mengkaji
tingkat personal hygine klien, hasil : klien belum mandi selama 4 hari, jam 14.45
membantu klien dalam melakukan perawatan diri seperti : mandi, gosok gigi, cuci
rambut dan potong kuku, hasil : klien sudah mandi dan tampak bersih dan wangi. Jam
15.10 memberikan motivasi pada klien untuk dapat beraktivitas secara bertahap, hasil :
klien mengatakan daya tahan tubuh klien belum kuat.
• Pada tanggaal 27 november 2018 dilakukan tindakan keperawatan untuk diagnosa
kedua pada pukul 10.00 mengobservasi tanda tanda vital klien , hasil : TD : 100/70
mmhg, N: 92 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 38 C. Jam 10.05 menganjurkan klien
untuk banyak minum, hasil : klien minum 2000/ 24 jam. Jam 10.15 memberikan
kompres air hangat , hasil : klien tampak tenang. Jam 11.00 mengkolaborasi
dengan tim medis untuk memberikan obat Tiampnicol 3x1 , Tuzalos 3x1,Cefadroxil
2x500, hasil : obat sudah di minum oleh klien. Untuk diagnosa kedua pada jam
11.00 mengkaji nutrisi klien , hasil : klien makan sebanyak 2-4 sendok , jam 11.05
menganjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, hasil : klien sudah melakukan
yang di anjurkan oleh perawat, jam 11.10 mengkaji frekuensi mual muntah dan
tingkat keparahan, hasil : klien masih mual saat masuk makanan terlalu banyak ,
klien masih muntah isi muntahan klien yaiu makanan dan cairan, bewarna kuning.
Untuk diagnosa ketiga jam 14.30 membantu klien untuk melakukan perawatan diri
seperti menggosok gigi dan di lap, hasil ; klien sudah menggosok gigi , klien
tampak bersih dan wangi.
Pada tanggal 28 november 2018 dilakukan tindakan
keperawatan untuk diagnosa pertama pada jam 09.00
mengobservasi tanda tanda vital, hasil : TD : 110/70 mmhg, N :
85 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37 C. Jam 09.15 mengolaborasi
untuk memberikan obat Tiampnicol 3x1 , Tuzalos 3x1,Cefadroxil
2x500, hasil : klien tampak membaik. Pada diagnosa kedua pada
jam 10.00 mengkaji nutrisi klien , hasil : klien mengaatakan nafsu
makan sudah muncul, klien makan habis ½ porsi, mual klien
sudah hilang, muntah klien hilang timbul, mengolaborasi
pemberian obat ondansentron melalui injeksi, hasil : klien
mengatakan mual hilang timbul.
EVALUASI
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari senin,
26 november 2018 pada jam 15.00 , dengan menggunakan metode SOAP pada
Dx pertama klien mengatakan badan masih terasa panas dan menggigil, klien
tampak lemas, akral klien panas, tanda tanda vital klien TD : 90/70 mmhg, S : 40
C, RR 20 x/menit, N: 99 x/menit, masalah peningkatan suhu tubuh klien belum
teratasi, intervensi di lanjutkan menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang
tipis,observasi ttv,anjurkan klien untuk minum banyak, berikan kompres hangat,
kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat. Pada diagnosa kedua klien
mengatakan tidak nafsu makan, klien mengatakan mual muntah, klien mengatakan
saat mencium makanan terasa mual, BB klien sebelum MPS 62 kg, setelah MRS
57 kg, IMT klien 20,95, klien tampak menolak maknan, masalah resiko perubahan
nutrisi belum teratasi, intervensi di lanjutkan kaji nurisi klien, timbang bb klien ,
anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, jaga kebersihan mulut, kaji
frekuensi mual dan tingkat keparahan, anjurkan klien untuk makan sselagi hangat,
kolaborasi untuk pemberian obat anti mual . pada diagnosa ketiga klien
mengatakan belum mandi selama 4 hari, klien mengatakan badan lengket dan
gatal, klien tercium bau, klien tampak tidak nyaman karena keadaannya,
permukaan kulit klien teraba lengket, masalah defisit keperawatan diri belum
teratasi, intervensi di lanjutkan bantu klien untuk melakukan perawatan diri.
• Setelah di lakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi di lakukan pada
hari selasa, 27 november 2018 jam 15.00, dengan menggunakan SOAP
pada Dx: pertama klien mengatakan panas turun naik, tanda tanda vital
klien TD : 100/70 mmhg. N : 92 x/menit, S : 38 C, RR : 20 x/menit ,
masalah peningkatan suhu tubuh belum teratasi, intervensi di lanjutkan
mengobservasi tanda tanda vital, berikan kompres hangat, kolaborasi
untuk memberikan obat. Pada diagnosa kedua klien mengatakan nafsu
makan sudah mulai muncul , mual sudah berkurang, klien makan habis 2-
4 sendok , masalah resiko perubahan nutrisi teratasi sebagian, intervensi
di lanjutkan anjrkan klien untuk makan sedikit tapi sering, jaga kebersihan
oral klien, kaji frekuensi mual dan muntah,anjurkan klien untuk makan
selagi hangat, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat. Pada
diagnosa ketiga klien mengatakan keadaan sudah nyaman , klien tampak
bersih wangi dan permukaan kulit tidak lengket, masalah defisit
keperawatan diri teratasi, intervensi di hentikan.
• Setelah di lakukan tindakan keperawatan , hasil evaluasi di lakukan pada
hari Rabu, 28 november 2018 jam 13.00 , dengan SOAP pada Dx
pertama klien mengatakan demam sudah mulai hilang timbul, klien
tampat ceria, tanda tanda vital klien TD : 110/70 mmhg, N : 85 x/menit,
RR : 20 x/menit, S : 37 C, masalah peningkatan suhu teratasi sebagian ,
intervensi di lanjutkan di rumah anjurkan klien untuk mengompres air
hangat, anjurkan klien untuk minum obat sesuai dengan intruksi, dan
anjurkan klien untuk beristirahat. Pada diagnosa kedua klien mengatakan
sudah bisa makan habis ½ porsi , mual sudah berkurang, muntah hilang
timbul, masalah teratasi sebagian, intervensi di lanjutkan di rumah
,anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, anjurkan untuk
membersihkan oral, anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering.
Anjurkan untuk meminum obat yag di resepkan oleh dokter.
• Klien atas nama Tn. N pulang dari kamar 06/ mawar RS. Tugu Ibu hari
rabu 28 november 2018 pukul 13.00 WIB.
KESIMPULAN
• Setelah di lakukan asuhan keperawatan dari tanggal 26 november 2018 – 28
november 2018 maka dapat di simpulkan bahwa hasil pengkajian yang di dukung
dari kelengkapan data dan status pasien hasil pemeriksaan radiologi, dan hasil
laboratorium serta sikap pasien dan keluarga yang koperatif dan ramah dapat
memudahkan penulis dalam melakukan pengkajian. Dalam menetapkan prioritas
masalah, penulis ingin mengatasi masalah kesehatan pada Tn. N.
• Diagnosa yang di dapat dari hasil pengkajian pada Tn. N terdapat tiga diagnosa
keperawatan sebagai berikut : (1) peningkatan suhu tubuh berhubungan proses
penyakit di tandai dengan suhu tubuh klien 40°C,klien mengatakan badannya
panas sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan pusing, klien
mengatakan panasnya naik turun, klien mengatakan badannya teras pegel-pegel
(2) resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat ditandai dengan, klien mengatakan mual dan muntah,
klien mengatakan tidak nafsu makan, klien mengatakan lidah terasa pahit klien
mengatakan saat mencium makanan enek, klien mengatakan saat makanan masuk
langsung di muntahkan (3) defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
fisik di tandai dengan klien mengatakan sudah 4 hari tidak mandi, klien
mengatakan badan terasa lengket, klien mengatakan saat ingin tidur badan terasa
gatal-gatal, klien mengatakan jika terkena air badan klien terasa kedinginan.
• Dalam penyusunan tujuan, kreteria hasil, dan rencana keperawatan telah
di lakukan sesuai prioritas diagnosa keperawatan yang telah ada dan
berdasarkan teori serta kondisi klien yaitu masalah peningkatan suhu
tubuh, resiko perubahan nutrisi, dan defisit perawatan diri, klien mengikuti
semua anjuran yang di berikan oleh peraawat untuk kesembuhan penyakit
klien.
• Evaluasi keperawatan telah di lakukan berdasarkan kreteria hasil
yang telah di buat sehingga perkembangan kondisi klien dapat di nilai
dengan baik. Dari tiga diagnosa keperawatan tersebut. Setelah di lakukan
rencana keperawatan dan implementasi selama 3 x 24 jam masalah
peningkatan suhu tubuh, resiko perubahan nutrisi, dan defisit perawatan
diri teratasi. faktor pendukung selama memberikan asuhan keperawatan
pada Tn. N klien dan keluarga sangat kooperatif saat di lakukan perawatan
dan keluarga klien memiliki motivasi yang tinggi dalam merawat klien saat
ini.
SARAN
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberi saran sebagai
berikut :
• Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin
dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
• Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang
merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilannya melalui praktek klinik dan pembuatan
laporan.
• Bagi Penulis selanjutnya
Penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada
pasien gangguan kebutuhan istirahat tidur dan ansietas, dan juga pada
kasus yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
• Brunner & suddarth (2013). Buku ajar keperawatan medical
bedah. Jakarta: EGC
• Suriadi & yuliani ( 2006 ). Ajaran ilmu penyakit dalam.
Jakarta. EGC
• Marjory Gordon, dkk,2005, nursing Diagnoses: definition &
classification
• Asmadi (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai