Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

RABIES
Oleh : Optima Fitra Ilhami, S.Ked
Pembimbing: dr. Theresia Christin, Sp.S
OUTLINE
PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

KESIMPULAN
ETIOLOGI
• Single stranded RNA

• Berbentuk seperti peluru berukuran 180 x 75 μm

• Tedapat 7 genotip Lyssavirus, genotip 1 merupak


an penyebab rabies yang paling banyak di dunia.

• Virus ini bersifat labil dan tidak viable bila berada


diluar inang, menjadi tidak aktif bila terpapar sina
r matahari, sinar ultraviolet, pemanasan 1 jam sel
ama 50 menit, pengeringan, dan sangat peka ter
hadap pelarut alkalis seperti sabun, desinfektan,
serta alkohol 70%.
PATOGENESIS
Virus masuk melalui kulit yang terluka atau melalui mu
kosa utuh  selama 2 minggu virus tetap tinggal pada
tempat masuk dan didekatnya  bergerak mencapai u
jung-ujung serabut saraf posterior tanpa menunjukkan
perubahan-perubahan fungsinya  virus kemudian me
mperbanyak diri dan menyebar luas  virus kemudian
ke arah perifer dalam serabut saraf eferen dan pada sa
raf volunter maupun saraf otonom  virus menyerang
hampir tiap organ dan jaringan didalam tubuh, dan ber
kembang biak dalam jaringan, seperti kelenjar ludah, gi
njal, dan sebagainya.
MANIFESTASI KLINIS
Stadium Prodomal Stadium Sensoris Stadium Eksitasi Stadium Paralisis

• Demam • Panas disertai kese • Tonus otot meningk • Parese otot


• Sakit kepala mutan pada tempa at
• Malaise t bekas • Aktivitas simpatis m
• Mialgia • Cemas dan reaksi y eningkat
• Gangguan saluran ang berlebihan ter • Hiperhidrosis
pernafasan hadap rangsang se • Hipersalivasi
• Gejala gastrointesti nsoris • Hiperlakrimasi
nal • Pupil dilatasi
• Hidrofobia
• Aerofobia
MANIFESTASI KLINIS PADA HEWAN
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Anamnesis penderita terdapat riwayat tergigit, tercakar atau kontak d
engan anjing, kucing, atau binatang lainnya yang:
 Positif rabies (hasil pemeriksaan otak hewan tersangka).
 Mati dalam waktu 10 hari sejak menggigit bukan dibunuh.
 Tak dapat diobservasi setelah menggigit (dibunuh, lari, dan sebaga
inya).
 Tersangka rabies (hewan berubah sifat, malas makan, dan lain-lain
).
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
• Pada saat pemeriksaan, luka gigitan mungkin sudah sembuh bahkan mun
gkin telah hilang
• Gatal dan parestesia pada luka bekas gigitan yang sudah sembuh (50%),
mioedema (menetap selama perjalanan penyakit).
• Hiperventilasi
• Hipoksia
• Kejang
• Tanda patognomonis
• Agitasi
• Kesadaran fluktuatif
• Demam tinggi yang persisten
• Pada stadium lanjut dapat berakibat koma dan kematian.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan Penunjang
• Temuan laboratorium tidak spesifik. Spesimen yang digunakan berupa caira
n serebrospinal, serum, saliva, dan biopsi kulit. Pemeriksaan cairan serebro
spinal menunjukkan pleositosis dengan limfositosis, protein dapat sedikit me
ningkat, glukosa umumnya normal.
• Tes yang dapat digunakan untuk mengkonfirmasi kasus rabies antara lain d
eteksi antibodi spesifik virus rabies, isolasi virus, dan deteksi protein virus at
au RNA.
• Pada pasien yang telah meninggal, digunakan sampel jaringan otak yang m
asih segar. Diagnosis pasti postmortem ditegakkan dengan adanya badan N
egri pada jaringan otak pasien
DIAGNOSIS BANDING

Tetanus
Sindrom Guillain-Barre
Spasme tetanus dapat menyerupai g
Pada sindrom Guillain-Barre, sistem
ejala rabies, namun tetanus dapat di
saraf perifer yang terkena adalah se
bedakan dengan rabies dengan ada
nsorik dan motorik, dengan kesadar
nya trismus dan tidak adanya hidrof
an yang masih baik.
obia
TATALAKSANA
• Isolasi pasien
• Cuci luka dengan air sabun 5-10 menit lalu dibilas dengan air bersih. Desinfektan den
gan alkohol 40-70%, tinktura yodii atau larutan ephiran.
• Jika terkena selaput mata, hidung atau mulut maka cuci daerah tersebut dengan air l
ebih lama
• Tidak ada terapi untuk penderita yang sudah bergejala, penanganan hanya suportif u
ntuk penanganan gagal jantung dan gagal nafas
• Pemberian Serum Anti Rabies (SAR). Bila serum heterolog (berasal dari serum kuda)
dosis 40 IU/ kgBB disuntikkan infiltrasi pada luka sebanyak-banyaknya, sisanya disun
tikkan secara IM. Skin test perlu dilakukan terlebih dahulu. Bila serum homolog (bera
sal dari serum manusia) dengan dosis 20 IU/ kgBB, dengan cara yang sama.
• Pemberian serum dapat dikombinasikan dengan Vaksin Anti Rabies (VAR) pada hari
pertama kunjungan.
TATALAKSANA
• Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) dalam waktu 10 hari infeksi yang dikenal sebag
ai post-exposure prophylaxis atau “PEP” VAR secara IM pada otot deltoid atau antero
lateral paha dengan dosis 0,5 ml pada hari 0, 3, 7, 14, 28 (regimen Essen atau rekom
endasi WHO), atau pemberian VAR 0,5 ml pada hari 0, 7, 21 (regimen Zagreb/rekom
endasi Depkes RI).
• Pada orang yang sudah mendapat vaksin rabies dalam waktu 5 tahun terakhir, bila di
gigit binatang tersangka rabies, vaksin cukup diberikan 2 dosis pada hari 0 dan 3, na
mun bila gigitan berat vaksin diberikan lengkap.
• Pada luka gigitan yang parah, gigitan di daerah leher ke atas, pada jari tangan dan ge
nitalia diberikan SAR 20 IU/kgBB dosis tunggal. Cara pemberian SAR adalah setenga
h dosis infiltrasi pada sekitar luka dan setengah dosis IM pada tempat yang berlainan
dengan suntikan SAR, diberikan pada hari yang sama dengan dosis pertama SAR.
EDUKASI DAN PENCEGAHAN
Upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan
dari penularan penyakit rabies berupa:
• Pemeliharaan hewan piaraan dilaksanakan den
gan penuh rasa tanggung jawab dan memperh
atikan kesejahteraan hewan, jangan diliarkan at
au diumbar keluar pekarangan rumah tanpa pe
ngawasan dan kendali ikatan.
• Berikan vaksinasi anti rabies pada hewan pelih • Apabila melihat binatang dengan geja
araan anda secara berkala di Pusat Kesehatan la rabies, segera laporkan kepada pu
Hewan (puskeswan), dinas kesehatan hewan a sat kesehatan hewan (puskeswan), di
tau dinas peternakan atau ke dokter hewan. nas peternakan / yang membawahi bi
• Segera melapor ke puskesmas / rumah sakit te dang peternakan atau dinas kesehata
rdekat apabila digigit oleh hewan tersangka rabi n hewan.
es untuk mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VA
R) sesuai indikasi.
Rekomendasi WHO
Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3

Menyentuh, memberi makan Termasuk luka yang tidak ber Jilatan/ luka pada mukosa, lu
hewan atau jilatan hewan pa bahaya adalah jilatan pada k ka diatas daerah bahu (muka
da kulit yang intak karena tid ulit luka, garukan, atau lecet ,kepala,leher),luka pada jari t
ak terpapar tidak perlu profila (erosi ekskoriasi), luka kecil angan/ kaki, genitalia, luka y
ksis, apabila anamnesis dap disekitar tangan, badan, dan ang lebar/dalam dan luka ya
at dipercaya. kaki. Untuk luka resiko renda ng banyak (multiple)/ atau ad
h diberi VAR saja. a kontak dengan kelelawar,
maka gunakan VAR dan SA
R.
PROGNOSIS
• Prognosis pada umumnya dapat buruk, karena kematian dapat m
encapai 100% apabila virus rabies mencapai SSP.
• Kematian hampir selalu terjadi dalam 2-3 hari sesudahnya sebaga
i akibat gagal napas/henti jantung.
• Jika dilakukan perawatan awal setelah digigit anjing pengidap rabi
es, seperti pencucian luka, pemberian VAR dan SAR, maka angka
survival mencapai 100%.

Anda mungkin juga menyukai