Salzmann's classification
Moyer's classification
Craber's classification.
1. Faktor Lokal : yang menyebabkan terjadinya
maloklusi pada area tertentu, satu-beberapa
gigi dan gigi antagonisnya
Cleidocranial dysostosis
- partial/complete absence clavicula (unilateral atau
bilateral)
- retrusi maxilla- kemungkinan protrusi mandibula
- gigi desidui prolong retensi dan gigi permanen erupsi
terlambat
- adanya gigi supernumerary
- akar gigi yang pendek dan tipis
Dental manifestation of congenital rubella syndrome
(casereportbmj.com)
Dental manifestations in CCD
(jmedicalcasereports.biomedcentral.com)
Cerebral Palsy
- ditandai dengan koordinasi otot yang lemah,
sering terjadi karena trauma saat kelahiran.
- kondisi otot yang kurang koordinasi dengan
baik dapat menyebabkan terjadinya maloklusi
researchgate.net
3) Faktor Lingkungan
Prenatal
Pada beberapa keadaan, selama kehamilan dapat juga
menyebabkan maloklusi, misalnya :
- posisi abnormal fetus saat kehamilan
- diet selama kehamilan
- Infeksi saat kehamilan : german measles
- penggunaan obat2-an tertentu selama kehamilan spt
thalidomide dapat menyebabkan deformitas
kongenital spt celah/cleft
Post natal
- pemakaian forceps dapat menyebabkan trauma TMJ
ankylosis pertumbuhan mandibula terhambat
hipoplasia mandibula
- luka traumatik yang menyebabkan fraktur kondilus,
yg menyebabkan asimetri wajah
- adanya jaringan parut, misal karena bedah pasien
celah bibir
- Milwaukee braces, yang dipakai pada perawatan
scoliosis
Concordortho.com
4) Gangguan metabolik
Penyakit infeksi : sifilis, osteomyelitis, mumps, rubella
Ketidakseimbangan Endokrin :
1. Hipotiroid, karakteristiknya :
kurangnya deposisi kalsium pada tulang dan gigi
Keterlambatan pembentukan benih dan erupsi gigi
Gigi desidui prolong retensi, gigi permanen
terlambat erupsi
Resorpsi gigi abnormal
Susunan gigi yang kurang baik , crowding
2. Hipertiroid :
Ditandai dengan percepatan maturasi dan
metabolisme. Pasien mengalami erupsi gigi
desidui prematur, gangguan resorpsi akar desidui,
erupsi gigi permanen lebih awal.
Dapat mengalami osteoporosis, merupakan kontra
indikasi perawatan orto
3. Hipoparatiroid : berkaitan dengan perubahan
metabolisme kalsium perubahan morfologi gigi,
erupsi gigi terlambat, gigi hipoplasia
4. Hiperparatiroid : peningkatan kalsium darah
demineralisasi tulang dan gangguan struktur
tulang trabekular. Tulang kortikal hilang, resorpsi
alveolar kegoyahan gigi
5) Masalah nutrisi
- kurang nutrisi dapat menyebabkan pertumbuhan
abnormal ; penyakit Ricketts, scurvy dan beri-beri
6) Kebiasaan postural
- tidak berhubungan langsung dengan maloklusi, tapi
tekanan abnormal dan ketidakseimbangan otot
meningkatkan resiko maloklusi
7) Trauma dan kecelakaan
- anak-anak selama masa pertumbuhan dapat
mengalami trauma dalam aktivitas sehari-hari
terganggunya erupsi gigi permanen
8) Oral habit
Anomali jumlah gigi : Supernumerary teeth
Missing teeth
Anomali ukuran gigi
Anomali bentuk gigi
Anomali Frenulum labial
Premature loss gigi desidui
Prolong retensi, beberapa penyebab terjadinya:
tidak ada gigi benih permanen, gangguan
endokrin seperti hypothyroid, gigi desidui
ankylosis, gigi desidui non vital
Erupsi gigi permanen yang terlambat,
beberapa penyebabnya adalah :
- tidak ada benih gigi permanen
- adanya gigi supernumerary
- adanya barrier mukosa yang tebal : incisi
- premature loss gigi desidui, karena ada
pertumbuhan tulang diatas tempat gigi
permanen
- gangguan hypotiroid
- adanya fragmen gigi desidui
Arah erupsi gigi yang abnormal,
hal ini dapat disebabkan karena memendeknya
panjang lengkung, adanya gigi supernumerary,
fragmen akar gigi yang tertinggal
Ankylosis :
keadaan sebagian atau keseluruhan akar gigi
menyatu dengan tulang alveolar
dapat berhubungan dengan infeksi tertentu,
kelainan endokrin dan kelainan congenital seperti
cleidokranial dysplasia
Karies gigi :
- prematur loss gigi desidui
- karies di proksimal
3) Mouth breathing
- tekanan yang terjadi dari pernapasan lewat mulut,
menyebabkan perubahan pada lengkung rahang dan
posisi lidah keseimbangan orofasial terganggu
maloklusi
Penyebab obstruksi nasal :
- deviasi septum nasal, polip nasal, inflamasi kronis
nasal, adenoid, kondisi alergi dari mukosa nasal
4) Bruxism
-adalah kebiasaan mengerot gigi atas dan bawah
tanpa tujuan fungsional
Etiologi
Manajemen :
- pengelolaan stress ; hipnosis
- occlusal adjustment
- night guard ; occlusal splint
5) Kebiasaan minor
a. Lip biting ; lip sucking (bibir bawah) :
tekanan akan diterima pada palatal gigi insisivus
atas :
a. proklinasi gigi anterior atas - retroklinasi gigi
anterior bawah
b. bibir bawah hipertrofi
c. bibir kering
habit breaker : lip bumper