Anda di halaman 1dari 62

PENYELENGGARAAN

SPIP INTEGRATIF
PPM INSPEKTORAT
31 OKTOBER 2019
2

DEFINISI SPIP
PP 60/2008

Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang


integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan
dan seluruh pegawai untuk memberikan
keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap
peraturan perundang-undangan.
3

SIKLUS PENYELENGGARAAN SPIP


Statement of
Resposibility
RENCANA
KERJA
LANGKAH KERJA PERSIAPAN
PENYELENGGARAAN SPIP

2 4
Membuat Satgas Sosialisasi
penyelenggaraan Penyelenggaraan
SPIP SPIP

1 3
Menyusun
peraturan terkait Diklat
kebijakan penyelenggaraan
penyelenggaraan SPIP
SPIP
TAHAPAN PELAKSANAAN

Persiapan Pelaksanaan Pelaporan

Survei Penjelasan konsep


Pendahuluan penyusunan RTP

Menyusun Penyusunan
Profil Risiko
Finalisasi RTP
Program Kerja
1-3
Pembahasan Penyusunan RTP
Program Kerja 4-5

Hasil yang diharapkan: Dokumen RTP


6
TAHAP PENYUSUNAN PROFIL RISIKO

1 2 3
Merumuskan
Mengidentifikasi Lingkungan Menilai risiko yang
tujuan dan sasaran Pengendalian yang dihadapi
diharapkan

Persiapan Persiapan
Persiapan

Identifikasi tujuan/
Asesmen awal
sasaran
Pemilihan tujuan
Validasi hasil Asesmen terhadap yang relevan
identifikasi lingkungan
tujuan/sasaran pengendalian

Konfirmasi tujuan/ Merumuskan Rencana Penilaian Risiko


Penguatan Lingkungan
sasaran Pengendalian
7
8

PENYUSUNAN RTP

Mengenali Mengevaluasi
Membahas Celah
pengendalian yang Pengendalian yang
Pengendalian
ada/ terpasang ada/ terpasang

5
Infrastruktur
Pengendalian yeng Membahas Infokom RTP
dibutuhkan
01
LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
10

SUB UNSUR LINGKUNGAN


PENGENDALIAN
Penegakan Integritas dan Nilai Etika
SPIP Komitmen Terhadap Kompetensi

Kepemimpinan yang kondusif

Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan


Pendelegasian Wewenang dan
Lingkungan Tanggung Jawab yang Tepat
Pengendalian Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan SDM
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik dengan IP
Terkait
11

INTEGRITAS DAN
KODE ETIK
Kode
etik/Aturan
Perilaku

Kebijakan
Majelis Kode
penegakan
etik
kode etik

Infrastruktur

Kebijakan Kebijakan
sistem
Pengabaian reward &
manajemen punishment

Kebijakan
penanganan
konflik
kepentingan
12

KOMITMEN TERHADAP
KOMPETENSI
Penetapan Visi
dan
Misi

Struktur
Standar organisasi
Kompetensi
Jabatan

Infrastruktur

Data base
Peraturan
kompetensi
Kepegawaian
pegawai
KEPEMIMPINAN YANGKebijakan
KONDUSIF Penerapan
Manajemen
Risiko
Kebijakan
terhadap Kebijakan
Fungsi- Penerapan
Manajemen
fungsi Berbasis
Penting Kinerja
Instansi

Infrastruktur

Kebijakan untuk
Merespon
Pelaporan Kebijakan
mengenai Perlindungan
Keuangan, Aset dan
Penganggaran, Informasi
Program, dan
Kegiatan

Kebijakan
Komunikasi
yang Efektif
14

STRUKTUR ORGANISASI
SESUAI KEBUTUHAN
Struktur org
sesuai
kebutuhan

Evaluasi dan
penyesuaian Penetapan
struktur struktur org
organisasi atas dalam SK
perubahan Pimpinan
strategis
Infrastruktur

Penetapan
Penetapan pedoman
Pedoman Hubungan
Kompetensi Kerja dan
pegawai pelaporan
antar Unit
15

PENDELEGASIAN WEWENANG DAN


TANGGUNG JAWAB YANG TEPAT
Persyaratan
pemberi &
penerima
delegasi tugas
Pedoman
Pedoman
penyusunan
pendelegasian
dokumen
wewenang &
pendelegasian
tg jawab
wewenang

Infrastruktur
16

KEBIJAKAN YANG SEHAT TENTANG


PEMBINAAN SDM
• Rencana formasi & kebutuhan
Kebijakan & prosedur pegawai masa yang akan datang
rekrutmen sd • Standar & kriteria rekrutmen
pemberhentian • Uraian & syarat jabatan
• Program orientasi

 Reviu thd pengalaman kerja


Kebijakan dan prosedur
calon pegawai
tentang penelusuran latar  Investigasi catatan kriminal calon
belakang calon pegawai pegawai
 Konfirmasi kpd atasan
sebelumnya

Kebijakan supervisi
pegawai
17

PERAN APIP YANG EFEKTIF


Kebijakan Kebijakan terkait
penetapan
mengenai aturan kedudukan
perilaku APIP organisasi APIP

Kepala BPKP
bertanggung jawab
Kode Etik APIP
langsung kepada
Presiden

Inspektur yang dalam


melaksanakan tugasnya
PP 60/2008, AD/ART
bertanggung jawab langsung
AAIPI Pasal 8 ttg.
kepada
Kode Etik AAIPI
Gubernur/Bupati/Walikota (PP
no. 41/2007)

PP 60/2008, AD/ART
Inspektorat Jenderal Kementerian dan Lembaga
AAIPI Pasal 8 ttg.
mengacu kepada Peraturan Organisasi dan Tata
Standar Audit Intern
Kerja Departemen/Lembaga terkait
AAIPI
Tujuan Penilaian Lingkungan
Pengendalian
● Untuk mengevaluasi kondisi lingkungan pengendalian
yang ada pada suatu organisasi dibandingkan dengan
“kondisi ideal” (framework) dari masing-masing sub
unsur dalam lingkungan pengendalian dan sebagai
bahan bagi manajemen dalam perbaikan lingkungan
pengendalian.
● Menggunakan kuesioner CEE (control environment
evaluation)
Output CEE

Peta kelemahan • Menunjukkan identifikasi


lingkungan sub unsur lingkungan
pengendalian pengendalian yang lemah

Rencana tindak • Perbaikan dilakukan dengan


perbaikan memperbaiki akar
lingkungan kelemahan lingkungan
pengendalian pengendalian
Prinsip CEE “Evaluating the Corporate Culture” J Roth

Pegawai harus tidak khawatir untuk


jujur atas kelemahan soft control

Informasi yg diperoleh adalah


persepsi

Hasil Persepsi harus divalidasi

Persepsi negatif pegawai adalah


fakta dan dapat menjadi masalah
serius di unit kerjanya.
CONTOH HASIL PENGUJIAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
NO SUB UNSUR LINGKUNGAN PENGENDALIAN KONDISI RTP
1 Penegakan integritas dan nilai etika Tidak Memadai v
2 Komitmen terhadap kompetensi Kurang Memadai v
3 Kepemimpinan yang kondusif Cukup Memadai
4 Pembentukan struktur organisasi yang sesuai
Cukup Memadai
dengan kebutuhan
5 Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
Cukup Memadai
tepat
6 Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat
Kurang Memadai v
tentang pembinaan sumber daya manusia
7 Perwujudan peran aparat pengawasan intern Memadai
pemerintah yang efektif
8 Hubungan kerja yang baik dengan instansi Cukup Memadai
pemerintah terkait
Contoh RTP SPIP LINGKUNGAN PENGENDALIAN
No Uraian RTP Penanggung Jawab Target Waktu
2013 2014
1 ) LINGKUNGAN PENGENDALIAN
1 Penyusunan Kode Etik (Pedoman Perilaku) untuk Pemkot Banjar
dan mekanisme penegakannya serta sosialisasi kepada seluruh - Setda Bag Orgass V
pegawai dan stakeholders Kota Banjar
2 Sosialisasi kepada level pimpinan ttg pentingnya komitmen
-Selesai Des
pimpinan atas pengelolaan khususnya untuk SDM persediaan
2013
- Setda
3 Diklat dan Sosialisasi khususnya terkait: - DPPKA cg Bid aset
1) peningkatan kompetensi pengelolaan kas dan barang untuk - DPPKA Bid Bdhr
- BKPPD - Diklat PPK:
peningkatan kualitas LKD, v
(tahun 2013
2) pemahaman proses verifikasi dan bukti-bukti yang sah dan sudah ada diklat)
kompeten
4 Pembinaan oleh atasan langsung untuk peningkatan komitmen Selesai Des
Setda
dan kedisiplinan pelaksanaan tugas SDM pengurus barang - DPPKA cg Bid aset
2013
02
PENILAIAN
RISIKO
TAHAPAN PENILAIAN RISIKO
(PP 60/2008)

PENETAPAN IDENTIFIKASI ANALISIS


TUJUAN RISIKO RISIKO

• Tujuan IP • Sumber risiko • Pengaruh/


internal & dampak risiko
• Tujuan tingkat
eksternal thd pencapaian
kegiatan
tujuan

PENILAIAN RISIKO
KONSEP
ANALISA
TUJUAN
Identifikasi Tujuan dan Sasaran
”Kemungkinan Dalam rangka Tujuan Instansi

Pasal 13;

Pasal 14;
Definisi Risiko:
kejadian yang penilaian risiko Pemerintah memuat
mengancam pimpinan Instansi pernyataan dan
pencapaian tujuan Pemerintah arahan yang
dan sasaran menetapkan tujuan spesifik, terukur,
Instansi Instansi Pemerintah dapat dicapai,
Pemerintah” dan tujuan pada realistis, dan terikat
tingkatan kegiatan waktu.
dengan
berpedoman pada
peraturan
perundang-
undangan.
Perumusan Tujuan yang Baik

berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kinerja


tahunan dalam bentuk misi, tujuan dan sasaran

harus spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat


waktu (SMART).

dikomunikasikan pada semua pegawai.

tujuan pada tingkatan kegiatan saling melengkapi, saling


menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan lainnya
Tingkatan Tujuan

Tingkat Instansi (entitas) - strategis,


terkait dengan risiko strategis yang
menjadi tanggung jawab Menteri, Kepala
Lembaga, Gubernur atau Bupati,

Tingkat kegiatan - organisasional, terkait


dengan pengendalian organisasi yang
menjadi tanggung jawab Eselon I, Eselon II
atau eselon lainnya yang secara mandiri
menjadi entitas pelaporan

Tingkat kegiatan - operasional, yang


meliputi kegiatan pengendalian di tingkat
operasional yang meliputi risiko pada
kegiatan operasional
Formulir Kertas Kerja ;
Identifikasi Tujuan
VISI : Terwujudnya Tata Niaga, Koperasi, Usaha Kecil Dan
Menengah Yang Sehat Dan Mandiri Serta Mempunyai Daya Saing.

BIDANG/ TUJUAN/SASARAN
NO PROGRAM/ TER- PENJELASAN
KEGIATAN AKTUAL FORMAL
KONFIRMASI
1 2 3 4 5 6
1. Bidang Meningkatkan Meningkat- Meningkatkan Keberadaan
Kelembagaan produktivitas kan kualitas produktivitas koperasi tidak
Koperasi, Usaha koperasi kelemba- koperasi melalui cukup hanya
Kecil dan melalui gaan peningkatan dibuktikan dengan
Menengah / peningkatan Koperasi. kualtas status
Program kualtas kelembagaan kelembagaannya,
Peningkatan kelembagaan kopersai tapi lebih penting
Kualitas kopersai adalah kualitas
Kelembagaan produksi dari
Koperasi / 8 koperasi tsb, yg
kegiatan (terinci) mampu
mensejahterakan
anggotanya.
IDENTIFIKASI
RISIKO
APA ITU IDENTIFIKASI RISIKO?

Proses menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa,


dan bagaimana sesuatu dapat terjadi, sehingga
dapat berdampak negatif terhadap pencapaian
tujuan (4w + h)
IDENTIFIKASI RISIKO
Apa yang mungkin dapat terjadi? Bagaimana dan mengapa hal tersebut terjadi?
tujuannya adalah menghasilkan daftar lengkap
berisi kejadian yang dapat mempengaruhi sementara mengidentifikasi sejumlah kejadian, perlu
tujuan. Langkah-langkah dalam identifikasi apa juga mempertimbangkan penyebab dan skenario
yang mungkin terjadi adalah: yang mungkin. Adalah penting bahwa penyebab
yang signifikan tidak terlewatkan.
 Mengetahui dimana suatu risiko terjadi.
Salah satu metode mengikhtisarkan
dimana risiko dapat timbul pada suatu
Instrumen dan teknik apa yang dapat
instansi adalah dengan mengembangkan
digunakan?
suatu tabel yang berisi area sumber
risiko dan area dampaknya. pendekatan yang digunakan untuk mengidentifikasi
risiko umumnya adalah: checklist, pertimbangan
 Memahami kemunculan dan sesuai pengalaman dan dokumen, flow charts,
konsekuensi suatu risiko. Dalam hal ini brainstorming, analisis sistem, dan analisis
informasi yang valid harus diperoleh yakni skenario.. Pendekatan-pendekatan tersebut akan
relevan, lengkap, akurat, dan tepat waktu. sangat tergantung sifat aktivitas dan tipe risikonya.
TEKNIK-TEKNIK
BRAIN-
IDENTIFIKASI RISIKO STORMING
TEKNIK-
TEKNIK FGD
LAINNYA

SWOT WAWAN-
ANALYSIS TEKNIK CARA
IDENTIFI
KASI

EVENT
OBSERVA
TREE
SI
ANALYSIS

KUESIONE KAJIAN
R DOKUMEN
RISIKO RETROSPEKTIF &
PROSPEKTIF
● Risiko retrospektif (retrospective risks) adalah risiko-
risiko yang sebelumnya telah terjadi, seperti insiden
atau kecelakaan. Identifikasi risiko retrospektif
biasanya merupakan cara yang sangat umum dan
mudah untuk mengidentifikasi risiko.

● Risiko prospektif (prospective risks) biasanya lebih


sulit untuk diidentifikasi. Risiko ini adalah sesuatu
yang belum terjadi, tetapi mungkin terjadi beberapa
waktu yang akan datang.
HAL-HAL TERKAIT
IDENTIFIKASI RISIKO - Cont
Sumber informasi risiko retrospektif, meliputi:
 daftar atau register insiden/bahaya;

 laporan audit, hasil evaluasi, dan penilaian lainnya;

 keluhan pelanggan/stakeholders;

 dokumen dan laporan;

 staf lama atau survai pelanggan; dan

 media profesional atau surat kabar, seperti jurnal atau websites.


HAL-HAL TERKAIT
IDENTIFIKASI RISIKO - Cont
Metode untuk mengidentifikasi risiko prospektif meliputi:
brainstorming dengan staf atau pemangku kepentingan eksternal.
Riset ekonomi, politik, legislatif, dan lingkungan operasi.
wawancara dengan orang-orang atau organisasi yang relevan.
survai staf atau pelanggan untuk mengidentifikasi isu-isu atau problem
yang diantisipasi.
Bagan arus suatu proses.
Mereviu desain sistem atau membuat teknik-teknik analisis sistem.
Analisis SWOT.
PROSES IDENTIFIKASI RISIKO

1. Penetapan unit risiko  tempat & pemilik risiko

2. Memahami tupoksi IP ybs.

3. Menetapkan aktivitas utama

4. Menentukan bentuk kerugian

5. Membuat daftar risiko  memuat pernyataan risiko


dan penyebab
ANALISA
RISIKO
PERAN PIMPINAN

1. Pimpinan instansi pemerintah melakukan analisis


menyeluruh terhadap pengaruh risiko.

2. Pimpinan instansi pemerintah merumuskan


pendekatan dalam mengelola dan mengendalikan
risiko berdasarkan berapa banyak risiko yang dapat
diterima.
TUJUAN ANALISIS RISIKO
Tujuan analisis risiko adalah untuk memisahkan risiko kecil yang dapat diterima
dari risiko besar, dan menyiapkan data sebagai bantuan dalam prioritas dan
penanganan risiko.

Hasil Probabilitas/
Dampak dan
identifikasi frekuensi
besarannya
risiko risiko

Informasi
Respon Status risiko
kpd
risiko + peta risiko
Pimpinan

Jangan lupa mempersiapkan kriteria risiko!


RESPON TERHADAP RISIKO

Kurangi RISK APPETITE 


kemung- jumlah risiko yang diharapkan dapat diambil dalam
kinan rangka pencapaian tujuan, yang juga mencerminkan
kultur suatu instansi terhadap risiko, yaitu lebih suka
menghindari risiko (risk averse) atau pengambil
Kurangi risiko (risk taker).
Terima
dampak
RESPON RISK TOLERANCE 
RISIKO
ukuran spesifik tentang derajat ketidakpastian yang
diharapkan dapat diambil/ditoleransi dikaitkan
dengan hambatan dalam pencapaian tujuan, atau
tingkat kemampuan suatu instansi dalam menahan
fluktuasi kejadian berisiko. Terkadang risk tolerance
Hindari Berbagi
disebut juga risk attitude.
Respon terhadap Risiko
03
KEGIATAN
PENGENDALIAN
Kegiatan Pengendalian

● Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko.


● Kegiatan pengendalian dilakukan melalui penetapan dan pelaksanaan kebijakan
serta prosedur untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah
dilaksanakan secara efektif.
● Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen harus tertulis sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan pengendalian.
● Kegiatan Pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko
melalui penetapan dan pelaksanaan rancangan pengendalian yang dituangkan
dalam kebijakan dan prosedur (KSOP).
● Kebijakan dan Prosedur berfungsi sebagai media atau rancangan kegiatan
pengendalian.
3.Pengendalian
4.Pengenda-
1.Reviu atas 2.Pembinaan atas Penge-
lolaan Sistem
lian Fisik atas
Kinerja IP SDM
Informasi Aset

5. Penetapan & 7.Otorisasi


8.Pencatatan
Reviu atas 6. Pemisahan atas transaksi
atas transaksi
indikator & Fungsi & kejadian yg
& kejadian
ukuran Kinerja penting

9.Pembatasan 11.Dokumen-
10.Akunta-
Akses atas SD tasi SPI serta
bilitas thd SD &
& transaksi & kej
pencatatannya
pencatatannya penting

Psl 18 (3)
Penilaian atas Kegiatan Pengendalian yang
Ada/Terpasang
● Untuk menilai apakah kegiatan pengendalian telah dibangun untuk
mengatasi risiko,  sudah memadai atau belum.
● Penilaian diperlukan karena kebutuhan terhadap kegiatan pengendalian
dapat berkurang atau bertambah sesuai dengan perubahan risiko!!
● Penilaian keberadaan kebijakan dan prosedur, dan implementasi kebijakan
dan prosedur.
● Pemahaman yang memadai atas tujuan dan sasaran, kondisi, struktur,
kebijakan, prosedur organisasi, sangat dibutuhkan dalam menilai
kecukupan kegiatan pengendalian tersebut
Langkah Kerja Penilaian atas Kegiatan Pengendalian
yang Ada/Terpasang
1. Mengenali Kegiatan Pengendalian yang Seharusnya Ada
2. Mengevaluasi Pengendalian yang Ada/Terpasang

 Evaluasi atas kecukupan rancangan kegiatan pengendalian

 Evaluasi atas efektivitas pengendalian

 Menentukan celah pengendalian


3. Membahas Celah Pengendalian
4. Identifikasi Perbaikan Kegiatan Pengendalian
Evaluasi Kecukupan Pengendalian
● Apakah Pengendalian yang terpasang untuk
mengelola risiko tertentu sudah cukup?

● Kecukupan Rancangan Pengendalian :


* Tepat waktu  mampu segera kenali masalah
* Seimbang  Hasil – Biaya
* Akuntabel  mampu menunjukkan tanggung jawab
* Diletakkan benar  sehingga dpt bekerja efektif
* Alat mencapai hasil  mampu capai tujuan
* Mampu mengenali sebab kegagalan
Menentukan celah pengendalian

● Celah pengendalian akan dapat diketahui berdasarkan penilaian


ketepatan rancangan pengendalian dan efektivitas pengendalian.
● Celah pengendalian adalah kondisi yang terjadi apabila risiko sesuai
prioritas tidak memiliki pengendalian atau pengendalian yang ada tidak
mencukupi untuk membawa risiko kepada tingkat sisa risiko (residual
risk) yang berada dalam tingkat selera risiko manajemen.
● Risiko dengan celah pengendalian akan membutuhkan perbaikan
kegiatan pengendalian.
● Menentukan ada atau tidak adanya berarti menentukan perlu atau
tidaknya perbaikan atas kegiatan pengendalian.
Celah yang teridentifikasi
1. Pengendalian sudah ada namun tidak sesuai dengan
peraturan di atasnya
2. Pengendalian sudah ada namun belum
memiliki/dijabarkan ke dalam prosedur baku
3. Prosedur baku belum sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
4. Pengendalian belum ada sama sekali
5. Prosedur baku ada, namun belum dilaksanakan
6. Belum ada Prosedur Pelaporan/monitoring-nya
Contoh Formulir Kertas Kerja Penilaian atas
Kegiatan Pengendalian yang Ada/Terpasang
Unit Kerja :
Tujuan :
Kegiatan Pengendalian
Yang Terpasang Pemilik/
Pernyataan Yang
No Yang Masih Penanggung
Risiko Seharusnya Efektif/
Dibutuhkan Jawab
Ada Uraian Tidak Celah
Efektif
1 2 3 4 5 6 7 8
04
INFORMASI
&
KOMUNIKASI
Konsep Informasi dan Komunikasi

Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi,


mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam
bentuk dan waktu yang tepat.

1. Komunikasi atas informasi sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 41 wajib diselenggarakan secara efektif.
2. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya :
a) Menyediakan dan memanfaatkan berbagai
bentuk dan sarana komunikasi
b) Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui
sistem informasi secara terus menerus.
1. Komunikasi
Internal

2. Komunikasi
Eksternal

Pimpinan Instansi Pimpinan Instansi


menyediakan & mengelola,
memafaatkan mengembangkan &
berbagai bentuk & memperbaharui SI
sarana komunikasi secara terus
menerus

Dukungan/komitmen Pimpinan Instansi thd pengembangan TI ditunjukkan dgn ;


-Menyediakan SDM yang handal
-Mendanai secara memadai untuk pengembangannya
Pengendalian Yang Media / Bentuk / Sarana / Penyedia Penerima
No Waktu
Direncanakan Pengkomunikasian Informasi Informasi
1 2 3 4 5 6
05
PEMANTAUAN
PENGENDALIAN
INTERN
Konsep Pemantauan Pengendalian Intern
● Pemantauan pengendalian intern adalah
penilaian mutu kinerja sistem pengendalian Pengendalian dan
intern dari waktu ke waktu dan memastikan
Lingkungan yang Berubah
bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya dapat segera ditindaklanjuti. • Pergantian Pegawai
● Sistem pengendalian intern yang efektif
adalah sistem pengendalian intern yang
• Teknologi
dirancang dengan baik dan dilaksanakan • Prioritas
sesuai dengan rencana.
● Tujuan, proses atau prosedur yang
• Akuntansi dan
dikendalikan bisa saja berubah dari waktu Pelaporan
ke waktu, demikian pula dengan rancangan
SPIP serta pelaksanaannya dapat pula
berubah.
Pelaksanaan Pemantauan Pengendalian Intern
• Tujuan: untuk mengevaluasi
Pemantauan berkelanjutan pengendalian secara periodik
menyatu dengan kegiatan dan tidak menyatu dengan
operasional organisasi kegiatan sehari-hari organisasi
• Semakin efektif pemantauan
Pemantauan Evaluasi berkelanjutan, semakin rendah
Berkelanjutan Terpisah dilakukannya evaluasi terpisah
• Frekuensinya disesuaikan
dengan risiko

Tindak lanjut
terhadap
rekomendasi hasil
audit dan reviu
PEMANTAUAN
BERKELANJUTAN
Pihak yang Bertanggung Jawab
Pelaksana (Staf)
• memantau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya sendiri untuk
memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan
sebagaimana mestinya

Penyelia (Supervisor)
• memantau seluruh kegiatan yang berada dalam supervisinya

Pimpinan Menengah (Middle Management)


• pemantauan sistem pengendalian intern pada dasarnya sama
dengan penyelia, namun dalam lingkup yang lebih luas

Pimpinan Puncak (Top Management)


• memusatkan kegiatan pemantauannya pada bagian utama dalam
organisasinya
Rancangan Pemantauan Berkelanjutan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai