Anda di halaman 1dari 23

PERAN PENELITIAN DALAM

PEMBANGUNAN KESEHATAN
Siswanto
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kemenkes RI

Disampaikan pada Seminar Hari Pengendalian Nyamuk, Gumaya Tower Hotel, Semarang, 22 Agustus 2019
1
OUTLINE

• Riset operasional untuk mendukung pembangunan


kesehatan
• Beberapa Hasil Riset Operasional untuk masukan kebijakan/
program
• Penguatan program UKM secara sistematis dan terstruktur
• Kesimpulan

2
PROSES PENELITIAN VS PROSES KEBIJAKAN

Tahapan Proses Penelitian Tahapan Proses Kebijakan

Analisis
data

Laporan Agenda
Puldata Advokasi hasil lit
hasil Setting

Formulasi
Evalusi
Kebijakan

Protokol Publikasi

Proposal Pertanyaan Penelitian Imple- Adopsi


mentasi Kebijakan
3
Seberapa besar masalah kesehatan yang ada??
• Berapa angka kejadian (insidens, prevalens,
proporsi)
Mengukur
besaran masalah • Mencari angka indikator tertentu
• Seberapa besar hubungan antar variabel
(asosiasi, korelasi)
1
• Riskesdas
Survei potong • Studi Diet Total
Identifikasi lintang
Evaluasi program penyebab • Risnakes
masalah • Rifaskes
• Rikhus Vektor

Adopsi oleh Mengembangkan


Program solusi masalah

4
Mengukur
besaran masalah

Apa penyebab suatu masalah timbul?


Identifikasi
• Mencari penyebab yang sifatnya kausal
Evaluasi program 2 penyebab (ingat 10 syarat kausal) -- > Kohor
masalah • Determinan dari suatu masalah –>Kasus-
kontrol, survei potong lintang (?)
• Analisis (RR, OR, Pemodelan)

• Studi kohor
• Studi kasus kontrol

• Studi kohor tumbuh


Adopsi oleh Mengembangkan kembang
Program solusi masalah • Studi kohor PTM
• Studi kasus kontrol GGK

5
Mengukur
besaran masalah

Identifikasi
Evaluasi program penyebab
masalah

Apa solusi untuk menyelesaikan masalah??


• Inovasi kesmas
3
• Inovasi produk
Adopsi oleh Mengembangkan • Studi intervensi berbasis
Program solusi masalah • Studi intervensional budaya
• Studi eksperimental • Studi PAR Eradikasi Schisto
• Studi PAR Jurbastik
• Studi pengembangan obat/
vaksin/ Alat Dx 6
Studi inovasi kesmas Vs Inovasi produk
Inovasi Kesmas Inovasi produk

• Action Research • Melalui tahapan yang kokoh


• Participatory Action Research • Tahapan Preklinik (Penemuan
• Before/ After Study kandidat (NCE), uji in-vitro, uji
• Quasi experimental (Intervensi hewan coba
dengan Pembanding) • Tahapan klinik (uji fase 1, uji fase
• Cluster RCT 2, uji fase 3)
• Pendekatan keilmuan: Kuantitatif, • Pendekatan keilmuan:
Kualitatif, Mixed method Kuantitatif (Positivistik)
7
Mengukur
besaran masalah

Identifikasi
Evaluasi program penyebab
masalah

• Riset Implementasi PIS-PK


(pendekatan Participatory
Action Research)

• Metode  Kualitatif,
atau Mixed method 4
Mengapa program tidak berjalan
sebagaimana mestinya? Adopsi oleh Mengembangkan
Program solusi masalah
• Riset Implementasi
(Implementation Research)
(menjawab pertanyaan mengapa
program tidak jalan, lalu bagaimana 8
solusinya)
Apakah program mencapai tujuan yang
diharapkan? Mengukur
• Riset Evaluatif (Membandingkan antara besaran masalah
apa yang yang sesungguhnya terjadi
dengan apa yang seharusnya terjadi)
(Misal pencapaian Indikator program)

• Metode  Kuantitatif, Identifikasi


atau Mixed method Evaluasi program 5 penyebab
(Realist Evaluation) masalah

• Riskesdas
• Studi Evaluasi PMT Biskuit
• Studi Evalusi JKN (tematik)
• Studi Inventori TB
• Studi Evaluasi Rantai Dingin
Vaksin
• Dll Adopsi oleh Mengembangkan
Program solusi masalah

9
Transisi Epidemiologi: DALYs Lost berdasarkan 3 Klp Penyakit
Tahun 1997 – 2017, (Indonesian BOD Study)

Tahun 1990 Tahun 2017


8.87
6.40

39.81
23.60

51.32

69.91

PTM PM/KIA/Gizi Cedera PTM PM/KIA/Gizi Cedera

10
Kontribusi Faktor Risiko terhadap Angka Kejadian Kematian

Tiga Kelompok Penyebab 1. Promotif dan


Kematian berdasar preventif (edukasi,
Faktor Risiko: skrining/ deteksi
dini)
1. Metabolik, 2. Pemberdayaan
masyarakat
2. Perilaku, (UKBM)
3. Lingkungan
3. Aksi Multisektoral

PERILAKU

11
Kontribusi Faktor Risiko terhadap DALY Lost

• Bila dihitung thd


DALY lost maka
Faktor Risiko Diet
(“MAL-EATING”) 
merupakan
penyebab pertama
hilangnya tahun
hidup yang hilang
• Faktor Risiko MAL-
EATING membunuh
lebih besar dari
merokok dan HT
• Betul pepatah “You
Are What You Eat”)

12
13
DARI STUDI BOD  ARAH KEBIJAKAN BANGKESNAS (RPJMN)
14

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan


semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary
Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi
dan pemanfaatan teknologi

STRATEGI RPJMN 2020-2024

Peningkatan Percepatan Peningkatan Penguatan Gerakan Peningkatan


kesehatan ibu, anak perbaikan gizi pengendalian Masyarakat Hidup pelayanan kesehatan
KB, dan kesehatan masyarakat penyakit Sehat (Germas) dan pengawasan
reproduksi obat dan makanan
14
PERJALANAN HASIL RISKESDAS MENJADI KEBIJAKAN NASIONAL “PENCEGAHAN STUNTING”

PREVALENSI STUNTING

2007 2010 2013 NAWA CITA (KUALITAS SDM)


36,8% 35,6% 37,2%
RPJMN – RENSTRA
Mengapa stunting? Akibat stunting?

• Lancet: Systematic Review Intervensi


Stunting

POLITIK
PROSES
• Global Nutrition Report 2015 Aktor Isi
KEPUTUSAN TK TINGGI

Intervensi Spesifik &


Intervensi Sensitif Konteks
Penetapan 10 Kab/Kota (2017)

Penetapan 100 Kab/Kota (2018) PRGRAM 1000 HPK CARA MENCAPAI TUJUAN

Stunting Summit (Wk Presiden)

Studi Banding ke Brazil 15


BAGAIMANA DATA MENJADI KEBIJAKAN DAN RENCANA (Roadmap Eradikasi Schisto)
Formulasi Kebijakan
Workshop Lintas Melengkapi Data
Stakeholder
Komitmen awal Studi Banding Ke China
Surveilans Keong
Pengendalian
Lingkungan Terpadu
Surveilans Manusia Updating Peta Keong
Oncomelania HL

Lesson learned Jepang

LAUNCHING Kebijakan Formulasi Kebijakan


PETA JALAN LINTAS PETA JALAN LINTAS Workshop Penyusunan
SEKTOR ERADIKASI SEKTOR ERADIKASI Roadmap Eradikasi
SCHISTO SCHISTO Schisto
(Ka Bappenas-Menkes)

16
DARI HASIL RISET “GAP PELAYANAN” MENJADI “KEBIJAKAN PIS-PK”

GAP PELAYANAN (Kesenjangan Antara Kasus di


Masyarakat dengan Pasien Yang Kontak dg Nakes) PRINSIP EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI

Penyakit Kasus di Kontak dg Gap


Masy Nakes PENEKANAN PROMOTIF DAN PREVENTIF
Hipertensi 25,8% 9,5% 16,3%
DM 6,9% 2,4% 4,5%
TBC 1.060.000 360.000 700.000 PENDEKATAN KELUARGA

PENETAPAN KEBIJAKAN PIS-PK

Instrumen Kebijakan:
PENETAPAN INDIKATOR PIS-PK
PMK No. 39/2016, tentang: PIS-PK

17
DARI STUDI INVENTORI TB  PENGUATAN SITT
Missing Cases Persen
(95% Ci)
Total Missing Cases 41% (36-46)

Menurut Jenis Fasyankes


Puskesmas 15% (11-20)
Non Puskesmas 71% (61-79)
Rumah Sakit 62% (52-72)
Lainnya (Klinik, DPM, Lab) 96% (92-98) Penguatan Sistem Penguatan
Pelayanan TB dengan Sistem
melibatkan RS, Klinik Informasi TB
Menurut Jenis Kasus TB Mandiri, dan Dokter Terpadu (SITT)
Praktik Mandiri
Konfirmasi bakteriologis 21% (16-26)
Diagnosis secara klinis 55% (49-61)

Menurut Lokus infeksi TB


Pulmonary 38% (33-44)
Extra-pulmonary 58% (49-66)

18
PENINGKATAN STATUS KESEHATAN MELALUI PENGUATAN SISTEM
KESEHATAN
• Impact  HALE
PEMBANGUNAN KESEHATAN • Outcome  AKI, AKB, CDR, Insidens
Penyakit, Status Gizi (stunting)
• Output  Cakupan Pelayanan
Kebijakan dan
Regulasi • Upaya  Kesmas, P2P, Yankes
• Inputs  SDM, Farmalkes, Pembiayaan,
Regulasi/ kebijakan
Farmalkes
Status
Upaya Kesehatan BoD Kesehatan
SDM Kesehatan (Kesmas, P2P, Cakupan Efektivitas (UHH
Yankes) Pelayanan Efisiensi Yang
Ekuiti Berkualitas)
Pembiayaan
Pemberdayaan
Masyarakat

INPUTS PROSES OUTPUT OUTCOME IMPACT

Komponen sistem kesehatan HASIL PEMBANGUNAN KESEHATAN

19
BAGAIMANA MEMBANGUN SISTEM UPAYA KESEHATAN
YANG KUAT? UNIT MANA GARDA DEPAN?

OPSI 1 OPSI 2 OPSI 3

DJ Kesmas DJ Kesmas DJ Kesmas

DJ Yankes DJ Yankes DJ Yankes

DJ P2P DJ P2P DJ P2P

Yankes di depan, Kesmas dan P2P Yankes, Kesmas, P2P bekerja Kesmas dan P2P di depan, Yankes
Pelengkap secara parallel menangani “kebocoran” dari
Kesmas dan P2P
20
FIVE LEVELS OF PREVENTION
KESMAS, P2P YANKES
Prompt Disability
Health Diseases Early Limitation
Promotion Prevention Detection Treatment (Rehabilitation)

PEMBIAYAAN PEMERINTAH  UKM

PEMBIAYAAN JKN (BPJS)  UKP

21
KESIMPULAN
• Pendekatan riset untuk mendukung pembangunan kesehatan adalah
melalui Riset Operasional (RO), mulai dari pengukuran besaran masalah,
identifikasi penyebab masalah, pengembangan solusi, riset
implementasi, dan riset evaluatif
• Indonesia mengalami transisi epidemiologi, 70% DALY Lost disebabkan
PTM (Stroke, Jantung, DM); namun masih punya Pekerjaan Rumah PM
(Malaria, TB, HIV/AIDS, ISPA, Neglected Tropical Diseases)
• Peran Riset Operasional untuk perbaikan kebijakan dan program sangat
penting (peta stunting, peta AKI, PIS-PK, penguatan SITT program TB, dll)
• Untuk meningkatkan cost-effectiveness program (Value for Money), maka
UKM harus diperkuat: promotive-preventif, Program Kesmas, dan
Program Penanggulangan Penyakit (PTM dan PM)
22
23

Anda mungkin juga menyukai