Anda di halaman 1dari 24

Kelas mastigophora

• Merupakan protozoa yang bergerak dengan flagella,


berkembang biak secara aseksual memiliki stadium kista
dan trofozoit. Dapat menginfeksi usus maupun darah dan
jaringan tubuh.
• Spesies yang menginfeksi usus dan merupakan
penyebab diare pada anak-anak adalah Giardia lamblia.
• Penyebab penyakit menular seksual (PMS) terutama
vaginitis yaitu Trichomonas vaginalis.
• Spesies yang menginfeksi darah tapi tidak terdapat di
Indonesia yaitu: Trypanosoma cruzy yaitu penyebab
penyakit Chagas (American trypanosomiasis),
Trypanosoma brucei gambiense dan Trypanosoma
rhodesiense penyebab African tripanosomiasis
• Leishmania spp penyebab leishmaniasis visceral, kulit
dan selaput lendir.
(Novi utami dewi)
 1681 Antoni van Leeuwenhoek dari feses
diarenya sendiri menemukan trofozoit giardia
 1859, Vilem Dusan Lambl dinamakan
Cercomonas intestinalis
 1879 Grassi menemukan parasit pada rodensia
yang kemudian dikenal dengan Giardia spesies
Dimorphus muris
 Pada tahun 1902 Stiles mengubahnya menjadi
Giardia duodenalis diubah menjadi Giardia
lamblia pada tahun 1915.
Infeksi dapat berbentuk asimtomatik,
sampai diare berat.
Gejala asimtomatik akan menyebabkan
pembentukkan banyak kista dan
merupakan faktor penularan parasit,
karena trofozoit yang keluar bersama feses
tidak tahan terhadap lingkungan.
Bentuk kista berada pada feses yang
terinfeksi sehingga berperan sebagai
penyebar penyakit orang ke orang
melalui kontaminasi makanan atau
langsung melalui fekal-oral pada
seseorang dengan hygiene
perorangan yang buruk.
Kista juga dapat bertahan dalam air danau
atau air mengalir yang tahan beberapa
minggu sampai beberapa bulan sehingga
dapat menimbulkan penyakit asal air (water
borne desease). Mamalia hewan peliharaan
seperti anjing, kucing, burung, domba, dan
anak sapi serta hewan liar berang-berang
dan rusa dapat pula terserang giardiasis.
Giardiasis biasanya terjadi pada anak-anak,
terjadi enteritis akut dan kronis. Pada diare
kronik feses berlemak (steatorrhea) diselingi
obstipasi kadang-kadang encer, sakit perut,
ulu hati, perut kembung, feses berlendir dan
tidak mengandung darah.
Giardia lamblia  melekat pada
permukaan mukosa usus (inflamasi dan
memperpendek pili usus halus)

Jumlah trofozoit yang sangat banyak


dapat terjadi dan mengakibatkan
penghalang fisik terhadap penyerapan
nutrient, terutama zat yang larut lemak
seperti Vitamin B12.
Bentuk trofozoit

Gambar 1. Trofozoit Giardia lamblia


Sumber http//www.tulane.edu/wisar/protozoology/notes/intest/html
Bentuk trofozoit
 Berbentuk seperti jambu monyet, tapi pipih
dorsoventral, memiliki dua buah inti
 Ukuran (9-12) x (5-15) µm dan tebalnya 2-4 µm
 Bagian anterior merupakan batil isap
 Flagel 4 pasang (2 aksostil dan 2 benda
parabasal)
 Berkembang biak dengan belah pasang
longitudinal
Bentuk kista
 Ukuran (8-12) x (7-10) µm
 Bentuk lonjong, inti 2 sampai 4 terletak pada
satu kutub, dengan sitoplasma refraktil
 Dalam endoplasma tampak sisa organel yang
terdapat pada bentuk vegetatif.
 Tidak memiliki kromatin perifer dan
membrane inti
 Memiliki bagian jernih yang tipis mengelilingi
dinding kista, sehingga memudahkan
dikenali dengan adanya efek “halo”
Siklus hidup Giardialamblia
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:Giardia_life_cycle_en.svg
Pemeriksaan feses ditemukan stadium
kista dan trofozoit.
Cara: Wet mount menggunakan larutan
garam fisiologis atau lugol, metode
konsentrasi menggunakan larutan
formalin-etil-asetat, pewarnaan
hematoksilin, trikrom.
Spesimen feses harus diperiksa sebelum
satu jam setelah pengambilan atau diberi
pengawet polivinil alkohol 10%
Diagnosis juga dapat dilakukan dengan
teknik ELISA menggunakan antibody
monoclonal yang spesifik terhadap antigen
Giardia. Teknik ELISA telah digunakan untuk
pemeriksaan Giardia lamblia pada feses
dengan sensitifitas 92-98% dan spesifisitas
87-100%.
 Infeksi pada manusia biasanya diobati
dengan metronidazole, tinidazole atau
nitazoxanide
 Pengobatan alternatif menggunakan
berberin sulfat. Sebagai antimikroba dan
antipiretik, komponen berberin
menyebabkan stimulasi uterin, dosis tinggi
pada berberin pada beberapa orang dapat
menyebabkan bradikardi dan hipotensi.
Genus Trichomonas

Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis merupakan parasit yang
menimbulkan penyakit pada organ genitourinaria,
penyakitnya disebut trikomoniasis vaginalis.
Ada tiga spesies genus trichomonas yaitu:
Trichomonas vaginalis, Trichomonas tenax dan
Trichomonas hominis.
Hanya T vaginalis yang patogen.
Lebih sering menyerang wanita (25%) terutama yang
kebersihannya buruk, namun hanya 1/7 yang menunjukkan
gejala
Sifat umum
• Ukuran trichomonas bervariasi dengan lebar sekitar 20
mikrometer. Pada sediaan basah dari secret vagina,
trichomonas dapat dikenali dari pergerakkannya yang
berjungkir balik dan tersentak-sentak.
• T. vaginalis bersifat anaerobik dan hidup baik tanpa
oksigen dan lingkungan dengan keasaman yang rendah.
Pertumbuhan maksimum dan fungsi metabolic yang baik
pada pH 6.0.
• Trichomonas memperbanyak diri dengan pembelahan
biner. Trichomonas hanya ada dalam bentuk trofozoit dan
tidak terdapat dalam bentuk kista.
Trikomoniasis

• Penyakit yang disebabkan oleh trichomonas akan


meningkatkan penyebaran infeksi HIV. Infeksi
Trichomonas akan menyebabkan respon imun
selular dengan inflamasi pada epitel vagina dan
servik pada wanita, uretra pada pria.
Morfologi
• T. vaginalis berbentuk seperti buah pear yang dilengkapi
oleh empat flagel yang menonjol keluar dari depan ke
belakang. Flagel kelima melekat pada membrane undulant
memanjang ke belakang Sebuah ekor berduri yang disebut
dengan aksostil, pemanjangan bagian akhir T. vaginalis.
Diyakini bahwa T. vaginalis melekat pada jaringan hospes
dengan aksostil dan dapat menyebabkan hal yang
berhubungan dengan infeksi trichomonas yaitu iritasi dan
peradangan. Ukuran trichomonas bervariasi dengan lebar
sekitar 20 mikrometer.
Pada sediaan basah dari secret vagina, trichomonas dapat
dikenali dari pergerakkannya yang berjungkir balik dan
tersentak-sentak.
Tanda-tanda fisik
Perempuan
• Pada pemeriksaan panggul dengan spekulum, tanda-
tanda trikomoniasis diantaranya colpitis macularis
(disebut sebagai strawberry cervix); keputihan yang
purulen yang dapat berwarna putih krem, kuning, hijau
atau abu-abu, keputihan yang berbusa, erythema vagina
dan vulva.
• Diagnosis pasti trikomoniasis dapat ditegakkan dengan
adanya protozoa berflagel yang terlihat dari pemeriksaan
sediaan basah, Papanicolaou (Pap smears), atau media
kultur.
Laki-laki
• Kebanyakan laki-laki yang terinfeksi trikomoniasis tidak ada
tanda fisik. Pada beberapa kasus, laki-laki dengan infeksi ini
mungkin menunjukkan adanya discharge dari penis. Beberapa
kasus yang lain mungkin ada tanda-tanda prostatitis atau
epididymitis.
Pada bayi perempuan baru lahir
• T vaginalis didapat pada saat melewati jalan lahir dapat
menyebabkan keputihan pada bayi pada minggu-minggu
pertama kehidupannya. Anak-anak sebelum usia pubertas
yang terkena trikomoniasis akan menunjukkan gejala yang
mirip dengan gejala pada klien remaja dan dewasa. Adanya T.
vaginalis pada anak-anak sebelum pubertas harus dicurigai
kemungkinan adanya kekerasan seksual.
Diagnosis
• Diagnosis Trichomonas dengan menemukan trofozoit dalam
secret vagina, uretra dan prostat atau dalam sedimen urine.
Pemeriksaan mikroskopis secara langsung dari kotoran vagina
yang purulen menggunakan spikulum atau swab, spesimen
diambil menggunakan swab dari dinding samping vagina
(epitel dan eksovagina) untuk wetmount sedangkan untuk
kultur diambil dari fornix posterior vagina. Dengan sediaan
basah.
• Trichomonas vaginalis dapat dikenali melalui morfologi dan
pergerakkannya yang jungkir balik dengan cepat (jerky
movement) Sensitifitas pemeriksaan secara langsung 40-80%.
Sehingga kultur secara in vitro merupakan gold standar untuk
diagnosis, hanya saja kelemahannya membutuhkan waktu 2-7
hari pertumbuhan untuk dapat terlihat pada pemeriksaan.
Pemeriksaan laboratorium
pH vagina
• Penentuan pH vagina dengan cara menempelkan swab
dengan sekresi vagina pada kertas pH paper dengan nilai
antara 3.5-5.5. pH vagina normal secara praktis menunjukkan
diagnosis trikomoniasis negatif. pH lebih dari 4.5 ditemukan
pada trikomoniasis dan vaginosis bakterial.
Tes Whiff
• Tes ini memeriksa adanya amine dengan menambahkan KOH
pada discharge vagina dan membaui adanya bau seperti bau
ikan, tes ini berguna untuk menyingkirkan kemungkinan
vaginosis bakterial. Saat ini telah ada pemeriksaan pH
Vagina dan tes whiff yang dikombinasikan dalam satu bentuk
tes dengan tanda negatif positif.
Sediaan Basah (Wet mount)
• Pemeriksaan dengan sediaan garam basah melalui mikrokoskop
terhadap secret vagina yang diusapkan pada objek glass dapat
mengidentifikasi protozoa yang berbentuk seperti tetesan air,
berflagela, dan bergerak. Pemeriksaan ini juga dapat menemukan
clue cells (tanda adanya penyakit vaginosis bakterial). Sensitivitas
pemeriksaan ini mencapai 40-60%. Sedangkan spesifisitas dapat
mencapai 100% jika sediaan garam basah segera dilihat di bawah
mikroskop.
Pap smear
• Sensitivitas untuk mendeteksi sama dengan pemeriksaan sediaan
garam basah, yaitu 40-60%. Sedangkan spesifisitas mencapai 95-
99% untuk petugas-petugas yang sudah terlatih.
Pemeriksaan lain
• Mendeteksi adanya trikomoniasis yaitu dengan pemeriksaan biakan
(kultur) secret vagina, direct immunofluorescence assay, dan
Polymerase chain reaction (PCR).Kultur pada medium dapat
digunakan untuk pembiakan Trichomonasvaginalis yaitu medium
Diamond ’s (gold standart) dan medium khusus untuk
Trichomonasvaginalis InPouch TV™ culture.

Anda mungkin juga menyukai