Anda di halaman 1dari 28

UJI EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH

ALPUKAT (Persea americana Mill) TERHADAP


PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli

OLEH

RIVA JULIANTI SARAGIH


1701012052
PENDAHULUAN

USUS BESAR
DIARE BAKTERI MANUSIA
Escherichia coli

GRAM NEGATIF
dan GRAM
POSITIF

EKTRAK BUAH
BUAH
ALPUKAT
ALPUKAT
Hipotesis
1. Ekstrak etanol buah alpukat
Perumusan Masalah mempunyai efek antibakteri
1. Apakah ekstrak etanol buah alpukat mempunyai terhadap pertumbuhan bakteri
efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
Escherichia coli? 2. Pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30%
2. Berapakah konsentrasi ekstrak etanol buah ekstrak etanol buah alpukat efektif untuk
alpukat efektif untuk menghambat pertumbuhan menghambat pertumbuhan bakteri
bakteri Escherichia coli ?
Escherichia coli.

Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian 1. Bagi masyarakat , peneliti ini dapat memberikan
1. Untuk mengetahui ekstrak buah alpukat informasi kepada masyarakat tentang khasiat
mempunyai efek antibakteri terhadap dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli.
pertumbuhan bakteri Escherichia coli. 2. Menambah pegetahuan dan pengalaman peniliti
2. Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa dalam melakukan penelitian ilmiah.
ekstrak buah alpukat dapat menghambat 3. Sebagai bahan informasi dan masukan terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang penelitian lebih lanjut.
mendekati kloramfenikol.
Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter

Ekstrak Buah Uji Efek Antibakteri


Alpukat Terhadap Bakteri Zona Hambat
( 10%, 20% dan 30%) Escherichia coli (mm)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri

Bakteri adalah mikroorganisme prokariot, bersel tunggal, berkembang biak


dengan cara membelah diri dan hanya dapat dilihat dengan
mengguanakan mikroskop serta mempunyai bentuk dan susunan sel yang
sedrhana.
Nama bakteri berasaldari “bakterion” (bahasa Yunani) yang berarti tongkat
atau batang. Sekarang nama itu dipakai untuk menyebut sekumpulan
mikroorganisme bersel satu, berkembang dengan membelah diri.
Berdasarkan perbedaan dalam menyerap zat warna, bakteri dibagi atas
dua golongan, yaitu bakteri gram positif dan negatif.
Bentuk Bakteri
1. Bentuk Bulat (kokus)
a. Monokokus : berbentuk bulat tungga
b. Diplokokus : berbentuk bulat bergandengan dua-dua
c. Tetrakokus : berbentuk bulat tersusun 4 sel
d. Sarcina : berbentuk bulat terdiri dari 8 sel seperti
kokus
e. Streptokokus : berbentuk bulat bergandengan seperti
rantai
f. Staphylokokus : berbentuk bulat tersusun seperti buah
anggur
2. Bentuk Basil (batang)
a. Monobasil : berbentuk batang tunggal
b. Diplobasil : berbentuk batang bergandenga dua-dua
c. Streptobasil : berbentuk batang tersusun seperti rantai

3. Bentuk Spiral
a. Vibrio : bakteri berbentuk koma
b. Spirochaela : bakteri berbentuk spiral halus dan lembut
c. Spirilium : bakteri berbentuk spiral tebal dan kaku
Bakteri Escherichia coli
Ciri-ciri morfologi sebagai berikut:
1. Bakteri gram negatif , panjang dan lebarnya adalah 2,0 - 6,0 µm
2. bentuk batang lurus, motif dengan flagellumperitrikus atau nonmotil,
biasanya tidak berkapsul dan tidak mempunyai spora
3. membentuk koloni dengan adanya berwarna hijau dengan kilap logam

KLORAMFENIKOL
ANTIBIOTIK Merupakan antibiotik berspektrum luas yang
bersifat bakteriostatis terhadap semua jenis
bakteri gram positif dan gram negatif. Mekanisme
kerjanya berdasarkan perintangan sisntesa
polipeptida bakteri dan diinaktivasi oleh konjugasi
dengan asam glukuronat terutama di hati.
Sistematika Tumbuhan
Menurut Depkes R (2001) Klasifikasi buah alpukat adalah sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranuculales
Familia : Lauraceae
Genus : Perseae
Spesies : Persea americana Mill
Sinonim : Persea gratissima Gaertn

Zat – zat yang dikandung dan kegunaannya


a. flavonoid : sebagai antibakteri dengan cara membentuk kompleks protein
yang mengganggu integritas membran sel bakteri
b. tanin : mengkerutkan dinding sel sehingga permeabilitas bakteri
terganggu
c. alkaloid : mengganggu komponen penyusunan peptidoglikon pada sel
bakteri
d. saponin : meningkatkan membran sehingga terjadi hemolisis sel dan
apabila bereaksi dengan bakteri maka bakteri tersebut akan
rusak atau lisis.
Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa di perlakukan sedemikian hingga memenuhi baku
yang telah ditetapkan

Cara maserasi:
Masukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat
halus yang cocok kedalam sebuah bejana. Tuangi dengan 75 bagian
cairan penyaring, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya
sambil sering di aduk. Serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari
secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana
tertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, selam 2 hari.
Enap tuangkan atau saring, masukkan kedalam wadah yang sesuai.
(Farmakope Indonesia Edisi III, 1978).
Metode
Penelitian Eksperimental

Kelompok kontrol Membandingkan


Desain kelompok eksperimen
(Posttest Control
penelitian
Group Design) dengan kelompok kontrol

Lokasi penelitian
Laboratorium Waktu Penelitian Purposive
Mikrobiologi Poltekkes Juli 2019-agustus 2019
Sampling
Medan
Alat
• Batang pengaduk • Cawan petri
• Beaker glass • Inkubator
• Botol spray • Kawat ose
• Gelas ukur • Pemanas bunsen
• Kain flanel • Jangka sorong
• Tabung Reaksi
Bahan
• Alkohol • Biakan Staphylococcus epidermidis
• Sereh wangi • Nutrien agar
• Aquadest • Kloramfenikol
• Propilen glikol
• Alkohol 96%
• Muller hilton Agar
PEMBUATAN EKSTRAK ETANOL BUAH ALPUKAT
Sebanyak 3 kg buah alpukat dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibelah
menjadi 2 bagian selanjutnya dikerok untuk mendapatkan daging buah,
kemudian daging buah dikeringkan terlebih dahulu untuk menghilangkan
kadar air dalam daging buah alpukat, setelah kering buah alpukat
dihaluskan.

250 g serbuk buah alpukat + 1.875 ml etanol 70%

Diamkan selama 5 hari, diaduk minimal 3 kali

Setelah 5 hari disaring + 625 ml etanol 70%

Ekstrak Etanol BuahAlpukat(EEBA) 2500 ml

Diamkan Selama 2 hari, kemudian enap tuangkan

Uapkan hingga diperoleh ekstrak kental buah alpukat


EBA
Konsentrasi
konsentrasi
10%
Konsentrasi 30%
20%
Konsentrasi 40%
10% = 10/100 = 0,10 g/ml = 100 20%= 0,20 g/ml = 200 mg/ml 30% = = 0,30 g/ml = 300 mg/ml
mg/ml Maka untuk membuat 5 ml: Maka untuk membuat 5 ml:
Maka untuk membuat 5 ml : 5/1 x 200 mg =1000 mg = 1 g x 300 mg = 1500 mg = 1,5 g
5/1 x 100 mg = 500 mg = 0,5 g Ditimbang sebanyak 1 g Ditimbang sebanyak 1,5 g ekstrak
Ditimbang sebanyak 0,5 g ekstrak ekstrak kental buah alpukat buah alpukat kemudian
kental buah alpukat kemudian kemudian cukupkan dengan cukupkan dengan etanol 70%
cukupkan dengan etanol etanol 70 % hingga 5 ml. hingga 5 ml.
70%hingga 5 ml.

Pembuatan kloramfenikol
Timbang setara 50 mg kloramfenikol, larutkan dengan alkohol 96% dalam
beaker glass ad 100 ml, konsentrasi larutan adalah 500 µg/ml (larutan induk).
Dari larutan induk pipet 6 ml larutan, kemudian encerkan dengan aquadest ad
100 ml, konsentrasi larutan adalah 30 µg/ml
Pembuatan Media
Media Eosine Methylen Blue Agar (EMBA)
Komposisi:
Pepton : 10 g
Laktosa : 10 g
D-manitol : 10 g
K2HPO4 : 2 g
Agar : 15 g
Destiled water: 1000 ml
pH 7,1 ± 0,1
Jumlah media yang harus dilarutkan dalam 1 liter aquadest pada etiket adalah 36 g/l. Banyaknya
EMBA yang diperlukan untuk 50 ml adalah:
50/1000 x 36 g = 1,8 g
Pembuatan:
Timbang EMBA sebanyak 1,8 g.
Masukkan kedalam Erlenmeyer, larutkan dengan aquadest sebanyak 50 ml.
Panaskan sampi mendidih.
Angakt dan tutup Erlenmeyer dengan kapas, lapisi dengan aluminium foil, kemudian ikat dengan
benang.
Sterilkan dengan autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit.
Setelah steril, angkat dari autoklaf dengan perlahan-lahan dan hati-hati.
Dinginkan sejenak, buka kertas perkamen yang diikatkan pada Erlenmeyer kemudian tuang kedalam
cawan petri secara aseptis.
Biarkan agar mendingin dan memadat.
Media Nutrien Agar
Komposisi:
Pepton from meat : 3,0 g
Meat extract : 5,0 g
Agar : 12,0 g
Aquadest : 1000 ml
Jumlah media yang harus dilarutkan dalam 1 liter aquadest padaetiket adalah 20 g/L.
Banyaknya nutrien agar yang dibutuhkan untuk 20 ml adalah:
20/1000 x 20 g = 0,4 g
Pembuatan
Timbang nutrien agar sebanyak 0,4 g
Masukkan kedalam erlenmeyer, larutkan dengan aquadest sebanyak 20 ml
Panaskan sampai mendidih
Angkat, lalu bagi dalam beberapa tabung (sesuai kebutuhan), tutup dengan kapas, lapisi
dengan aluminium foil kemudian ikat dengan benang
Sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit. Setelah steril, angkat dari
autoklaf dengan perlahan dan hati-hati
Dinginkan, buka aluminium foil yang dikaitkan pada tabung kemudian miringkan tabung
yang berisi nutrien agar untuk memperoleh agar miring
Biarkan sampai membeku, setelah itu lakukan penanaman bakteri dengan
menggoreskan bakteri secara zig-zag pada media
Media Muller Hilton Agar (MHA)
Komposisi:
Infusion from meat : 2,0 g
Casein hydrolysate : 17,55 g
Starch : 1,5 g
Agar : 13 g
Aquadest : 1000 ml
Jumlah media yang dilarutkan dalam 1 liter aquadest pada etiket adalah 38 g/L.
Banyaknya MHA yang diperlukan 100 ml adalah:
x 38 g = 3,8 g
Pembuatan :
Timbang MHA sebanyak 3,8 g
Masukkan kedalam erlenmeyer, larutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml
Panaskan sampai mendidih
Angkat dan tutup dengan kapas, lapisi dengan aluminium foil kemudian ikat dengan
benang
Sterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit.
Setelah steril, angkat dari autoklaf dengan perlahan dan hati-hati
Larutan NaCl 0.9%
Komposisi:
Natrium Klorida : 0.9
Aquadest : 100 ml
Larutan ini digunakan untuk mensuspensikan bakteri dengan pengenceran bakteri.
Pembuatan:
NaCl ditimbang sebanyak 0,9 g lalu larutkan dengan aquadest hingga 100 ml dalam
labu tentukur, kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121ºC selama 15 menit.

Suspensi Standar Mc. Farland


Komposisi:
Larutan asam sulfat 1%v/v : 99,5 ml
Larutan barium klorida 1,1755% v/v : 0,5 ml
Pembuatan:
Campurkan larutan asam sulfat dan barium klorida kedalam tabung reaksi dan dikocok
homogen. Apabila kekeruhan suspensi uji sama dengan kekeruhan suspensi standar
Mc. Farlan, maka konsentrasi suspensi bakteri adalah koloni/ml.
Pembiakan Bakteri
1. Ambil satu ose dari suspensi bakteri Escherichia coli
2. Kemudian tanam ke media EMBA dengan cara menggoreskan
3. Inkubasi dalam inkubator pada sushu 37ºC selama 18-24 jam
4. Amati pertumbuhan koloni pada media
5. Hasil yang diperoleh berwarna hijau dengan kilap logam dan bintik biru kehijauan
ditengahnya menunjukkan Escherichia coli(+), lalu lakuka pengecatan
gram gram dengan cara:
6. Ambil biakan bakteri yang berumus 18-24 jam, letakkan pada kaca objek yang telah
diberi aquadest lebih dahulu, lalu fiksasi
7. Tambahkan kristal violet, diamkan 1 menit, kemudian bilas dengan aquadest dan
tambahkan larutan lugol, biarkan selama 1 menitSetelah 1 menit lugol dibilas dengan
aquadest, kemudian tuangi dengan etanol 70% setetes demi setetes hingga warna
kristal violet hilang, kemudian bilas kembali dengan aquadest
8. Tambahkan larutan fuchsin diamkan kira-kira 20 detik, bilas dengan aquadest lalu
keringkan dengan kertas hisap secara hati-hati
9. Amati hasilnya dibawah mikroskop, jika bakteri tersebut adalah Escherichia coli hasil
yang diperoleh dibawah mikroskop adalah bakteri berwarna merah yang merupakan
bakteri gram negatif berbentuk bulat
10. Lalu koloni spesifik Escherichia coli diambil satu ose lalu ditanamkan
pada Nutrien Agar miring, inkubasi dalam inkubator pada susu 37ºC selama 18-24
jam
Pengenceran Bakteri Escherichia coli
1. Masukkan kurang lebih 1 ml larutan NaCl 0,9% kedalam tabung reaksi, kemudian ambil satu ose
biakan bakteri Escherichia coli yang berumur 18-24 jam yaitu biakan yang berasal
dari Nutrien Agar
2. Tambahkan terus larutan NaCl 0,9% sampai diperoleh suspens dengan kekeruan sama dengan
suspensi Mc. Farland, maka konsentrasi suspensi bakteri adalah koloni/ml
3. Pipet sebanyak 0,1 ml suspensi bakteri kedalam tabung reaksi kemudian tambahkan 9,9 ml
larutan NaCl 0,9%, maka konsentrasi suspensi bakteri adalah koloni/ml
Uji Efek Antibakteri Ekstrak Buah AlpukatTerhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli
1. Sterilkan semua alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buat persediaan inokulum
3. Pipet 0,1 ml suspensi bakteri dengan konsentrasi koloni/ml kedalam 100 ml media MHA denga
suhu 45-50ºC lalu kocok sampai homogen, kemudian tuang segera sebanyak 15 ml kedalam
cawan petri steril, lalu biarkan memadat
4. Buatlah 5 tanda pada bagian bawah cawan petri sebagai tempat peletakan paper disk
5. Rendam paper disk kedalam ekstrak buah alpukat konsentrasi 10%, 20%,30%, etanol 70% serta
kloramfenikol, biarkan selama 2 menit
6. Angkat perlahan dengan menggunakan pinset, letakkan paper disk kedalam cawan petri yang
sudah berisi MHA dan suspensi bakteri secara aspetis sesuai dengan tanda yang telah diberi
terlebih dahulu
7. Inkubasi dalam inkubator selama 18-24 jam pada suhu 37ºC
8. Baca hasil dengan mengukur zona hambatan berupa daerah yang tampak jernih atau daerah
yang tidak ditumbuhi bakteri
9. Catat hasil dalam hitugan milimeter
10.Percobaan ini dilakukan 3 kali untuk masing-masing konsentrasi ekstrak buah alpukat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ekstrak etanol buah alpukat
Ekstrak dibuat dengan cara maserasi dengan menggunakan cairan
penyarietanol 70%. Ekstrak dibuat sesuai dengan Farmakope Indonesia
Ed.III yaitu :
1 : 10 bagiansimplisia
Maka 250 g simplisia = 2.500 ml cairanpenyarietanol 70 %
𝟕𝟓
75 bagianpenyarietanol 70 % =100× 2.500 ml = 1.875 ml
25
25 bagianpenyarietanol 70 % =100× 2.500 ml = 625 ml
Ekstrak kental yang diperoleh dari 250 g berat kering adalah 39,60 g
Maka % rendemen dari ekstrak kental buah alpukat adalah
Berat Ekstrak Kental yang Diihasilkan
% Rendemen = Berat Smplisia Kering
× 100%
39,60 g
% Rendemen = × 100%
250 g
% Rendemen = 15,84 %
Hasil pengamatan zona hambat Ekstrak Buah Alpukat (EBA)

Cawan Petri
Rata-rata Zona Hambatan
Konsentrasi Zona sebagai
Penguji Hambatan Antibakteri
I II III
(mm) Menurut FI Ed. IV
Hal 896 (mm)
EBA 10% 12,19 14.30 14,2 13,56
EBA 20% 20,48 21,55 19,15 20,39
14-16
EBA 30% 21,30 22,30 23,27 22,29
Kloramfenikol 31,20 26,90 28,60 28,9
Etanol 70% 9,7 7,6 10 9,1

Grafik rata-rata zona hambat Ekstrak Etanol Buah Alpukat


Hasil Analisis Analistik Ekstrak Antibakteri Buah Alpukat
a. Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnv Test
One Sample Kolmogrov Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 15

Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 7.096662201

Most Extreme Dfferences Absolute .229

Positive .299

Negative -.102

Kolmogrov-Smrnov Z 1.146

Asymp.Sig. (2-tailed) .145

Test Distribution is Normal

b. UjiHomogenitas Levene
Test of Homogeneity of Varieneces
Diameter
Levene df1 df2 Sig.

Statistic

.721 4 10 .597

b
Mean ± Standart deviation
Descriptives
Diameter
N Mean Std.Deviation Std.Error

EBA 10% 3 13.5633 1.19039 .68727

EBA 20% 3 20.3933 1.20234 .69417

EBA 30% 3 22.2900 .98504 .56871

KLORAMHENIKOL 3 28.9000 2.16564 1.25033

ETANOL 7% 3 9.1000 1.30767 .75498

Total 15 18.8493 7.24645 1.87102


. Mean ± Standart deviation
Descriptives
Diameter
95% Convidence
Interval for Mean
Lower Upper Minimum Maximum
Bound Bound

EBA 10% 10,6062 16,5204 12,19 14,30

EBA 20% 17,4065 23,3801 19,15 21,55

EBA 30% 19,8430 24,7370 21,30 23,27

KLORAMHENIKOL 23,5203 34,2797 26,90 31,20

ETANOL 7% 5,8516 12,3484 7,60 10,00

Total 14,8364 22,8623 7,60 31,20


•One Way Anova Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Buah Alpukat
Anova
Diameter
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square

Between Groups 714.688 4 178.672 87.302 .000

Within Groups 20.466 10 2.047

Total 735.154 14

Data yang telah diperoleh di atas kemudian dilakukan analisis statistik


dengan menggunakan SPSS16.0 for Windows . Berdasarkan data dari rata-
rata zona hambat ekstrak etanol buah alpukat dilakukan uji normalitas
menggunakan Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji normalitas menunjukkan
bahwa data terdistribusi normal karena memiliki nilai signifikan sebesar
0,145 (p >0,05). Hasil uji homogenitas pada Lavene test memiliki nilai
signifikan 0,597 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang
diperoleh telah homogen. Oleh karena data yang diperoleh normal dan
homogen selanjutya dilakukan uji ANOVA One-Way .
Hasil uji Anova One-Way yang diperoleh nilai signifikan sebesar
0,000 dimana nilaiya kurang dari nilai standar yaitu (p>0,05). Hasil ini
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna terhadap rata-rata
diameter zona hambat antara konsentrasi 10%, 20%, 30% .
Zona hambat yang terdapat pada penelitian ini dapat dihubungkan dengan adanya
senyawa yang terkandung di dalamnya, yaitu kandungan zat antibakteri pada buah
serta biji buah alpukat meliputi flavonoid, tanin, alkaloid dan saponin.

Mekanisme kerja flavonoid sebagai menghambat sintesis asam nukleat, menghambat


fungsi membran sel, dan menghambat metabolisme energi. Flavonoid menyebabkan
terjadinya keruskan dinding sel bakteri, mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi
antara flavonoid dengan DNA bakteri

Mekanisme kerja saponin sebagai antibakteri yaitu dapat menyebabkan kebocoran


protein dan enzim dari dalam sel, sehingga saponin dapat menurunkan tegangan
permukaan diniding sel bakteri dan merusak permeabilitas membrannya yang
berakibat sitoplasma keluar dari dalam sel yang berlanjut dengan kematian sel.

Mekanisme kerja tanin yaitu meghambat enzim reverse transrptase dan DNA
topoisomerase sehingga sel bakteri tidak terbentuk. Efek antibakteri tanin
berhubungan dengan kemampuannya untuk menginaktifkan adesi sel mikroba,
menginaktifkan enzim, dan menggangu transpor protein pada lapisan dalam sel .
Mekanisme kerja alkaloid sebagai antibakteri yaitu dengan cara menggangu
komponen penyusun peptidoglikon pada sel bakteri sehingga dinding sel tidak
terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut.

Berdasarkan penelitian Juliantina (2008) dan Liberty et al. (2012), kandunganzat


antibakteri pada buah serta biji buah alpukat meliputi flavonoid, tanin, saponin, dan
alkaloid.

Berdasarkan hasil tersebut secara umum ekstrak buah alpukat dapat dikatakan
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli yang ditunjukkan dengan
luasnya diameter zona hambat yang terbentuk dan hasil sensitif .
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari ekstrak buah alpukat terhadap
pertumbuhan bakteri Escherichia coli dapat disimpulkan bahwa
a. Ekstrak buah alpukat memiliki efek antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri
Escherichia coli.
b. Pada konsentrasi 30 % dengan zona hambat 22,29 mm bersifat sebagai antibakteri
sensitif karena memiliki diameter zona hambat diatas 16 mm yang mampu membunuh
bakteri Escherichia coli yang lebih mendekati antibiotik kloramfenikol.

Saran
Dari hasil penelitian ini tentang Uji efek antibakteri ekstrak etanol buah alpukat (Persea
americana Mill) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dengan kloramfenikol
sebagai pembanding”
a. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti buah alpukat pada jenis bakteri
lain.
b. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti buah alpukat dengan
menggunakan pelarut yang berbeda yang memiliki tingkat kepolaran yang berbeda yatu
seperti kloroform atau N-Heksana

Anda mungkin juga menyukai