Anda di halaman 1dari 20

TUTORIAL MODUL “DEMAM”

KELOMPOK 4

dr. Yusriani Mangarengi, M.Kes


NAMA-NAMA KELOMPOK 4

Rizki Handayani : 110 2017 0061


Andi Safa Fauziah : 110 2017 0062
Fatmawati : 110 2017 0063
Nurafni : 110 2017 0065
Amaliah Fildzah Asilah : 110 2017 0067
A. Muhammad Muslih Rijal : 110 2017 0068
Muhammad Fakhri : 110 2017 0069
Ririn Ramadhani Ridwan : 110 2017 0070
Miftahul Jannah : 110 2017
2
0071
SKENARIO 4
Seorang anak laki-laki berumur 7 tahun dibawa ke
Puskesmas dengan keluhan lemas dan lesu. Pasien juga
mengeluh sering diare, dubur gatal, nyeri perut, mual tapi
tidak muntah, dan sulit konsentrasi. Jika melakukan
aktivitas debaran bertambah dan cepat lelah.

KATA SULIT: Tidak terdapat kata sulit dalam scenario.


3
KATA KUNCI

 Anak Laki-laki 7 tahun


 Mengeluh lemas dan lesu
 Pasien juga mengeluh sering diare, dubur gatal, nyeri
perut, mual tapi tidak muntah, dan sulit konsentrasi
 Jika melakukan aktivitas debaran bertambah dan cepat
lelah

4
PERTANYAN TEKAIT SKENARIO
1. Jelaskan etiologi lemas dan lesu!
2. Jelaskan patomekanisme gejala sesuai skenario!
3. Bagaimana hubungan usia dan jenis kelamin dengan
kondisi yang dialami pasien?
4. Jelaskan langkah-langkah diagnosis sesuai skenario!
5. Jelaskan diagnosis banding sesuai skenario!
6. Jelaskan pencegahan sesuai skenario! 5
1. Etiologi Lemas dan Lesu
Anemia defisiensi
anemia
zat besi

Penyakit yang mempengaruhi


metabolisme tubuh

Penyakit kanker, HIV,


Tuberkulosis (TBC),
Gagal Ginjal, Gagal
Hati, Gagal Jantung.
kelainan nafsu makan
atau kekurangan gizi Konsumsi obat-
obatan
6

Rawina Winita, Mulyati, Hendri Astuty. Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2. Patomekanisme Gejala yang Timbul pada Skenario
Parasit dalam
Otot Lelah
darah

Konsumsi Nutrisi
Asam Laktat
dan O2
Malnutrisi dan Aerob menjadi
Lemas
Hipoksia Jaringan Anaerob
Metabolisme sel
Anemia
menurun
Kadar Oksigen dalam
Kadar Hb menurun
tubuh menurun
Patofisiologi, konsep – konsep klinis proses – proses penyakit, Sylvia A. Price Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton Diktat Kuliah Hematologi & Imunologi FK Univ. Kristen Maranatha.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Patofisiologi. Jakarta. EGC. 7
Peradangan Parasit dalam darah

IL-1, IL-6, IL-8 & Konsumsi Nutrisi


TNF Alpha dan O2

Malnutrisi dan
Hipotalamus
Hipoksia Jaringan

Penurunan Nafsu
Anemia
Makan

Intake Makanan
Lesu
Kurang
8

Patofisiologi, konsep – konsep klinis proses – proses penyakit, Sylvia A. Price Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Guyton Diktat Kuliah Hematologi & Imunologi FK Univ. Kristen Maranatha.
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Patofisiologi. Jakarta. EGC.
Parasit dalam tubuh
Telur Larva
manusia

Cacing Dewasa

Tinggal diantara lipatan


mukosa usus halus

Iritasi

Nyeri Abdomen Sulit Konsentrasi


Behrman, Robert M, Kliegman, Ann M.Arvin, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 3 Edisi 15 .Jakarta: EGC.
Pengaruhi intake, Gatal pada dubur
Infeksi digestive, absorbsi
parasit & mtabolisme
cacing yang akan
bertelur, keluar
Defisiensi IL- 10 Inflamasi dinding melalui anus dan
usus dan vili usus meletakkan telurnya
(colon barrier) memendek pada lipatan kulit di
sekitar anus

Hiperperistaltik diare yang sering terjadi


usus & rasa tidak Diare & mual dapat menyebabkan
nyaman di perut iritasi lalu disusul
dengan dubur gatal.
10

Behrman, Robert M, Kliegman, Ann M.Arvin, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Volume 3 Edisi 15 .Jakarta: EGC.
3. Hubungan usia dan resiko terjadinya kecacingan
Anak-anak lebih rentan terkena infeksi cacing
• Kuku jemari tangan yang kotor dan panjang.
• Penularan melalui air sungai.
• Anak jajan di sembarang tempat.
• Makanan jajanan yang tidak dikemas dan
tidak tertutup rapat dengan perantara debu
atau lalat.

11

Prastiono A, Hardono H. Kecacingan Sebagai Salah Satu Faktor Penyebab Menurunnya Prestasi Belajar Siswa. J Aisyah J Ilmu Kesehat. 2016;1(1):69.
Anamnesis 4. Langkah-langkah diagnosis
Identitas:
 Nama: - Pemeriksaan Fisik
 Umur: 7 thn  Keadaan umum
 Jenis kelamin: laki-laki  Tanda- tanda vital
 Alamat:-  Inspeksi
 Pekerjaan:-  Palpasi
 Keluhan utama : Lesu dan lemah  Perkusi
 Onset  Auskultasi
 Frekuensi
 Sifatnya
Pemeriksaan Penunjang
 Gejala yang menyertai  Pemeriksaan darah : untuk
 Riwayat pengobatan mengetahui kadar leukosit
 Riwayat penyakit dahulu  Pemeriksaan pada tinja :
 Riwayat kontak atau berpergian untuk melihat telur cacing
 Riwayat pola makan atau cacing yang terdapat di
 Riwayat penyakit keluarga atau lingkungan feses
12

Markum, H.M.s. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisis. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI. 2005
(Oksiuriasis, infeksi cacing T.trichiuira yang kecacingan yang
Enterobiasis) adalah melekat pada mukosa usus disebabkan oleh cacing
suatu infeksi parasit manusia, terutama di daerah Ascaris lumbricoides.
yang terutama kolon Termasuk penyakit
menyerang anak-anak, cacing yang paling besar
dimana cacing prevalensinya diantara
Enterobius vermicularis penyakit cacing lainnya
tumbuh dan berkembang yang menginfeksi tubuh
biak di dalam usus. manusia.

EPIDEMI Parasit ini kosmopolit tetapi • Infeksi T.trichiura tersebar di • banyak di Negara
OLOGI lebih banyak ditemukan di seluruh dunia, tetapi lebih sering berkembang
daerah dingin daripada di terjadi didaerah beriklim tropis dibandingkan negara
daerah panas. Frekuensi di berhawa panas, lembab dan maju.
Indonesia tinggi, terutama sering. • Terjadi pada semua usia,
pada anak dan lebih banyak • transmisi T.trichiura yaitu dataran tetapi terutama
ditemukan pada golongan tinggi, dataran rendah, kering dan menyerang pada anak
ekonomi lemah. Frekuensi hujan. Angka prevalensi tertinggi usia 5-9 tahun.
pada orang kulit putih lebih terjadi pada anak umur 5-15 tahun • Perempuan=laki-laki
tinggi daripada orang negro.

Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;2008
ENTEROBIASIS TRICHURIASIS ASCARIASIS
ETIOLOGI Enterobius vermicularis, nama Trichuriasis disebabkan oleh Ascariasis merupakan
lain Oxyuris vermicularis, cacing anggota genus Trichuris, penyakit yang
kremi, pinworm, seatworm, parasit nematoda dalam disebabkan oleh
threadworm.
keluarga Trichuridae. Ascaris lumbricoides.
Trichuris spp.
MORFOLOGI Cacing betina berukuran 8-13 • Cacing dewasa biasanya • Ascariasis lumbricoides
mm x 0,4 mm pada ujung berukuran 3-5 sentimeter (1,2- adalah cacing yang
anterior ada pelebaran 2,0 in), dengan betina lebih berwarna merah dan
kutikulum seperti sayap yang besar daripada jantan seperti berbentuk silinder.
disebut alae. Bulbus esophagus tipikal nematoda • Cacing jantan
jelas sekali,ekornya panjang dan • Mayoritas tubuh yang tipis dan berukuran 15-25 cm x 3
runcing.. Cacing jantan jernih (ujung anterior, seperti mm.
berukuran 2-5 mm, juga cambuk) • Cacing betina
mempunyai sayap dan ekornya • Daerah tubuh abu-abu yang berukuran 25-35 cm x 4
melingkar sehingga bentuknya melebar dan berwarna merah mm.
seperti tanda Tanya (?), muda adalah bagian posterior, • Cacing dewasa hidup
dan merupakan bagian akhir dalam jangka waktu
yang berisi usus parasit dan ±10–24 bulan
organ reproduksi.

Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;2008.
ENTEROBIASIS TRICHURIASIS ASCARIASIS
CARA • Penularan dari tangan ke Penularan dari Penularannya melalui :
PENULARAN
mulut penderita sendiri tangan penderita • Telur infektif A.lumbricoides yang
• Melalui pernafasan yang telah masuk ke dalam mulut bersamaan
dengan makanan dan minuman
dengan menghisap udara terkontaminasi yang terkontaminasi.
yang tercemar telur oleh telur • Melalui tangan yang kotor
yang infektif. cacing. tercemar terutama pada anak.
• Penularan secara • Telur infektif yang terhirup udara
retroinfeksi bersamaan dengan debu .

GEJALA KLINIS Menimbulkan rasa gatal • anemia berat, • rasa tidak enak pada perut,
sekitar anus yang disebut disentri, nyeri diare, nausea, vomiting, berat
Pruritus ani yang terjadi pada perut, badan menurun dan
malam hari, anak tidurnya
terganggu, cengeng, dan
mualmuntah, malnutrisi. Bolus yang
menangis pada malam hari. berat badan dihasilkan oleh cacing dapat
Anak menjadi lemah, nafsu menurun dan menyebabkan obstruksi
makan menurun, sehingga prolapsus ani . intestinal, sedangkan larva
berat badan berkurang yang migrasi dapat
menyebabkan pneumonia dan
eosinophilia
Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;2008
ENTEROBIASIS TRICHURIASIS ASCARIASIS
PENATALAKSA • Seluruh anggota keluarga Trichuriasis pada • Pirantel pamoat,
NAAN TERAPI sebaiknya diberi pengobatan, bila manusia diobati 10 mg/kgBB, dosis
ditemukan salah seorang anggota dengan anthelmintik, tunggal
mengandung cacing kremi. Obat
piperazin dosis tunggal 3-4 gram
paling sering • Mebendazol, 500
(dewasa) atau 25 mg/kg berat mebendazole atau mg, dosis tunggal
badan (anak-anak) albendazole. Sebuah 13
• Obat lain yang juga efektif adalah dosis tunggal kadang- • Albendazol, 400
pirantel pamoat dosis 10 mg/kg kadang digunakan jika mg, dosis tunggal
berat badan atau mebendazol beban cacing ringan, dan tidak boleh
dosis tunggal 100 mg atau tetapi 3 kali sehari diberikan pada ibu
albendazol dosis tunggal 400 mg
dosis umumnya hamil.
direkomendasikan
dalam kasus klinis.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Pemeriksaan feses • Pemeriksaan feses • Pemeriksaan feses
dan pemeriksaan • Foto thorax
kotoran kuku

Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;2008.
PROGNOSIS Pengobatan secara periodik • prognosisnya baik jika Pada umumnya,
memberikan prognosis yang baik. infeksinya ringan atau askariasis memiliki
jika diobati. Infeksi berat prognosis yang baik.
yang tidak diobati bisa Kesembuhan askariasis
serius, terutama pada dengan pengobatan
pasien malnutrisi mencapai 70% hingga 99%

PENCEGAHAN Perlu ditekankan pada anak- Pencegahan dilakukan Pencegahan terutama


anak untuk memotong kuku, dengan memasak makanan dilakukan dengan
membersihkan tangan sesudah sampai matang dan mencuci menjaga hygiene dan
buang air besar dan membersihkan tangan sebelum memasak. sanitasi, tidak berak di
daerah perianal sebaik-baiknya Tindakan lain termasuk sembarang tempat,
serta cuci tangan sebelum makan. meningkatkan melindungi makanan dari
Di samping itu kebersihan akses kebersihan seperti pencemaran kotoran,
makanan juga perlu diperhatikan. memastikan mencuci bersih tangan
Hendaknya dihindarkan dari debu penggunaan toilet yang sebelum makan, dan
dan tangan yang terkontaminasi fungsional dan bersih serta tidak memakai tinja
telur cacing E.vermicularis. akses ke air bersih. manusia sebagai pupuk
Tempat tidur dibersihkan karena tanaman.
mudah sekali tercemar oleh telur
cacing infektif

Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;2008
STATUS GIZI • Tidak didapatkan hubungan Akibat penghisapan zat-zat Anak yang menderita
yang bermakna antara makanan dan menghisap darah Ascariasis akan
enterobiasis dengan status oleh cacing, semakin lama tubuh mengalami gangguan gizi
gizi. akan kekurangan zat-zat akibat malabsorpsi yang
makanan yang diperlukan oleh disebabkan oleh cacing
tubuh sehingga menyebabkan dewasa. A. lumbricoides
tubuh penderita menjadi kurus perhari dapat menyerap
dan status gizinya menurun. 2,8 gram karbohidrat
dan 0,7 gram protein,
sehingga pada anak anak
dapat memperlihatkan
gejala berupa perut
buncit, pucat, lesu, dan
rambut yang jarang.
KOMPLIKASI Kolitis eosinofilik (terkait • Infestasi berat dapat • Abdominal distension
dengan larva dan parasit) menyebabkan diare dan rasa sakit.
atau pengurangan konsentrasi berdarah. Kehilangan darah • Lactose intolerance,
logam serum (tembaga, seng yang berlangsung lama dapat malabsorpsi dari
dan magnesium). menyebabkan anemia vitamin A dan nutrisi
defisiensi besi. lainnya.
• Hepatobiliary dan
pancreatic ascariasis
18
Buku ajar parasitologi kedokteran. Edisi ke-4. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI;2008
Pencegahan sesuai skenario

 Salah satu upaya pencegahan kecacingan adalah dengan


memberikan edukasi kecacingan untuk meningkatkan perilaku
kebersihan diri sehingga dapat mencegah penyakit kecacingan.
 Selain itu, mengubah kebiasaan diri seperti menghisap jari atau
menggigit kuku untuk mengurangi re-infection
 Faktor risiko lain yang berhubungan dengan infeksi kecacingan
adalah kebersihan kuku karnna kuku dapat menjadi perantara
masuknya telur cacing ke dalam tubuh manusia.

19

Winita R, Mulyati, Astuty H. 2012. UPAYA PEMBERANTASAN KECACINGAN DI SEKOLAH DASAR. Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran.
Universitas Indonesia. Hal 69-70.
Kesimpulan
Dari diagnosis yang kami dapatkan diantara 3 golongan
cacing nematoda yang paling mendekati ialah
kecacingan Enterobiasis yang disebabkan oleh
Enterobius Vermicularis dengan gejala khas pruritus
perianal. Pencegahan mengenai kondisi yang dialami
yang paling utama ialah dengan menjaga perilaku
hygine.

20

Anda mungkin juga menyukai