Anda di halaman 1dari 29

KARAKTERISTIK PENDERITA FARINGITIS AKUT DI

TENTARA BINJAI TAHUN 2017

oleh :
Tri Hakiki, S.Ked

Pembimbing :
dr. Muslim Kasim, Sp.THT-KL
Pendahuluan

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat


disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma,
toksin dan lain-lain. Virus dan bakteri melakukan invasi ke faring dan
menimbulkan reaksi inflamasi lokal.
Penelitian dari Department of Emergency Medicine, Nazilli
General Hospital, Nazilli, Ayudin, Turkey dijumpai 103 pasien yang
menderita faringitis akut yang berumur antara 18 hingga 65 tahun
serta mempunyai keluhan nyeri tenggorokan.Informasi mengenai
karakteristik penyakit-penyakit THT di Indonesia khususnya faringitis
akut masih sulit diperoleh
Rumusan Masalah karakteristik penderita faringitis akut di
Rumah Sakit Tentara Binjai tahun 2014.
Tujuan Penelitian

Tujuan Umum Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik penderita faringitis akut di


Untuk mengetahui karakteristik Poliklinik THT Rumah Sakit Tentara Binjai tahun 2017
penderita faringitis akut di Poliklinik THT berdasarkan usia.
Rumah Sakit Tentara tahun 2017. 2. Untuk mengetahui karakteristik penderita faringitis akut di
Poliklinik THT Rumah Sakit Tentara Binjai tahun 2017
berdasarkan jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui karakteristik penderita faringitis akut di
Poliklinik THT Rumah Sakit Tentara Binjai tahun 2017
berdasarkan keluhan utama.
4. Untuk mengetahui karakteristik penderita faringitis akut di
PoliklinikTHT Rumah Sakit TK Tentara Binjai tahun 2017
berdasarkan gejala klinis.
5. Untuk mengetahui karakteristik penderita faringitis akut di
Poliklinik THT Rumah Sakit Tentara Binjai Tahun 2017
berdasarkan tanda klinis.
Metode penelitian

Jenis penelitian : penelitian deskriptiff retrospektif

Tempat dan waktu : poliklinik THT Rumah Sakit Tentara


Binjai pada bulan Juni – Desember 2017.

Populasi : seluruh data rekam medis yang didiagnosa


faringitis akut dan ditulis secara lengkap di Rumah Sakit
Tentara Binjai dari Juni sampai dengan Desember 2017

Teknik pengumpulan data : Data rekam medik di Rumah


Sakit Tentara Binjai.
Kriteria Inklusi :

Semua pasien yang


Kriteria Eksklusi :
menderita faringitis akutdi
Poliklinik THT Rumah Sakit
pasien yang tidak
Tentara Binjai Tahun 2017
memiliki data yang
yangc diambil dari rekam
lengkap pada rekam
medis di Rumah Sakit
medik.
Tentara Binjai Tahun 2017
dari Juni sampai dengan
Desember 2017.
Definisi Operasional
1. Umur, usia penderita faringitis akut yang tercatat pada rekam medik
yaitu 0-10 tahun, 11-20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun,
51-60 tahun.
2. Jenis kelamin, sesuai yang tercatat pada rekam medik yaitu laki-laki
dan perempuan.
3. Keluhan utama, merupakan penyebab utama pasien datang berobat
sesuai dengan status yang tercatat di rekam medik pasien.
4. Penatalaksanaan , sesuai yang tercatat di rekam medik pasien yaitu
terapi.
Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan data rekam medik pasien (Data Sekunder)
sebagai bahan penelitian. Data yang digunakan merupakan rekam medik
penderita penyakit faringitis akut yang dirawat jalan di Rumah Sakit Tentara
Binjai Tahun 2017.
Hasil & Pembahasan

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 65 sampel, yang diambil dari bagian data rekam medik pasien rawat
jalan yang didiagnosis faringitis akut di Poliklinik THT Rumah Sakit Tentara Binjai Periode Juni - Desember 2017.
Tabel 1. Deskripsi Subyek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia Laki-Laki Perempuan
Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%)
0-10 7 10,9 9 14
11-20 5 7,8 0 0
21-30 4 6,2 4 6,2
31-40 5 7,8 2 3,1
41-50 2 3,1 10 15,5
51-60 3 3,7 6 9,3
>61 4 6,2 4 6,2
Total 30 45,7 35 54,3

Kesimpulan frekuensi berdasarkan usia yang paling


banyak mengalami penyakit faringitis akut adalah
dengan usia 0-10 tahun dengan presentase 24.9 %.
Tabel 2 Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase (%)


Laki-laki 30 45,7
Perempuan 35 54,3
Total 65 100

penderita faringitis akut yang paling


banyak di alami berdasarkan jenis
kelamin adalah perempuan dengan
jumlah 35 orang (54.3%).
Tabel 3 Deskripsi Penelitian Berdasarkan Keluhan Utama
Keluhan Utama Frekuensi Persentasi (%)
Nyeri tenggorokan 6 9,2
Demam dan nyeri menelan 2 3,07
Nyeri menelan 25 38,5
Tenggorokan kering dan gatal 4 6,2
Tenggorokan nyeri dan kering 1 1,53
Tenggorokan gatal 4 6,2
Tenggorokan gatal dan nyeri 3 4,7
Demam 15 23,07
Nyeri kepala hebat 3 4,7
Nyeri tenggorokan yang hebat 1 1,6
Total 65 100

Penderita faringitis akut yang paling banyak


berdasarkan keluhan utama adalah nyeri
menelan dengan jumlah 25 orang (38.5%).
Tabel 4 Deskripsi Penelitian Berdasarkan Gejala Klinis
Gejala klinis Frekuensi Persentase (%)
Demam dan nyeri menelan 16 24,5
Nyeri kepala yang hebat dan demam 8 12,2
Nyeri menelan, batuk dan suara parau 15 23,7
Demam, nyeri menelan dan malaise 11 16,9
Nyeri menelan, batuk dan malaise 3 4,5
Nyeri tenggorokan, nyeri telinga, nyeri 5 7,6
tekan dan demam
Demam, nyeri menelan dan batuk 7 10,6
Total 65 100

Penderita faringitis akut yang paling banyak


berdasarkan gejala klinis adalah demam dan nyeri
menelan dengan jumlah 16 orang (24.5%).
Tabel 5 Deskripsi Penelitian Berdasarkan Tanda Klinis
Tanda Klinis Frkuensi Persentase (%)
Membran mukosa faring merah 28 43,1
Membran mukosa faring merah dan 22 33,9
hipertrofi
Adanya kongesti, membran faring 10 15,4
merah
Eksudat tonsil 1 1,5
Mukosa faring merah, edema pada 1 1,5
uvula
Plak putih pada orofaring 3 4,6
Total 65 100

Frekuensi berdasarkan tanda klinis yang


paling banyak dialami penderita faringitis
akut adalah membran mukosa faring merah
dengan jumlah 28 orang (43.1%)
Penutup
Frekuensi berdasarkan usia yang mengalami faringitis akut
adalah usia 0-10 tahun dengan presentase 24.9 % dengan paling
banyak pada jenis kelamin perempuan yaitu 35 orang (54,3%) dengan
keluhan utama nyeri menelan dengan jumlah 25 orang (38,5%) dan
gejala klinis yang paling banyak dialami yaitu gejala demam dan nyeri
menelan dengan jumlah 16 orang (24.5%) dan dengan tanda klinis
paling banyak pada mukosa faring merah yaitu 28 orang (43,1%).
Tinjauan Pustaka
Faringitis Akut
Definisi
Faringitis adalah inflamasi atau infeksi dari membran mukosa
faring atau dapat juga tonsilopalatina. Faringitis akut adalah infeksi
pada faring yang disebabkan oleh virus atau bakteri, yang ditandai
oleh adanya nyeri tenggorokan, faring eksudat dan hiperemis,
demam, pembesaran kelenjar getah bening leher dan malaise
(Vincent, 2004).
Etiologi
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan
oleh virus (40−60%), bakteri (5−40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-
lain (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).

Virus
Rhinovirus, Adenovirus, Parainfluenza, Coxsackievirus, Epstein –Barr virus,
Herpes virus

Streptococcus ß hemolyticus group A, Chlamydia, Corynebacterium diphtheriae,


Bakteri Hemophilus influenzae, Neisseria gonorrhoeae.

Jamur Candida jarang terjadi kecuali pada penderita imunokompromis yaitu mereka
dengan HIV dan AIDS, Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor
pencetus atau yang memperberat
Faktor risiko
Faktor Predisposisi Umum
Eksogen : Musim, cuaca, temperatur, polusi, debu, pemakaian AC
Endogen : Anemia, kurang zat besi, avitaminosis A,agranulositosis, alergi,
hipotiroid, imunodefisiensi, sarkoidosis, diabetes

Faktor Predisposisi Lokal


Bahan iritan, pernafasan melalui mulut, refluks esofagus, paparan rokok, voice abuse
Epidemiologi
 Anak-anak dan orang dewasa umumnya mengalami 3−5 kali infeksi virus
pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis
 Frekuensi munculnya faringitis lebih sering pada populasi anak-anak. Kira-
kira 15−30% kasus faringitis pada anak-anak usia sekolah dan 10% kasus
faringitis pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada musim dingin yaitu
akibat dari infeksi Streptococcus ß hemolyticus group A. Faringitis jarang
terjadi pada anak-anak kurang dari tiga tahun
Klasifikasi Faringitis
• Faringitis Akut
 Faringitis Viral
Faringitis Bakterial
Faringitis Fungal
 Faringitis Gonore
 Faringitis Kronik
 Faringitis kronik hiperplastik
 Faringitis kronik atrofi
 Faringitis Spesifik
 Faringitis Tuberkulosis
 Faringitis luetika
Patofisiologi
Kuman/virus masuk melalui droplet

Mengenai lapisan epitel pada faring

Epitel terkikis

Jaringan limfoid superficial bereaksi

Nyeri Akut Terjadi peradangan / Faringitis

Sulit menelan
Demam Edema
Anoreksia
Hipertermia Sekresi Meningkat
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
dari kebutuhan tubuh
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Tanda dan gejala
 Faringitis viral (umumnya oleh rhinovirus): diawali dengan gejala rhinitis dan
beberapa hari kemudian timbul faringitis. Gejala lain demam disertai rinorea
dan mual.
 Faringitis bakterial: nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai demam
dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk.
 Faringitis fungal: terutama nyeri tenggorok dan nyeri menelan.
 Faringitis kronik hiperplastik: mula-mula tenggorok kering, gatal dan
akhirnya batuk yang berdahak.
 Faringitis atrofi: umumnya tenggorokan kering dan tebal serta mulut
berbau.
 Faringitis tuberkulosis: nyeri hebat pada faring dan tidak berespon dengan
pengobatan bakterial non spesifik.
 Bila dicurigai faringitis gonorea atau faringitis luetika, ditanyakan riwayat
hubungan seksual.
Penegkkan diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik

•Faringitis streptokokus grup A : nyeri tenggorok, disfagia, eksudat


tonsil/faring, demam (diatas 38oC ), pembesaran kelenjar leher
anterior, tidak ada batuk.

•Faringitis karena virus : rhinorea, suara serak, batuk, konjungtivitis.


Pada beberapa kasus disertai diare, ulkus di palatum mole dan
dinding faring serta eksudat di palatum dan tonsil yang sulit
dibedakan dengan eksudat karena faringitis streptokokus.
Pemeriksaan penunjang

• Baku emas:
Pemeriksaan kultur apusan tenggorok Pemeriksaan kultur ulang setelah
terapi tidak rutin direkomendasikan
•Rapid antigen detection test
Untuk mendeteksi antigen Streptokokus grup A. mempunyai spesifisitas
tinggi, sensitifitas rendah.
•Tes antibodi terhadap streptococcus (ASTO)
Tidak mempunyai nilai dalam penegakan diagnosis maupun penanganan
faringitis streptokokus
Tanda infeksi virus: Tanda infeksi bakteri:
• Konjungtivitis • Pembesaran kelenjar leher
• Pilek • Sakit kepala
• Batuk • Petekie di palatum
• Diare • Demam > 38,5° C
• Eksantema virus • Sakit perut
• Onset mendadak (<12 jam)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan komprehensif penyakit faringitis akut, yaitu:
• Istirahat cukup
• Pemberian nutrisi dan cairan yang cukup
• Pemberian obat kumur dan obat hisap pada anak yang lebih besar
untuk mengurangi nyeri tenggorok
• Pemberian antipiretik, dianjurkan parasetamol atau ibuprofen
Terapi sistemik
• Infeksi virus metisoprinol (isoprenosine) 60−100 mg/kgBB dibagi dalam
4−6 kali pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak kurang dari
lima tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam 4−6 kali pemberian/hari.
• Faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya Streptococcus
group A diberikan antibiotik yaitu penicillin G benzatin 50.000 U/kgBB/IM
dosis tunggal atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 kali/hari selama
sepuluh hari dan pada dewasa 3x500 mg selama 6−10 hari atau
eritromisin 4x500 mg/hari. Beri juga kortikosteroid deksametason 3x0,5
mg pada dewasa selama tiga hari dan pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari
dibagi tiga kali pemberian selama tiga hari.
• Faringitis gonorea, sefalosporin generasi ke-tiga, Ceftriakson 2 gr IV/IM
single dose.
Edukasi
1. Memberitahu keluarga untuk menjaga daya tahan tubuh dengan
mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.
2. Memberitahu keluarga untuk berhenti merokok.
3. Memberitahu keluarga untuk menghindari makan-makanan yang
dapat mengiritasi tenggorok.
4. Memberitahu keluarga dan pasien untuk selalu menjaga kebersihan
mulut.
5. Memberitahu keluarga untuk mencuci tangan secara teratur
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai