Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN ANALISIS JURNAL

CEDERA KEPALA

Disusun oleh:

Putri Utami Ayu Muninggar (18/436145/KU/21001)


Yuvita Erma Diana (18/436161/KU/21017)
Umi Rahayu (18/436155/KU/21011)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Cedera kepala merupakan proses di mana terjadi
trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala yang
mneyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Grace &

Borley, 2007). Cedera kepala merupakan adanya


pukulan atau benturan mendadak pada kepala dengan
atau tanpa kehilangan kesadaran (Wijaya & Putri,
2013).
Latar Belakang

Pengelolaan cedera kepala yang baik harus


dimulai dari tempat kejadian, selama
transportasi, di instalasi gawat darurat, hingga
dilakukannya terapi definitif.
Proteksi otak adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan
sel-sel otak yang diakibatkan oleh keadaan iskemia
dengan cara membebaskan jalan nafas dan oksigenasi
yang adekuat (Safrizal, Saanin, Bachtiar, 2013).
• Bagaimana konsep pasien • Mengetahui konsep pasien
dengan cedera kepala? dengan cedera kepala.
• Bagaimana penatalaksanaan • Mengetahui penatalaksaan
pasien dengan cedera kepala? pasien dengan cedera kepala.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cedera Kepala
Cedera kepala adalah cedera pada kepala, yang bisa
berarti cedera pada kulit kepala, tulang tengkorak,
jaringan otak atau kombinasi dari masing-masing
bagian tersebut.
Cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah
gangguan fungsi normal otak karena trauma, baik trauma
tumpul maupun trauma tajam (Batticaca, 2008).
Etiologi

Kepala diam dibentur oleh benda yang bergerak

• Trauma tersebut bisa menimbulkan kompresi dan regangan yang bisa


menimbulkan robekan jaringan

Kepala yang bergerak membentur benda yang diam

• Pada tempat benturan terdapat tekanan yang paling tinggi, sedang pada tempat
yang berlawanan terdapat tekanan negatif paling rendah sehinggga terjadi rongga
dan akibatnya dapat terjadi robekan

Kepala yang tidak dapat bergerak karena menyender pada benda


lain dibentur oleh benda yang bergerak (kepala tergencet)
• Mengakibatkan hancurnya otak
Price & Wilson (2005)
Klasifikasi Cedera Kepala

(Bahrudin, 2017)
Gambaran Klinis

Ketidaksimetrisan pupil atau


reflex cahaya yang abnormal

Mual muntah

Sakit kepala

Frekuensi nadi menurun


Komplikasi

Fraktur tengkorak
• Tidak dibutuhkan terapi khusus kecuali terjadi trauma
campuran, tekanan, atau berhubungan dengan kehilangan LCS
kronis (misalnya fraktur fosa kranialis anterior dasar tengkorak)

Perdarahan intrakranial
• Perdarahan ekstradural
• Perdarahan subdural akut
• Hematoma subdural kronis
• Perdarahan intraserebral
Pemeriksaan penunjang

X-ray
CT Scan
Kepala

EEG
(Elektroencep
alograf)

Kadar
Pemeriksaan elektrolit
laboratrium
Penatalaksanaan

Cedera Kepala Cedera Kepala Cedera Kepala


Ringan Sedang Berat

Tirah baring boleh pakai Periksa dan atasi


bantal, lamanya gangguan nafas Pasien sering dalam
disesuaikan keluhan (airway), pernafasan keadaan hipoksi,
(vertigo, sefalgia) bila (breathing) dan hipotensi, dan
tidak ada keluhan boleh sirkulasi. hiperkapnia akibat
mobilisasi gangguan kardio-
pulmonal, urutan
Simptomatis : anti tindakan menurut
Nilai tingkat prioritas adalah
vertigo, anti kesadaran
emetik, resusitasi jantung paru
analgetika. dengan tindakan ABC

Bila curiga fraktur


Antibiotika bila leher pasang collar
cervical
ada luka
Oksigenasi

Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2)


lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.
Tujuan pemberian oksigen adalah untuk mempertahankan
oksigen yang adekuat pada jaringan, menurunkan kerja paru-
paru dan menurunkan kerja jantung (Rakhman, 2014).
Inhalasi Oksigen
Inhalasi Oksigen : tambahan oksigen pada saluran pernafasan
dengan menggunakan alat khusus (Rakhman, 2014).
Kanul Nasal
Kecepatan aliran 1-6L/menit. Memberikan oksigen 25-45%.

Sungkup Muka Sederhana


Kecepatan aliran 6-10L/menit. Memberikan oksigen 35-60%.

Sungkup Muka Nonrebreather


Kecepatan aliran 10-15L/menit. Memberikan oksigen sampai
dengan 100%.

Sungkup Muka Venturi (Venti-Mask)


Kecepatan aliran 4-8L/menit.

Sungkup Muka Kantung-Katup (Bag-Velve-Mask, BVM)


memberikan oksigen 100%
Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul

• Ketidakefektifan bersihan jalan napas


• Ketidakefektifan pola nafas
• Nyeri akut
• Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
• Risiko kekurangan volume cairan
• Risiko infeksi
BAB III
ANALISIS JURNAL
Jurnal
1 Judul : Pengaruh Terapi Oksigenasi Nasal Prong terhadap
Perubahan Saturasi Oksigen Pasien Cedera Kepala di
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. DR. R. D. Kandou
Manado
2 Penulis : Febriyanti W. Takatelide, Lucky T. Kumaat, Reginus T.
Malara
3 Tahun Terbit : 2017
4 Nama Jurnal : Jurnal Keperawatan Vol. 5 No. 1 Februari 2017

TUJUAN
• Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
oksigenasi nasal prong terhadap perubahan saturasi
oksigen pasien cedera kepala di Instalasi Gawat Darurat
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Jurnal
METODE
• Quasi eksperimen merupakan metode yang dipilih oleh
peneliti untuk penelitian ini. Penelitian dilakukan mulai
tanggal 17 November 2016 – 9 Desember 2016 di Instalasi
Gawat Darurat RSUP Prof. R. D. Kandou Manado. Jumlah
populasi penelitian adalah 127 orang dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan non probability sampling
yaitu consecutive sampling. Hasil sampling menunjukkan
sebanyak 16 orang menjadi responden.
• Responden yang menggunakan nasal prong/ nasal kanul
dilakukan pengukuran saturasi oksigen sebanyak 3 kali, yaitu
10 menit pertama, 10 menit kedua dan 10 menit berikutnya.
Jurnal

HASIL
• Dari hasil analisa baik menggunakan uji t paired
sample atau uji repeated measures ANOVA
didapatkan hasil P <0,05 maka Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi oksigen
nasal prong terhadap perubahan saturasi oksigen
pasien cedera kepala.
Jurnal

KESIMPULAN
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden datang ke RSUP Prof. R. D. Kandou Manado
dengan keadaan hipoksia ringan – sedang atau saturasi
oksigen 90% - <95%. Namun setelah pemberian
oksigenasi menggunakan nasal prong/ nasal kanul
selama 30 menit, saturasi responden naik menjadi 95% -
100%. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terapi
oksigenasi berpengaruh terhadap perubahan saturasi
oksigen.
Jurnal pendukung

1 Judul : Pengaruh Pemberian Oksigen melalui Masker Sederhana


dan Posisi Kepala 30° terhadap Perubahan Tingkat
Kesadaran pada Pasien Cedera Kepala Sedang di RSUD
2 Penulis : Alif Suwandewi

3 Tahun Terbit : 2017

4 Nama Jurnal : Healthy-Mu Journal Vol. 1 No. 1 (Juli 2017)

TUJUAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian oksigen
melalui masker sederhana dan posisi kepala 30° terhadap tingkat kesadaran
pasien dengan cedera kepala sedang.
Jurnal pendukung

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental
dengan design pretest-posttest control design. Terdapat
30 responden yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin.
Responden terlebih dahulu diukur GCSnya. setelah itu
diberikan oksigen melalui masker sederhana dan posisi
kepala 30°. GCS diukur lagi 24 jam kemudian.
Jurnal pendukung

HASIL
Hasil uji statistik dengan menggunakan wilcoxon test didapat p
value < α (0,05) maka Ho ditolak menunjukkan ada pengaruh
pemberian oksigen masker sederhana dan posisi kepala 30°
terhadap perubahan tingkat kesadaran. Sesudah dilakukan
pemberian oksigen masker sederhana dan posisi kepala 30° GCS
juga mengalami peningkatan yaitu mean 10 menjadi mean
11,07.
Jurnal pendukung

KESIMPULAN
Ada pengaruh pemberian oksigen masker
sederhana dan posisi kepala 30° terhadap
perubahan tingkat kesadaran dengan rerata nilai
GCS sesudah dilakukan intervensi adalah 11,07
dan standar deviasi 2,766.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
• Cedera kepala merupakan proses di mana terjadi trauma
langsung atau deselerasi terhadap kepala yang
mneyebabkan kerusakan tengkorak dan otak. Klasifikasi
cedera kepala berdasarkan nilai GCS dibagi menjadi tiga
yaitu cedera kepala ringan, sedang, dan berat. Komplikasi
yang dapat terjadi dari cedera kepala adalah fraktur
tengkorak, perdarahan intrakranial, dan amnesia pasca
trauma.
• Penatalaksanaan pasien dengan cedera kepala dapat
dilakukan dengan pemberian terapi oksigen berupa nasal
prong yang dapat mempengaruhi perbaikan saturasi
oksigen.
Saran

Pasien yang mengalami cedera kepala sangat


penting untuk segera melakukan penanganan
sebelum terjadi dampak yang buruk. Kondisi
saturasi oksigen pasien menjadi salah satu
indikator perbaikan cedera sehingga
penatalaksanaan oksigen perlu diberikan
sesegera mungkin setelah didapatkan indikasi
pemakaian.
Daftar Pustaka
• Anggraini & Hafifah. 2014. Hubungan Antara Oksigenasi Dan Tingkat
Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Non Trauma Di ICU RSU Ulin
Banjarmasin. Semarang: Program Studi Ilmu Keperawatan e-Jurnal
Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017 Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
• Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
• Bahrudin, M. 2017. Neurologi Klinis. Malang: UMM Press [Google Book].
Diakses dari
https://books.google.co.id/books?id=NkBjDwAAQBAJ&pg=PA437&dq=pen
atalaksanaan+cedera+kepala&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiJtsz7_vHeAhW
MfX0KHTOGCXoQ6AEILjAB#v=onepage&q=penatalaksanaan%20cedera%2
0kepala&f=false
• Batticaca, B. F. 2008. Asuhan Keparawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika. [Google Book]. Diakses dari
https://books.google.co.id/books?id=AKDNoVXFVnEC&printsec=frontcove
r&hl=id#v=onepage&q&f=false
Daftar Pustaka
• Dewanto, G., Suwono, J. W., Riyanto, B., Turana, Y. 2009. Panduan Praktis Diagnosis dan Tata
Laksana Penyakit Saraf. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. [Google Book]. Diakses dari
https://books.google.co.id/books?id=tGxScqToUfYC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&
q&f=false
• Grace, A. P. & Borley, N. R. 2008. At A Glance: Ilmu Bedah. Edisi ketiga. Alih bahasa dr. Vidhia
Umami. Jakarta: Erlangga.
• Herdman, T. H., Kamitsuru, S., Keliat, B. A., Windarwat, H. D., Pawirowiyono, A., Subu. M. A.
2015. Nanda International Inc. Diagnosa Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: ECG.
• Hidayat, M., Hidayat, A.A. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
• Nurjannah, Intansari. 2014. ISDA : Intan’s Screening Diagnoses Assesment. Versi Bahasa
Indonesia. Yogyakarta : Moco Media
• Potter, P.A. & Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik ( Fundamentals of Nursing: Concept, Process & Practice) Edisi keempat. Jakarta: EGC.
• Price, S.A & Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 2. Jakarta : EGC.
• Rakhman, A. 2014. Buku Panduan Laboratorium Ketrampilan Dasar Dalam Keperawatan II
(KDDK II). Yogayakarta: Deepublish
• Safrizal, Saanin, & Bachtiar. 2013. Hubungan Oxygen Delivery Dengan Outcome Rawatan
Pasien Cedera Kepala Sedang. Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Unand/RSUP Dr. M.
Djamil Padang.

Anda mungkin juga menyukai