Anda di halaman 1dari 38

ADIKSI

H.MUH. BASRI
BEBERAPA PENGERTIAN
BERHUBUNGAN DGN DUNIA ADIKSI

 PENYALAHGUNAAN NAPZA adalah suatu


penyimpangan perilaku yg disebabkan oleh
penggunaan yg terus menerus sampai terjadi
masalah.
Narkoba sering juga disebut dgn
sebutan Napza, yaitu Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
 Napza tersebut bekerja didalam tubuh yg
mempengaruhi terjadinya perubahan: perilaku,
alam perasaan, memori,proses pikir,kondisi fisik
individu yg menggunakannya.
 SINDROMA PUTUS ZAT adalah : suatu
kondisi dimana individu yg menggunakan
napza menurunkan atau menghentikan
penggunaan napza yg biasanya digunakannya,
akan menimbulkan gejala kebutuhan
biologik terhadap napza.
 TOLERANSI adalah suatu kondisi klien yg
menggunakan napza memerlukan
peningkatan jumlah napza yg dikonsumsi
untuk mencapai tujuan yg dikehendaki.
ASUHAN KEPERAWATAN ADIKSI
NAPZA
 Detoksifikasi ~ penanganan gejala putus
zat
 Recovery/Rehabilitasi ~ menguatkan
koping konstruktif, menghindar
penyalahgunaan zat
 Relaps ~ menguatkan koping
 Infeksi ~ penanggulangan masalah fisik,
menyiapkan klien kemunginan terburuk
yang mungkin terjadi.
PSIKODINAMIKA
 Beberapa macam napza secara alamiah
ada didalam tubuh individu.
 Zat ini berguna bagi tubuh untuk
kebutuhan hidup sehari-hari, seperti
melakukan aktivitas fisik, meditasi; kadar
napza ini selslu dalam keadaan seimbang
didalam tubuh individu.
 Apabila individu mengkonsumsi napza
seperti tembakau, kafein, alkohol, obat2an
yg legal, obat terlarang dg penggunaan
jarang, maka akan terjadi peningkatan kadar
napza tersebut didalam tubuh.

 Kondisi ini mengakibatkan terjadinya


ketidak seimbangan kimiawi tubuh, sehingga
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku
yg lazim disebut INTOKSIKASI.
PROSES KEPERAWATAN
 Untuk membantu pasien dg gangguan
penggunaan zat adiktif adalah : dengan
menggunakan proses perawatan,tahap pertama
yg dilakukan adalah ; pengkajian.

 Dalam pengkajian ada beberapa faktor yg


penting untuk diketahui yaitu : F. predisposisi; F.
Presipitasi; tingkah laku pasien,mekanisme
koping.
FAKTOR PREDISPOSISI
 Beberapa faktor predisposisi terjadinya
gangguan penggunaan zat adiktif adalah ;
1.Faktor Biologis;
1. Kecenderungan keluarga, terutama orang tua
yg menyalahgunakan napza.
2. Perubahan metabolik alkohol yg
mengakibatkan respon fiiologik yg tdk
nyaman.
3. Penyakit kronis: Asma Bronchiale,kanker,
penyakit lain dg masa sakit yg menahun
2.Faktor Psikologis
1. Tipe kepribadian yg tergantung.
2. Harga diri yg rendah: terutama
untuk ketergantungan alkohol,sedatif
hipnotik yg diikuti oleh rasa bersalah
3. Pembawa keluarga : kondisi keluarga
yg tidak stabil, role model yg negatif,
4. Kurang dipercaya, dan orang tua yg
ketergantungan zat adiktif.

5. Individu dg perasaan tidak aman


(permusuhan dg orang
tua,penganiayaan masa kanak2).

6. Individu dg krisis identitas:


kecenderungan homoseksual,krisis
identitas dg menggunakan obat untuk
menunjukkan kejantanan.

7. Cara pemecahan masalah yg


menyimpang.
3.Faktor Sosial Kultural
1. Sikap masyarakat yg ambivalensi
terhadap penggunaan napza seperti
nikotine,ganja,alkohol.
2. Norma kebudayaan: suku bangsa ttt
menggunakan alkohol untuk upacara adat
dan keagamaan.
3. Lingkungan: tempat yg rentan untuk
transaksi napza:diskotik,tempat hiburan
malam,mall,lokalisasi
pelacuran,lingkungan rumah yg kumuh
dan padat.
FAKTOR PRESIPITASI
 Penggunaan zat atau
penyalahgunaan zat sering kali
merupakan suatu cara dari
seseorang untuk mengatasi stres yg
ada dalam kehidupannya.
 Tanpa disadari kondisi atau cara ini
merupakan suatu lingkaran untuk
mendapatkan stres selanjutnya
akibat dari penggunaan zat tersebut.
 Semakin banyak penggunaan zat
adiktif, semakin banyak pula stres yg
ditimbulkan, akibat tergantungnya
fungsi biopsikososial sebagai dampak
penggunaan zat adiktif.
 Stresor presipitasi untuk terjadinya
penyalahgunaan zat adiktif adalah :
1. Pernyataan untuk mandiri dan
membutuhkan teman sebaya sebagai
pengakuan.
2. Reaksi sebagai prinsip kesenangan:
menghindari dari rasa sakit, mencari
kesenangan, relaks agar menikmati
hubngan interpersonal.
3. Kehilangan sesuatu yg berarti: orang yg
dicintai/pekerjaan/drop out dari sekolah.
4. Diasingkan oleh lingkungan:
rumah,sekolah,kelompok teman sebaya.
5. Dampak kompleksitas era globalisasi:
ketegangan akibat modernisasi, lancarnya
transportasi,film,iklan.
TINGKAH LAKU
 Penyalahgunaan zat dapat berkembang
menjadi ketergantungan psikologik dan
toleransi.
 Ketergantungan fisik adalah tubuh
membutuhkan zat adiktif, dan jika tidak
dipenuhi maka akan terjadi gejala putus
obat pd fisik.
 Ketergantungan psikologik adalah efek
subyektif dari si pengguna zat.
TINGKAH LAKU PASIEN PENGGUNA
SEDATIF HIPNOTIK
1. Menurunnya sifat2 menahan diri.
2. Jalan tdk stabil, koordinasi motorik
kurang.
3. Bicara cadel, bertele2
4. Sering datang ke dokter untuk minta
resep.
5. Acuh,kurang perhatian.
6. Mengantuk.
7. Membanggakan diri, perilaku
menampakkan percaya diri yg
meningkat.
8. Agresif.
9. Bingung.
10.Gelisah.
11.Perilaku menampakkan ilusi,halusinasi.
PERILAKU KLIEN PENGGUNA
GANJA
1. Perilaku sangat gembira.
2. Mondar-mandir tampak cemas.
3. Gerakan tidak terkoordinir.
4. Mengantuk.
5. Tampak lebih bodoh; karena
terganggu proses kognitif.
6. Perilaku tampak kecemasan.
PERILAKU KLIEN PENGGUNA
ALKOHOL
1. Sikap bermusuhan.
2. Kadang2 bersikap murung,
berdiam diri (depresi).
3. Suara keras, bicara cadel, dan
kacau.
4. Agresif.
5. Minum alkohol tanpa kenal waktu.
6. Koordinasi motorik
terganggu,akibatnya cenderung
mendapat kecelakaan.
PERILAKU PASIEN PENGGUNA
OPIOIDA
1. Terkantuk-kantuk.
2. Bicara cadel.
3. Koordinasi motorik terganggu.
4. Acuh terhadap lingkungan,krg
perhatian.
5. Perilaku manipulatif untuk
mendapatkan zat adiktif.
PERILAKU PENGGUNA
KOKAIN/AMFETAMIN/EKSTASI
1. Hiperaktif.
2. Euphoria,elasi sampai agitasi.
3. Irritabilitas.
4. Perilaku curiga.
5. Kewaspadaan yg berlebihan.
6. Semangat kerja meningkat.
7. Perilaku tampak gembira.
PERILAKU PENGGUNA
HALUSINOGEN
1. Tingkah laku yg tak dapat
diramalkan.
2. Tingkah laku merusak diri sendiri.
3. Halusinasi,ilusi.
4. Distorsi waktu dan jarak.
5. Sikap merasa diri besar.
6. Depersonalisasi.
7. Pengalaman yg gaib/ajaib.
MEKANISME KOPING
Penyalahgunaan zat adiktif adalah
suatu representasi dari mekanisme
pertahanan diri yg tidak sukses dan
tingkah laku adaptif yg tdk adekuat
atau tidak berkembang.
Mekanisme yg biasa digunakan pd
penyalahgunaan zat adiktif adalah :
1. Denial dari masalah.
2. Proyeksi merupakan tingkah laku untuk
melepaskan diri dari tanggung jawab.
3. Rasionalisasi.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Masalah keperawatan sehubungan dg
gangguan penggunaan zat adiktif terutama
masalah :
1. gangguan proses pikir
2. Gangguanpersepsi sensori (visual,
pendengaran, rasa, raba, penciuman),
3. Gangguan konsep diri (HDR).
 Menurut NANDA diagnosis
keperawatan adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan persepsi sensori pada
penggunaan halusinogen
2. Gangguan hubungan sosial
manipulatif
3. Gangguan konsep diri:HDR
4. Tidak mampu mengenal kualitas yg
positif dari diri sendiri.
5. Gangguan pemusatan perhatian
6. Partisipasi keluarga yg kurang dalam
program pengobatan pasien
7. Menolak mengikuti aktifitas
program .
PERENCANAAN
 Tujuan yg ingin dicapai dalam memberikan
tindakan keperawatan pd pasien dg gangguan
penggunaan zat adiktif adalah :

1. Agar tidak terjadi ancaman terhadap


kehidupan.
2. Tidak memburuknya keadaan kesadaran
pasien
3. Aman dari kecelakaan terutama pd kondisi
intoksikasi.
 Setelah masa detoksifikasi :
1. Termotivasi untuk mengikuti program
terapi jangka panjang.
2. Mengenal hal2 positif pada dirinya.
3. Menggunakan koping yg sehat dalam
mengatasi masalahnya.
4. Keluarga bekerjasama dalam program
terapi pasien.
5. Mempunyai pengetahuan untuk
merawat pasien dirumah.
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Pendidikan kesehatan jiwa untuk
pencegahan penggunaan zat adiktif.
2. Mengganti koping respon yg sehat,
pengganti tingkah laku menyalahgunaan
zat.
3. Membahas dg pasien tingkah laku
menyalahgunakan zat dan resiko
penggunaan.
4. Membantu pasien untuk mengidentifikasi
masalah menyalahgunakan zat.
5. Memotivasi pasien agar mau mengikuti
/berpartisipasi dalam program terapi.
6. Konsisten memberikan dukungan dan
pengalaman bahwa pasien mempunyai
kekuatan untuk menghadapi masalah yg akan
datang.
7. Memberikan perawatan fisik;observasi tanda
vital,makanan,keseimbangan cairan dan
kejang.
8. Memberikan pengobatan ssi dg terapi
detoks.
EVALUASI
1. Klien mengalami/mencapai
keutuhan fisik dan harga diri secara
alamiah.
2. Tingkah laku klien merefleksikan
meningkatnya pengertian ttg
adanya hubungan antara stres dg
kebutuhan untuk menggunakan
napza.
3. Sumber koping klien adekuat
untuk membantu klien berubah.
4. Klien mengenal kecemasannya dan
sadar akan perasaannya.
5. Klien menggunakan koping yg
adaptif.
6. Klien mempunyai alternatif atau
belajar pendekatan alternatif untuk
mengatasi stres dan ansietasnya.
7. Klien mampu secara periodik tetap
tidak menggunakan napza.

Anda mungkin juga menyukai