Anda di halaman 1dari 23

Lilis Komariah, S.Kp, M.Kes, Sp.

Mat
KEMATIAN

3 Fase menjelang ajal :

• Fase agonal  fase rusaknya denyut jantung yang


teratur

• Kematian klinis  jeda waktu singkat, masih


mungkinnya dilakukan tindakan penyelamatan

• Kematian (mortality)  kematian permanen


Euthanasia (“kematian yang mudah”, atau “membunuh karena
kasih”)  tindakan mengakhiri hidup tanpa rasa sakit atas
seorang penderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan atau
cacat yang parah.
• Euthanasia pasif  menghentikan penanganan2 yang
dulunya diberikan
• Euthanasia aktif  kematian disebabkan dengan sengaja,
seperti menginjeksi obat dengan dosis mematikan
TAHAP2 MENJELANG KEMATIAN
MENURUT KUBLER ROSS
• Penolakan dan isolasi  menyangkal akan meninggal, merupakan
mekanisme pertahanan diri dan bersifat sementara
• Marah  penyangkalan memunculkan kemarahan, kebencian, kegusaran
dan iri hati. Sasaran kemarahan yaitu dokter, perawat, anggota keluarga,
Tuhan
• Menawar  berharap kematiannya ditunda, berjanji mendedikasikan
hidupnya pada Tuhan atau melayani orang lain
• Depressi  mulai menerima kepastian akan kematiannya, menjadi pendiam,
menolak dikunjungi, menangis dan berduka
• Menerima  akhir perjuangan menjelang kematian, mengembangkan rasa
damai, menerima nasibnya, perasaan dan rasa sakit pada fisik mulai kurang.
• Meninggal dengan anggun  pasien nyaman, mendapat
dukungan dari orang yang dicintai, perawatan kesehatan
yang memadai, menerima datangnya kematian dan tidak
menjadi beban bagi orang lain

• Hospice  program yang berkomitmen untuk


mengusahakan berakhirnya hidup tanpa rasa sakit,
cemas, dan depresi. Penekanan pada paliatif care
(mengurangi rasa sakit, penderitaan, dan membantu
individu meninggal secara bermartabat).
BERDUKA

• Reaksi terhadap kehilangan yang merupakan


respons emosional yang normal

• Menentukan kesehatan jiwa individu, karena


memberi kesempatan individu untuk melakukan
koping terhadap kehilangan secara bertahap
sehingga dapat menerima kehilangan
KEHILANGAN

• Suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu


kekurangan, atau tidak ada sesuatu yang dulunya ada
(Wilkinson, 2005).

• Suatu keadaan ketika individu berpisah dengan sesuatu


yang sebelumnya ada, atau dimiliki, baik sebagian atau
keseluruhan.

• Dapat terjadi tiba2 atau bertahap.


JENIS KEHILANGAN

• Kehilangan orang yang bermakna  kematian, dipenjara

• Kehilangan kesehatan bio spiko sosial  menderita


penyakit /amputasi, kehilangan pendapatan, kehilangan
harga diri, kehilangan kedudukan, kehilangan kemampuan
seksual

• Kehilangan milik pribadi  uang, perhiasan


FAKTOR PREDISPOSISI

• Genetik  riwayat keluarga depresi sulit mengembangkan


sikap optimistik dalam menghadapi permasalahan
• Kesehatan fisik  keadaan fisik sehat cenderung mampu
mengatasi stress
• Kesehatan mental  individu gangguan jiwa dengan riwayat
depresi merasa masa depan suram sehingga peka dengan
situasi kehilangan
• Pengalaman kehilangan masa lalu  kehilangan masa
kanak2 mempengaruhi kemampuan menghadapi kehilangan
di masa dewasa
PROSES BERDUKA KARENA KEHILANGAN

• Penyangkalan (denial)

• Marah (anger)

• Tawar menawar (bargaining)

• Depressi

• Penerimaan (acceptance)
TAHAP PENYANGKALAN

• Reaksi : Terkejut, tidak percaya, merasa terpukul,


menyangkal pernyataan kehilangan  kadang
berhalusinasi (seolah2 masih melihat atau mendengar
suara orang tersebut).

• Reaksi Fisik : keletihan, kelemahan, wajah pucat, mual,


diare, sesak nafas, denyut jantung cepat, menangis
TAHAP MARAH

• Individu mulai sadar dengan kenyataan kehilangan


• Menunjukkan perasaan marah yang meningkat yang
diproyeksikan pada orang tertentu atau yang ada di
lingkungannya
• Reaksi fisik : wajah merah, nadi cepat, gelisah,
susah tidur,tangan mengepal
TAHAP TAWAR MENAWAR

Menyatakan kata2 : “seandainya saya hati2”, “kenapa

harus terjadi pada keluarga saya”


TAHAP DEPRESI

• Reaksi : menarik diri, tidak mau bicara, putus asa

• Reaksi fisik : menolak makan, susah tidur, letih,

libido turun
TAHAP PENERIMAAN

• Reorganisasi perasaan kehilangan

• Gambaran objek atau orang yang hilang mulai dilepas

perlahan, perhatian dialihkan pada objek baru


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

• Mengkaji pasien dan anggota keluarga berduka dan


menentukan tingkat berduka
• Mengkaji gejala klinis berduka : sesak dada, nafas pendek,
berkeluh kesah, perasaan penuh di perut, kehilangan
kekuatan otot, distress perasaan yang hebat
• Kaji karakteristik berduka, kaji respons fisiologis, respons
tubuh terhadap kehilangan (reaksi stres)
• Kaji faktor yang mempengaruhi reaksi stres : umur, budaya,
keyakinan spiritual, peran seks, status sosial ekonomi
• Kaji faktor predisposisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Dukacita adaptif berhubungan dengan risiko tinggi kehilangan orang terdekat
• Dukacita maladaptif berhubungan dengan tidak ada antisipasi terhadap
berduka
• Gangguan penyesuaian berhubugnan dengan berduka yang tidak selesai
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan respon
dukacita yang tertahan
• Perubahan koping keluarga
• Perubahan proses keluarga
• Keputus asaan berhubungan dengan stres jangka panjang
• Isolasi sosial berhubungan dengan sumber pribadi tidak adekuat
• Distress spiritual
• Gangguan pola tidur
INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan :

pasien dapat melalui proses berduka secara

normal dan sehat


TAHAP PENYANGKALAN
Memberikan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
• Dorong pasien mengungkapkan perasaan duka
• Tingkatkan kesadaran pasien secara bertahap, siap mental
• Dengarkan pasien dengan penuh pengertian, jangan
menghukum atau menghakimi
• Jelaskan bahwa sikap pasien wajar terjadi
• Beri dukungan non verbal : memegang tangan, menepuk bahu
• Jawab pertanyaan pasien dengan bahasa sederhana, jelas dan
singkat
• Amati respons pasien selama bicara
• Tingkatkan kesadaran pasien secara bertahap
TAHAP MARAH

• Beri dorongan dan kesempatan pasien


menungkapkan rasa marahnya secara verbal

• Dengarkan dengan empati, jangan memberi respons


yang mencela

• Bantu pasien memanfaatkan sumber2 pendukung


TAHAP TAWAR MENAWAR

Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah


dan rasa takutnya
• Amati perilaku pasien
• Diskusikan bersama pasien tentang perasaan
• Tingkatkan harga diri pasien
• Cegah tindakan merusak diri
TAHAP DEPRESI

Mengidentifikasi tingkat depresi, risiko merusak diri dan


membantu pasien mengurangi rasa bersalah.
• Amati perilaku pasien
• Diskusikan bersama pasien mengenai perasaan
• Cegah tindakan merusak diri
• Hargai perasaan pasien
• Bantu pasien mengidentifikasi dukungan positif yang
terkait dengan kenyataan
• Beri kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya,
bila perlu biarkan dia menangis sambil tetap didampingi
• Bahas pikiran yang selalu timbul bersama pasien
TAHAP PENERIMAAN

Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa


dihindari
• Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien secara
teratur
• Bantu pasien/keluarga berbagi rasa, karena biasanya
setiap anggota keluarga tidak berada pada tahap yang
sama pada saat bersamaan

Anda mungkin juga menyukai