Anda di halaman 1dari 25

NAMA KELOMPOK :

• ELISABETH SILABAN
• INTAN SIBORO
• SUZET NABABAN
Perekonomian indonesia
pada masa orde baru
Pada masa orde baru perekonomian indonesia sangat rapuh
karena pertumbuhan ekonomi yang tidak dibarengi dengan
landasan ekonomi yang benar.
Penyebab keterpurukan perekonomian pada masa orde
Baru :
1. Inflasi
Pemerintahan orde baru mewarisi kemerosostan ekonomi
yang ditinggal oleh pemerintahan sebelumnya. dimulai dari
Rendahnya pendapatan perkapita yang hanya mencapai US $70.
Inflasi mencapai 65% akibat terjadinya konflik dengan
Soekarno.
2. Pertumbuhan ekonomi
Pada masa orde baru (1966-1998) Inflasi mencapai 650% dan defisit
APBN lebih dari jumlah penerimaannya. Neraca pembayaran diluar
negeri tak stabil dan mengmengakibatkan nilai tukar rupiah tidak stabil.

3. Nilai Tukar Rupiah


13 Desember 1965 uang yang beredar ditarik dan diganti dengan
mata uang baru dengan nialai tukar 1000=1. pada masa ini nilai US
$1=36.000.
23 Agustus 1971 pemerintah mengevaluasi Rupiah sebesar 10%
hingga nilai tukar US $1 = 378 Rupiah menjadi 415 Rupiah.
Dipertengahan 1997 dunia mengalami krisis
ekonomi dengan melonjaknya harga dollar terhadap
rupiah.
Perubahan itu amat drastis dan menyebakan
bangsa indonesia ada di krisis yang berkepanjangan.
Salah satu akibatnya, Soeharto mundur dari kursi
kepresidenan dan dimulailah masa Reformasi.

Kebijakan pemerintah untuk mengatasi kurang


lancarnya program pembangunan antaralain :
Kebijakan pemerintah untuk mengatasi kurang lancarnya
program pembangunan antaralain : :

A. Stabilitasi dan rehabilitasi ekonomi

Pemerintah menempuh cara :


1. Mengeluarkan ketetapan MPRS No. XXIII/MPRS/1966
Tentang pembangunan.
Langkah-langkah yang dilakukan kabint pada saat itu yaitu:
a. Mendobrak kemacetan ekonomi dan sektor yang
menyebabkan kemacetan.
b. Debirokritasi untuk memperlancar kegiatan perkonomian.
c. Berorientasi pada kepentingan produsen kecil.

.
2. Membatasi kredit bank dan menghapuskan kredit
impor
Program stabilitasi dilakukan dengan cara membendung laju
inflasi. Hasilnya bertolak belakang dengan perbaikan inflasi
sebab harga bahan kebutuhan pokok mlonjak namun inflai
berhasil dibendung (1967-awal 1968). Sesudah kabinet
pembangunan dibentuk pada bulan juli 1968 berdasarkan Tap
MPRS No. XLI/MPRS/968, kebijakan ekonomi pemerintah
dialihkan pada pngendalian yang ketat terhadap gerak harga
barang khusus sandang, pangan, dan kurs valas. Sjak saat itu
kestabilan ekonomi nasional relatif tercapai sejak 1966 kenaikan
harga barang-barang pokok dan valas dapat diatasi.
B. KERJASAMA LUAR NEGERI

 Pemerintah mengikuti perundingan dengan


negara-negara kreditor di Tokyo Jepang pada
19-20 september 1966 yang menanggapi baik
usaha pemerintah indonesia bahwa devisa
ekspornya akan digunakan untuk pembayaran
utang untuk pembayaran utang yang
selanjutnya yang dipakai untuk mengimpor
bahan-bahan baku.
 di Paris, Perancis dan dicapai kesepakatan sebagai
berikut, utang-utang indonesia yang seharusnya
dibayar tahun 1968 di tunda pembayarannya hingga
tahun 1972-1979.
di Amstrdam, Belanda pada tanggal 23-24 februari
1967. perundingan itu brtujuan membicarkan
kebutuhan indonesia akan bantuan luar negeri serta
kemungkinan pemberian bantuan dengan syarat
lunak yang sekanjutnya dikenal dengan IGGI.
C. PEMBANGUNAN NASIONAL

pedoman pembangunan nasional adalah trilogi


pembangunan dan delapan jalur pemerataan. Isi
Trilogi pembangunan adalah sbb:
• pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya
menuju kepada terciptanya keadilan sosial
bagi eluruh rakyat indonesia.
• pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi.
• stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
pada masa orde baru terdapat enam pelita,
yaitu:
PELITA 1
Dilaksanakan pada 1 april 1969 hingga 31 maret 1974
yang menjadi landasan awal pembangunan ORBA.
Sasaran pelita 1 yaitu pangan, sandang, perbaikan
prasarana, perumahan rakyat, prluasan lapangan kerja
dan kesejahteraan rohani.

PELITA 2
Dilaksanakan pada tanggal 1 april 1974 hingga 31
maret 1979
Sasaran utamanya adalah trsedianya pangan,
sandang, perumahan, sarana prasarana,
mensjahterakan rakyat dan memperluas ksempatan
kerja.
PELITA 3
Dilaksanakan pada tanggal 1 april 1979 sampai 31
maret 1984. berdasarkan trilogi pembangunan
dengan penekanan lebih mnonjol pada segi
pemerataan dikenal degnan delapan jalur
pemerataan, yaitu:
a. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat ,
khususnya sandang, pangan, dan perumahan.
b. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan
dan pelayan kesehatan.
c. Pemerataan pembagian pendapatan
d. Pemerataan kesempatan kerja
e. Pemerataan kesempatan berusaha
f. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam
pembangunan khususnya bagi generasi muda dan
kaum perempuan.
g.Pemerataan penyebaran pembangunan diseluruh
wilayah tanaha air.
h. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.
PELITA 4
Dilaksanakan pada tanggal 1 april 1989 hingga 31 maret
1994. titik beratnya pada sektor pertanian dan industri.

PELITA 5
Dilaksanakan pada tanggal 1 aprll 1989 hingga 31 maret
1994. titik beratnya pada sektor pertanian dan industri.

PELITA 6
Dilaksanakan pada tanggal 1 april 1994 sampai 131
maret 1999. titik beratnya pada pembangunan sektor
ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian.
DAMPAK POSITIF KEBIJAKAN EKONOMI
ORDE BARU
a. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena
setiap program pembangunan pemerintahan
terencana dengan baik dan hasilnya pun
dapat dilihat secara konkrit
b. indonesia mengubah status dari negara
pengimpor beras terbesar menjadi bangsa
yang memnuhi kebutuhan beras sendiri
(swasembada beras)
c. Penurunan angka kemiskinan yang diikuti
dengan perbaikan kesejahteraan rakyat.

d. Penurunan angka kematian bayi dan angka


partisipasi pendidikan dasar yang semakin
meningkat.
Dampak negatif kebijakan ekonomi orde
baru
a. Kerusakan srta pencemaran lingkungan hidup
dan SDA.
b. Perbedaan ekonomi antar daerah, antar
golongan pekrjaan, antar kelompok dalam
masyarakat terasa semakin tajam.
c. terciptalah kelompok yang terpinggirkan.
d. menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang
erat dengan KKN.
e. Pembangunan yang dilakukan hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa di
imbangi kehidupan politik, ekonomi dan sosial.
f. Pembangunan tidak merata
g. hanya dinikmati oleh kalangan tertentu
masyarakat.
h. pembangunan ekonomi sangat rapuh.
GEORGE SOROS
 soros dikenal memiliki kemampuan tinggi dalam
berspekulasi di bidang perdagangan mata uang.
 pada tahun 1982, soros berhasil meraup
keuntungan 1,2 milyar dolar dalam perdagangan
mata uang poundsterling .
 dijuluki sebagai “The Man Who Broke The
Pound”.
 pertengahan tahun 1997 perekonomian negara-
negara asia termasuk indonesia secara tiba-tiba
tergoncang akibat meloncaknya nilai tukar
rupiah.
Soros dan Krisis Moneter Asia
• sebelum terjadi krisis moneter 1997, Indonesia
mendapat julukan “Macan Baru Asia” oleh bank
dunia dan IMF.
• namun, prestasi itu tak ada artinya tatkala nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS terjerembab di bursa valas
internasional.
• hal ini bermula dari permainan kotor para spekulan
valas internasional dengan dugaan kuat pada George
Soros.
• PM Malaysia Mahatir Mohammad, menyatakan
George Soros harus bertanggung jawab atas krisis
moneter Asia mulai tahun 1997.
Etika Bisnis Soros
• Perdagangan valas yang dilakukan Soros memberi
keuntungan kepadanya sebesar 1 M pertahun .
• Artinya, Soros dengan tega mengorbankan puluhan
juta rakyat di berbagai negara.
• Sebagian pengamat ekonomi membela Soros karena
Soros memberikan sebagian uangnya untuk
membantu rakyat miskin melalui yayasan Soros
Foundation dengan julukan Filantropis.
• Namun, dengan bisnisnya di perdagangan uang yang
telah memiskinkan puluhan juta manusia tentu
tidaklah beretika.
Gambar uang yang dipakai pada masa
orde baru

Anda mungkin juga menyukai