DAN PENATALAKSANAANNYA
Musaddad Mudjahid
Pembimbing:
Dr. Tety Yuniarty Sudiro, Sp.PD
Thalassemia
Terdapat 2 jenis:
Thalassemia-α (kurangnya produksi rantai globin α)
Thalassemia-β (kurangnya produksi rantai globin β)
Klasifikasi Thalassemia-α
SILENT CARRIER STATE THALASSEMIA-α TRAIT atau
THALASSEMIA-α MINOR
Klasifikasi Thalassemia-β
Thalassemia α Thalassemia β
1.Delesi gen sering terjadi 1.Delesi gen jarang
2.Tetramer γ4 atau β4 yang larut 2.Agregat globin rantai α yang tidak larut
4.Pada globin band 4.1 tidak teroksidasi 4.Pada globin band 4. 1 teroksidasi
6.Eritrosit overhidrasi, rigid, hiperstabil 6.Eritrosit dehidrasi, rigid, membran tidak stabil
7.Hemolitik, jarang perubahan tulang dan besi yang 7.Diseritropoetik, perubahan tulang, besi overload
overload.
Pendekatan Diagnosis Thalassemia
TRANSFUSI DARAH
Kadar Hb bukan merupakan indikator untu inisiasi transfusi, kecuali
pasien dengan anemia berat.
Dapat dipertimbangkan pada pasien dengan keadaan akut seperti
kehamilan, operasi dan infeksi.
Transfusi darah pada penderita thalassemia intermedia
diberikan atas indikasi:
Gangguan pertumbuhan
Kondisi stres sementara: infeksi, kehamilan
Manisfestasi klinis anemia
Gagal jantung kongestif
Ulkus tungkai
TRANSFUSI DARAH
Merupakan penatalaksanaan utama bagi para
penderita thalassemia mayor.
Tujuan:
Meningkatkan kadar Hb
Menekan eritropoiesis yang tidak efektif
Mengurangi splenomegali
Pasien dapat bertumbuh dan beraktivitas secara
normal
Siapa yang perlu mendapatkan transfusi darah ?
Pasien dengan diagnosa pasti thalassemia.
Kriteria laboratorium:
Hb < 7 g/dL pada 2x pemeriksaan dengan rentang
waktu > 2 minggu (dan penyebab lain, seperti infeksi
telah disingkirkan).
Kriteria klinis yang tidak sesuai dengan kadar Hb.
Hb > 7 g/dL dengan adanya:
Perubahan bentuk tulang wajah
Gangguan pertumbuhan
Fraktur
Hematopoiesis ekstramedular yang nyata
Produk darah yang direkomendasikan bagi pasien
dengan thalassemia mayor adalah leukoreduced PRC
(dengan kandungan Hb minimal 40 g)
untuk mencegah efek samping akibat sel darah putih
yang terkontaminasi.
- Saturasi - Jantung :
transferin kardiomiopati
gagal jantung
- zat besi Miokard, - Organ
yang tidak organ endokrin, endokrin :
Muatan berikatan dan hepatosit hipogonadisme,
besi dengan dengan cepat diabetes,
berlebih transferin (non akan hipotiroidisme
transferrin mengambil
bound iron = NTBI - Hati : fibrosis
NTBI) sirosis dan
karsinoma sel
hepar
Risiko penyakit jantung akan lebih rendah dan survival pasien jika kadar
ferritin serum dapat dipertahankan < 2500 μg/L dan akan lebih baik lagi
jika < 1000 μg/L.
Pemantauan Muatan Besi Berlebih
Menggambarkan simpanan zat besi
Ferritin Serum Diperlukan untuk mengetahui adanya risiko muatan
besi berlebih.
Menetukan kadar zat besi dalam tubuh dan untuk
Konsentrasi zat besi pada mengetahui bagaimana kadar zat besi sebagai respon
hati terhadap terapi.
Hal ini dapat dilakukan dengan biopsi atau MRI.
Menggunakan MRI T2*.
Risiko terjadinya gagal jantung meningkat dengan nilai
Konsentrasi zat besi
T2* <10ms, yang berkaitan dengan peningkatan risiko
miokard
160 x lipat terjadinya gagal jantung pada 12 bulan
kedepan.
Dihentikan Jika
- Kadar zat besi dalam hati mencapai 3 mg/g BB kering
atau
- Kadar ferritin serum mencapai 300 ng/mL