1. Konstruksi
Concrete Box
1. Pondasi Bored
Persiapan Girder dan V-pier
pile
Pelaksanaan Pemancangan 2. Pondasi Bored
Pengisian Pasir 2. Metode cable
Pile
Pengisian Beton stayed
CAUSEWAY
Pile Struktur
Balok Diafragma Plat Aspal
Tiang Pemancangan
Setelah Penggalian, Sumuran diisi dengan beton tulangan setelah itu pengecoran
Lantai Kerja
Pemasangan Besi Tulangan Footing setelah Lantai Kerja
Pemasangan Formwork pada Footing setelah Pembesian
PENGECORAN PADA FOOTING
PEMBONGKARAN BEKISTING
Konstruksi Pylon bentang utama setinggi 146 meter, dengan menggunakan borepile
berdiameter 2,4 meter dengan kedalaman 71 meter, Ketinggian vertikal bebas (untuk
navigasi) bentang utama adalah 35 meter dari permukaan laut
Untuk bangunan atas menggunakan beton Presstressed Box Girder dengan bentang 80
meter sebanyak 7 bentang, baik untuk sisi Surabaya maupun sisi Madura. Sedangkan
struktur bawah terdiri dari pondasi bored pile berdiameter 180 cm dengan panjang 60-90
meter.
Tampak Samping
Tampak Depan
Pekerjaan persipan dimulai dari penyiapan material besi di stockyard untuk
selanjutnya potongan besi dibawa ke lokasi pembesian dengan menggunakan
truk.
Besi yang sudah difabrikasi di gudang diletakkan atau ditata berdasarkan tipe
yang ada pada . Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pemasangan
tulangan.
Selanjutnya adalah pembesian pembatas jembatan pada bagian tepi. Sebagai
proses terakhir pembesian dilakukan pemasangan dudukan untuk kanal dan baja
WF yang berfungsi untuk memudahkan pelaksanaan pengecoran dan
menghindarkan terinjaknya tulangan pada saat pengecoran.
Pelaksanaan pekerjaan tiang pancang ini meliputi pekerjaan pemancangan,
pengisian pasir, pengisian beton tanpa tulangan dan pengisian beton dengan
tulangan. Kedalaman dari masing-masing pengisian ini didasarkan atas kondisi
daya dukung tanah dan penggerusan tanah (scouring).
Foto-foto
Ponton service ditarik boat mendekati stok tiang pancang yang telah diposisikan di
dekat pantai. Dengan bantuan crane, tiang pancang diletakkan di atas ponton service
untuk dibawa menuju ponton pancang.
Tahapan selanjutnya adalah pengukuran posisi dengan mengunakan teodolit (lihat
penjelasan metoda pengukuran). Lalu mengarahkan leader crane pancang yang
memegang tiang pancang di atas kapal ponton ke sasaran bidik teropong yang telah
disetting dengan komando
dari surveyor. Apabila sudah sesuai dengan posisi yang diinginkan, maka tiang
pancang sudah siap untuk dipancang.
Untuk tiang pancang dengan kondisi miring (sudut 1:10) maka dibuat perbandingan
dengan menggunakan mal yang dilengkapi dengan waterpass. Apabila sudah tepat
maka tiang pancang di turunkan sesuai dengan kemiringannya dan siap untuk
dipancang.
Pelaksanaan pemancangan disesuaikan dengan nomor urut dengan pengondisian
ponton, alat ukur, dan crane pancang. Dan setelah dilakukan kalendering (10 pukulan
terakhir maksimal sebesar 2,5 cm) maka pemancangan dihentikan.
Selanjutnya tiang pancang yang elevasinya tidak sama dipotong dengan menggunakan
alat las, setelah terlebih dahulu diukur dengan menggunakan teodolit.
Pengisian pasir dilakukan dengan menggunakan ponton 120 ft, yang mampu
menampung pasir 200 m3 sesuai dengan kebutuhan satu pile cap serta excavator
PC 200 dengan kapasitas ± 67 m3/ jam.
Dump truck mengambil pasir pada stok area dengan bantuan excavator.
Selanjutnya dump truck yang telah berisi pasir menuju dermaga dan menuangkan
pasir. Diatas pontoon diposisikan sebuah excavator untuk memindahkan pasir dari
dermaga ke ponton.
Untuk pengisian pasir dipasang tremi di ujung tiang pancang, dan excavator
mengisi pasir ke dalam tiang pancang dengan bantuan tremi.