Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN NASIONAL

PENGENDALIAN HIV AIDS


Kasus HIV di Indonesia
242,699 total kasus s/d Maret 2017
40,000-an kasus ditemukan per-tahun
+110 kasus per hari

Sumber: Laporan HIV/AIDS Triwulan I 2017, Kemenkes


0.4 4.1
Homosex
10.5 13.5
Heterosex
0.3
Bisex Persentase HIV berdasarkan Jenis Kelamin
3.0
Perinatal sd Desember 2016
0.6 67.8
Tranfusi
100%
IDU
90%
tak diketahui
80%

70%
Persentase AIDS berdasarkan Transmisi 60%
sampai dengan Maret 2017 50% Lakilaki
Perempuan
40%

30%

20%

10%

0%
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Estimasi ODHA di Indonesia
631.000 ODHA Tahun 2018
Jumlah Kasus HIV (+) yang Ditemukan di Layanan Konseling dan Tes HIV
Provinsi Sumut 2011 –2018

TAHUN Testing HIV (+) Positive Rate


2011 23462 1228 5.23
2012 29068 1439 4.95
2013 35118 1603 4.56
2014 39952 1709 4.28
2015 49258 1504 3.05
2016 (VCT) 34451 1355 3.93
2016 (TIPK) 38639 533 1.38
2017 (VCT) 30638 1427 4.66
2017 (TIPK) 54044 484 0.9
2018 (VCT) 20960 1197 5.71
2018 (TIPK) 58186 818 1.4
POPULASI UMUM
PASANGAN
PELANGGAN
PASANGAN PELANGGA
PENASUN TEMAN N
PELANGGA PASANGAN
N PELANGGAN
PASANGAN
PENASUN TEMAN POCI
PENASU
WPS PELANGGA PASANGAN
N
N PELANGGAN
PASANGAN
PENASUN TEMAN
HIV LAKI-LAKI

PELANGGA WARIA LSL


PASANGAN N WARIA PASANGAN LSL
PELANGGAN
LAKI-LAKI
PELANGGA
PASANGAN
N WARIA LAKI-LAKI
PELANGGAN
PELANGGA
NWARIA PASANGAN LSL
PASANGAN
PELANGGAN PASANGAN LSL GETTING 203
“0” 0
Kondisi Yang Mempercepat Penularan?
Jumlah Penduduk Indonesia: 240 juta
230,000
Wanita
75.000 Penjaja seks
penasun

6,7 Juta Pria


membeli Sex 4,9 Juta
menikah
(2-20% dari Pria Dewasa)
dg pria risiko
tinggi

1,13 Juta
Gay dan Waria

Anak-anak

11/12/2019
Laki-laki 3jk
Perempuan 7
Estimasi Populasi Rawan Tertular HIV Tahun 2012, Kemenkes
HIV (+)

7 – 10 tahun

AIDS
Gelombang Epidemi HIV
Di Indonesia
Gelombang 3

Gelombang 2
2007-sekarang : penularan melalui
Heteroseksual
1997 – 2007 - dari laki-laki pembeli seks kepada
Gelombang 1 Penularan melalui alat suntik istri/pasangan
(penasun) - dari Ibu yang HIV ke bayi

1987-1997
Penularan melalui
Hubungan seks sejenis
laki-laki (homo)
11/12/2019 3jk 9
Gelombang Epidemi HIV
Di Indonesia
Gelombang 3

Gelombang 2
2007-sekarang : penularan melalui
Heteroseksual
1997 – 2007 - dari laki-laki pembeli seks kepada
Gelombang 1 Penularan melalui alat suntik istri/pasangan
(penasun) - dari Ibu yang HIV ke bayi

1987-1997
Penularan melalui
Hubungan seks sejenis
laki-laki (homo)
Situasi Epidemi - INTERVENSI
BUMIL KEL
STATUS EPIDEMI INTERVENSI
/UMUM RISTI
< 1% < 5% RENDAH - Populasi risti,
- Pasien yang menunjukkan indikasi atau
patut diduga HIV
- Bumil + IMS +/ TB
< 1% > 5% TERKONSENTRASI -Populasi risti,
- Pasien yang menunjukkan indikasi atau
patut diduga HIV
- Bumil
- IMS
- TB
- Paparan HIV Perinatal
- Perkosaan/kekerasan seksual
> 1% na LUAS - Setiap pasien kontak layanan.
- SOP umum, Kewaspadaan Standar Umum
11/12/2019 3jk 11
KEBIJAKAN PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
HIV-AIDS DAN PIMS

11/12/2019 3jk 12
Layanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kab/Kota
Jenis Layanan Dasar Penerima yandas Pernyataan Standar

Pelayanan Kes Bumil Ibu Hamil Setiap bumil dpt yan antenatal stand

Pelayanan Kes Ibu bersalin Ibu Bersalin Setiap bu salin dpt yan persalinan sta

Pelayanan Kes Bayi baru lahir Bayi Baru Lahir Setiap bayi baru lahir dpt yankes

Pelaayanan Kes Balita Balita Tiap balita dapat yankes

Yankes usia pendidikan dasar Anak usia pendidikan Tiap anak usia pendidikan dasar dpt
dasar skrining kes.
Yankes usia produktif WNI 15-59 th Tiap WNI usia 15-59 th dpt skrining

Yankess Usia lanjut WNI usia >60 th Tiap WNI usia >60 th dpt skrining

Yankes penderita hipertensi Penderita Hipertensi Tiap penderita Hipertensi dpt yankes

Yankes Diabetes Melitus Penderita DM Tiap penderita DM dpt yankes

Yankes orang gangguan jiwa Org dgn Gangguan Tiap penderita ODGJ dpt yankes
jiwa (ODGJ)berat
Yankes org dgn TB Orang dgn TB Tiap penderita TB dpt yankes

Yankes orang risiko terinfeksi HIV Orang berisiko Tiap penderita HiV(bumil, pasien TB, IMS,
11/12/2019 terinkeksi HIV 3jk waria/trans,penasun dan WBP) 13
PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN
RISIKO TERINFEKSI HIV

Pelayanan Kesehatan orang dgn risiko


terinfeksi HIV sesuai standar adalah pelayanan
kesehatan yg diberikan kepada ibu hamil, Pasien
TB, pasien IMS, waria/transgender, Penasun dan
WBP, mendapat pemeriksaan HIV sesuai standar

11/12/2019 3jk 14
PELAYANAN KESEHATAN MELIPUTI :
1. Upaya Pencegahan pada orang yang memiliki risiko terinfeksi
HIV
2. Pemeriksaan HIV ditawarkan secara aktif oleh petugas
kesehatan bagi orang yg terinfeksi dimulai dengan
a. Pemberian informasi terkait HIV-AIDS
b. Pemeriksaan HIV menggunakan tes cepat HIV dengan HIV
dengan menggunakan alat tes sesuai standar nasioanl yang
telah ditetapkan
c. Orang dgn hasil pemeriksaan HIV(+) hrs dirujuk ke fasilitas yg
mampu menangani utk mendapatkan pengobatan ARV dan
konseling tentang HIV dan AIDS bagi ODHA dan pasangannya
d. Orang dgn IMS , waria/transgender, penasun,WBP dgn hasil
pemeriksaan HIV(-) hrs dilakukan pemeriksaan ulang minimal
setelah 3 bln, 6 bln dan 12 bulan dari pemeriksaan pertama

11/12/2019 3jk 15
LANGKAH LANGKAH KEGIATAN

1. Pemetaan Kelompok sasaran


2. Penyiapan SDM
3. Promosi/Penyuluhan
4. Jejaring kerja dan kemitraan
5. Sosialisasi
6. Pemeriksaan HIV
7. Rujukan Kasus HIV untuk mendapatkan pengobatan ARV
8. Pencatatan dan Pelaporan
9. Monitoring dan Evaluasi
11/12/2019 3jk 16
Tujuan Penanggulangan
HIV/AIDS
(Permenkes No. 21 /2013 tentang
Penanggulangan HIV AIDS )

3 ZERO 2030
Zero Zero Zero
new HIV AIDS related
discrimination
infection death

90% 90% 90%


ODHA ODHA ODHA on
mengetahui yang tahu ART
status status mengalami
HIVnya mendapat supresi VL
ARV
Strategi Jalur Cepat TOP

S-T O P
Suluh:
90%
masyarakat
Temukan:
90% ODHA
tahu
Obati:
90% ODHA
Pertahankan:
90% ODHA
yang ART tidak
mendapat
paham HIV statusnya terapi ARV terdeteksi
virusnya
STRATEGIC USE OF ARV (SUFA)
• Terapi ARV sebagai pencegahan dan pengobatan
• Strategi ntuk meningkatkan cakupan tes HIV dan terapi ARV

T TEMUKAN
“Peningkatan Tes” O OBATI
“Pemberian ARV tanpa
mempertimbangka
n jumlah CD4” P PERTAHANKAN
“Meningkatkan
retensi ART”
 ibu hamil  Ibu Hamil HIV (ODHA  Peningkatan
 Bayi/anak HIV Hamil) koordinasi
 pasien IMS  Bayi/Anak HIV  Peran aktif ODHA
 pasien TB  ODHA - TB dan keluarga
 pasien Hepatitis  ODHA - Hepatitis  Strategi komunikasi
 pasangan ODHA  Dukungan ODHA
 ODHA – pasangan
 Populasi Kunci : WPS, negatif (Serodiscordant)  Kartu Pasien
LSL, TG, Penasun, beregister nasional
WBP  ODHA Populasi Kunci
(PS, Penasun, LSL TG diisi lengkap
 Semua orang yg
tinggal di daerah Waria)  Ikhtisar Perawatan
epidemi meluas  Semua ODHA di daerah diisi lengkap
epidemi meluas 19
Suluh
• Perubahan Cara Pandang HIV-AIDS:
– HIV adalah penyakit kronis yg bisa dikelola  Percepatan akan terjadi
jika Stigma dan Diskriminasi telah menurun
• Pencegahan Penularan
– Edukasi kesehatan reproduksi remaja
– Perilaku Hidup Sehat bagi masyarakat
– Pendidikan Kespro yang tepat di dalam Kurikulum pendidikan
• Peningkatan Peran Kader Kesehatan
– Lebih dari 70% ODHA bukan dari populasi kunci
– Partisipasi masyarakat adalah kunci dari penurunan stigma dan
diskriminasi serta dukungan terhadap ODHA
• Kampanye Promosi ARV
– Media KIE offline dan online untuk promosi ARV
Temukan
• Penjangkauan populasi kunci yang inovatif; internet-based outreach
• Ibu Hamil :
• Terintegrasi dengan layanan KIA
• Kebijakan 3 Eliminasi (Permenkes 52/2017)
• Pasien TB :
• Terintegrasi di dalam layanan TB
• Membuat rencana bersama terkait TB HIV (penentuan daerah prioritas dan layanan)
• Notifikasi pada Pasangan; pemberitahuan dan ajakan tes yang dibantu oleh petugas
kesehatan untuk pasangan/kontak dari pasien dengan HIV
• Community-based screening/Self testing; tes dengan menggunakan sediaan mukosa,
baik yang dibantu oleh penjangkau maupun mandiri
• Tes untuk Triase; bidan dapat melakukan R0 (triase tes HIV), yang positif dirujuk ke layanan
diagnostik
• Akses Tes Early Infant Diagnosis (EID); memperluas akses tes untuk bayi dari ibu dengan
HIV
• Tes pada kelompok rentan; Pekerja tambang, perkebunan, konstruksi, Buruh migran,
Anak/remaja jalanan, komunitas lain
Obati
• Test & Treat (Treat all); ARV untuk semua orang dengan HIV,
tanpa memandang CD4
• Simplifikasi memulai ART; pemeriksaan lab dilakukan setelah
memulai ART*
• Menurunkan harga ARV; dengan target on ART yang tinggi,
harga ARV harus terjangkau
• Perluasan layanan satelit dan inisiasi ART; di KK jalur cepat
TOP, semua PKM dan RS pemerintah bisa memberikan ARV
• Melacak ODHA yang telah terdiagnosa tetapi belum
berobat, untuk mendorong mereka mendapatkan
pengobatan  bekerjasama dengan komunitas
Pertahankan
• Pendampingan ODHA berbasis keluarga;
pelibatan keluarga ODHA untuk pemantauan
minum obat
• Sistem transportasi spesimen; memperluas akses
pemeriksaan viral load
• Inovasi reminder minum obat
• Memaksimalkan penggunaan mesin VL terutama
di kota besar
• Memaksimalkan penggunaan mesin TCM di kab
kota (bekerjasama dengan program TB)
KOLABORASI TB-HIV
Kolaborasi TB HIV
• Pada tahun 2016, diperkirakan 1 juta orang dengan HIV
AIDS menderita TB di seluruh dunia
• Sebanyak 370,000 ODHA meninggal karena TB di tahun
2016 (TB penyebab kematian utama pada ODHA)
• ODHA memiliki risiko 21x lebih tinggi untuk sakit TB
dibandingkan dengan orang dengan status HIV negatif
• Dibutuhkan kolaborasi program TB dan HIV yang kuat guna
mencegah infeksi TB pada ODHA, menemukan kasus TB
HIV secara dini dan mengobati koinfeksi TB HIV secara dini
Kebijakan TB-HIV
(dalam Permenkes 21)
 Penawaran Tes HIV pada seluruh pasien TB
tanpa memandang faktor risiko HIV (Pasal
22, 23, 24: Pemeriksaan Diagnosis HIV)

 Pemberian ARV pada pasien ko-infeksi TB-


HIV tanpa melihat nilai CD4 (Pasal 34 :
Pengobatan dan Perawatan)
SPM (wajib 100%) HIV
• Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB,
pasien IMS, waria, pengguna napza, WPS, LSL dan warga
binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan
pemeriksaan HIV sesuai standar.
• Kewajiban tiap kab/kota/dan provinsi memetakan ibu
hamil, pasien TB, pasien IMS, waria, pengguna napza,
WPS, LSL dan warga binaan lembaga pemasyarakatan
• Langkah kerja
1) Pemetaan kelompok sasaran
2) Penyiapan SDM
3) Promosi/penyuluhan
4) Jejaring kerja dan kemitraan
5) Sosialisasi
6) Pemeriksaan HIV Standart
7) Rujukan kasus HIV untuk mendapatkan pengobatan ARV
8) Pencatatan dan pelaporan Pelayanan
9) Monitoring dan evaluasi
• Bilamana tidak mampu memenuhi, maka pemerintah Minimal harus
kab/kota/provinsi wajib menyatakannya dan memintanya
tertulis secara berjenjang dilaksanakan
• Kegagalan pemenuhan SPM akan dilakukan “fasilitasi oleh Pemda
khusus” sesuai UU 23/2014 Bagian Ketiga pasal 381-383
Kab/Kota
termasuk SPM
HIV
DUA PENDEKATAN

KTS TIPK
• Klien – Konselor • Pasien – Petugas Kesehatan
• Inisiatif: Klien • Inisiatif: Petugas Kesehatan
• Perilaku berisiko • Tanda/gejala klinis
• Masyarakat • Fas Kes
• Konseling pra-tes … • Informasi pra-tes …
• “option-in” • “option-out”
• Persetujuan tertulis • Penolakan tertulis
(Persetujuan lisan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai