Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK 1

TUBERKULOSI
(TBC)

JURUSAN :KEBIDANAN
KLASS :I/A
NAMA KELOMPOK :ZELIA FREITAS ORNAI BOAVIDA
MARIA ZITA DO CARMO
CLARA MARIA DE FATIMA
OFELIA SOARES PINTO
EUFROSINA DO SANTOS MAIA
FLORIANA DA COSTA DO ROSARIO
GILBERTA AMARAL
Pengertian TBC
(Tuberkulosis)
Definis
TBC (Tuberkulosis) yang juga
dikenal dengan TB adalah penyakit paru-
paru akibat kuman Mycobacterium
tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala
berupa batuk yang berlangsung lama (lebih
dari 3 minggu), biasanya berdahak, dan
terkadang mengeluarkan darah.
Kuman TBC tidak hanya menyerang
paru-paru, tetapi juga bisa menyerang tulang,
usus, atau kelenjar. Penyakit ini ditularkan dari
percikan ludah yang keluar penderita TBC,
ketika berbicara, batuk, atau bersin. Penyakit
ini lebih rentan terkena pada seseorang yang
kekebalan tubuhnya rendah, misalnya penderita
HIV
Gejala Tuberkulosis
Selain menimbulkan gejala berupa batuk yang
berlangsung lama, penderita TBC juga akan
merasakan beberapa gejala lain, seperti:
 Demam
 Lemas
 Berat badan turun
 Tidak nafsu makan
 Nyeri dada
 Berkeringat di malam hari
Pengobatan Tuberkulosis
TBC dapat dideteksi melalui pemeriksaan
dahak. Beberapa tes lain yang dapat dilakukan
untuk mendeteksi penyakit menular ini adalah
foto Rontgen dada, tes darah, atau tes kulit
(Mantoux).TBC dapat disembuhkan jika
penderitanya patuh mengonsumsi obat sesuai
dengan resep dokter. Untuk mengatasi penyakit
ini, penderita perlu minum beberapa jenis obat
untuk waktu yang cukup lama (minimal 6
bulan). Obat itu umumnya berupa:
 Isoniazid
 Rifampicin
 Pyrazinamide
 Ethambutol
Pencegahan Tuberkulosis
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin,
yang disarankan dilakukan sebelum bayi
berusia 2 bulan. Selain itu, pencegahan juga
dapat dilakukan dengan cara:
 Mengenakan masker saat berada di tempat
ramai.
 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan
tertawa.
 Tidak membuang dahak atau meludah
sembarangan.
Penyebab Tuberkulosis TBC
(Tuberkulosis)
TBC (tuberkulosis) disebabkan oleh infeksi
kuman dengan nama yang sama, yaitu
Mycobacterium tuberculosis.
Kuman atau bakteri ini menyebar di udara
melalui percikan ludah penderita, misalnya saat
berbicara, batuk, atau bersin. Meski demikian,
penularan TBC membutuhkan kontak yang
cukup dekat dan cukup lama dengan penderita,
tidak semudah penyebaran flu.
Makin lama seseorang berinteraksi dengan
penderita TBC, semakin tinggi risiko untuk
tertular. Misalnya, anggota keluarga yang
tinggal serumah dengan penderita TBC
Pada penderita TBC yang tidak menimbulkan
gejala (TBC laten), kuman TBC tetap tinggal di
dalam tubuhnya. Kuman TBC dapat
berkembang menjadi aktif jika daya tahan
tubuh orang tersebut melemah, seperti pada
penderita AIDS. Namun, TBC laten ini tidak
menular.
Seperti telah dikatakan sebelumnya, penularan
TBC tidak semudah flu, sehingga Anda tidak
akan tertular TBC jika hanya sekadar berjabat
tangan dengan penderita TBC. Namun, ada
beberapa kelompok orang yang lebih mudah
tertular penyakit ini, yaitu:
 Orang yang tinggal di pemukiman padat
dan kumuh.
 Petugas medis yang sering berhubungan
dengan penderita TBC.
 Lansia dan anak-anak.
 Pengguna NAPZA.
 Orang yang kecanduan alkohol.
 Perokok.
 Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
 Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah,
misalnya penderita AIDS, diabetes, kanker,
serta orang yang kekurangan gizi
Selain penyakit, terdapat beberapa jenis obat-
obatan yang dapat melemahkan kekebalan
tubuh (obat imunosupresif). Obat-obatan
tersebut umumnya digunakan untuk mengobati:
 Lupus
 Psoriasis
 Rheumatoid arthritis
 Penyakit Crohn
Diagnosis Tuberkulosis TBC
(Tuberkulosis)
Untuk mendeteksi TBC (tuberkulosis),
pertama-tama dokter akan menanyakan keluhan
dan penyakit yang pernah diderita.
Kemudian dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik, terutama dengan
mendengarkan suara napas di paru-paru
menggunakan stetoskop. Dokter juga akan
memeriksa ada tidaknya pembesaran kelenjar,
bila dicurigai adanya TBC kelenjar.
Jika pasien diduga mengalami TBC, dokter
akan meminta pasien melakukan pemeriksaan
dahak yang disebut pemeriksaan BTA.
Pemeriksaan BTA juga dapat dilakukan
menggunakan sampel selain dahak, untuk kasus
TBC yang terjadi bukan di paru-paru.
Pengobatan Tuberkulosis TBC
(Tuberkulosis)
Penyakit ini dapat disembuhkan dan jarang
berakibat fatal jika penderita mengikuti saran
dari dokter. Prinsip utama pengobatan TBC
(tuberkulosis) adalah patuh untuk minum obat
selama jangka waktu yang dianjurkan oleh
dokter (minimal 6 bulan).
Apabila berhenti meminum obat sebelum
waktu yang dianjurkan, penyakit TBC yang
Anda derita berpotensi menjadi kebal terhadap
obat-obat yang biasa diberikan. Jika hal ini
terjadi, TBC menjadi lebih berbahaya dan sulit
diobati.
Obat yang diminum merupakan kombinasi dari
isoniazid, rifampicin, pyrazinamide dan
ethambutol. Sama seperti semua obat, obat
TBC juga memiliki efek samping, antara lain:
 Warna urine menjadi kemerahan
 Menurunnya efektivitas pil KB, KB suntik,
atau susuk
 Gangguan penglihatan
 Gangguan saraf
 Gangguan fungsi hati
Untuk penderita yang sudah kebal dengan
kombinasi obat tersebut, akan menjalani
pengobatan dengan kombinasi obat yang lebih
banyak dan lebih lama. Lama pengobatan dapat
mencapai 18-24 bulan.Selama pengobatan,
penderita TBC harus rutin menjalani
pemeriksaan dahak untuk memantau
keberhasilannya.
Pencegahan Tuberkulosis TBC
(Tuberkulosis)
Salah satu langkah untuk mencegah TBC
(tuberkulosis) adalah dengan menerima vaksin
BCG (Bacillus Calmette-Guerin).
Di Indonesia, vaksin ini termasuk dalam daftar
imunisasi wajib dan diberikan sebelum bayi
berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah
menerima vaksin BCG, dianjurkan untuk
melakukan vaksin bila terdapat salah satu
anggota keluarga yang menderita TBC.
TBC juga dapat dicegah dengan cara yang
sederhana, yaitu mengenakan masker saat
berada di tempat ramai dan jika berinteraksi
dengan penderita TBC, serta sering mencuci
tangan.
Walaupun sudah menerima pengobatan, pada
bulan-bulan awal pengobatan (biasanya 2
bulan), penderita TBC juga masih dapat
menularkan penyakit.
Jika Anda menderita TBC, langkah-langkah di
bawah ini sangat berguna untuk mencegah
penularan, terutama pada orang yang tinggal
serumah dengan Anda
 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan
tertawa, atau kenakan Apabila
menggunakan tisu untuk menutup mulut,
buanglah segera setelah digunakan.
 Tidak membuang dahak atau meludah
sembarangan.
 Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara
yang baik, misalnya dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara
segar serta sinar matahari dapat masuk.
 Jangan tidur sekamar dengan orang lain,
sampai dokter menyatakan TBC yang Anda
derita tidak lagi menular.
TERIMAH KASIH
TEMAN TEMAN
SELESAI……

Ada pertanyaan???

Anda mungkin juga menyukai