Elisa Lestari Saputri (3032018634) Margareta Ica (3032018613) Yuniarti (3032018625) Dwi Yoga (3032018636) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu yang optimal dan daya simpan buahpepaya madu Pontianak. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor,yaitu faktor suhu yang meliputi 10 0C, 13 0C, 16 0C, suhu ruang (27 hingga 29 0C) dan faktorlama penyimpanan meliputi lima hari, 10 hari, 15 hari, dan 20 hari. Bahan utama untukpenelitian adalah buah Pepaya Madu Pontianak,dan penelitian ini dilaksanakan pada tahun2017. Parameter yang diamati meliputi, perubahan total padatan terlarut (TPT), perubahansusut bobot, tekstur atau nilai kekerasan buah, perubahan aroma, rasa, warna daging buah,warna kulit buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan suhu penyimpanan 130Cdapat bertahan dengan cukup baik dengan layak konsumsi sampai pada 20 hari, sedangkandengan suhu ruang ( 27 hingga 29 0C), buah pepaya madu Pontianak hanya dapat bertahan 10hari Pepaya Madu Pontianak memilikiciri khas buah lokal yang hanya terdapatPontianak. Saat ini pengembangankomoditas ini sangat intens dan sampai 2013luasannyamencapai20.000ha.Permasalahan yang utama sampai saat iniadalah penanganan di bidang panen danproses selanjutnya, di sini buah yangdipanen pada panen raya banyak mengalamipembusukan dan belum memanfaatkanberbagai teknologi pasca panen yang sudahdapat diakses dengan cepat.Pepaya merupakan tanaman yangdapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Dirjen Bina Produksi Hortikuktura,2003, menyebutkan bahwa tanaman pepayatermasuk kelompok tanaman yang dapattumbuh dan berkembang di hampir seluruhwilayahIndonesia, selain mudahdibudidayakan dan berpotensi produksi yangcukup tinggi, buah pepaya juga merupakansumber gizi yang penting terutama VitaminC, Vitamin A, dan B kompleks (Broto etal..1991). Hasil penelitian Broto et al (1991)mengatakan bahwa akhir-akhir inikonsumen di pasar swalayan cenderungmemilih pepaya yang berukuran kecil,dalam arti sebuah pepaya yang habisdikonsumsi oleh seorang. Pepaya termasukjenis buah tropis yang mudah rusak(perishable), sehingga permasalahan yangdihadapi dalam pasca panen adalahsingkatnya masa simpan. Oleh karena itudiperlukan penanganan pasca panen yangtepat untuk menekan kemunduran mutubuah sekecil mungkin, sehingga mutu segarbuah dapat dipertahankan. Salah satu carauntuk memperpanjang daya simpan buah adalah dengan penundaan kematangan.Buah pepaya termasuk kelompok buahklimaterik, di sini setelah buah dipanenmasih melakukan aktivitas metabolismeeperti respirasi, trasnpirasi, dan produksietilen. Aktivitas tersebut akan mempercepatterjadinya pematangan, penuaan, pelayuaan,dan juga pembusukan. Sebagai buahklimaterik, kenaikan pola respirasi buahpepaya dapat digunakan sebagai acuanuntuk menentukan waktu simpan dan waktupematangan. Respirasi erat kaitannyadengan suhu lingkungan penyimpanan sertaresponsif terhadap pemberian hormonpemeraman, yaitu etilen.Penyimpanan dengan pengaturansuhu dan lama penyimpanan pada umumnyabertujuan untuk mengendalikan lajurespirasi, traspirasi, dan mempertahankankualitas produk pada kondisi yang palingberguna bagi konsumen ditinjau dariketepatan waktu, jumlah, dan mutu buah. Suhu rendah sangat efektif untukmemperlambat laju respirasi, sehinggadapat memperlambat masa simpan sertamempertahankan mutu buah. Namun suhuyang terlalu rendah juga dapat menyebabkanchilling injury. Begitu juga dengan suhuyang mendekati pembekuan akanmenyebabkan buah mengalami freezinginjury.Kenaikanrespirasiakanmeningkatkanat aupunmenurunkansebanyak dua hingga tiga kali (Seymour &Tucker 1993) dalam Nuraeni (2003).Pendinginan sangat efektif memperlambatrespirasi sehingga pematangan, penuaan,dan pengeluaran panas akan terhambat(Santoso & Porwoko 2003) Pengkajian dilakukan di KalimantanBarat tahun 2017. Kegiatan inimenggunakan bahan baku utama buahpapaya madu Pontianak dengan rancanganacak lengkap dengan dua faktor perlakuan.Faktor pertama adalah suhu penyimpanan,yaitu 10 0C, 13 0C, 160C, dan suhu ruang (27 hingga 300C), sedangkan faktor keduaadalah lama penyimpanan, yaitu lima hari,10 hari, 15 hari, dan 20 hari. Parameter yangdiamati meliputi persentase susut bobot,tingkat kekerasan, total padatan terlarut,kandungan vitamin C, perubahan warnakulit, warna daging buah, rasa, aroma, dan tesktur. Susut Bobot. Kehilangan air dari hasilhortikultura merupakan penyebab utamadari kerusakan selama penyimpanan,kehilangan air dalam skala yang sedikitmasih dapat ditoleransi, namun demikianbila kehilangan air sangat besar dapatmengakibatkan bahan menjadi layu danberkerut (Trenggono & Sutardi 1989). TingkatKekerasan.Padaawalpenyimpanan, nilai kekerasan buahcenderung mengalami penurunan hinggabuah diperam, hal ini menandakan bahwabuah semakin lunak. Melunaknya buah disebabkan olehadanya perombakan protein yang tidak larutatau hidrolisis zat pati dan lemak(Pantastico, Er. B. 1996)Menurunnya tingkat kekerasan buahpepaya selama penyimpanan diduga karenahilangnya turgor, perombakan pati menjadigula serta degradasi dinding sel. Perubahanturgor disebabkan oleh komposisi dindingsel berubah dan perubahan tersebut memengaruhi kekerasan (firmness) buah danakan melunak bila sudah matang (Muchtadi1992). Total Padatan Terlarut (TPT). Selamaperiode pematangan kandungan gulamengalami peningkatan, kemudian akanmengalami penurunan kembali pada saatpenuaan (Tranggono & Sutardi 1989) Wills et al. (1989), menyatakanbahwa perubahan total padatan terlarutdisebabkan oleh proses pematangan yangdiawali dengan pemecahan pati menjadigula sederhana dan adanya penumpukangula yang digunakan sebagai substrat selamaproses respirasi. Perubahan Warna Kulit Buah. Padaumumnya warna dan penampilan adalahfaktor penentu bagi konsumen untukmenyatakan dapat diterima atau ditolaknyabuah-buahan dan sayuran. Setiap jenis buah,bahkan setiap varietasnya mempunyai warnakulit yang khas dan juga merupakan caraterbaik untuk mengukur tingkat kematanganbuah (Sjaifullah, 1996). Perubahan Warna Kulit Buah. Padaumumnya warna dan penampilan adalahfaktor penentu bagi konsumen untukmenyatakan dapat diterima atau ditolaknyabuah- buahan dan sayuran. Setiap jenis buah,bahkan setiap varietasnya mempunyai warnakulit yang khas dan juga merupakan caraterbaik untuk mengukur tingkat kematanganbuah (Sjaifullah, 1996). Perubahan Warna Daging Buah. Prosespemeraman buah ditandai dengan adanyaperubahan warna hijau pada kulit, juga padadaging buah. Penyimpanan pada suhu dingindapat mempertahankan kualitas warnadaging buah. Perubahan warna pada kulitbuah diikuti dengan perubahan warna padadaging buah.Perubahan Aroma. Aroma yang khastimbul dari sekitar buah-buahan yang sudahmasak, beberapa senyawa terpenoidmungkin merupakan penyebab timbulnyabau yang dikeluarkan oleh beberapakomoditas pepaya (Santoso & Purwoko1995). Pergantian suhu yang terjadi sehari-harimempunyai pengaruh besar terhadapvolume dan komposisi zat-zat atsiri (bau).Meskipun derajat kemasakan merupakan faktor fisiologi utama yang memengaruhiproduksi zat-zat atsiri, namun komposisiaromanya sangat dipengaruhi oleh keadaanlingkungan selama pemeraman (Pantastico1993) Perubahan Rasa. Salah satu faktor mutuyang menentukan kualitas buah-buahanadalah rasa. Flavor adalah sesuatu yanghalus dan rumit yang ditangkap indera yangmerupakan kombinasi rasa (asam, manis,sepet), bau dan terasanya pada lidah(meleleh, pedas). Pematangan biasanyameningkatkan jumlah gula-gula sederhanayang memberi rasa manis, penurunan asam-asam organik dan senyawa-senyawa fenolikyang mengurangi rasa sepet dan masam dankenaikan zat-zat atsiri yang memberi flavorkhas pada buah (Pantastico 1986). Penurunanrasaselamapenyimpanan disebabkan buah semakinmengalami kemunduran mutu, glukosa, danfruktosa mengalami degradasi menjadietanol, air, dan karbondioksida yang manaproses ini akan dipercepat dengan adanyaaktivitas enzimatis seperti invertase, sukrosayang ada dalam buah pepaya. Perubahan Tekstur. Proses pelunakandisebabkan oleh terhidrolisisnya zat pektin(bahan perekat) menjadi komponen yanglarut pada air sehingga total zat pektin akanmenurun kadarnya dan komponen yang larutdalam air akan meningkat jumlahnya yangmengakibatkan buah menjadi lunak(Muchtadi & Sugiyono 1992) 1. Penyimpanan pada suhu rendah(dingin) yang dipertahankankonstan dapat memperpanjang mutufisik (warna dan penampilan ataukesegaran, tekstur, dan cita rasa)dan nilai gizi pada buah papayamadu Pontianak. 2. Penyimpanan pada suhu ruang(dibiarkan sesuai dengan suhulingkungan)menyebabkanpenurunan mutu fisik- organoleptikdan mutu nilai gizi sangat cepatyang diikuti dengan prosespembusukan. 3. Suhu penyimpanan yang terbaikuntuk memperpanjang masa simpansampai bertahan pada 20 hari adalahdengan memberlakukan suhu pada13 oC, dengan kualitas buah masihlayak konsumsi.