Anda di halaman 1dari 13

Nama dan NIM anggota kelompok :

Hotmauli Sagala B.111.17.0003


Devinda Bulgis B.111.17.0131
Dwi Savitri B. B.111.17.0176
Olivia Gabrielle Sapan B.111.17.0179
Ana Lutfiyah B.111.17.0261
Budaya perusahaan adalah serangkaian nilai atau
keyakinan yang menghasilkan pola perilaku tertentu
secara kolektif dalam korporasi.
 Menurut Frederick, post dan Davis (1992), nilai-nilai dan krkter moral
mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja etis suatu
perusahaan tetapi kedua faktor tersebut bukanlah faktor independen tanpa
pengaruh yang lain. Nilai-nilai dan karakter pribadi dapat dipengaruhi oleh
budaya perusahaan dapat dikatakan sebagai kombinasi ide, adat istiadat,
praktik, tradisional, nilai-nilai perusahaan, dan artian bersama yang membantu
mendefenisikan perilaku normal bagi setiap orang yang bekerja disuatu
perusahaan
 Menurut ( Vibizmanagement Culture) Budaya perusahaan oleh Sathe (1982)
dirtikan sebagai jumlah asumsi penting yang dipegang oleh anggota-anggota
perusahaan, yaitu berupa suatu sistem dari nilai-nilai yang dipegang bersama
tentang apa yang penting serta keyakinan tentang nilai-nilai yang dipegang
bersama didunia berjalan. tiga faktor yang menjelaskan perbedaan pengaruh
budaya dan dominan terhadap perilaku :
◦ Keyakinan dan nila-nilai bersama
◦ Dimiliki bersama secara luas
◦ Dapat diketahui dengan jelas mempunyai pengaruh yang lebih kuat terhadap
perilaku.
 Berusaha manyesuaikan diri, menghormati norma organisasi dan mengerjakan apa
yang diharapkan.
 Memahami serta mendukung secara aktif misi dan tujuan organisasi
 Memilih kegitan dan prioritas pribadi untuk memenuhi kebutuhan pribadi
memenuhi kebutuhan organisasi
 Melakukan tindajkan yang sesuai dengan misi dan menjaga nama baik
 Melakukan pengorbanan pribadi
 Menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
 Mendukung keputusan yang menguntungkan organisasi meskipun tidak disenangi
orang lain
 Memberikn kejelasan tentang sasaran kelompok dan bagaimana kontribusi seetiap
peran anggota dalam mencapai sasaran tersebut.
 Meningkatkan efektivitas, moral dan produktifitas kelompok lain.
 Menjaga kelompok, melindungi kelompok dn reputsai kelompok.
 Memastikan bahwa orang lain menerima misi,tujuan,agenda,iklim, dan kebijakan
pimpinan.
Geert Hofstade penulis budaya organisasi yang
terkenal dari Belanda (1928) mengatakan bahwa
budaya organisasional terdiri dari berbagai interaksi
dan ciri-ciri keniasaan yang memengaruhi sekelompok
orang dalam lingkungannya. Dengan nilai bersama
tersebut, permasalahan bersama yang muncul sebagai
akibat dari perubahan-perubahan lingkungan, dapat
diatasi secara efektif karena ada kebersamaan yang
dibangun atas dasar rasa saling percaya satu sama lain.
Konsepsi budaya yang memperlihatkan perilaku
interaksi kedalam organisasi, maka pengertian budaya
perusahaan dirumuskan sebagaimana dibawah ini:
1. Sistem nilai dan keyakinan organisasi yang
mewarnai perilaku pegawai dan kegiatan organisasi
2. Metode atau kebiasaan kerja yang telah membudaya
3. Suatau pola terpadu dari tingkah laku pegawai dalam
perusahaan antara lain pemikiran, tindakan,
pembicaraan, ritual/upacara dan benda-benda
Dirumuskan terhadap hal-hal yang terkait dengan unsur
budaya apa yang disebut:
1. Nilai, dalam arti apa yang lebih penting atau kurang penting, apa
yang lebih/kurang baik, dan apa yang lebih benar/kurang benar. Nilai
budaya dapat berbentuk: disiplin murni(taat bekerja dengan penuh
kesadaran, kreatif individu/kelompok, dan sebagainya)
2. Norma, dalam arti aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak
ukur penilaian
3. Wewenang, dalam arti kemampuan untuk mengambil keputusan
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Wewenang adalah
kekuasaan yang sah untuk melaksanakan peranan sesuai dengan
jabatan untuk mewujudkan harapan-harapan selaras dengan nilai
budaya perusahaan
4. Imbal jasa/penghargaan, adalah imbal jasa yang diberikan secara
wajar dan adil baik bersifat finansial maupun non-finansial.
Unsur visi budaya dalam sikap mencakup citra, budaya, arah dan tujuan
artinya :
◦ Citra adalah kepuasan stakeholders
◦ Budaya adalah kepemimpinan kolaborasi
◦ Arah adalah membangun sikap positif
◦ Tujuan adalah menyatukan kesamaan berfikir
Jadi visi budaya dalam sikap adalah menyatukan kesamaan berpikir dalam
membangun SDM unggul untuk mengaktulisasikan sikap positif dalam
bentuk kepemimpinan kolaboratif dalam memberikan kepuasan bagi
stakeholders. Unsur misi budaya dalam perilaku mencukup:
memperhatikan. Membimbing, analisis, ekspresi artinya:
◦ Memerhatikan adalah mengkomunikasikan kehangatan
◦ Membimbing adalah mengomunikasikan kepercayaan
◦ Analisis adalah mengomunikasikan fakta, gagasan
◦ Ekspresi adalah inisiatif, kreatif, spontan, besemangat
Jadi misi budaya dalam perilaku adalah gaya yang mengomunikasikan
kehangatan, kepercayaan, fakta, dan gagasan sebagai daya dorong
membangun SDM yang unggul kedalam inisiatif, kreatif, spontan, dan
bersemangat.
IKLIM ORGANISASI adalah merupakan salah satu factor penentu,
oleh karena itu hal tersebut menggambarkan suasana hubungan kerja
antar individu atau kelompok di dalam organisasi yang memengaruhi
motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja. Pada iklim organisasi tersebut
digambarkan dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut:
◦ Kejelasan dengan tanggung jawab artinya seperti tiap individu merasa diberi
tanggung jawab.
◦ Memiliki sasaran/target kerja setiap individu mengerti, mengetahui dengan jelas
apa yang harus dikerjakan.
◦ Dilakukan penilaian kerja
◦ Adanya tantangan kerja bagi setiap individu dalam melaksanakan kerja
◦ Adanya bimbingan kerja bagi setiap individu/karyawan
◦ Adanya keinginan untuk bekerja keras
◦ Adanya penghargaan khusus untuk untuk individu yang berprestasi
◦ Jenjang karier yang jelas di masa depan
◦ Adanya pengakuan dari atasan dan teman sejawat
◦ Kejelasan dalam mengambil risiko untuk setiap peran tanggung jawab
Beberapa manfaat budaya organisasi (corporate cuture)
dikemukakan oleh robbins (1993), yaitu:
◦ Membatasi peran yang membedakan anatara organisasi yang
satu dengan organisasi lain karena setiap organisasi
mempunyai peran yang berbeda, sehingga perlu memiliki akar
budaya yang kuat dalam system dan kegiatan yang ada
didalamnya.
◦ Menimbulkan rasa memiliki indentitas bagi anggota
◦ Mementingkan tujuan bersama dari pada mengutamakan
kepentingan individu
◦ Menjaga stabilitas organisasi
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut bener-
salah, baik-buruk. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan
karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya ( misalnya dengan
perusahaaan lain atau masyarakat setempat ), etika kerja terkait antara
perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur
hubungan antar karyawan.
Adapun tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika
dalam perusahaan.
◦ Pertama, terciptanya budaya perusahaan secara baik.
◦ Kedua, terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling
percaya (trust-based organization). Dan
◦ ketiga, terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee
relationship management).
Iklim etika calam perusahaan dipengaruhi oleh adanya interaksi beberapa
faktor, yaitu :
faktor kepentingan diri sendiri, keuntungan perusahaan, pelaksanaan
efisiensi dan kepentingan kelompok.
Proses internalisasi akan meliputi lima tahap, yaitu
awareness,understanding,assessment,acceptance dan implementation. Kelima
tahap ini harus dilalui secara berurutan, meskipun waktu yang dibutuhkan pada
masing-masing tahap selalu sama.
Proses teknis dan administrative meliputi bebrapa langkah yaitu:
◦ Menyediakan dan menyelenggarakan pelatihan yang ekstensif tentang
analisis dan resolusi dilemma etika dalam bisnis.
◦ Memasukkan penasihat etika untuk membantu manajemen dalam
memastikan pesan etika secara tepat.
◦ Ketiga, secara berkala mengomunikasikan informasi dari manajemen tingkat
atas sampai kepada semua karyawan bahwa etika bisnis penting untuk
menjamin keputusan bisnis yang baik. Keempat pentingnya dibentuk komite
etika dan atau dewan pengawas etika yang bertugas meninjau aktivitas
organisasi dan menyediakan rekomendasi yang proaktif untuk aktivitas
mendatang dan proses pengambilan keputusan.
◦ Terakhir, dalam rangka pengendalian, perlu bekerja sama dengan konsultan
etika atau auditor untuk melakukan check dan recheck keseluruhan
pelaksanaan etika bisnis dalam perusahaan dan melakukan penyempurnaan
jika diperlukan.
Etika seseorang dan etika bisnis adalah satu yang
terintegrasi sehingga tidak dapat dipisahan satu dengan
lainnya, dan saling melengkapi dalam memengaruhi perilaku
antar individu maupun kelompok yang kemudian menjadi
perilaku organisasi yang mana akan berpengaruh kepada
budaya perusahaan itu.

Kemampuan seorang professional untuk dapat mengerti


dan peka akan adanya masalah etika dalam profesinya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, social budaya dan masyarakat
dimana dia berada, lingkungan suatu profesinya, lingkungan
organisasi atau tempat bekerjanya. Budaya perusahaan
memberikan sumbangan yang sangat berarti terhadap perilaku
etis. Perusahaan akan menjadi lebih baik jika mereka
membudayakan etika dalam lingkungan perusahaannya.

Anda mungkin juga menyukai