Anda di halaman 1dari 44

Di susun oleh:

Kelompok 4
Dwi Ayu Ilalang (P27820317041)
Vany Anindyta P. A. (P27820317049)
Ani Dwi Cahyanti (P27820317054)
Al-Fahrel Gusti M. (P27820317056)
Achmad Dandy O. R. (P27820317057)
Sara Maulida Al Isayi (P27820317063)
Syafrie Yudha P. (P27820317067)
Lukmananti Maysa R. W. (P27820317069)
DEFINISI

Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi


terjadi di luar rongga uterus. Tuba fallopi merupakan tempat
tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebih
besar dari 90 %). (Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan
hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri. (kapita
selekta kedokteran,2001)
Dari kedua difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan
ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi,
berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni
dalam endometrium kavum uteri.
ETIOLOGI

Etiologi kehamilan ektopik terganggu telah


banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Trijatmo
Rachimhadhi dalam bukunya menjelaskan
beberapa faktor yang berhubungan dengan
penyebab kehamilan ektopik terganggu:
1. Faktor mekanis
Hal-hal yang mengakibatkan terhambatnya
perjalanan ovum yang dibuahi ke dalam kavum
uteri, antara lain:
 Salpingitis, terutama endosalpingitis yang menyebabkan
aglutinasi silia lipatan mukosa tuba dengan penyempitan
saluran atau pembentukan kantong-kantong buntu.
Berkurangnya silia mukosa tuba sebagai akibat infeksi juga
menyebabkan implantasi hasil zigot pada tuba falopii.
 Adhesi peritubal setelah infeksi pasca abortus/ infeksi pasca
nifas, apendisitis, atau endometriosis, yang menyebabkan
tertekuknya tuba atau penyempitan lumen
 Kelainan pertumbuhan tuba, terutama divertikulum, ostium
asesorius dan hipoplasi. Namun ini jarang terjadi
 Bekas operasi tuba memperbaiki fungsi tuba atau terkadang
kegagalan usaha untuk memperbaiki patensi tuba pada
sterilisasi
 Tumor yang merubah bentuk tuba seperti mioma uteri dan
adanya benjolan pada adneksia
 Penggunaan IUD
2. Faktor Fungsional
 Migrasi eksternal ovum terutama pada kasus
perkembangan duktus mulleri yang abnormal
 Refluks menstruasi
 Berubahnya motilitas tuba karena perubahan kadar
hormon estrogen dan progesteron
 Peningkatan daya penerimaan mukosa tuba
terhadap ovum yang dibuahi.
 Hal lain seperti; riwayat KET dan riwayat abortus
induksi sebelumnya.
KLASIFIKASI
kehamilan ektopik berdasarkan lokasinya antara lain:
1. Tuba Fallopii
 Pars-interstisialis •Isthmus
 Ampula •Infundibulum
 Fimbrae
2. Uterus
 Kanalis servikalis •Divertikulum
 Kornu •Tanduk rudimenter
3. Ovarium
4. Intraligamenter
6. Abdominal
 Primer
 Sekunder
7. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
PATOFISIOLOGI
Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik
antara lain ampula tuba (lokasi tersering, ismust,
fimbriae, pars interstisialis, kornu uteri, ovarium,
rongga abdomen, serviks dan ligamentum kardinal.
Zigot dapat berimplantasi tepat pada sel kolumnar
tuba maupun secara intercolumnar. Pada keadaan
yang pertama, zigot melekat pada ujungatau sisi
jonjot, endosalping yang relative sedikitmendapat
suplai darah, sehingga zigot mati dan kemudian di
reabsorbsi.
Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel diantara dua
jonjot. Zigot yang telah bernidasi kemudian tertutup oleh
jaringan endosalping yang menyerupai desidua, yang disebut
pseudokapsul. Villi korialis dengan mudah menembus
endosalping dan mencapai lapisan miosalping dengan
merusak integritas pembuluh darah di tempat tersebut.
Selanjutnya, hasil konsepsi berkembang dan
perkembangannya tersebut di pengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu tempat implantasi, ketebalan tempat implantasi
dan banyaknya perdarahan akibat invasi trofoblas
Seperti kehamilan normal, uterus pada kehamilan ektopikpun
mengalami hipertropi akibat pengaruh hormon estrogen dan
progesteron, sehingga tanda-tanda kehamilan seperti tanda hegar
dan Chadwick pun ditemukan. Endometriumpun berubah menjadi
desidua, meskipun tanpa trofoblas. Sel-sel epitel
endometriummenjadi hipertropik, hiperkromatik, intinya menjadi
lobular dan sitoplasmanya bervakuola. Perubahan selular demikian
disebut sebagai reaksi Arias-Stella. Karena tempat pada implantasi
pada kehamilan ektopik tidak ideal untuk berlangsungnya kehamilan,
suatu saat kehamilan akan terkompromi.
Kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah :
a. Hasil konsepsi mati dini dan direabsorbsi
b. Abortus kedalam lumen tuba
c. Ruptur dinding tuba.
MANIFESTASI KLINIS

Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat


bervariasi tergantung dari ada tidaknya ruptur.
Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri,
amenorrhea, dan perdarahan per vaginam.
Pada setiap pasien wanita dalam usia
reproduktif, yang datang dengan keluhan
amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah,
harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya
kehamilan ektopik.
TANDA DAN GEJALA

Tanda :
1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai
amenorrhea atau spotting atau perdarahan vaginal.
2. Menstruasi abnormal.
3. Abdomen dan pelvis yang lunak.
4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke
satu sisi oleh massa kehamilan, atau tergeser akibat
perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada
endometrium uterus.
5. Dan lain lain
Gejala:
1. Nyeri:
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan
ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau
tersebar.
2. Perdarahan:
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan nekrose dan
dikeluarkan dengan perdarahan. Perdarahan ini pada umumnya sedikit,
perdarahan yang banyak dari vagina harus mengarahkan pikiran kita ke
abortus biasa.Perdarahan abnormal uterin, biasanya membentuk bercak.
Biasanya terjadi pada 75% kasus
3. Amenorhea:
Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki
berkas perdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi, dan mereka
tidak menyadari bahwa mereka hami
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
2. Kadar HCG menurun
3. Laparaskopi
4. HB
5. Leukosit
6. Kuldossintesis
PENATALAKSANAAN

Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah


laparotomi.
Hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu di lakukan
salpingektomi pada kehamilan tuba atau dapat dilakukan
pembedahan konservatif. Apakah kondisi ibu buruk, misalnya
dalam keadaan syok, lebih baik di lakukan salpingektomi. Pada
kasus kehamilan ektropik di pars ampularis tuba yang belum
pecah biasanya di tangani dengan menggunakan kemoterapi
untung menghindari tindakan pembedahan.
Karena kehamilan ektopik dapat mengancam nyawa, maka
deteksi dini dan pengakhiran kehamilan adalah tatalaksana yang
disarankan
KOMPLIKASI

Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat


kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau
pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis
secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur
tuba atau uterus, tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini
dapat menyebabkan perdarahan masif, syok, DIC, dan
kematian.
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain
adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus,
kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu
ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN pada PASIEN
DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN KEHAMILAN
EKTOPIK
A. Pengkajian

1. Anamnesis dan gejala klinis


 Riwayat terlambat haid
 Gejala dan tanda kehamilan muda
 Dapat ada atau tidak ada perdarahan per
vaginan
 Terdapat aminore
 Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri
bahu dan seluruh abdomen, terutama
abdomen bagian kanan / kiri bawah
 Berat atau ringannya nyeri tergantung
pada banyaknya darah yang terkumpul
dalam peritoneum.
2. Pemeriksaan fisik
 Inspeksi
○ Mulut : bibir pucat
○ Payudara : hyperpigmentasi, hipervaskularisasi,
simetris
○ Abdomen : terdapat pembesaran abdomen.
○ Genetalia : terdapat perdarahan pervaginam
○ Ekstremitas : dingin
 Palpasi
 Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada
UK, nyeri tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.
 Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas
menonjol.
 Auskultasi
 Abdomen : bising usus (+), DJJ (-)
 Perkusi
 Ekstremitas : reflek patella + / +
3. Pemeriksaan fisik umum:
 Pasien tampak anemis dan sakit
 Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah
adneksa.
 Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar.
 Daerah ujung (ekstremitas) dingin
 Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat,
adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian
bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
 Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok
 Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan bebas
darah, nyeri saat perabaan
4. Pemeriksaan khusus:
 Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks
 Kavum douglas menonjol dan nyeri
 Mungkin tersa tumor di samping uterus
 Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan.
 Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri
pada uteris kanan dan kiri
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan air seni dapat dilakukan
untuk mengetahui kehamilan seseorang,
sedangkan untuk mengetahui kehamilan
ektopik seorang dokter dapat melakukan:
 Laboratorium
 Hematokrit
 Sel darah putih
 Tes kehamilan
 Pemeriksaan Penunjang/Khusus
 USG
 Laparotomi
 Laparoskopi
 Kuldosintesis
 Diagnosis pasti hanya ditegakkan
dengan laparotomi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kemungkinan diagnosis keperawatan yang
muncul adalah sebagai berikut:
2. Devisit volume cairan yang berhubungan
dengan ruptur pada lokasi implantasi sebagai
efek tindakan pembedahan.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan
dengan penurunan komponen seluler yang di
perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel.
4. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d ruptur tuba
fallopi
5. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan
dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi implantasi sebagai efek
tindakan pembedahan.
Kriteria hasil: ibu menunjukan kestabilan/ perbaikan keseimbangn cairan yang di buktikan oleh tanda-
tanda vital yang stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium tepat, serta frekuensi berat jenis urine
adekuat.

No Rencana Inervensi Rasional

1 Lakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga lebih kooperatif

2 Memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien saat ini pasien mengerti tentang keadaan dirinya dan lebih kooperatif
terhadap tindakan.

3 Observasi TTV dan observasi tanda akut abdoment. parameter deteksi dini adanya komplikasiyang terjadi.

4 Pantau input dan output cairan Untuk mengetahui kesaimbangan cairan dalam tubuh

5 Pemeriksa kadar Hb mengetahui kadar Hb klien sehubungan dengan perdarahan.

6 Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan melaksanakan fungsi independent.
lebih lanjut.
2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel.
Kriteria hasil: menunjukan perfusi jaringan yang adekuat, misalnya: Tanda-
tanda vital stabil, membrane mukosa warna merah muda, pengisian
kapilerbaik, haluaran urine adekuat, wajah tidak pucat dan mental seperti
biasa.

No Tindakan intervensi Rasional

1 Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna Memberikan informasi tentang derajat/adekuat perfusi jaringan dan
kulit/membrane mukosa, dasar kuku. membantu menentukan kebutuhan intervensi.

2 Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu Vasokonstriksi menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/
lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi. kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk
menghindari panas berlebihan.

3 Kolaborasi dengan tim medis yang lain, awasi Mengidentifikasi defisiensi dan kebuutuhan pengobatan atau terhadap
pemeriksaan lab: misalnya: HB/HT terapi.
3. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d ruptur tuba fallopi
Kriteria hasil: ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan ibu tidak
meringis atau menunjukan raut muka yang kesakitan.

No Rencana Intervensi Rasional


Mandiri:
1 Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Kaji kontraksi Membantu dalam mendiagnosis dan menentukan tindakan yang akan dilakukan.
uterus hemoragi ataunyeri tekan abdomen. Ketidak nyamanan dihubungkan dengan aborsi spontan dan molahidatiosa karena
kontraksi uterus yang mungkin diperberat oleh infuse oksitosin. Rupture kehamilan
ektropik mengakibatkan nyeri hebat, karena hemoragi tersembunyi saat tuba falopi
rupture ke dalam abdomen.

2 Kaji steres psikologi ibu/pasangan dan respons Ansietas terhadap situasi darurat dapat memperberat ketidak nyamanan karena
emosional terhadap kejadian. syndrome ketegangan, ketakutan, dan nyeri..

3 Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk Dapat membantu dalam menurunkan tingkat asietas dan karenanya mereduksi
menurunkan rasa nyeri. Instruksikan klien untuk ketidaknyamanan.
menggunakan metode relaksasi, misalnya: napas
dalam, visualisasi distraksi, dan jelaskan prosedur.

Kolaborasi:
4 Berikannarkotik atau sedative berikut obat-obat Meningkatkan kenyamanan, menurunkan komplikasi pembedahan
praoperatif bila prosedur pembedahan diindikasikan.

5 Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi Tingkatkan terhadap penyimpangan dasar akan menghilangkan nyeri.
4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber-sumber informasi.
Tujuan: ibu berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah sederhana, mengenai
patofisiologi dan implikasi klinis.

No Rencana Intervensi Rasional

1 Menjelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan Memberikan informasi, menjelaskan kesalahan konsep pikiran ibu
untuk kondisi hemoragia. mengenai prosedur yang akan dilakukan, dan menurunkan sters yang
berhubungan dengan prosedur yang diberikan.

2 Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengaji\ukan Memberikan klisifikasi dari konsep yang salah, identifikasi masala-
pertanyaan dan mengungkapkan kesalah konsep masalah dan kesempatan untuk memulai mengembangkan ketrampilan
penyesuaian (koping)

3 Diskusikan kemungkinan implikasi jangka ependek Memberikan informasi tentang kemungkinan komplikasi dan
pada ibu/janin dari kedaan pendarahan. meningkatkan harapan realita dan kerja sama dengan aturan tindakan.

4 Tinjau ulang implikasi jangka panjang terhadap situasi Ibu dengan kehamilan ektropik dapat memahami kesulitan
yang memerlukan evaluasi dan tindakan tambahan. mempertahankan setelah pengangkatan tuba/ovarium yang sakit.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
 Implementasi merupakan tindakan yang sesuai
dengan yang telah direncanakan, mencangkup
tindakan mandiri dan kolaborasi.
 Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan
berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat,
dan bukan atas petunjuk data petugas
kesehatan lain.
 Tindakan kolaborasi adalah tindakan
keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama seperti dokter atau petugas
kesehatan lain.

EVALUASI KEPERAWATAN
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak
dicapai.
Tanggal pengkajian : 28 Desember 2018
Waktu pengkajian : 11.00 WIB

 PENGKAJIAN
Identitas pasien
 Nama : Ny. M
 Umur : 28 th
 Agama : islam
 Jenis kelamin :P
 Status : kawin
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Suku Bangka : jawa
 Alamat : surabaya
 Tanggal MRS :26 Des 2018
 No. Register : 172.443.xx.xx
 Diagnose medis : kehamilan ektopik
Identitas penanggung jawab
 Nama : Tn. P
 Umur : 33 th
 Hub. Dengan pasien : suami
 Alamat : surabaya
 Agama : islam
KELUHAN UTAMA
 Klien mengatakan merasakan nyeri di bagian perut sebelah
kanan bawah

Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesahatan Sekarang
Klien mengatakan mengeluh nyeri perut dibagian kanan bawah,
skala nyeri 6, disertai dengan perdarahan vagina, berwarna
coklat tua, klien juga mengeluh merasakan mual muntah dan
sampai pingsan. Klien juga mengatakan nyeri bagian bahu. Klien
mengatakan ini adalah kehamilan 2 bulannya yang pertama. Lalu
pada tanggal 26 Desember 2018 klien dibawa ke RS Dr.
Soetomo Surabaya dengan diagnosa kehamilan ektopik

 Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat kehamilan ektopik

 Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga klien mengatakan bahwa ibu dari klien dahulu
mempunyai riwayat penyakit kehamilan ektopik.
RIWAYAT POLA FUNGSI KESEHATAN
KLIEN
NO ADL SEBELUM HAMIL SETELAH HAMIL
1 Pola persepsi-manajemen Klien mengatahui menjaga Pasien lebih berhati hati dalam hal
kesehatan kesehatan itu penting, agar apapun agar penyakit tidak
terbebas dari penyakit. kambuh/MRS lagi.
Jika sakit berobat ke puskesmas
2. Pola nutrisi-metabolik Klien makan 3 kali sehari 1 porsi Klien makan 3 kali perhari 1 porsi dan
dan minum air putih 7 gelas per minum air putih 9 gelas perhari
hari dengan diselingi air susu
3. Pola eliminasi Pasien BAB 1x perhari berwarna Pasien BAB 1x perhari berwarna
kuning dan konsistensi padat. kuning kecoklatan dan konsistensi
Pasien BAK -+ 650cc perhari warna padat. Pasien BAK -+ 1250cc perhari.
kuning Tidak terpasang kateter, warna jernih

4. Pola latihan-aktivitas Pasien beraktivitas sebagai ibu Pasien mengurangi pekerjaan yang
rmah tangga dan dapat melakukan berat berat dan tetap melakukan
aktivitas harian secara mandiri aktivitas harian secara mandiri

5. Pola kognitif-perseptual Keadaan mental pasien baik. Tidak Keadaan mental pasien gelisah karna
terdapat masalah dalam nyeri dan pendarahan. Mampu
komunikasi berkomunikasi dengan baik. Mampu
mengingat dengan baik ditandai
dengan mampu bercerita tentang
proses penyakit
6. Pola istirahat-tidur Pasien tidur 2 jam di siang hari, dan 7 Pasien tidur 2 jam disiang hari dan 5 jam
jam di malam hari dimalam hari sesekali terbangun karena
merasakan nyeri diperut

7. Pola konsep diri-persepsi diri Pasien dirumah sebagai ibu rumah Pasien sedikit mengurangi aktivitas sehari
tangga dan bisa menjalankan aktivitas hari yang berat, pasien kurang bisa
sehari hari dengan lancar menjalankan perannya sebagi ibu rumah
tangga

8. Pola peran dan hubungan Hubungan pasien dengan keluarga dan Hubungan pasien dengan keluarga baik,
tetangga terjalin dengan baik pasien menerima saran dari keluarga, dan
tenaga kesehatan dengan baik

9. Pola reproduksi - seksual Pasien menolak untuk dikaji Pasien menolak untuk dikaji

10. Pola pertahanan diri (koping- Pasien tidak menggunakan obat untuk Pasien sering berkomunikasi/berinteraksi
toleransi stress) menangani stress, berinteraksi dengan dengan keluarga jika ada masalah
keluarga dalam menghadapi masalah

11. Pola keyakinan dan nilai Pasien beragama islam, taat beribadah Kebiasaan pasien ke masjid terganggu,
rajin ke masjid selama hamil pasien menjalankan ibadah di
rumah
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesadaran umum
 -tingkat kesdaran : composmentis
 - orientasi : pasien dapat berorientasi dengan orang,
waktu, dan tempat
 - pasien terlihat lemas

B. Pemeriksaan tanda tanda vital


 - Tekanan darah : 110/60 mmHg
 - suhu : 36,3
 -nadi : 90x/menit
-Respiratory rate : 22x/menit
 -Saturasi O2 : 96%
 - Tinggi badan : 154 cm
 -Berat badan sebelum hamil : 50kg
 -Berat badan sekarang : 50 kg
C. Pemeriksaan wajah
 Mata : simetris, tidak ada oedema, konjungtiva
anemis
 Hidung : bersih, tidak ada perdarahan, tidak terlihat
serumen
 Telinga : simetris, tidak ada lesi, bersih, tidak ada
serumen
 Mulut : mukosa lembab, tidak ada perdarahan gusi

D. Pemeriksaan kepala dan leher


 Kepala, inspeksi : bentuk kepala mesocephalus,
simetris, tidak ada rambut rontok
 Leher, inspeksi : tidak terdapat perubahan warna
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran vena jugularis

E. Pemeriksaan Fungsi Penglihatan


 Ketajaman penglihatan berkurang
F. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran
 Bunyi detik arloji seimbang (kanan dan kiri)

G. Pemeriksaan Thoraks/dada
 Inspeksi : bentuk normal chest, tidak terlihat ictus cordis
 Palpasi : tidak teraba ictus cordis
 Perkusi : paru paru terdengar sonor
 Auskultasi : jantung bunyi S1 S2 tunggal, ronchi wheezing tidak
ada.

H. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : bersih, simetris, pembearan sesuai dengan usia
kehamilan, tidak ada linea nigra, tidak ada bekas luka operasi
 Palpasi : terdapat nyeri tekan skala nyeri 6, kontraksi uterus
keras
 Perkusi : suara yang dihasilkan timpani
 Auskultasi : frekuensi peristaltik usus 12x/menit

I. Pemeriksaan Punggung dan Tulang Belakang


 Punggung tidak ada lesi, tidak terdapat kelainan tulang belakang,
tidak terdapat fraktur dan nyeri tekan pada tulang belakang
J. Pemeriksaan Kulit/integument
 Inspeksi : tidak ada lesi
 Palpasi : kelenturan baik CRT 1 detik, tidak terdapat nyeri
tekan

K. Pemeriksaan ekstremitas/musculoskeletal
 Inspeksi : otot antara sisi kanan dan kiri simetris, akral
dingin
 Palpasi : tidak terdapat oedema

L. Pemeriksaan Fungsi Neurologis


 - GCS (eye 4, verbal 5, motorik 6)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tanggal periksa : 27 Desember 2018
 Hb : 13,4 g/dL
 Golongan Darah :A
 USG : terlihat kantong kehamilan diluar uterus
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan Kehamilan ektopik Gangguan rasa nyaman ( nyeri)
Do :
– Nyeri pada perut bagian kanan Penembusan vili korialis ke dalam
lapisan muskularis menuju
– Skala nyeri 6 peritoneum
– Tanda tanda vital :

Tekanan darah : 110/60 mmHg Ruptur tuba falopi


Suhu : 36,3 C
Nadi : 90x/menit Merangsang reseptor nyeri
Respiratory rate : 22x/menit
Saturasi O2 : 96% Nyeri

2 Ds : Klien mengatakkan badan terasa lemas Kehamilan ektopik Intoleransi aktivitas


Do :
– Klien tampak lemas Menyerang saraf tepi

– ADL dibantu
Kelumpuhan otot

Kelemahan fisik

Intoleransi aktivitas
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan ruptur tuba falopi ditandai dengan
nyeri pada perut sebelah kanan dengan skala
6
 Intoleransi aktifitas berubungan dengan
kelemahan fisik ditandai dengan badan lemas
dan ADL dibantu

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN


 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan
dengan ruptur tuba falopi ditandai dengan
nyeri pada perut sebelah kanan dengan skala
6
INTERVENSI
NO DIAGNOSIS TUJUAN (NOC) RENCANA (NIC) RASIONAL TANDA
KEPERAWATAN TANGAN
NAMA JELAS

1 Domain 12 : Kenyamanan Setelah dilakukan tindakan 1. Gunakan pendekatan 1. Meningkatkan


Kelas 1 : kenyamanan fisik keperawatan 2 x24jam yang menenangkan kenyamanan pasien
(Kode Diagnosis 00214) rasa nyaman, nyeri 2. Identifikasi tingkat untuk meminimalkan
Gangguan rasa nyaman teratasi. kecemasan dan nyeri nyeri
(nyeri) berhubungan 3. Bantu pasien 2. Untuk meningkatkan
dengan ruptur tuba falopi Kriteria Hasil : mengenal situasi yang kenyamanan pasien
ditandai dengan nyeri pada 1. Status kenyamanan menimbulkan 3. Memantau derajat
perut sebelah kanan meningkat kecemasan dan nyeri kecemasan pasien
dengan skala 6 2. Mampu mengontrol 4. Intruksikan pasien dan nyeri yang
Definisi : kecemasa menggunakan teknik dirasakan pasien
Merasa kurang 3. Mampu Mengontrol distraksi dan relaksasi 4. Untuk dapat
nyaman,lega dan nyeri 5. Kolaborasi dengan mengidentifikasi
sempurna dalam dimensi tenaga kesehatan lain penyebab terjadinya
fisik, pemberian obat kecemasan dan rasa
psikospiritual,lingkungan,bu analgesic untuk nyeri
daya dan/atau sosial. mengurangi nyeri(bila 5. Meningkatkan
perlu) kenyamanan dan
mengurangi nyeri.
6. Menurunkan nyeri
dan meningkatkan
kenyamanan
2 Domain 4 : Aktivitas/ Setelah dilakukan 1. Bantu klien untuk 1. Aktivitas yang dapat
istirahat tindakan keperawatan 2 x mengidentifikasi dilakukan dapat
Kelas 4 : 24 jam masalah aktivitas yang mampu dipertahankan
Respons kardiovaskuler/ intoleransi aktivitas dilakukan
2. Sumber dapat
pulmonal membaik.
2. Bantu untuk meningkatkan minat
(Kode Diagnosis
mengidentifikasi dan dalam aktivitas
00057) Kriteria hasil :
mendapatkan sumber
Diagnosis keperawatan : 1. Mampu 3. Membantu mobilitas
yang diperlukan
Intoleransi aktivitas melaksanakan fisik
untuk aktivitas yang
berhubungan aktifitas sehari hari
diinginkan 4. Mampu
dengan kelemahan secara mandiri
fisik ditandai meningkatkan minat
3. Bantu untuk
2. Mampu dalam aktivitas
dengan lemah dan mendapatkan alat
berpartisipasi dalam
ADL di bantu bantuan aktivitas
aktivitas fisik tanpa 5. Mengetahui
Definisi : seperti kursi roda,
disertai peningkatan perkembangan klien
Ketidakcukupan energi krek
tekanan darah, nadi,
psikologis atau fisiologis
dan RR 4. Bantu klien dalam
untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktifitas penguatan positif
kehidupan sehari-hari dalam aktivitas
yang harus atau yang ingin
5. Monitor respon fisik,
dilakukan.
emosi, social, dan
spiritual
IMPLEMENTASI
Tanggal No. Tindakan Keperawatan TTD
Waktu DX

27 Dx. 1 1. Menggunakan pendekatan yang menenangkan


Desemb 2. Mengidentifikasi tingkat kecemasan dan nyeri
er 2018 3. Membantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan dan nyeri
4. Mengintruksikan pasien menggunakan teknik distraksi dan relaksasi
5. Mengkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain pemberian obat analgesic untuk
mengurangi nyeri(bila perlu)
27 Dx. 2
Desemb
er 2018 1. Membantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

2. Membantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan


untuk aktivitas yang diinginkan

3. Membantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek

4. Membantu klien dalam penguatan positif dalam aktivitas

5. Memonitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual


EVALUASI
Tanggal No. Catatan Perkembangan TTD
Waktu DX

27 Dx. S : Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang


Desembe 1 O : Pasien tampak menahan nyeri dan sedikit pucat,
r 2018 skala nyeri 5
13.30 A : Masalah nyeri belum teratasi sepenuhnya
P : Melanjutkan intervensi

27 Dx. S : Klien mengatakan masih lemas dan membutuhkan


Desembe 2 bantuan dalam beraktifitas
r 2018 O : Pasien tampak lemah dan pasrah
13.30 A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
sepenuhnya
P : Melanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai