Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN

KEGAWATDARURATAN
PARTOFISIOLOGI, PENEGAKAN
DIAGNOSA DAN FARMAKOLOGI
ABORTUS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

Fadilah Elya Sari 1802053P


Mely Fatma Niqi 1802075P
Nila Septiani 1802077P
Latar Belakang

Angka kematian ibu merupakan salah satu indiaktor


untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Pada
tahun 2015, AKI mengalami penurunan menjadi
305/100.000 kelahiran hidup dari tahun 2012 yang
mencapai 359/100.000 kelahiran hidup namun
masih jauh dari target Sustainable Development
Goals (SDG’s) (SDKI,2012 ; Dinkes, 2015). Salah
satu target SDG’s 2016-2030 adalah penurunan AKI
secara global hingga kurang dari 70 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2015).
Definisi Etiologi

1. Kelainan
pertumbuhan hasil
konsepsi
Abortus adalah 2. Kelainan pada
pengeluaran hasil plasenta
konsepsi yang usia 3. Faktor ibu seperti
kehamilan nya kurang penyakit-penyakit
dari 20 minggu (purwo kronis yang diderita
astuti, 2015). oleh sang ibu
4. Kelainan yang terjadi
pada organ kelamin
ibu
Partofisiologis

1. Pada awalnya abortus terjadi terjadi pendarahan dalam desidua basalis,


kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus.
2. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
3. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu villi korialis belum menembus
desidua secara dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya.
4. Pada kehamilan 8-14 minggu penembusan sudah lebih dalam hingga
plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
pendarahan.
5. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan lebih dahulu
daripada plasenta.
6. Pendarahan tidak banyak jika plasenta segera dilepas dengan lengkap.
7. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.
8. Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk.
9. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak kecil tanpa bentuk yang
jelas, mungkin pula janin telah mati lama, mola kruenta, maserasi, fetus
kompresus.
Klasifikasi

Berdasarkan proses
1. Abortus spontan
2. Abortus disengaja (provokatus)
3. Abortus tidak aman (unsafe abortion)
4. Abortus septik

Berdasarkan gejala klinik


1. Abortus Iminens
2. Abortus insipiens (sedang berlangsung)
3. Abortus inkomplitus (sebagian sudah keluar)
4. Abortus komplitus
5. Missed abortion (janin mati, belum keluar)

Berdasarkan Frekuensi
1. Abortus Habitualis
2. Abortus non habitualis
1. Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman
terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium
uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam
kandungan.

Penegakkan diagnosa:
Perdarahan sedikit melalui ostium uteri externum
Cervik belum membuka
Mulas sedikit/ kadang tidak mules
Uterus membesar sesuai umur kehamilan
Penatalaksanaan:
1. Tirah baring dan pembatasan aktifitas sampai dengan
perdarahan berhenti
2. Pasien dianjurkan untuk tidak melakukan senggama,
karena kemungkinan dapat meningkatkan
rangsangan prostaglandin.
3. Tidak ada pengobatan khusus, pengobatan sedative
atas instruksi dokter.
4. Kalau perlu pemberian obat hormonal dan
antispasmodik untuk mengurangi kerentanan otot-
otot uterus( misalnya gestanon)
5. Jika perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal
lanjut seperti biasanya.
6. Jika perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin
dengan USG.
2. Abortus insipiens (sedang berlangsung)

Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks


telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi
hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses
pengeluaran.

Penegakkan diagnosa:
Perdarahan sedang hingga banyak, terkadang kelaur gumpalan
darah.
Serviks terbuka
Uterus membesar sesuai masa kehamilan
Kram nyeri perut bagian bawah karena kontraksi rahim yang
kuat
Penatalaksaan :
1. Pasien dirawat di RS
2. Jika kehamilan kurang dari 16 minggu:
3. Lakukan aspirasi vakum manual (AVM)
4. Jika evakuasi tidak bisa segera dilaksanakan dapat
dberikan ergometrin 0,2 mg IM (dapat diulang
sesudah 15 menit kalau perlu) atau misoprostol 400
mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam jika
perlu)
5. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu
6. Tunggu ekspulsi spontan, kemudian lakukan
evakuasi sisa-sisa hasil konsepsi
7. Jika perlu berikan infus 20 unit oxsitosin dalam
larutan 500 ml NACL dengan kecepatan 40 tetes
per menit membantu epulsi hasil konsepsi.
8. Pantau kondisi ibu setelah penanganan
3. Abortus inkomplitus (sebagian sudah keluar)

Sebagian hasil konsepsi telah kelaur dari kavum uteri dan


masih ada yang tertinggal.

Penegakkan diagnosa:
Abortus ditandai dengan perdarahan sedang hingga banyak
Setelah terjadinya dengan pengeluaran perdarahan masih
tetap berlangsung
Serviks terbuka karena masih ada bagian dari janin yang
masih tertinggal di kurpus uteri, sehingga uterus berusaha
mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi
Penanganan:
1. Jika perdarahan tidak terlalu banyak dalam kehamilan kurang
dari 16 minggu evakuasi dapat dilakukan secara digitam atau
dengan cunam ovum, jika perdarahan berhenti beri ergometrin
0,2 mg IM atau misoprostol 400 mcg peroral
2. Jika perdarahan banyak dan terus berlangsung dan usai
kehamilann kurang dari 16 minggu lakukan evakuasi sisa hasil
konsepsi dengan
3. Lakukan aspirasi vakum manual( AVM)
4. Jika evakuasi tidak bisa segera lakukan dan beri ergometrin 0,2
mg IM atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat dilakukan
sesudah 4 jam jika perlu
5. Jika usia kehamilan lenih dari 16 minggu:
6. Berikan infus 20 unit oxitosin larutan 500 ml NACL kecepatan
40 tetes permenit sampai terjadinya ekpulsi hasil konsepsi
7. Pantau kondisi ibu setelah penanganan
4. Abortus komplitus

Adalah abortus dimana seluruh hasil konsepsi telah keluar dari


rahim padan kehamilan kurang dari 20 minggu.

Penegakkan diagnosa:
Abortus ini ditandai dengan oerdarahan sedikit hingga sedang
Servik telah menutup
Uterus lebih kecil dari besarnya kehamilan
Sedikit atau tanpa nyeri pertu bagian bawah
Dengan riwayat dimulai dengan perdarahan hebat dan
mengeluarkan hasil konsepsi

Penanganan:
1. Tidak perlu evakuasi lagi
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
3. Berikan tablet Perosus 600 mg / hari selama 2 minggu
4. Pantau kondisi ibu setelah penanganan
5. Konseling kepada ibu pasca keguguran
5. Missed abortion (janin mati, belum keluar)

Adalah sebagian retensi berkepanjangan hasil konsepsi setelah


kematian janin. Ditandai dengan embrio telah meninggal
sebelum kehamilan 20 minggu.

Penegakkan diagnosa:
Abortus ini ditandai dengan amenorhea pada usia kehamilan
14-20 minggu penderita biasanya merasakan rahimnya semakin
mengecil, tanda-tandanya kehamilan sekunder pada payudara
mulai menghilang, serviks tertutup dan ada sedikit perdarahan.

Penanganan:
Rawat pasien di RS
Evakuasi dengan kuretase
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. “N”
UMUR 27 TAHUN G1P0A0 HAMIL 11 MINGGU
DENGAN ABORTUS IMMINENS
DI PUSKESMAS RAWAT INAP GEDONG TATAAN

Tanggal masuk : 15 November 2018


Pukul : 08.15 WIB
Pengkajian
Data Subjektif
Identitas
Nama : Ny. N Nama Suami : Tn. H
Umur : 27 th Umur : 30 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa Suku : Jawa
Anamnesa
Keluhan Utama
Ibu menyatakan keluarnya flek-flek dari pukul 01.00 – 06.00
WIB kemudian keluar darah segar menggumpal dan merasakan
mules

Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinannya yang pertama, lama
pernikahan 1 tahun, status sah secara agama dan negara.

Riwayat menstruasi
Ibu mengatakan menarche sejak umur 13 tahun, lama menstruasi
5-6 hari, siklus 28 hari teratur, ganti pemballut 2-3x/hari, tidak
ada keputihan, tidak ada nyeri saat menstruasi.
HPHT= 30-08-2018 TP=06-06-2019
Riwayat Obstetri tidak ada
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti DM, asma,
dan penyakit kronis seperti jantung.

Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, penyakit menurun seperti DM,
asma, dan penyakit kronis seperti jantung.

Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada
yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis,
penyakit menurun seperti DM, asma, dan penyakit kronis
seperti jantung.
Pola kebutuhan sehari hari
Nutrisi
Makan : 3x/hari porsi satu piring
Jenis : Nasi, sayur, lauk
Keluhan : Tidak ada
Minum : 7-8 gelas/hari
Jenis : Air putih, Susu
Keluhan : Tidak ada

Eliminasi
BAB : 1-2x/hari, warna kuning kecoklatan,bau khas
feces, konsistensi padat
Keluhan : tidak ada
BAK : 4-5x/hari
Keluhan : tidak ada
Aktivitas
Ibu mengatakan sebagai ibu rumah tangga aktivitas sehari harinya
yaitu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,
memasak, mencuci, dan lain lain.

Istirahat
Siang : 1 jam
Malam : 6-7 jam
Keluhan : Tidak ada

Pola seksual
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam hubungan seksual

Personal hygiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari
Keramas :3x/minggu
Ganti baju :2x/hari
Potong kuku :1x/minggu
Data psikososial
Ibu mengatakan ibu dan keluarga sangat senang dengan
kehamilan ini Ibu mengatakan dalam mengambil
keputusan secara bermusyawarah.

Data Objektif
Pemerisaan umum
KU : lemah
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD : 100/70 mmHg N : 80 x/m
S : 36,6º C RR : 20x/m
BB : 48 kg
BB Sebelum Hamil : 45kg
TB : 157
LILA : 24 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala : tidak ada masa/benjolan, kulit kepala, bersih
Muka : Tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada
oedem
Mata : Konjungtiva merah muda, sclera putih
Hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret, bersih
Mulut : Tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi, bersih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, bersih
Leher : Tidak ada masa/ benjolan, tidak ada pembengkakan
kelenjar tiroid,
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada,
Payudara : Tidak ada masa/benjolan, areola
hiperpigmentasi, putting susu menonjol
Abdomen : Tidak ada striae gravidarum, tidak ada luka
bekas operasi
leopold I : teraba ballotement 2 jari diatas simpisis
Genetalia : Keluar flek flek
Ekstremitas (atas dan bawah) simetris, tidak ada oedem,
reflek patella (+)
Pemeriksaan penunjang
Hb : 10,7 gr%
Protein urin : (-)

Interprestasi Data
Diagosa : Ibu G1P0A0 UK : 11 minggu
Dasar :
1. Ibu mengatakan keluar flek-flek sekitar jam 01.00
2. Ibu mengatakan cemas dan takut setelah flek-flek
kemudian keluar darah merah segar disertai mules
pada perut
3. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang ke – 1
Masalah : ibu merasa cemas dan takut setalah flek-
flek kemudian keluar darah merah segar.
Kebutuhan : memberikan dukungan psikologis pada
ibu dan istirahat
Diagnosis Data
Perdarahan Infeksi
Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter

Perencanaan
1. Informasikan hasil pemeriksaan dengan kolaborasi dengan
dokter dan berikan dukungan psikologis pada ibu
2. Jelaskan kepada ibu mengenai kondisinya saat ini dan ibu
perlu di rawat inap di Puskesmas Rawat Inap Tataan
3. Jelaskan pada ibu pentingnya bedrest total dan
mengurangi aktivitas
4. Observasi keadaan umun dan tanda vital ibu
5. Motivasi cukup makan dan minum
6. Kolaborasi dengan dokter dan beri terapi obat
7. Dokumentasikan tindakan
PELAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa ibu
mengalami abortus imminens atau ancaman keguguran,
namun ibu tidak perlu khawatir dan cemas karena janin
masih bisa dipertahankan.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu perlu rawat inap di
Puskesmas Rawat inap Gedong Tataan agar keadaaan ibu
bisa terpantau dengan baik oleh dokter
3. Menjelaskan kepada ibu pentingnya bedrest total atau tirah
baring di tempat tidur serta mengurangi aktivitas baik itu
duduk, pergi kekamar mandi maupun aktivitas lainya,
menganjurkan ibu agar tetap berbaring di tempat tidur
4. Mengobservasi keadaan umum dan tanda vital ibu dengan
melakukan pemeriksaaan TTV meliputi : TD : 100/70, N:
80x/m, S : 36,6ºC, P : 20x/m
5. Memotivasi ibu untuk cukup makan dan minum
untuk memenuhi nutrisi ibu dan bayi dalam
kandungan serta mempercepat pemulihan
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
memberikan terapi,yaitu Preabor 50 mg 3 x 1,
Asam mefenamat 500 mg 3 x 1, Asam folat400 mg
2 x 1 dan infus RL 20 tpm.terapi obat yang sesuai
dan melakukan pemeriksaan USG untuk
memastikan keadaan janin dalam kandungan.
7. Mendokumentasikan tindakan di RM Ibu sudah
mengerti hasil pemeriksaan dan ibu merasa yakin
dirinya dapat melaluinya dengan baik dan dengan
dukungan suami serta keluarga
EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Ibu bersedia dilakukan rawat inap.
3. Ibu bersedia untuk bedrest total dan mengurangi
aktivitasnya
4. Telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan
pemantauan keadaan umum ibu
5. Ibu bersedia makan dan minum yang cukup
6. Telah diberikan obat sesuai terapi, obat dari dokter
dan ibu bersedia meminumnya sesuai dengan anjuran
dokter dan telah dilakukan pemeriksaan USG dan ibu
mengerti hasil pemeriksaan
7. Telah didokumentasikan di RM
PEMBAHASAN

Pada pembahan ini kami akan menjalaskan tentang kesenjangan


yang terjadi antara praktik dan teori yang di lakukan di puskesmas
rawat inap gedong tataan dengan teori yang ada .disini kami akan
menjelaskan kesenjangan tersebut menurut dalam menajemen
kebidanan menurut varney yang meliputi 7 langkah .

Pengkajian
Berdasarkan hasil pengkajian data yang penulis proleh pada kasus
Ny. N terdapat tanda-tanda sebagai berikut :
1. Keluar flek felek kecoklatan dari jalan lahir
2. Perut bagian bawah tidak terasa sakit
3. TFU 2 jari di atas simpisis
4. Hasil pemeriksaan dalam tidak ada pembukaan servik
5. Sehingga antara teori dan praktik tidak terdapat kesenjagan
Interpretasi data
Menurut Taber, B (2002), kebutuhan pada Abortus
Imminens adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang
masalah yang timbul. Pada kasus Ny. N masalah dan
kebutuhan yang diperlukan sesuai dengan teori menurut
Taber, B (2002), sehingga dalam langkah interpretasi data
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.

Diagnosa Potensial
Pada kasus Ny. N diagnosa potensial tidak terjadikarena
mendapatkan perawatan secara intensif, sehingga pada
langkah initidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktik.
Antisipasi
pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori
danpraktik, hal ini dikarenakan pada kasus Ny. N dengan
Abortus imminens dilakukan pemeriksaan USG dan PP test
serta berkolaborasi dengan dokter obsgyn.

Perencanaan
Dalam langkah perencanaan terdapat kesenjangan antara
teoridengan praktik, yaitu dalam praktik direncanakan untuk
menganjurkanmakan makanan yang bergizi dan personal
hygiene

Pelaksanaan
dalam kasus ini terdapat kesenjangan antara teori
denganpraktik, yaitu dalam praktiknya dilakukan penganjuran
makan makananyang bergizi dan personal hygiene.
Evaluasi
Evaluasi dari kasus ini setelah dilakukan perawatan
oleh dokterobsgyn, keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, ibu sudahtidak merasakan cemas lagi,
pengeluaran flek-flek kecoklatan sudahberhenti, tidak
terjadi potesial abortus insipiens, serta abortus
tidakberlanjut dan kehamilan ibu masih bisa
dipertahankan. Secara umumpenanganan kasus abortus
imminens ini tidak jauh berbeda dengan teori-teori
yang telah dikemukakan di atas, sehingga pasien dapat
tertanganidengan baik.
Kesimpulan
Berdasarkan yang penulis dapatkan dalam studi kasus dan
pembahasanpada asuhan kebidanan pada Ny. N dengan Abortus
Imminens di Puskesmas Rawat Inap Grdong Tataan, maka kami
mampu mengambil kesimpulan yaitu:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. N dengan Abortus Imminens dapat
diterapkanmelalui pendekatan manajemen kebidanan menurut
tujuh langkah Varney
2. Pada kasus Ny. N terdapat kesenjangan antara teori dengan
praktik, aitupada langkah perencanaan dan pelaksanaan, yaitu
dalam praktiknyadilakukan penganjuran makan makanan yang
bergizi dan personalhygiene.
3. Pemecahan masalah yaitu dengan melakukan asuhan kebidanan
secaratepat pada Ny. N dengan Abortus Imminens, sehingga
walaupun terdapatkesenjangan antara teori dengan praktik,
permasalahannya dapattertangani.
Saran
Dari kesimpulan di atas, maka perkenankanlah penulis
memberikansaran sebagai berikut:
Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan sebaiknya memberikan konseling kepada
pasiententang Abortus Imminens agar mengerti dan paham
tentang faktor-faktoryang mempengaruhi terjadinya abortus,
tanda dan gejala AbortusImminens sehingga pasien dapat
mengantisipasi terjadinya AbortusImminens.

Bagi Pasien
Pasien diharapkan lebih hati-hati untuk kehamilan
berikutnyadengan cukup istirahat dan mengurangi aktivitas
yang berlebihan padakehamilan muda karena merupakan salah
satu predisposisi terjadinyaAbortus Imminens selain itu juga
ibu disarankan untuk mengkonsumsimakan makanan yang
bergizi dan melakukan ANC secara rutin.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai