dua atau lebih asam amino. • Jika jumlah asam amino masih di bawah 50 molekul disebut peptida, namun jika lebih dari 50 molekul disebut dengan protein. Asam amino saling berikatan dengan ikatan peptida. PEPTIDA • Ikatan peptida terjadi jika atom nitrogen pada salah satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Peptida terdapat pada setiap makhluk hidup dan berperan pada beberapa aktivitas biokimia. Peptida dapat berupa enzim, hormon, antibiotik, dan reseptor. • Suatu peptida ialah suatu amida yang dibentuk dari dua asam amino atau lebih. Ikatan amida antra suatu gugus a-amino dari suatu asam amino dan gugus karboksil dari asam amino lain disebut ikatan peptida. PEPTIDA • Ikatan Peptida merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom kaarbon pada gugus karboksill suatu molekul berbagi elektron dengan atom nitrogen pada gugus amina molekul lainnya. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kondensasi, hal ini ditandai dengan lepasnya molekul air ketika reaksi berlangsung. Hasil dari ikatan ini merupakan ikatan CO-NH, dan menghasilkan molekul yang disebut amida. Ikatan peptida ini dapat menyerap panjang gelombang 190-230 nm. Sifat PEPTIDA • Sifat peptida ditentukan oleh gugus –NH2, gugus – COOH, dan gugus R. Sifat asam dan basa ditentukan oleh gugus –COOH dan –NH2, namun pada peptida rantai panjang, gugus –COOH dan –NH2 tidak lagi berpengaruh. Suatu peptida juga mempunyai titik isoelektrik seperti pada asam amino. Klasifikasi PEPTIDA Peptida Ribosomal • Peptida ribosomal disintesis dari translasi mRNA. Peptida ini berfungsi sebagai hormon dan molekul signal pada organisme tingkat tinggi. Secara umum, peptida ini mempunyai strukstur linear. Klasifikasi PEPTIDA Peptida non-Ribosomal • Peptida non-Ribosomal disintesis dengan kompleks enzim. Peptida ini terdapat pada organisme uniselular, dan fungi Pada peptida ini terdapat struktur inti yang kompleks dan mengandung pengaturan yang berbeda-beda untuk melakukan manipulasi kimia untuk menghasilkan suatu produk. Secara umum, peptida ini berbentuk siklik, walaupun ada juga yang berbentuk linear. Klasifikasi PEPTIDA Peptida Hasil Digesti • Peptida ini terbentuk dari hasil proteolisis non-spesifik dalam siklus digesti. Peptida hasil digesti secara umum merupakan peptida ribosomal, akan tetapi tidak dibentuk dari translasi mRNA. Struktur PEPTIDA Ikatan Primer • Struktur ini terjadi karena adanya ikatan peptida antara asam amino pertama dengan asam amino berikutnya. Struktur PEPTIDA Ikatan Sekunder • Struktur ini terjadi karena adanya ikatan hidrogen antara asam amino yang pertama dengan asam amino yang ketiga atau paling kurang melewati 1 asam amino lainnya. Struktur PEPTIDA Ikatan Tersier • Struktur tersier merupakan struktur yang dibangun oleh struktur primer atau sekunder dan distabilkan oleh interakasi hidrofobik, hidrofilik, jembatan garam, ikatan hidrogen dan ikatan disulfida (antar atom S) sehingga strukturnya menjadi kompleks. Struktur PEPTIDA Ikatan Kuartener • Struktur kuartener peptida merupakan suatu gabungan yang lebih kompleks dari struktur tersier. Memutus Ikatan PEPTIDA Ikatan peptida dapat dirusak atau diputus dengan melakukan hidrolisis. Ikatan peptida terbentuk dari protein yang mempunyai kecenderungan untuk putus secara spontan ketika terdapat air. Dari hasil pemutusan tersebut, dilepaskan energi sebesar 10 kJ/mol. Namun, proses pemutusan terjadi sangat lambat. Pada umumnya, organisme menggunakan enzim untuk membantu proses pemutusan atau pembentukan ikatan peptida untuk mempercepat reaksi. HORMON PADA TUMBUHAN Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan fitohormon, adalah sekumpulan senyawa organik bukan hara (nutrien), baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil (di bawah satu milimol per liter, bahkan dapat hanya satu mikromol per liter) mendorong, menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan (taksis) tumbuhan. HORMON PADA TUMBUHAN Hormon tumbuhan dapat bersifat endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan, maupun eksogen, diberikan dari luar sistem individu. Hormon eksogen dapat juga merupakan bahan non-alami (sintetik, tidak dibuat dari ekstraksi tumbuhan). Hormon tumbuhan dirangsang pembentukannya melalui signal berupa aktivitas senyawa-senyawa reseptor sebagai tanggapan atas perubahan lingkungan yang terjadi di luar sel. HORMON PADA TUMBUHAN Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel yang terletak di titik-titik tertentu pada tumbuhan, terutama titik tumbuh di bagian pucuk tunas maupun ujung akar. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada jaringan di sekitarnya atau, lebih umum, ditranslokasi ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana. Pergerakan hormon dapat terjadi melalui pembuluh tapis, pembuluh kayu, maupun ruang-ruang antarsel. Macam-macam Hormon pada Tumbuhan Auksin • Aukin merupakan senyawa asetat (gugus indol) yang terdapat pada indol, contohnya pada tanaman bawang merah (Allium cepa). • Struktur Auksin yang paling di kenal adalah IAA (Indol Acentik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji. Fungsi Hormon Auksin 1. Merangsang pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh. 2. Merangsang pembentukan akar. 3. Merangsang diferensiasi jaringan pembuluh. 4. Merangsang absisi (pengguguran pada daun). 5. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi). 6. Berperan dalam dominasi apikal. Macam-macam Hormon pada Tumbuhan Giberelin • Giberelin merupakan hormone yang mirip dengan auksin. Hormone ini ditemukan pada jamur Giberella fujikuroi. Giberelin di produksi oleh tumbuhan di meristem tunas apical, akar, daun muda, dan embrio. Fungsi Hormon Giberelin 1. Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel. 2. Merangsang perkecambahan biji. 3. Memecah dormansi biji. 4. Merangsang pembungaan dan pembuahan. Macam-macam Hormon pada Tumbuhan Sitokinin • Struktur kimia sitokinin mirip dengan adenine (basa nitrogen yang terdapat pada DNA dan ATP). Selain dapat ditemukan di batang, sitokinin juga dapat di hasilkan di dalam akar dan akan diangkut ke organ yang lain. Fungsi Hormon Sitokinin 1. Menghambat dominasi apikal oleh auksin. 2. Merangsang pemanjangan titik tumbuh. 3. Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio. 4. Merangsang pembentukan akar cabang. 5. Menghambat pertumbuhan akar adventive. 6. Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah. Macam-macam Hormon pada Tumbuhan Asam Absisat • Asam absisat (ABA) merupakan penghambat (inhibitor) dalam kegiatan tumbuhan. Hormon ini dibentuk pada daun-daun dewasa. Fungsi Asam Absisat 1. Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh. 2. Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air. 3. Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan. 4. Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya. 5. Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen. 6. Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah. Macam-macam Hormon pada Tumbuhan Gas Etilen • Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen.Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas. Etilen disintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selain etilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2- kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Fungsi Gas Etilen 1. Mempercepat pematangan buah. 2. Menghambat pemanjangan akar, batang, dan pembungaan. 3. Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dan tebal. 4. Merangsang proses absisi. 5. Interaksi anatara etilen dan auksin memacu proses pembungaan. Macam-macam Hormon pada Tumbuhan Hormon Luka/Kambium Luka/Asam Traumalin • Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan pada bagian yang luka Macam-macam Hormon pada Tumbuhan Kalin • Dihasilkan pada jaringan meristem. Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan. • Jenisnya adalah : 1. Filtokalin : Memacu pertumbuhan daun. 2. Kaulokalin : Memacu pertumbuhan batang. 3. Rhizokalin : memacu pertumbuhan akar. Faktor-faktor yang memengaruhi Hormon pada Tumbuhan Faktor Regulasi Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah hormon yang memiliki fungsi penting bagi tubuh.Senyawa tersebut dikirim ke lobus anterior kelenjar pituitari oleh hipotalamus.Terdapat 2 faktor regulasi, yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar pituitari mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat (inhibiting factor) yang dapat menghentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh adalah FSHRF (faktor pelepas FSH) dan LHRF (faktor pelepas LH) yang menyebabkan dilepaskannya hormon FSH dan LH. Faktor-faktor yang memengaruhi Hormon pada Tumbuhan Hormon Antagonistik Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi. Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.