Anda di halaman 1dari 45

REFERAT

KATARAK
DISUSUN OLEH:
VA N IA DA M A R A P E R M ATA S AR I 1415 0 2 5
R I Z K A C I N DY S H E R L IN A L E S M A N A 141517 8

PEMBIMBING:
D R . Y E N N Y N O O R S P. M
ANATOMI
ANATOMI MATA
ANATOMI LENSA
ANATOMI LENSA
Transparan, bikonveks, berkapsul, avaskular
Digantung oleh Zonula ciliaris, yang menghubungkannya dengan corpus ciliaris
Diameter 10 mm dan tebal 5 mm
Permukaan posterior lebih cembung daripada permukaan anterior.
Bentuknya dapat berubah tergantung m.ciliaris
Terdiri dari: kapsul, korteks, dan nukleus
ANATOMI LENSA
FISIOLOGI
FISIOLOGI LENSA
Alat refraksi yang berguna untuk memfokuskan bayangan
sehingga jatuh di retina (tepat pada macula lutea). Kekuatan
refraksi dari lensa +20 D, bertambah saat proses akomodasi
(lensa mencembung).
KATARAK
DEFINISI

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang


dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau terjadi akibat keduanya.
EPIDEMIOLOGI
Penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan di
dunia
> 90%  katarak senilis
20-40 % orang usia 60 tahun ke atas mengalami
penurunan ketajaman penglihatan akibat katarak
Laki-laki = perempuan
Prevalensi katarak kongenital pada negara maju
berkisar 2-4 kasus/10000 kelahiran
ETIOLOGI

Usia – degenerasi 
paling sering
Metabolik:
 Diabetes mellitus
 Dermatitis atopik
 Neurofibromatosis
tipe 2
ETIOLOGI

Trauma:
 Penetrasi
 Trauma tumpul
 Radiasi ion dan infra
merah
 Listrik
Herediter
ETIOLOGI
Toksik:
 Kortikosteroid
 Amiodarone
 Chlorpromazin
Komplikata:
 Uveitis anterior
 Kelainan vitreus
Infeksi maternal
Sekunder :
 Uveitis anterior kronis
 Myopia gravior
 Acute congestive angle closure
 Distrofi fundus herediter
KLASIFIKASI

Anatomi Maturitas Onset

Kapsular Insipien Kongenital (sejak lahir)

Subkapsular Intumesen Infantile (1 – 5 tahun )

Kortikal Imatur Juvenile (5 – 13 tahun )

Nuklear Matur Presenile (13 – 35


tahun )
Lamelar & Zonular Hipermatur Senile

Morgagni
KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan anatomi


a. Kapsular
b. Subkapsular
c. Nuklear
d. Lamellar
e. Sutural
KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut stadium kekeruhan
a. Insipient
b. Immature
c. Mature
d. hypermature
KATARAK KONGENITAL
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum
atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1
tahun.

Etiologi
A. Idiopatik  paling sering
B. Kongenital
- Familial
Autosomal dominan  paling sering
Autoosomal resesif
X linked resesif : Nance-Horan syndrome
- Galaktosemia
Defisiensi galaktosa-1-fostatidil uridil transferase  retardasi
mental dan sirosis simptomatik bersama dengan katarak.
KATARAK KONGENITAL
- Persistent Fetal Vasculature (PFV)
Merupakan regresi kompleks pembuluh darah hyaloid dan
merupakan penyebab umum katarak pada bayii.
- Rubella
Katarak nuklear “pearly white”, korioretinitis “salt and
pepper”, micropthalmos, corneal clouding, dan sulitnya
dilatasi pupil.
- Lowe syndrome (oculocerebrorenal syndrome)
Lensa opak, glaukoma kongenital, penyakt ginjal, retardasi
mental. X linked recessive.
- Lainnya
Infeksi intrauterin, aniridia, sindrom sistermik, abnormalitas
metabolik, disgenesis segmen anterior
KATARAK KONGENITAL
C. Didapat
- Trauma
- Obat-obatan
- Abnormalitas endokrin/ metabolik
- Radiasi

Tipe
A. Zonular (lamellar)
B. Polar
C. Nuklear
D. Posterior lenticonus
E. Posterior subcapsular
KATARAK KONGENITAL
Dasar Diagnosis

1. Riwayat
Penyakit maternal atau penggunaan obat selama kehamilan
Penyakit sistemik atau mata
Terpapar radiasi atau trauma
Riwayat keluarga katarak kongenital
2. Pemeriksaan penglihatan menggunakan teknik nonverbal
Tumbling E’s, Gambar, Teller cards, atau dengan mengikuti
mainan dengan ukuran kecil atau cahaya.
3. Pemeriksaan mata
Menentukan ukuran dan lokasi katarak
Opthalmoskopi direk atau retinoskopi tanpa dilatasi pupil
KATARAK KONGENITAL
4. Katarak bilateral menunjukan etiologi genetik atau
metabolik  pemeriksaan oleh dokter anak untuk
mencari abnormalitas yang berhubungan
5. Hematologi rutin, kadar galaktokinase
6. Tes lain
Amino acid quantity (Alport syndrome)
Amino acid content (Lowe syndrome)
Titer antibodi  rubellla dan infeksi intrauterin lainnya
KATARAK KONGENITAL
Penatalaksanaan

1. Konsul dokter anak untuk terapi kelainan yang mendasari


2. Terapi penyakit yang berhubungan dengan penyakit mata
3. Ekstraksi katarak
Dalam beberapa hari sampai minggu saat ditemukan untuk
mencegah ambliopia irreversibel, dilakukan bila:
- Obstruksi aksis penglihatan dan perkembangan penglihatan
mata berisiko
- Progresivitas katarak menganjam kesehatan mata
Setelah ekstaksi katarak, terapi ambliopia
4. Katarak unilateral yang tidak terlalu besar yang tidak
mengganggu aksis penglihatan dapat menyebabkan
ambliopia walaupun telah dilakukan ekstaksi katarak.
KATARAK SENILIS
Katarak senilis adalah penyakit yang berkaitan dengan
usia, gangguan penglihatan yang ditandai dengan
kekeruhan progresif bertahap dan penebalan lensa
mata.
Paling banyak diderita
Karena proses penuaan, umumnya pada usia > 50
tahun
Faktor-faktor yang mempengaruhi onset, tipe, dan
maturasi katarak senilis antara lain:
1. Herediter
2. Radiasi sinar UV
3. Faktor makanan
4. Merokok
KATARAK SENILIS
Katarak imatur
 Kekeruhan belum mengenai seluruh bagian lensa. volume lensa
dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik, dan
dapat terjadi glaukoma sekunder
Katarak insipien
 Kekeruhan lensa minimal, dan terdeteksi dengan adanya area
yang jernih diantaranya. Kekeruhan dimulai dari ekuator ke arah
sentral (kuneiform) atau dimulai dari sentral (kupuliform)
Katarak intumesen
 Mulai bertambahnya volume lensa akibat masuknya air, COA
dangkal, tekanan COP
Katarak matur
 Kekeruhan sudah mengenai seluruh bagian lensa.
Deposisi ion Ca  kekeruhan menyeluruh. Bila
berlanjut, menyebabkan kalsifikasi lensa
Katarak hipermatur
 Protein-protein di bagian korteks lensa sudah
mencair. Cairan keluar dari kapsul dan
menyebabkan lensa menjadi mengerut
Katarak Morgagni
 Kelanjutan katarak hipermatur, dimana nukleus
lensa menggenang bebas di dalam kantung kapsul.
Pengerutan dapat berjalan terus dan menyebabkan
hubungan dengan zonula Zinii menjadi longgar.
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Ringan
Kekeruhan Sebagian Seluruh Masif

Berkurang
Bertambah (air
Cairan lensa Normal Normal (air+masa lensa
masuk)
keluar)
Terdorong Normal Tremulans
Iris Normal
Bayangan (+) Bayangan (-) Bayangan (-)

Bilik Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik Mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow Test (-) (+) (-) Pseudopositif

Uveitis +
Penyulit Glaukoma (-)
Glaukoma
Hitung Jari –
Visus 6/9 - Hitung Jari 1/300 – 1/∞
1/300

Refleks Fundus (+) (-) (-)


PERBANDINGAN PENGLIHATAN NORMAL DAN
PENGLIHATAN KATARAK
PATOFISIOLOGI
1. Teori Hidrasi
Kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa
yang berada di subkapsular anterior  protein yang
mengikat air masuk ke dalam lensa namun air tidak
dapat dikeluarkan dari lensa  kebocoran lewat kapsul
posterior atau anterior  tekanan osmotik  
kekeruhan lensa
2. Teori Sklerosis
Pada lensa manula, serabut kolagen   pemadatan
serabut kolagen di tengah  makin lama makin
bertambah banyak  sklerosis nukleus lensa
Epitel
makin
Tipis

Perubahan
Kapsula
Kurang pada Lensa
Elastis Usia Lanjut

Serat
Lensa
Iregular
DIAGNOSIS
Anamnesis
Perubahan penglihatan yang berangsur-angsur :
penurunan ketajaman penglihatan, penurunan
sensitivitas kontras, penurunan apresiasi warna, silau,
diplopia atau poliplopia monocular, kabut/awan-awan
(ghosting)
Perubahan refraksi: pada sklerosis nuklear  myopic
shift atau peningkatan astigmatisma
Penggunaan tetes mata steroid jangka panjang
Riwayat penyakit infeksi pada mata yang
berkepanjangan
Riwayat trauma
Riwayat penyakit metabolik
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik:
 Leukokoria  pupil menjadi putih atau abu-abu
 Bayangan iris yang :
Jauh dan besar  katarak imatur
Kecil dan dekat  katarak matur
Pemeriksaan Visus : ↓ VA, ↓ diskriminasi warna
(Ishihara’s test)
Pemeriksaan slit lamp
 Pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium
pada katarak senilis
 Menentukan morfologi katarak
Pemeriksaan funduskopi
 Sulit dilakukan, bahkan jauh hari sebelum pasien
mengeluhkan buram
Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah (air Normal Berkurang


masuk) (air+masa lensa
berkurang)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

COA Normal Dangkal Normal Dalam

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis+Glaukom


a
PENATALAKSANAAN
• Indikasi operasi • Indikasi Kosmetik
• Indikasi Optik Hanya menghilangkan
Memperbaiki ketajaman leukokoria tanpa memperbaiki
penglihatan penglihatan
• Indikasi Medis
- Katarak hipermatur
- Glaukoma sekunder
- Uveitis sekunder
- Dislokasi/Subluksasio
lensa
- Retinopati diabetika
- Ablasio retina
INTRACAPSULAR CATARACT EXTRACTION ( ICCE)
• Pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama
kapsul
• Tindakan dengan insisi korneal atau limbus 150o
• Insersi ACIOL atau aphakic
• Kelebihan:
Tidak akan terjadi katarak sekunder
Kekurangan:
• Sayatan yang cukup luas
Jahitan yang banyak
Astigmatisma
Cystoid macular edema setelah operasi
Retinal detachment setelah operasi
Extracapsular Cataract Extraction (ECCE)
Konvensional
• Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan
pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul
lensa anterior sehingga lensa dan korteks lensa dapat keluar
melalui robekan tesebut
• IOL kemudian diletakkan pada kapsul posterior.
• Insisi pada limbus dibuat cukup lebar yaitu 120⁰ (9-10mm) 
astigmatisma
• Kelebihan:
kapsul posterior utuh  baik untuk fiksasi IOL, menghambat/
mencegah bakteri masuk ke korpus vitreus dan mencegah
terjadinya endoftalmitis.
• Kerugian:
membutuhkan mikroskop
penebalan kapsul posterior setelah operasi
lebih sering terjadi edema kornea, uveitis setelah operasi.
Small Incision Cataract Surgery (SICS)

• Pengeluaran nukleus melalui tunnel sclera yang self-sealing


• Teknik ini dilakukan dengan cara :
Insisi 6 mm pada sclera (jarak 2-3 mm dari limbus)
Dibuat sclera tunnel sampai di bilik mata depan
Nucleus dikeluarkan dengan manual
Korteks dikeluarkan dengan aspirasi dan irigasi
Pemasangan IOL.
• Keuntungan :
VA cukup baik (risiko astigmat ↓)
penyembuhan cepat
Fakoemulsifikasi
• Pembedahan dengan menggunakan gelombang
ultrasonik untuk menghancurkan nukleus yang
kemudian diaspirasi melalui insisi 2,5-3 mm, dan
dimasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat.
• Keuntungan:
Waktu pemulihan lebih cepat
Inflamasi pasca bedah minimal
Astigmatisma jarang terjadi
Pendarahan lebih sedikit
• Kerugian:
Memerlukan dilatasi pupil yang baik
Pelebaran luka jika ada IOL
Jenis teknik bedah Keuntungan Kerugian
katarak
Extra capsular  Incisi kecil  Kekeruhan pada kapsul
cataract extraction  Tidak ada komplikasi vitreus posterior
(ECCE)  Kejadian  Dapat terjadi perlengketan
endophtalmodonesis lebih iris dengan kapsul
sedikit
 Edema sistoid makula lebih
jarang
 Trauma terhadap endotelium
kornea lebih sedikit
 Retinal detachment lebih
sedikit
 Lebih mudah dilakukan

Intra capsular  Semua komponen lensa  Incisi lebih besar


cataract extraction diangkat  Edema cistoid pada
(ICCE) makula
 Komplikasi pada vitreus
 Sulit pada usia < 40 tahun
 Endopthalmitis
Fakoemulsifikasi  Incisi paling kecil  Memerlukan dilatasi pupil
PENCEGAHAN
Faktor usia  x dicegah
Pencegahan hanya pada faktor-faktor seperti: penyakit
metabolik, mencegah paparan langsung terhadap
sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata
gelap.
KOMPLIKASI
Glaukoma fakomorfik  intumesensi lensa menyebabkan iris
terdorong ke depan sehingga sudut COA menjadi sempit.
Aliran aqueous humor menjadi tidak lancar sedangkan
produksi tetap berjalan, menyebabkan tekanan intraokular
akan meningkat.
Glaukoma fakolitik  substansi lensa dengan berat molekul
kecil akan keluar melalui kapsul lensa yang intak dan
menumpuk di sudut COA dan menghambat aliran aqueous
humor.
Glaukoma fakoanafilaktik  substansi lensa dalam jumlah
banyak dan dengan berat molekul yang besar akan
memicu reaksi inflamasi granulomatosa yang berat.
KOMPLIKASI
Komplikasi segera post op  endophthalmitis
(0.1%), retinal detachment/tear (0.1%),
Choroidal haemorrhage (0.1%).
Komplikasi intra op  ruptur kapsul posterior
dengan kebocoran vitreous (4%).
Komplikasi post op jangka panjang  posterior
capsule opacifcation (PCO) (10% dalam 2
tahun).
PROGNOSIS
Apabila pada proses pematangan katarak dilakukan
penanganan yang tepat sehingga tidak menimbulkan
komplikasi serta dilakukan tindakan pembedahan
pada saat yang tepat maka prognosis pada katarak
umumnya baik.

Anda mungkin juga menyukai