Anda di halaman 1dari 30

Keperawatan Gawat Darurat

Trauma Abdomen
Ns. Lisavina Juwita, S.Kep.,M.Kep
Tujuan:
 Pengertian trauma abdomen
 Pemeriksaan fisik
 Tanda dan gejala
 Tindakan keperawatan
A. Anatomi saluran cerna
 Rongga peritonium: usus halus, usus besar
 Rongga pelvis: rectum, kandung kemih, vena illiaca
 Rongga retroperitonium: aorta abdominal, vena cava inferior,
duodenum, pankreas, ginjal, uretra
 Upper abdomen (thoracoabdominal area): diafragma, liver,
limpa, lambung, colon ascenden dan descenden, kolon
transversal
Keterangan :
1. Glndula thyroid
2. Lobus superior pulmonis dextra
3. Lobus medius pulmolis dextra
4. Cor (jantung)
5. Diafragma
6. Lig teres hepatis
7. Colon tranversum
8. Caecum
9. Ileum
10. Thymus
11. Lobus Superior pulmonis sinistra.
12. Lobus inferior pulmonis sinistra.
13. Pericardium
14. Hepar
15. Gaster
16. Omentum majus
17. Intestinum teneu (jejunun)
18. Colon sigmoid.

Sumber : Atlas Anatomi Fisiologi


Trauma Abdomen
 Pengertian:
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi pada daerah
abdomen yang meliputi daerah retroperitoneal, pelvis dan
organ peritoneal
 Penyebab trauma abdomen adalah:
o Trauma tembus karena benda tajam
o Trauma tumpul
o Trauma karena peluru.
Mekanisme Trauma
 Langsung
Pasien terkena langsung oleh benda atau perantara benda yang
mengakibatkan cedera
Ex: tertabrak mobil dan jatuh dari ketinggian
 Tidak Langsung
Pengendara mobil terbentur dengan dash board mobil ketika mobil
mengalami tabrakan
Mayoritas trauma abdomen adalah karena trauma tumpul abdomen
sekunder kecelakaan mobil berkecepatan tinggi. Kegagalan untuk
mengelola trauma abdomen menyumbang sebagian besar kematian
yang dapat dicegah yang diikuti dengan beberapa luka-luka.
Jenis Trauma Abdomen
A. Trauma tembus (tusuk dan tembak)/ Penetrating Abdominal
Trauma (PAT)
Penyebab benda tajam atau benda tumpul dengan kekuatan penuh
sehingga melukai rongga abdomen
• Pendarahan hebat ruptur arteri/vena
• Cedera organ di rongga abdomen
 PAT mengarah pada definisi luka atau trauma yang diakibatkan
oleh tembakan peluru atau tusukan benda tajam
 Trauma tembakan peluru melibatkan transfer energi yang besar
sehingga injuri tidak mudah ditebak dan melibatkan banyak organ
 Luka tusukan lebih mudah diprediksi lokasi atau organ yang
terlibat
Organ yang berisiko cedera
 Luka Tusuk:
 Hepar (40%)
 Usus halus (30%)
 Diafragma (20%)
 Colon (14%)
• Luka Tembak:
 Usus halus (50%)
 Colon (40%)
 Liver (30%)
 Ruptur vaskuler abdominal (25%)
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic
Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
25 tahun laki-laki tertusuk besi lima kaki dua inci saat kecelakaan lalu lintas
jalan. Besi masuk pada tingkat epigastrium dan keluar melalui dinding dada
posterior kiri
Trauma Tumpul /Blunt Abdominal
Trauma (BAT)
 Trauma di daerah abdomen yang tidak menyebabkan perlukaan
kulit/ jaringan tetapi kemungkinan perdarahan akibat trauma bisa
terjadi
 Trauma yang diakibatkan oleh benda tumpul seperti pukulan
 BAT menghasilkan injury dari tingkat ringan,single atau multi
system injury
 Penatalaksanaan berupa pemeriksaan fisik pada pasien terkadang
kurang efektif terutama jika pasien memiliki faktor perancu
seperti injuri neurologis, konsumsi alkohol

 Organ yang berisiko cedera:


 Hepar 40-55%
 Limpa 35-45%
Tanda dan Gejala
 Pecahnya organ solid (tidak berongga)
 Hepar atau lien yang pecah perdarahan
 Penderita tampak pucat, perdarahan >> gejala shock
hemoragik
 Nyeri abdomen, ringan berat
 Auskultasi bising usus menurun
 Nyeri tekan, terkadang nyeri lepas dan defans muskular
(kekakuan otot)
 Nyeri alih didaerah bahu terutama sebelah kiri akibat
rangsangan peritoneum.
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Pecahnya organ berlumen (berongga)
 Pecahnya gaster, usus halus atau kolon peritonitis
 Keluhan nyeri seluruh abdomen
 Bising usus menurun
 Palpasi ada defans muskular, nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada
perkusi didapati nyeri
Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic
Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
Penatalaksanaan
 Pengkajian
Primary survey(ABCDE)
resusitasi jalan napas, pernapasan dan sirkulasi dengan kontrol
perdarahan serta NGT dan Folley catheter
Secondary survey
 Usahakan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang senjata
yang dipakai, arah tusukan (jika klien sadar)
 Lakukan pemeriksaan fisik
 Lihat adanya jejas pada dinding abdomen
 Periksa colok dubur untuk mengetahui adanya cidera anorektal
 Pasang kateter untuk mengetahui adanya perdarahan saluran kemih
 Pasang NGT untuk mengetahui adanya perdarahan lambung
dan dekompresi lambung
 Eksplorasi bedah jika peningkatan nyeri abdomen adanya
tanda peritonitis
 Lakukan laparatomi jika luka menembus peritoneum, tanda-
tanda peritonitis, syok dan hilangnya bising usus dan terdapat
darah pada lambung
Inspeksi
 Apakah perut buncit atau flat?
 Apakah ada tanda-tanda eksternal dari trauma?
 Ekhimosis umbilikal  perdarahan peritonial
 Ekhimosis flank  perdarahan organ retroperitoneal
 Ekhimosis perineum, scrotum atau labia  fraktur pelvis
 Luka tembus disertai keluarnya isi abdomen
 Pelvis simetris atau tidak, ada jejas/tidak
Auskultasi
 Dengarkan bising usus di semua kuadran
 Apabila bising usus menurun atau hilang  kemungkinan
perdarahan/ perforasi pada organ abdomen

Perkusi
• Dullnes di kuadran kiri atas
Palpasi
 Nyeri pada kuadran kiri atas menyebar ke arah shoulder 
trauma limpa/ diafragma
 Distensi abdomen
 Nyeri lokal abdomen
 Nyeri abdomen berat, tegang dan spasme otot (defans
muskular)  indikasi proses inflamasi (peritonitis)
 Tekan dengan hati-hati ada tidak krepitasi pada pelvis
Pemeriksaan Penunjang
 Cek darah lengkap
 Cek kimia klinik untuk melihat fungsi ginjal atau elektrolit
 Cek AGD untuk keseimbangan asam basa dan stabilitas
hemodinamik pasien
 Cek urine untuk melihat cedera pada saluran genitourinari
 Pasien yang shock berikan transufi darah
 Pemeriksaan Rontgen dada
 USG
 CT scan terutama pada mereka yang mengalami injuri di
bagian samping dan belakang
Komplikasi
 Perdarahan intra abdomen
 Perforasi usus: suatu kondisi medis yang ditandai dengan
terbentuknya suatu lubang pada dinding lambung, usus halus
atau usus besar yang menyebabkan kebocoran isi usus didalam
rongga perut
 Peritonitis: peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi
pada selaput rongga perut
Masalah Keperawatan
Gangguan pola nafas
 Bebaskan jalan nafas
 Berikan posisi yang nyaman
 Berikan oksigenisasi
 Observasi tanda vital tiap jam
 Pasang NGT untuk dekompresi
 Kolaborasi pemeriksaan AGD
 Kolaborasi tim medis
Gangguan volume cairan
 Pasang IV line 2 jalur dengan cairan kristaloid
 Pasang catheter bila tidak ada kontra indikasi
 Monitoring intake dan out put
 Observasi tanda-tanda vital setiap jam
 Fiksasi pelvis bila ada fraktur pelvis
 Benda asing tertancap, jangan dicabut tetapi pasang bantalan kasa
yang cukup tebal selanjutnya pasien disiapkan untuk operasi
mencegah pendarahan hebat
 Usus keluar, jagan dimasukan ttp tutup kasa steril yang dibasahi
Nacl 0,9% pertahankan kelembaban
 Kolaborasi persiapan operasi bila shock berulang

Anda mungkin juga menyukai