Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

Aditya Setiyadi 01160100017


Anggi Efin Pinesa 02180200081
Eka Prima Chandra 02180200089
Dadan Karsivno 01160100037
Fahry Aji Sanjaya 01160100016
Fika Hakimah 01160100023
Nurlela 01160100018
Randa Frisnoven 01160100010
Surianto Tumanggor 01160100005
KARYAWAN PT. FREEPORT TERJEBAK
LONGSOR DI LOKASI PENAMBANGAN
JAYAPURA

- Kejadian Kecelakaan
Longsor di area PT. Freeport adalah murni kecelakaan kerja
akibat fenomena alam. Longsor yang terjadi di fasilitas pelatihan
pertambangan bawah tanah PT Freeport , tepatnya mill 74.
- Waktu Kejadian
Kasus kecelakaan kerja yang terjadi di lokasi nPertambangan
PT. Freeport dilaporkan terjadi pada hari Sabtu 2 Maret sekitar pukul
17.30 WIT, tepatnya di Areal Underground QMS Biggosan Mill 71,
Jayapura, Papua.
KERUGIAN KORBAN JIWA DAN MATERI

 insiden terjadi sekitar pukul 17.30 WIT, dilaporkan 4 karyawan menjadi korban.2
selamat, sementara 2 karyawan lainnya belum ditemukan. Salah satu kordan selamat
mengalami luka lecet di kaki kiri dan benturan di sekitar dada kiri. Kedua korban
selamat saat ini masih menjalani perawatan di RS Tembagapura.

 Dan pada Sementara dua korban yang tewas adalah Taufiq (40), jabatan Foreman
DOZ-Ore Flow Ops dan Kawi (24) karyawan Ore Flow Support Crew. Keduanya
tertimbun material longsor sejak sabtu.
Kedua korban telah dikebumikan di kampung halamannya masing-masing yaitu di
Palopo, Sulawesi Selatan dan Sorong, Papua Barat.
 Di perkirakan kerugian mencapai miliaran hingga triliunan karan belum di pastikan
kerudian atas longsor pertambangan bersebut hingga kini masih memperkira-kirakan.
PENYEBAB MASALAH

Longsor yang terjadi di lokasi pertambangan PT. Freeport merupakan murni


kecelakaan kerja akibat fenomena alam yang tidak dapat diprediksi oleh manusia.
Namun pada umumnya dapat dipicu oleh 2 faktor :
1. Faktor Internal
Berupa tersingkapnya bidang – bidang patahan (kekar/sesar) pada bukaan
atau dinding tambang serta kondisi kekuatan batuan yang lemah.
2. Faktor Eksternal
Berupa Lereng Jenuh Akibat buruknya system penirisan tambang, implementasi
desain yang tidak sesuai sehingga overcut dan atau undercut serta pengaruh
aktivitas ledakan
ANALISIS MASALAH

Pada kasus kecelakaan ini kami menggunakan model analisis kasus Teori Swiss
Cheese yang berasal dari James T. Reason (1990)
Teori ini menggambarkan proses terjadinya kecelakaan melalui ilustrasi potongan –
potongan keju Swiss seperti lapisan – lapisan (layers) keju tersebut
menggambarkan hal – hal yang terlibat dalam suatu system keselamatan,
sedangkan lubang – lubang yang terdapat pada tiap lapisan tersebut
menunjukan adanya kelemahan yang berpotensi menimbulkan terjadinya
kecelakaan.
ANALISIS MASALAH

Pada kecelakaan penambangan ini, banyakk sekali faktor yang berperan,


mulai dari faktor perilaku pekerja sehingga masalah system manajemen.
Dalam hubungannya dengan Swiss Cheese model, Longsor yang terjadi di
Lokasi Pertambangan PT. Freeport dapat di jelaskan berdasarkan layer –
layer penyebab.
ANALISIS MASALAH

Layer – layer penyebab longsor lokasi pertambangan PT. Freeport berikut ini :
Layer 1 : Organization Influences
- Perusahaan melakukan penghematan dengan meminimisasi dalam
keselamatan pekerja.
-Kurangnya kesadaran perusahaan tentang keselamatan pekerja yang bekerja di
dalam perusahaan.
Layer 2 : Unsafe Supervisor
- Kurangnya pengawasan pada pekerja
- Kurangnya Pemeliharaan pada terowongan – terowongan yang sudah terbuat
- Koreksi bidang – bidang patahan pada terowongan.
ANALISI MASALAH
Layer 3 : Precondition for Unsafe Act
- Pekerja panik dan tidak mengetahui tentang pedoman keselamatan dan
kesehatan kerja
- Cuaca Buruk
- Kehilangan Situational awareness saat longsor terjadi
Layer 4 : Unsafe Act
- Kiurang menanggapi dengan serius peringatan bahaya longsor yang terjadi
sebelumnya
- Pekerja maupun pihak manajemen lebih focus pada hasil pekerjaanya dari pada
tingkat bahaya dan resikonya
- Salah mengambil keputusan (decision error) saat kemiringan bidang patahan
melebihi batas maksimum.
TINDAKAN PENGENDALIAN

Dalam Kasus ini tindakan pengendalian yang menggunakan dengan hirarki


pengendalian yang meliputi :
1. Eliminasi
merupakan pemindahan objek kerja atau system kerja yang berhubungan dengan
tempat kerja kehadirannya tidak dapat diterima pada batas ketentuan, peraturan
aau standar baku k3 atau kadarnya melampaui nilai ambang batas (NAB).
2. Substitusi
pengendalian ini dimaksudkan untuk menggantikan bahan – bahan dan peralatan
yang lebih berbahaya dengan bahan – bahan dan peralatan yang kurang
berabahaya atau lebih aman, sehingga pemaparannya masih dalam batas yang
bisa dterima.
TINDAKAN PENGENDALIAN

3. Rekayasa Genetik atau Engineering Control


Pengendalian atau rekayasa tekhnik ini termasuk merubah struktur objek kerja untuk
untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya.
4. Administrasi
Pengendalian Administrasi dilakukan dengan menyediakan suatu system kerja
yang dapat mengurangi kemungkinan suatu orang terpapar bahaya.
5. Alat Pelindung Diri
Berupa saran pengendalian jangka pendek dan bersifat sementara manakala
system pengendalian yang permanen belum bisa di implementasikan.
KESIMPULAN

- Kesimpulan dari kejadian kecelakaan kerja di PT. Freeport penyebabnya murni


oleh fenomena alam yang tidak di ketahui oleh manusia, dan terjadi bias kapan
saja.
- Pengendalian Resiko yang di gunakan adalah Hirarki pengendalian yang meliputi
1. Eliminasi
2. Substitusi
3. Rekayasa Genetik atau Engineering Control
4. Administrasi
5. APD (Alat Pelindung Diri)
TERIMAKASIH
ADA YANG INGIN BERTANYA?

Anda mungkin juga menyukai