Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN HIV/AIDS

 HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS. HIV


terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi seperti
didalam darah, air mania tau cairan vagina (Gunung, 2002). Sebelum
HIV berubah menjadi AIDS, tidak ada perbedaan antara orang yang
menderita HIV dengan orang normal. Penderita akan sehat-sehat saja
pada kurun waktu kira-kira 5-10 tahun. Walaupun tampak sehat,
mereka dapat menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks
yang tidak aman, transfuse darah atau pemakaina jarum suntik secara
bergantian (IDU/Injection Drug User).
 AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
berbagau gejala menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai
macam penyakit, karena system kekebalan tubuh menurun. Sampai
sekarang belum ada obat yang dapt menyembuhkan AIDS, agar kita
dapat terhindar dari HIV/AIDS, maka kita harus tahu bagaimana cara
penularan dan pencegahannya.
ETIOLOGI
Banyak orang yang mempunyai resiko tinggi untuk terkena AIDS. Oleh
karena itu upaya preventif dan kehati-hatian dari setiap individu harus
selalu di perhatikan mengingat HIV dapat ditularkan melalui beberapa
cara, diantaranya adalah (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2005) :
1. Hubungan seks/ heteroseksual/ homoseksual
(anal,oral,vaginal)yang tidak terlindungi dengan orang yang telah
terinfeksi HIV.
2. IDU / Penggunaan jarum suntik secara bergantian.
3. Perinatal/ ibu hamil mengidap HIV kepada bayi yang
dikandungnya.
4. Tidak diketahui/ kemungkinan karena kecelakaan kerja di rumah
sakit
PATOFISIOLOGI

Sel T dan makrofag serta sel dendrik/ Langerhans (sel imun)


adalah sel-sel yang terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dan terkonsentrasi dikejar limfe, limfa dan
sumsum tulang Human Immunodeficiency Virus (HIV)
menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer
CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen
grub 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon
imun, maka HIV menginfeksi sel lain dengan meningkatkan
reproduksi dan banyaknya kematian sel T4 yang juga
dipengaruhi respin imun sel killer penjamu, dalam usaha
mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
MANIFESTASI KLINIS

Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan


tanda penyakit. Pada infeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang
lamanya 1-2 minggu pasien akan merasakan sakit
seperti flu. Dan disaat fase supresi imun
simptomatik 3 tahun pasien akan mengalami
demam, keringat dimalam hari, penurunan berat
badan, diare, neuropati, keletihan, ruam kulit,
limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan
lesi oral.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Tes Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang
sebagian masih bersifat penelitian. Tes dan
pemeriksaan laboratorium digunakan untuk
mendiagnosis Human Immunodeficiency Virus
(HIV) dan memantau perkembangan penyakit
serta responnya terhadap terapi Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
2. Serologis
A. Tes antibody serum
Jika seseorang terinfeksi HIV, maka system imun akann bereaksi
dengan memproduksi anti body terhadap virus tersebut. Antibody
terbentuk dalam 3-12 minggu setelah infeksi. Hal ini menjelaskan
mengapa orang yang terinfeksi awalnya tidak memperlihatkan hasil
tes positif. Tetapi antibody ternyata tidak efektif, kemampuan
mendeteksi antibody HIV dalam darah memungkinkan skrinning
produk darah dan memudahkan evaluasi diagnostic.
A. Tes Blot Western
Mengenali antibody HIV dan memastikan seropositifitas HIV
A. Tes Enzym Linked immunosorbent Assay (ELISA)
ELISA tidak menegakkan diagnose AIDS tetapi hanya menunjukkan
bahwa seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi HIV.
3. Neurologis

A. EEG, MRI, CT Scan otak, EMG


(Pemeriksaan saraf).
KOMPLIKASI
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV Oral, gingivitis, peridonitis Human
Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, penurunan berat badan, keletihan dan
cacat.
2. Neurologic
• Kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung virus HIV pada sel saraf, berefek
perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motoric, kelemahan, disfasia dan isolasi
social.
• Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan
elektrolit, meningitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise.3
3. Gastrointastinal
A. Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, sarcoma Kaposi.
Dengan efek : penurunan berat badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
B. Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma, sarcoma Kaposi, obat illegal, alcohol. Dengan
efek : anoreksia, mual dan muntah, nyeri abdomen, ikterik, demam atritis
4. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus dan strongyloides. Dengan efek : nafas pendek,
batuk, nyeri, hipoksia, keletihan, gagal nafas.
5. Dermatologic
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simplek dan zozter, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi, dan dekobitus. Dengan efek : nyeri, gatal, rasa
terbakar, infeksi sekunder dan sepsis.
6. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan.
Pendengaran : Otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri.
PENANGGULANGAN HIV AIDS
a) Upaya Promotif
Program pencegahan HIV/AIDS harus difokuskan pada pembentukan
perilaku individu untuk tidak terpapar pada rantai penularan HIV/AIDS,
antara lain melalui kontak seksual dan kontak jarum suntik. Bentuk
kegiatannya akan banyak berupa pendidikan kerja untuk
meningkatkan kesadaran akan resiko HIV/AIDS dan adopsi perilaku
aman mencegah kontak rantai penularan HIV/AIDS. Upaya promotif
yang bias dilakukan antara lain :
1. Pelayanan Promotif : Meningkatkan komunikasi informasi dan
edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS.
2. Promosi Perilaku Seksual Aman (Promoting Safer Sexual Behavior).
3. Promosi dan Distribusi Kondom ( Promoting and Distributing
Condom).
b) Upaya Preventif
Upaya pencegahan penyakit ini merupakan cara yang terbaik untk
menelkan terus meningkatnya kejadian penyakit dan kematian akibat
AIDS. Untuk pencegahan HIV/AIDS, konseling merupakan satu-satunya
cara untuk mempromosikan berbagai perubahan perilaku
masyarakat. Untuk jangka panjang diharapkan masyarakat akan mau
mengadopsi perubahan perilaku yang berisiko. Dengan kondisi seperti
itu, konseling sangat membantu penderita untuk lebih berani
menerima kenyataan hidupnya setelah HIV masuk kedalam tubuhnya.
Upaya Preventif dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Peningkatan gaya hidup sehat.
2. Memahami penyakit HIV/AIDS, bahaya dan pencegahannya.
3. Memahami penyaki IMS (Infeksi Menular Seksual), bahaya dan
cara pencegahannya
c) Upaya Rehabilitatif
Upaya pemulihan/ rehabilitasi terhadap ODHA (Orang
Dengan HIV AIDS) sangatlah penting demi kelangsungan
hidup penderita tersebut. Adapun usaha yang perlu
dilakukan :
1. Latihan dan pendidikan kerja untuk dapat
menggunakan kemampuan yang masih ada secara
maksimal.
2. Penempatan pekerja sesuai kemampuannya.
3. Penyuluhan kepada pekerja dan pengusaha untuk
menerima penderita ODHA untuk bekerja seperti
pekerja lain

Anda mungkin juga menyukai