Anda di halaman 1dari 64

Community Acquaired Pneumonia

Asma
Protein Energi Malnutrisi

Andi Padauleng Wahab


C014182087
Community Acquired
Pneumonia
DEFINISI CAP

Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan jaringan
interstitial. Walaupun banyak pihak yang sependapat bahwa pneumonia
merupakan suatu keadaan inflamasi, namun sangat sulit untuk membuat suatu
definisi tunggal yang universal.
DIAGNOSIS

Anamnesis :
• Batuk yang awalnya kering, kemudian menjadi produktif dengan dahak purulen
bahkan bisa berdarah.
• Sesak napas
• Demam
• Kesulitan makan/minum
• Tampak lemah
• Serangan pertama atau berulang,untuk membedakan dengan kondisi
imunokompromais, kelainan anatomi bronkus, atau asma
Pemeriksaan Fisis

– Penilaian keadaan umum anak, frekuensi napas, dan nadi harus dilakukan pada saat awal
pemeriksaan sebelum pemeriksaan lain yang dapat menyebabkan anak gelisah atau
rewel.
– Penilaian keadaan umum antara lain meliputi kesadaran dan kemampuan makan/
minum.
– Gejala distres pernapasan seperti takipnea, retraksi subkostal, batuk, krepitasi, dan
penurunan suara paru
– Demam dan sianosis
– Anak di bawah 5 tahun mungkin tidak menunjukkan gejala pneumonia yang klasik. Pada
anak yang demam dan sakit akut, terdapat gejala nyeri yang diproyeksikan ke abdomen.
Pada bayi muda, terdapat gejala pernapasan tak teratur dan hipopnea.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Radiologi
• Pemeriksaan foto dada tidak direkomendasikan secara rutin pada anak dengan
infeksi saluran napas bawah akut ringan tanpa komplikasi
• Pemeriksaan foto dada direkomendasikan pada penderita pneumonia yang dirawat
inap atau bila tanda klinis yang ditemukan membingungkan
• Pemeriksaan foto dada follow up hanya dilakukan bila didapatkan adanya kolaps
lobus, kecurigaan terjadinya komplikasi, pneumonia berat, gejala yang menetap atau
memburuk, atau tidak respons terhadap antibiotik
• Pemeriksaan foto dada tidak dapat mengidentifikasi agen penyebab
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit perlu dilakukan untuk membantu
menentukan pemberian antibiotik
• Pemeriksaan kultur dan pewarnaan Gram sputum dengan kualitas yang baik
direkomendasikan dalam tata laksana anak dengan pneumonia yang berat
• Kultur darah tidak direkomendasikan secara rutin pada pasien rawat jalan, tetapi
direkomendasikan pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan pada setiap anak
yang dicurigai menderita pneumonia bakterial
• Pada anak kurang dari 18 bulan, dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi antigen virus
dengan atau tanpa kultur virus jika fasilitas tersedia Pedoman Pelayanan Medis
Tatalakasana

 Pasien dengan saturasi oksigen <92% pada saat +bernapas dengan udara kamar harus
diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup untuk
mempertahankan saturasi oksigen >92%
 Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena dan
dilakukan balans cairan ketat
 Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien dan
mengontrol batuk
 Nebulisasi dengan β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilliary clearance
 Pasien yang mendapatkan terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4 jam
sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen
Pemberian Antibiotik

 Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak <5 tahun karena efektif melawan sebagian
besar patogen yang menyebabkan pneumonia pada anak, ditoleransi dengan baik, dan murah. Alternatifnya
adalah co- amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritromisin, dan azitromisin
 M. pneumoniae lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotik golongan makrolid diberikan sebagai
pilihan pertama secara empiris pada anak >5 tahun
 Makrolid diberikan jika M. pneumoniae atau C. pneumonia dicurigai sebagai penyebab
 Amoksisilin diberikan sebagai pilihan pertama jika S. pneumoniae sangat mungkin sebagai penyebab.
 Jika S. aureus dicurigai sebagai penyebab, diberikan makrolid atau kombinasi flucloxacillin dengan amoksisilin
 Antibiotik intravena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat menerima obat per oral (misal karena
muntah) atau termasuk dalam derajat pneumonia berat
 Antibiotik intravena yang danjurkan adalah: ampisilin dan kloramfenikol, co-amoxiclav, ceftriaxone, cefuroxime,
dan cefotaxime
 Pemberian antibiotik oral harus dipertimbangkan jika terdapat perbaikan setelah mendapat antibiotik intravena
Asma Pada Anak
DEFINISI

Menurut Pedoman Nasional AsmaAnak2015, Asma adalah penyakit saluran


respiratori dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan
hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi. Manifestasi klinis
asma dapat berupa batuk, wheezing, sesak napas, dada tertekan yang timbul
secara kronik dan atau berulang, reversibel, cenderung memberat pada malam
atau dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus.
ETIOLOGI

– Iritan : asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk, suhu dingin, udara
kering, makanan dan minuman dingin.
– Alergen : debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sari.
– Infeksi : respiratori virus, common cold, dan rinofaringitis.
– Aktivitas : fisik berlarian, berteriak, menangis, dan tertawa berlebihan.
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIS

– Wheezing
– Allergic shiners atau geographic tongue
PEMERIKSAAN PENUNJANG

– Spirometri
– Skin prick test
– Fractional exhale nitrit oxide
– Uji provokasi bronkus
KLASIFIKASI

Berdasarkan umur Berdasarkan fenotip


– Asma bayi–baduta( bawah dua
• Asma tercetus infeksi virus
tahun)
• Asma tercetus aktivitas
– Asma balita(bawah lima tahun) • Asma terkait obesitas
– Asma usia sekolah(5-11 tahun) • Asma dengan banyak pencetus
– Asma remaja(12–17tahun)
KLASIFIKASI

Berdasarkan kekerapan timbulnya gejala Berdasarkan derajat beratnya serangan


– Asma intermiten • Asma serangan ringan –sedang
– Asma persisten ringan • Asma serangan berat
– Asma persisten sedang
• Serangan asma dengan ancaman henti napas
– Asma persisten berat
KLASIFIKASI

Berdasarkan derajat kendali


– Asma terkendali penuh
– Tanpa obat pengendali : pada asmaintermiten
– Dengan obat pengendali : pada asmapersisten (ringan/sedang/berat)
– Asma terkendali sebagian (partly controlled)
– Asma tidak terkendali
KRITERIA PENENTUAN
DERAJAT ASMA
TANDA DAN GEJALA

• Gejala timbul secara episodik atau berulang


GEJALA
• Timbul bila ada faktorpencetus
– 1. Batuk
• Adanya riwayat alergi pada pasien ataukeluarganya
– 2. Wheezing
• Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke
– 3. Sesak napas
waktu. Biasanya gejala lebih berat pada malam hari(nokturnal)
– 4. Rasa dada tertekan
• Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan atau
– 5. Produksi dahak/sputum
dengan pemberian obat pereda asma
TANDA DAN GEJALA

Tanda dapat ditemukan:


1. Terdengar bunyi Wheezing dengan atau tanpa Stetoskop
2. Allergic Shiners
3. Geographic tongue
TATALAKSANA

– HINDARI PENYEBAB
– Alergen
– Aktivitas berat
– Cuaca dingin
– OBAT
– Reliever
– Controller
RELIEVER DRUG

• Reliever inhalation drug:


– β2 agonist: salbutamol, terbutaline, fenoterol,
– Anti-cholinergic: ipratropium bromide
– β2 agonist + anti-cholinergic
• Systemic steroid (oral, injection)
CONTROLLER DRUG

• Inhaled C-Steroid: • Combination: ICS + LABA


• fluticasone (Flixotide®, ……) • Leukotrienereceptorantagonist:
• budesonide (Pulmicort®, ……) • montelukast
• mometasone • zafirlukast
• Triamsinolone

• LABA:
• salmeterol
• formoterol
PROGNOSIS

– Prognosis pasien secara umum baik selama pasien menghindari faktor pencetus
timbulnya asma
Protein energi
malnutrition
Malnutrisi Energi Protein

♦ Penyakit akibat kekurangan energi dan protein,


umumnya disertai defisiensi nutrien lain.

♦ Primer : - masukan makanan <<


- kualitas / kwantitas <<

♦ Sekunder : - kebutuhan / keluaran (output) >>


Malnutrisi Energi Protein

70 80 90 110 120 %

-3SD -2SD +2SD +3SD

Overweigh
MEP berat sedang ringan t obese
-Kwashiorkor
ringan
-Marasmus
sedang
-M-K
berat
super
MEP.

Klasifikasi Gizi Buruk :

1. GOMEZ (195.) : BB/U

2. MacLarren (196..) : Klinis + laboratoris


3. The Wellcome Trust Part
: Klinis + antropometris
y (1970)
4. Waterlow (1973) : BB/TB

5. WHO (1999) : Klinis + antropometris


Klasifikasi Gizi Buruk (WHO,1999) :

Gizi kurang Gizi buruk

Edema simetris -- + (oedematous mal


nutrition)
< -3 Z-score
-3< Z-score <-2 (<70%)
BB/TB (70-79%) (severe wasting)
< -3 Z-score
-3< Z-score <-2 (<85%)
TB/U (85-89%) (severe stunting)
TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK
1. KWASHIORKOR

- Edema
- Wajah membulat dan sembab
- Pandangan mata sayu
- Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambu
t jagung, mudah dicabut tanpa sakit, rontok
- Perubahan status mental: apatis & rewel
TANDA-TANDA KLINIS ANAK GIZI BURUK

Edema

- Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat


pitting edema
- Derajat edema:
+ Pada tangan & kaki
++ Tungkai & lengan
+++ Seluruh tubuh (wajah & perut)
Derajat edema untuk menentukan jumlah cairan yang di
berikan
- Pembesaran hati
- Otot mengecil (hipotrofi)
- Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg meluas &
berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (
crazypavement dermatosis)
- Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya akut), ane
mia, dan diare
GIZI BURUK : KWASHIORKOR

1. edema
2. Rambut kemerahan,mudah dicabut
3. kurang aktif, rewel/cengeng
4. pengurusan otot
5. crazy pavement dermatosis
MEP berat : Kwashiorkor

Edema
MEP berat : Kwashiorkor
2. MARASMUS

- Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit


- Wajah seperti orang tua
- Cengeng, rewel
- Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai t
idak ada (~pakai celana longgar- baggypants)
- Perut umumnya cekung
- Iga gambang
- Sering disertai:
penyakit infeksi (umumnya kronis berulang) dan diare
TANDA-TANDA KLINIS ANAK GIZI BURUK

■ wajah seperti orang tua


■ kulit terlihat longgar
■ tulang rusuk tampak
terlihat jelas
■ kulit paha berkeriput
■ terlihat tulang belakang
lebih menonjol dan kul
it di pantat berkeriput
( baggy pant)
MEP berat : Marasmus
3. MARASMUS - KWASHIORKOR

Gambaran klinik merupakan campuran dari be


berapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmu
s dengan BB/TB <-3 SD disertai edema yang t
idak mencolok
MARASMUS - KWASHIORKOR
DIAGNOSIS

• ANAMNESIS
• PEMERIKSAAN FISIS
• PEMERIKSAAN PENUNJANG:
• LABORATORIUM
• ANTROPOMETRI
• ANALISIS DIET
CHECKLIST ANAMNESIS
• Makanan sehari-hari sebelum sakit.
• Riwayat pemberian ASI
• Makanan atau minuman beberapa hari terakhir
• Mata cekung
• Lama dan frekuensi muntah-diare, penampilan
muntahan dan/atau feses
• Kapan kencing terakhir
• Kematian pada saudara kandung
• Berat badan lahir?
• Perkembangan psikomotor
• Kontak dengan penderita TB dan Campak
• Imunisasi
CHECKLIST PEMERIKSAAN FISIK

• BB, TB atau PB
• Tanda-tanda gangguan sirkulasi: akral dingin, nadi lemah,
kesadaran menurun
• Suhu: hipotermi atau demam
• Frekuensi dan tipe pernapasan: tanda-tanda pneumonia atau
gagal jantung
• Sangat pucat anemia berat
• Mata: Lesi tanda defisit Vitamin A
• Cekung tanda dehidrasi
Tanda / gejala dehidrasi pada MEP-berat

- Anak lemas, apatis sp.tidak sadar


- Nadi cepat dan lemah
- Tidak ada air mata bila menangis
- Mata & UUB cekung
- Mukosa mulut kering
- kulit pucat, dingin, turgor
- Diuresis
5 ASPEK TATALAKSANA MEP-BERAT :

A.10 langkah utama

B.Pengobatan penyakit penyerta

C.Kegagalan pengobatan

D. Pulang sebelum pemulihan tuntas

E. Tindakan pada kegawatan


B. PENGOBATAN PENYAKIT PENYERTA :

Infeksi bakteri :
- bila tanda infeksi tdk nyata : kotrimoksasol
( 5 mg TMP/kgbb, 2x/hari )

- bila tanda infeksi nyata / sepsis :


- ampisilin 50 mg/kgbb/6 jam IM/IV
selama 2 nari ^ oral
- gentamisin 7.5 mg/kgbb IM/IV, 7 hari
- bila KP + OAT

Infeksi virus : tidak diobati / simptomatik


- pasien MEP perlu mendapat vaksin Campak
C. KEGAGALAN PENGOBATAN :

1. Pasien meninggal :
= dalam 24 jam pertama :
- hipoglikemia
- hipotermia
- dehidrasi
- sepsis
= dalam 24 - 72 jam :
- volume formula
- densitas kalori
Kenaikan BB :
2. Kenaikan BB tidak adekwat :
= baik : > 10 g/kgbb/h baik =
- infeksi
- diet = sedang : 5-10 g/kgbb/h > 50 g/kgbb/mg
- psikologik = kurang : < 5 g/kgbb/h atau < 50 g/kgbb/mg
D. PULANG SEBELUM PEMULIHAN TUNTAS:

= beri nasehat makan :


- TKTP
- frekwensi makan sering ( 5x/hr )
- harus habis
- suplementasi vit-min, elektrolit
- teruskan ASI

= kontrol sering ( 1x/mg )

= Imunisasi
PERSIAPAN PULANG :

- BB/TB sesuai, atau MEP berat menjadi sedang/ringan


- penyuluhan untuk orang tua tentang :
- higiene dan sanitasi
- makanan sehat
- pentingnya imunisasi
- kontrol teratur

- pengobatan penyakit khronik / TBC teruskan


- Imunisasi dilengkapi
PROGNOSIS

- Jangka pendek : mortalitas masih tinggi ( 20-30 % )


- Jangka Panjang : Kualitas SDM

Anda mungkin juga menyukai