Anda di halaman 1dari 26

Savita handayani Sp.

PD

Staf Divisi hematologi dan Onkologi Medik


Bagian Ilmu Penyakit Dalam

1
HEMATOLOGI KLINIK

Buku ajar :
Harrison
Hoffman
Ilmu Penyakit Dalam

2
DIAGNOSIS
1. KLINIS
- ANAMNESIS
- PEMERIKSAAN FISIK
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. LABORATORIUM
- RUTIN/LENGKAP/KHUSUS
2. RADIOLOGIS/ IMAGING
- FOTO, USG, CT SCAN, MRI
3. ELEKTRO DAN ECHO KARDIOGRAFI
4. KATETERISASI
5. ANGIOGRAPHI
6. DLL

3
PENATALAKSANAAN
1. AKTIFITAS
2. OKSIGENISASI
3. DIET
4. IVFD
5. MEDIKAMENTOSA
- KURATIF
- SIMTOMATIS
- SUPORTIF
- PALIATIF

4
Kelainan sel eritrosit
Anemia

5
Anemia:

 Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar


hemoglobin lebih rendah dari kadar
hemoglobin terendah pada umur dan jenis
kelaminnya.
 Pada wanita hamil nilainya lebih rendah dari
wanita tidak hamil.

6
Hemoglobin normal:
WHO Group of Experts on Nutritional Anaemias, menentukan Hb normal
berdasarkan umur dan jenis kelamin:

 Kelompok Kadar Hb

 Anak-anak 6 bln-6 thn 11 g/dl


 Anak-anak 6-14 thn 12 g/dl
 Dewasa laki-laki 13 g/dl
 Dewasa wanita tidak hamil 12 g/dl
 Dewasa wanita hamil 11 g/dl

7
Tanda-tanda anemia:

 A. Tanda-tanda umum :
 Pucat.
 Takikardia.
 Tekanan nadi yang lebar.
 Tanda hiperdinamik di precordial.
 Desah sistolik didaerah pulmoner.

 B. Tanda-tanda khas utk etiologi tertentu:


 1. Koagulopati, trombositopenia dan pansitopenia: ptekie,
perdarahan retina, mudah lembam.
 2. Anemia karena penyakit kronis : deformitas sendi yang berat.

8
Gejala anemia:
 A. Anemia akut:
 1. Serebral: oyong kalau berdiri, vertigo, tinnitus, sinkope,
“bintik didepan mata”.
 2. Sirkulasi: palpitasi, sesak nafas kalau bekerja, lelah, angina,
klaudikasio.
 3. Demam : tanda infeksi, bisa juga ok proses penyakit darah.
 4. Lain-lain : hipersesitif thd dingin, anorexia, gangguan
pencernaan, haid tidak teratur, impotensi, libido hilang.
 B. Anemia kronik:
 Tubuh dapat menyesuaikan dengan anemia yang terjadi lambat
 Gejalanya ringan, kadang-kadang hanya rasa lelah.

9
Pemeriksaan awal anemia:
 A. Kuantitatif:
 Hb
 Ht
 Hitung eritrosit
 MCH
 MCV
 MCHC
 Hitung retikulosit
 Hitung lekosit
 Hitung trombosit
 LED.

10
Pemeriksaan awal anemia:
 Kualitatif:
 Gambaran morfologi darah tepi dg pengecatan Wright:
hipokromik, polikromasia, normokromik.
 Besar sel : mikrositer, makrositer, anisositosis.
 Bentuk sel : poikilositosis, sferositosis, sel oval dan tear drops,
fragmented cells, ghost cells, dll.
 Badan-badan intraseluler: eritrosit berinti, badan Howell-Jolly,
siderosit, badan Papenheimer, badan Heinz dan malaria.

11
Pemeriksaan lanjutan:
 Bilirubin
 Besi serum (SI)
 TIBC
 Transferrin
 BMP
 Hemoglobin elektroforesis
 Coomb’s test
 G6PD
 Vit B12
 Asam folat

12
Klasifikasi klinis:

 1. Anemia ok kehilangan darah banyak.

 2. Anemia ok berkurangnya produksi eritrosit.

 3. Anemia ok meningkatnya destruksi eritrosit.

 4. Anemia ok berkurangnya produksi dan


meningkatnya destruksi eritrosit.

13
Pembagian anemia:

 Anemia defisiensi besi.


 Anemia aplastik.
 Anemia hemolitik.
 Anemia karena penyakit kronik.
 Anemia megaloblastik.
 Anemia karena kanker.

14
Anemia defisiensi besi

15
Anemia defisiensi besi.
 Tingkatannya:
 1.deplesi besi: cadangan besi berkurang atau tidak ada
sama sekali, belum anemia.
 2.defisiensi besi: cadangan besi berkurang atau tidak ada
+ rendahnya besi serum dan jenuh transferin, belum
anemia.
 3.anemia defisiensi besi: cadangan besi berkurang atau
tidak ada + rendahnya besi serum dan jenuh transferin +
Hb rendah dan Ht rendah. Sudah anemia.

16
Penyebab anemia defisiensi besi.
 Perdarahan:
 sal.urogenital,
 sal.pencernaan,
 sal.pernafasan.
 Kebutuhan meningkat:
 prematur,
 hamil,
 haid,
 masa pertumbuhan.
 Malabsorpsi.
 Makanan kurang bergizi.

17
Gambaran klinis:

 Keluhan:
 pucat,
 lemah,
 nyeri menelan,
 pika,
 nyeri epigastrik.
 Tanda-tanda:
 anemia,
 glositis,
 atrofi papil lidah,
 koilonikia,
 keluhan penyakit dasarnya.

18
Pemeriksaan

 Anamnesis dan pemeriksaan fisik.


 Laboratorium:
 Anemia mikrositer-hipokromik.
 SI menurun, TIBC meningkat
 SI/TIBC < 16 %
 Hemosiderin sstl (-)
 Kadar feritin < 12 g/l

19
Pengobatan:

 1. Atasi penyakit dasarnya.


 2. Preparat besi oral/parenteral dan lanjutkan 3 bulan setelah
Hb normal.

20
Anemia Aplastik

21
Anemia Aplastik:
Pansitopenia akibat aplasia sumsum tulang

 Patogenese / etiologi:
 1. Stem cell pluripotent : berkurang.
 2. Gangguan pada Lingkungan Mikro sstl.
 3. Proses imunologi.

22
Patofisiologi:

 1.Primer:
 Kongenital (Fanconi)
 idiopatik
 2. Sekunder:
 Radiasi
 Bahan kimia
 Obat-obatan
 infeksi

23
Gambaran Klinis:

 Sama dengan gejala anemia yg lain.


 Perdarahan o.k trombosit rendah.
 Infeksi o.k lekosit rendah.

24
Klasifikasi:
 1. Anemia aplastik :
 Sumsum tulang hipoplastik
 pansitopenia

 2. Severe aplastic anemia:


 Selularitas sstl < 25% normal.

 2 dari 3 :

 granulosit < 500,


 trombosit < 20.000,
 retikulosit < 1 %.

25
Terapi:

 AA : Tranplantasi sumsum tulang.


 AA : androgen, steroid
 SAA : ATG, Siklosporin-A.

 Suportif : transfusi eritrosit, transfusi trombosit,


dekontaminasi usus, substitusi: asam folat, vit.B12,
vit.B6.

26

Anda mungkin juga menyukai