Anda di halaman 1dari 41

SELAMAT DATANG

PARA PESERTA PERTEMUAN

ARISAN PEMBUATAN WC / KAKUS

PUSKESMAS SLIYEG,
8 NOPEMBER 2013
Millenium Development
Goals (MDGs)
Air Minum dan Sanitasi

Pembelajaran dan Tantangan


Kedepan
Millennium Development Goals
• Merupakan komitmen bersama para negara
anggota PBB sebagai upaya untuk
menanggulangi masalah kemiskinan dan
kebutuhan dasar manusia
• Dideklarasikan pada Millenium Summit - Bulan
September 2000 di New York
• Ditegaskan kembali mengenai target MDG pada
Johannesburg Summit – Bulan September 2002
di Afrika Selatan
• Terdiri dari 8 tujuan, 18 target, dan > 40
indikator
Millenium Development Goals

• Tujuan 1  Memberantas kemiskinan dan kelaparan


• Tujuan 2  Mewujudkan pendidikan dasar
• Tujuan 3  Meningkatkan kesetaraan jender dan
pemberdayaan perempuan
• Tujuan 4  Mengurangi angka kematian bayi
• Tujuan 5  Meningkatkan kesehatan ibu
• Tujuan 6  Memerangi HIV/AIDS, malaria dan
penyakit lainnya
• Tujuan 7  Pengelolaan lingkungan hidup
berkelanjutan
• Tujuan 8  Mengembangkan kemitraan global dalam
pembangunan
Tujuan 7
Pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan

• Target 10
Mengurangi separuh, pada tahun
2015, dari proporsi penduduk yang
tidak memiliki akses terhadap air
minum dan sanitasi dasar
Pengaruh Air Minum dan Sanitasi Dasar

• Akses terhadap Air Minum

– Anak punya waktu bersekolah  Pendidikan yang


lebih baik  Kualitas SDM yang lebih baik
Mengurangi kemiskinan  Negara lebih sejahtera

– Beban wanita berkurang  Memberdayakan wanita


 Berkurangnya kelahiran bayi dibawah berat normal
 Perawatan bayi, nutrisi yang lebih baik 
Berkurangnya angka kematian anak
Pengaruh Air Minum dan Sanitasi Dasar

• Akses terhadap Sanitasi Dasar

- Anak perempuan tetap melanjutkan ke sekolah


lanjutan  pendidikan yang lebih baik  kualitas
SDM yang lebih baik  mengurangi kemiskinan 
negara lebih sejahtera
– Berkurangnya angka kematian anak
– Lingkungan yang lebih bersih  Terbebaskan dari
diare, dan penyakit melalui air  Penghematan
terhadap biaya kesehatan  mengurangi kemiskinan
 negara lebih sejahtera
– Terbebaskan dari diare, dan penyakit melalui air 
Penghematan terhadap anggaran negara  negara
lebih sejahtera
Keterkaitan Antar Target MDGs
• Tujuan 1: Kemiskinan
- Ketersediaan air yang memadai merupakan sarana
mengurangi kemiskinan

• Tujuan 2: Pendidikan, and Tujuan 3: Gender:


– Kekurangan air mengurangi minat guru berkualitas
untuk bekerja di perdesaan
– Antrian air sebagian besar wanita dan anak
perempuan sehingga menghalangi keterlibatannya
dalam pekerjaan produktif dan bersekolah.
– Expanding access to water & sanitation is
fundamental to female empowerment and parity in
education.
Keterkaitan Antar Target MDGs

• Tujuan 4: kematian bayi, Tujuan 5:


kesehatan ibu, and Tujuan 6: memerangi
penyakit :
– Lebih dari 3 juta kematian setiap tahun diakibatkan
penyakit yang ditularkan melalui air
– Penyakit seperti diare merupakan pembunuh
terbesar bagi balita.
– Membawa air beresiko bagi kesehatan wanita
terutama ketika hamil
– Ketiga tujuan di atas sangat tergantung pada
ketersediaan air dan sanitasi dasar
Keterkaitan Antar Target MDGs

• Tujuan 7 :  Pengelolaan lingkungan hidup


berkelanjutan
• Tujuan 8 : Kemitraan Pembangunan:
– Air dan sanitasi merupakan pintu masuk untuk
mempercepat pencapaian tujuan MDGs yang lain
– Penerapan good governance: peningkatan
layanan air minum melalui pendekatan yang lebih
partisipatif
Air Minum di Asia Tenggara (2000)

Indonesia
Vietnam
Pilipina
Sanitasi Dasar di Asia Tenggara (2000)
Myanmar
Thailand
Cambodia
Singapura Lao PDR
Vietnam
0 20 40 60 80 100 Indonesia
Southeast
Myanmar
Malaysia
Philippine
Thailand
Singapore
0 20 40 60 80 100
Kondisi Indonesia (1)

Access to water according to different definitions


AIR MINUM
%
100 MDG target for water from improved (Data BPS, Tahun 2002)
80 sources controlled for excreta disposal

60
MDG target for piped water
• Air Perpipaan = 18,3%
• Air dari sumber yang
40

aman terhadap sumber


20

pencemaran= 50%
0
92 94 996 998 000 002 004 006 008 010 012 014
19 19 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2
Piped wat er [ 1 ] , % households So urce: Susenas

W at er f rom improved sources cont rolled f or excret a disposal [ 2 ] , % populat ion

W at er f rom improved sources regardless of dist ance f rom excret a disposal [ 3 ] , %


households
Kondisi Indonesia (2)

Proportion of Household w ith im proved SANITASI DASAR


(Data BPS, Tahun 2002)
sanitation

90

80

70
• Proporsi rumah tangga yang
menggunakan tangki septik
60

50

dan jamban = 63,5% (urban


%

40 ation

78% and rural 52%)


30

20

10
• Data ini mengabaikan kualitas
sarana sehingga
0
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002

kemungkinan akses lebih


years

Rural Urban Total


rendah
Kondisi Indonesia (2)

Proportion of Hous e hold w ith im prove d


s anitation

90

80

70

60

50
%

40 ation
30

20

10

0
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002

ye ars

Rural Urban Total


Kondisi Sanitasi

• Rendahnya kesadaran
masyarakat
– Komunitas khususnya di
perdesaan kurang
memahami pentingnya
sanitasi bagi kesehatan.
– Akibatnya penggunaan
jamban yang tidak sesuai
dan kurang dipelihara
Kondisi Sanitasi

• Tidak menjadi
prioritas
– Sanitasi bukan prioritas
bagi pemerintah dan
legislatif
– Tergambarkan pada
alokasi dana yang
sangat minim
– Bahkan LSM yang
berkecimpung dalam
bidang sanitasi masih
terbatas
SUMATERA BARAT

Prioritas Penanganan Air Minum

Tingkat Kemiskinan
Tinggi

Kep. Mentawai* Pesisir Selatan Kota Solok


Tingkat Kemiskinan Sawah Lunto/Sijunjung Solok Kota Sawah Lunto
Rendah Padang Pariaman** Tanah Datar Kota Padang Panjang
Agam Limapuluh Kota Kota Bukit Tinggi
Pasaman Kota Payakumbuh
Kota Padang

Akses Air Minum Rendah Akses Air Minum Tinggi

Prioritas Penanganan Sanitasi

Tingkat Kemiskinan
Tinggi

Kep. Mentawai* Tanah Datar Agam Kota Sawah Lunto


Tingkat Kemiskinan Pesisir Selatan Pasaman Limapuluh Kota Kota Padang Panjang
Rendah Solok Kota Padang Kota Bukit Tinggi
Sawah Lunto/Sijunjung Kota Solok Kota Payakumbuh
Padang Pariaman**

Akses Sanitasi Rendah Akses Sanitasi Tinggi


SUMATERA SELATAN
Prioritas Penanganan Air Minum

Ogan Komering Ulu Lahat


Tingkat Kemiskinan Ogan Komering Hilir Musi Rawas
Tinggi Musi Banyuasin Muara Enim

Kota Palembang
Tingkat Kemiskinan
Rendah

Akses Air Minum Rendah Akses Air Minum Tinggi

Prioritas Penanganan Sanitasi

Ogan Komering Ulu Musi Rawas Musi Banyuasin


Tingkat Kemiskinan Lahat Muara Enim
Tinggi

Kota Palembang
Tingkat Kemiskinan
Rendah
BANGKA BELITUNG
Prioritas Penanganan Air Minum

Tingkat Kemiskinan
Tinggi

Bangka Kota Pangkal Pinang


Tingkat Kemiskinan Belitung
Rendah

Akses Air Minum Rendah Akses Air Minum Tinggi

Prioritas Penanganan Sanitasi

Tingkat Kemiskinan
Tinggi

Bangka Kota Pangkal Pinang


Tingkat Kemiskinan Belitung
Rendah

Akses Sanitasi Rendah Akses Sanitasi Tinggi


JAWA BARAT
Prioritas Penanganan Air Minum

Cianjur Majalengka
Tingkat Kemiskinan Kuningan Indramayu
Tinggi Cirebon

Bogor** Ciamis Sumedang Kota Bandung


Tingkat Kemiskinan Sukabumi Subang Purwakarta Kota Cirebon
Rendah Bandung Karawang Bekasi Kota Bekasi
Garut Kota Bogor Kota Sukabumi
Tasikmalaya Kota Depok*

Akses Air Minum Rendah Akses Air Minum Tinggi

Prioritas Penanganan Sanitasi

Cirebon Cianjur Majalengka


Tingkat Kemiskinan Indramayu Kuningan
Tinggi

Subang Karawang Bogor** Bekasi


Tingkat Kemiskinan Sukabumi Kota Bogor
Rendah Bandung Kota Sukabumi
Garut Kota Bandung
Tasikmalaya Kota Cirebon
Ciamis Kota Bekasi
Sumedang Kota Depok*
Purwakarta

Akses Sanitasi Rendah Akses Sanitasi Tinggi


JAWA TIMUR
Prioritas Penanganan Air Minum

Jember Pacitan Madiun


Tingkat Kemiskinan Bondowoso Ponorogo Ngawi
Tinggi Situbondo Trenggalek Tuban
Pasuruan Blitar Lamongan
Bojonegoro Kediri Gresik
Malang Bangkalan
Lumajang Sampang
Probolinggo Pamekasan
Mojokerto Sumenep
Jombang Kota Probolinggo
Nganjuk

Banyuwangi Tulungagung Kota Pasuruan


Tingkat Kemiskinan Kota Blitar Sidoarjo Kota Mojokerto
Rendah Magetan Kota Madiun
Kota Kediri Kota Surabaya
Kota Malang

Akses Air Minum Rendah Akses Air Minum Tinggi

Prioritas Penanganan Sanitasi

Ponorogo Jombang Pacitan Lamongan


Tingkat Kemiskinan Trenggalek Madiun Blitar Gresik
Tinggi Lumajang Ngawi Kediri Bangkalan
Jember Bojonegoro Malang
Bondowoso Tuban Nganjuk
Situbondo Sampang
Probolinggo Pamekasan
Pasuruan Sumenep
Mojokerto Kota Probolinggo

Banyuwangi Pasuruan Tulungagung Kota Malang


Tingkat Kemiskinan Sidoarjo Kota Mojokerto
Rendah Magetan Kota Madiun
Kota Kediri Kota Surabaya
Kota Blitar

Akses Sanitasi Rendah Akses Sanitasi Tinggi


NUSA TENGGARA BARAT
Prioritas Penanganan Air Minum

Lombok Barat Sumbawa


Tingkat Kemiskinan Lombok Tengah Dompu
Tinggi Lombok Timur Bima

Kota Mataram
Tingkat Kemiskinan
Rendah

Akses Air Minum Rendah Akses Air Minum Tinggi

Prioritas Penanganan Sanitasi

Lombok Barat Sumbawa


Tingkat Kemiskinan Lombok Tengah Dompu
Tinggi Lombok Timur Bima

Kota Mataram
Tingkat Kemiskinan
Rendah

Akses Sanitasi Rendah Akses Sanitasi Tinggi


SULAWESI SELATAN
Prioritas Penanganan Air Minum

Selayar Majene Gowa


Tingkat Kemiskinan Jeneponto Mamuju Pangkajene Kepulauan
Tinggi Maros Luwu**
Enrekang Tana Toraja
Polewali Mamasa

Bulukumba Barru Soppeng


Tingkat Kemiskinan Bantaeng Bone Kota Makassar
Rendah Takalar Wajo Kota Pare Pare
Sinjai Pinrang
Sidenreng Rappang
Luwu Utara*

Akses Air Minum Rendah Akses Air Minum Tinggi

Prioritas Penanganan Sanitasi

Selayar Enrekang Gowa


Tingkat Kemiskinan Jeneponto Luwu** Tana Toraja
Tinggi Maros Majene
Pangkajene Kepulauan
Polewali Mamasa
Mamuju

Bulukumba Barru Soppeng


Tingkat Kemiskinan Bantaeng Bone Sidenreng Rappang
Rendah Takalar Wajo Kota Makassar
Sinjai Pinrang Kota Pare Pare
Luwu Utara*

Akses Sanitasi Rendah Akses Sanitasi Tinggi


Beberapa Proyek Terkait AMPL
di Indonesia

• RWSS (Rural Water Supply & Sanitation)


Project
• Kampung Improvement Program (KIP)
• SANIMAS (Sanitation by community)
• WSSLIC and WSLIC-2 (Water Supply and
Sanitation for Low Income Communities)
Rural Water Supply and
Sanitation, and Sector
Project (RWSS)
Rural Water Supply and Sanitation, and Sector Project (RWSS)
Rural Water Supply and
Sanitation, and Sector Project
(RWSS)

• Pembelajaran
– Ketika masyarakat perdesaan
• Tidak membutuhkan
• Bukan menjadi bagian dari proses
perencanaan dan pelaksanaan
• Tidak dilatih
• Tidak berkeinginan berkontribusi
baik untuk investasi awal maupun
biaya pemeliharaan
maka usaha pembangunan AMPL
akan sia-sia
Sanimas
(Sanitasi oleh Masyarakat)
PENYAKIT AKIBAT KESEHATAN LINGKUNGAN YANG BURUK
PENYAKIT AKIBAT KESEHATAN LINGKUNGAN YANG BURUK
Hepatitis infeksiosa, Chirosis Hepatis, Asites
PENYAKIT AKIBAT KESEHATAN LINGKUNGAN YANG BURUK
Kesimpulan (1)

• Efisiensi dan efektivitas pelayanan air minum


dan air limbah di Indonesia belum optimal
• Perlu ada upaya khusus dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk
mencapai target MDG pada tahun 2015
• Salah satu upaya yang ditempuh adalah
menyusun Kebijakan Nasional Pembangunan Air
Minum (berbasis masyarakat dan lembaga)
• Penyusunan kebijakan dilakukan secara
partisipatif sehingga diharapkan dapat
diterapkan (applicable)
Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL

Berbasis Lembaga: Berbasis Masyarakat:


• Masih dalam tahap • Sudah disepakati oleh 6
penyusunan eselon I
• Dilanjutkan pada • Mulai penerapannya
WASPOLA II (mulai tahun dalam skala luas
2004)

• Disusun oleh Kelompok Kerja AMPL (Bappenas, Depdagri,


Depkes, Depkimpraswil, Depkeu) bersama dengan
stakeholders terkait lainnya
• Bertujuan untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat
melalui pembangunan prasarana dan sarana AMPL yang
berkelanjutan dan dapat digunakan secara efektif
Butir-Butir Kebijakan AMPL
Berbasis Masyarakat (1)
1. Air merupakan benda sosial & ekonomi
2. Pilihan yang Diinformasikan sebagai Dasar
Pendekatan Tanggap Kebutuhan
3. Pembangunan berwawasan lingkungan
4. Pendidikan Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)
5. Keberpihakan pada masyarakat miskin
6. Peran perempuan dalam pengambilan keputusan
7. Akuntabilitas proses pembangunan
8. Peran pemerintah sebagai fasilitator
9. Peran aktif masyarakat
10. Pelayanan optimal dan tepat sasaran
11. Penerapan prinsip pemulihan biaya
Kesimpulan (2)

• Dibutuhkan tambahan dana yang besar dari


berbagai sumber baik masyarakat, swasta, dan
pemerintah dalam beragam bentuk
• Koordinasi dan kerjasama semua pihak
(pemerintah, legislatif, BUMN/BUMD, swasta
maupun masyarakat) sangat diperlukan agar
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
Kesimpulan (3)

• Pembagian peran yang jelas dari seluruh


stakeholder dalam pengambilan
keputusan, investasi, implementasi dan
peningkatan kapasitas. Implementasi dan
pengambilan keputusan di daerah
sementara pemantauan dan bantuan
teknis pada tingkat nasional dan propinsi
Terima Kasih
.

Anda mungkin juga menyukai