The influence of

a Firm's Business
Strategy on its
Tax
Aggressiveness
PT Coca Cola Indonesia
 PENGENALAN

PT Coca Cola Indonesia merupakan anak perusahaan dari Coca Cola Company

PT Coca Cola Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur

sektor minuman

Terdiri dari tiga bagian perusahaan yang masing-masing menagani

konsentrat,pengemasan dan distribusi.
 Coca-cola Diet coke
(original)

Terdapat tiga roduk

Coca-cola yang
dipasarkan di Indonesia
Coca-cola
zero
 Strategi

Hal ini menunjukan bahwa Coca Cola Company menerapkan struktur

perusahaan desentralisasi, di mana PT Coca Cola Indonesia
dapat melakukan keputusan dan manajemen bisnis secara
terpisah dengan induk yaitu Coca Cola Company, tetapi
menerapkan inovasi dan kualitas yang sama dengan perusahaan
induk.
 Karakter
perusahaan
 Karakter perusahaan
Cost differentiation
Harga sesuai dengan kualitas yang
diberikan dari produk

Untuk bertahan dalam pasar, maka perusahaan terus melakukan pengembangan produk
yang akan mempengaruhi tingkat penjualan.

Dengan tingkat penjualan yang tinggi akan mendorong tingkat investasi yang semakin
besar pada perusahaan tersebut.

Tingkat penjualan yang tinggi juga menunjukan bahwa perusahaan mampu memperoleh
profit yang tinggi dengan market share yang luas dan dapat digunakan untuk
berinvestasi pada aset lain atau melakukan research & development, serta menarik
minat investor untuk memberikan pinjaman atau modal.

Dengan adanya inovasi dan peluang pasar yang besar dapat dikatakan PT CCI
menerapkan strategi prospector.
 Perusahaan prospector

Perusahaan prospector cenderung melakukan investasi yang lebih tinggi sehingga

diharapkan dapat memperoleh tax benefit.

Contoh investasi dari perusahaan prospector yaitu melakukan research & development.

Inovasi yang dilakukan PT CCI yaitu dengan mengeluarkan inovasi produk baru selain
minuman bersoda seperti air mineral Ades, Minute Maid, Frestea, dll.
TAX
BENEFIT
 Sustainable Business Priority

Sugar World Without

Reduction Waste
Produk rendah gula atau rendah kalori. Menerapkan produk dengan teknologi
yang ramah lingkungan.

Water
Stewardship Community

Pengelolaan daur ulang air sehingga Pendekatan dengan masyarakat melalui

dapat digunakan kembali. sosialisasi dan sponsorship
Tax
avoidance
PT Coca Cola menjadikan inovasi-inovasi ini sebagai
prioritas bisnis dan dilakukan secara berkelanjutan.
Untuk menjalankan inovasi-inovasi tersebut akan
membutuhkan biaya R&D yang semakin besar dan
dengan adanya tambahan biaya tersebut dapat
dimanfaatkan perusahaan sebagai deductible expense,
(UU PPh Pasal 6 ayat 1 huruf f, dengan syarat dilakukan
di Indonesia) agar pajak terhutang semakin kecil
Pembelian mesin yang ramah lingkungan dan
teknologi yang modern yang menunjang
inovasi perusahaan tentunya membutuhkan
Pembelian
biaya yang lebih besar, sehingga perusahaan
dapat memperoleh tax benefit.
mesin
Beban bunga tersebut dapat dimanfaatkan Beban bunga
sebagai deductible expense pada laporan
keuangan fiskal (UU PPh Pasal 6 ayat 1 huruf a
angka 3), sehingga memperoleh pajak
terhutang yang kecil.
Perusahaan prospector cenderung menguasai pasar dan
dapat memperoleh profit dari penjualan yang tinggi. Hal
ini dilihat pada PT Coca Cola yang lebih dominan dalam
meguasai pasar Indonesia di bidang minuman bersoda
dibandingkan dengan pesaing lainnya.

Adanya profit yang tinggi, maka beban pajak yang akan

dibayarkan perusahaan semakin besar, sehingga dapat
memicu terjadinya tax avoidance pada perusahaan
tersebut.
 Kasus coca cola indonesia

Berdasarkan artikel “Coca-Cola diduga akali pajak” (www.kompas.com, Mustami. A.A,

2014) terdapat indikasi penghindaran pajak yang dilakukan PT Coca Cola Indonesia yaitu
pada tahun pajak 2002-2004, dan 2006.
Hasil pemeriksaan DJP menemukan bahwa adanya pembengkakan biaya iklan pada tahun
2002-2006 dengan total sebesar Rp. 566, 64 miliar.
Dengan adanya biaya iklan komersial yang besar sebagai deductible expense (UU PPh
Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 7, berdasarkan SE-9/PJ/2010) pajak terhutang PT Coca Cola
Indonesia menjadi lebih kecil dari seharusnya.
Perhitungan DJP menemukan bahwa total Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 603, 48
miliar sedangkan perhitungan dari PT CCI sebesar Rp. 492,59 miliar. Hal tersebut terdapat
selisih sebesar Rp. 49,24 miliar.
 Kasus coca cola indonesia

Berdasarkan artikel “Coca-Cola diduga akali pajak” (www.kompas.com, Mustami. A.A,

2014) terdapat indikasi penghindaran pajak yang dilakukan PT Coca Cola Indonesia yaitu
pada tahun pajak 2002-2004, dan 2006.
Hasil pemeriksaan DJP menemukan bahwa adanya pembengkakan biaya iklan pada tahun
2002-2006 dengan total sebesar Rp. 566, 64 miliar.
Dengan adanya biaya iklan komersial yang besar sebagai deductible expense (UU PPh
Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 7, berdasarkan SE-9/PJ/2010) pajak terhutang PT Coca Cola
Indonesia menjadi lebih kecil dari seharusnya.
Perhitungan DJP menemukan bahwa total Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp. 603, 48
miliar sedangkan perhitungan dari PT CCI sebesar Rp. 492,59 miliar. Hal tersebut terdapat
selisih sebesar Rp. 49,24 miliar.
 Menurut Higgins,
Omer, dan Phillips
(2014)
Tentang perusahaan
prospektor
Menurut Higgins, Omer, dan Phillips (2014) perusahaan dengan strategi prospektor lebih cenderung
melakukan perilaku penghindaran pajak lebih agresif daripada defender.

Terdapat beberapa faktor yang memicu penghindaran pajak

yaitu strategi dasar, perusahaan prospektor lebih
menekankan pada inovasi menghasilkan produk dan pasar
baru, sehingga cara penghindran pajak yaitu dengan
memanfaatkan tax benefit terkait inovasi seperti beban
R&D.
Faktor lainnya yaitu prospektor berpeluang berada pada
pasar yang dominan, dan memperoleh profit yang tinggi.
Perusahaan strategy prospector dapat
mengantisipasi risiko yang diambil dan
memiliki persiapan untuk menghadapi tindakan
penghindaran pajak yang dilakukan.

Sedangkan defender cenderung menempatkan

pada posisi yang aman dengan patuh terhadap
pembayaran pajak.

Dengan adanya peluang perancanaan pajak

yang lebih besar memungkinkan prospektor
lebih agresive pajak dalam memanfaatkan
peluang tersebut.
Thank you