Anda di halaman 1dari 40

Tuberkulosis Paru, Limfadenopati

Colli, Anemia, dan HIV pada Anak


Stevani (112018159)
Pembimbing : dr. Mustari M, Sp. A
Identitas Pasien
 PASIEN
 Nama Lengkap : Nn. Nabilah Andriyana Putri T. Suku Bangsa : Betawi
 Tanggal Lahir : 20 Oktober 2003 Usia : 16 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam
 Alamat : Krendang Timur 010/002 Pendidikan :-

 ORANG TUA
 IBU
 Nama lengkap : Ny. Tatu Yuliana Agama : Islam
 Tanggal lahir : 26 Januari 1986 Usia : 33 tahun
 Suku Bangsa : Betawi Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Alamat : Jl. Duta Bandara Penghasilan :-

Tanggal Masuk RS : 30 September 2019 Jam 06.10 WIB


Tanggal Pemeriksaan : 1 Oktober 2019 Jam 10.30 WIB

ANAMNESIS
Dilakukan di : Bangsal Melati 5304
Diambil dari : Alloanamnesis dengan orang tua (Ibu) pasien
Tanggal : 1 Oktober 2019 Jam 10.30 WIB
Anamnesis

 Keluhan Utama : Bengkak pada leher sejak 2 hari SMRS


 Keluhan Tambahan : Demam 5 hari SMRS, batuk
Riwayat Perjalanan Penyakit
• Bengkak pada leher kanan dan kiri sejak 2 hari SMRS, bengkak sejak 1 bulan terakhir,

2 hari SMRS bengkak semakin membesar, disertai nyeri

• Demam tinggi terus menerus sampai menggigil


5 hari SMRS

• Pasien dirawat dengan keluhan batuk 2 minggu SMRS, sesak, demam naik turun, BB
menurun ± 7,5 kg dalam 1 bulan terakhir, keringat dingin di malam hari, lemas, pusing,

1 bulan SMRS pucat sejak 2 minggu SMRS. Pada saat dirawat, pasien didiagnosa HIV stadium II, TB
Paru, anemia gravis, hipoalbumin

Pasien saat ini sedang menjalani pengobatan TB Paru bulan pertama, dan pasien
mendapatkan terapi ARV (Duviral + Efavirenz) sejak 1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien tidak pernah mempunyai riwayat penyakit seperti
ini sebelumnya dan riwayat penyakit lain juga di sangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit Ya Tidak Hubungan

Alergi - + -

Asma - + -

Tuberkulosis + - Tante (adik dari Ibu)

Hipertensi - + -

Diabetes - + -

Kejang Demam - + -

Epilepsi - + -

HIV - + -
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN

Perawatan antenatal : rutin dan teratur di rumah sakit


Penyakit kehamilan : tidak ada

KELAHIRAN

Anak lahir cukup bulan secara spontan


Lahir langsung menangis
Lahir sehat tidak ada kelainan
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
 Pertumbuhan gigi pertama: tidak diketahui
 Psikomotor:
• Tengkurap: tidak diketahui
• Duduk: tidak diketahui
• Berdiri: tidak diketahui
• Berjalan: tidak diketahui
• Berbicara: tidak diketahui
• Membaca dan menulis: tidak diketahui
 Gangguan perkembangan mental/emosi : Tidak ada
Riwayat Imunisasi

 ( + ) Hep B, 3 kali

 ( + ) BCG, 1 kali

 ( + ) Polio, 4 kali

 ( + ) DPT, 3 kali

 ( + ) Campak, 1 kali

Kesan: Imunisasi dasar lengkap

Riwayat Nutrisi

 Susu : ASI eksklusif

 Makanan padat : Tidak ingat dimulai diusia berapa

 Makanan sekarang : Makanan bervariasi, frekuensi makan 3-4x/ hari

Kesan nutrisi : Nutrisi cukup


Pemeriksaan Fisik
 Dilakukan pada tanggal 1 Oktober 2019, pukul 10.30 WIB

PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 104/86 mmHg

Frekuensi nadi : 124 kali/menit

Frekuensi napas : 24 kali/menit

Suhu : 38oC

SpO2 : 97%
Data Antropometri
Berat badan : 31 kg
Panjang badan : 149 cm

BB/U: (31/54) x 100% = 57%


(BB Buruk)
TB/U: (149/163) x 100% = 91%
(TB Normal)
BB/PB: (31/40) x 100% = 77%
(Gizi Kurang)
PEMERIKSAAN SISTEMATIS

Kepala : Bibir : Tonsil :


simetris, T1-T1 tenang,
Normocephal, mukosa bibir detritus (-),
simetris kering, pseudomembr
sianosis (-) an (-)

Rambut dan
kulit kepala : Hidung :
Faring,
Normal, warna Simetris, Langit-langit,
septum deviasi Lidah :
hitam, -/-sekret -/-,
distribusi Normal, tidak
epistaksis -/-,
merata ada kelainan
krepitasi -/-

Mata :
Telinga : Leher :
Normal, simetris, Bentuk
konjungtiva Teraba
anemis -/-, sklera normal, liang pembesaran
ikterik -/-, pupil telinga kelenjar getah
lapang, bening di leher
isokor, reflex kanan dan kiri
cahaya +/+ serumen -/-
Thorax
 Inspeksi:

Bentuk dada normal, simetris, tidak tampak kelainan. Iktus kordis tidak terlihat

 Palpasi:

Tidak teraba penonjolan abnormal. Iktus kordis teraba pada sela iga ke 4 garis mid-
klavikularis kiri

 Perkusi:

Sonor dikedua lapang paru

 Auskultasi:

Suara nafas vesikuler (+) di kedua lapang paru, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
 Bunyi Jantung I dan II murni regular, murmur (-), gallop (-)
 Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak, tidak tampak kelainan
 Palpasi: Ictus cordis teraba kuat pada ICS IV garis midclavicularis kiri
 Perkusi: Pekak
 Auskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, murmur(-) , gallop (-)

Abdomen
 Inspeksi : Bentuk normal, massa (-), bekas operasi (-)
 Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) massa (-)
 Perkusi : Timpani di seluruh lapang perut
 Auskultasi : Bising usus (+)
Ekstremitas

 Ekstremitas atas : Akral hangat, tampak pucat, deformitas (-), edema -/-,

CRT < 2 detik

 Ekstremitas bawah : Akral hangat, tampak pucat, deformitas (-), edema -/-,
CRT < 2 detik

Tulang belakang : Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)

Kulit : Tidak tampak kelainan


PEMERIKSAAN PENUNJANG SAAT DIRAWAT
SEBELUMNYA

Tanggal 6 September 2019


PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
Anti HIV Hasil
Reagen 1 Reaktif
Reagen 2 Reaktif
Reagen 3 Reaktif

PEMERIKSAAN LAIN-LAIN
Mycobacterium tuberculosis (MTB) : Terdeteksi
PP 30 September 2019 (RSUD Tarakan)
Hasil Unit Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin (Hb) *9.0 g/dL 11.0 - 14.7
Hematokrit (Ht) *26.4 % 35.2 - 46.7
Eritrosit 3.86 10^6/μL 3.72 - 5.06
Leukosit *22.50 10^3/μL 3.17 - 8.40
Trombosit 387 10^3/μL 167 - 390
MCV *68.4 % 87.1 - 102.4
MCH *23.3 pg 26.8 - 32.4
MCHC *34.1 % 29.6 – 32.5
ELEKTROLIT
Elektrolit (Na,K,Cl)
Natrium (Na) 135 mEq/L 135-150
Kalium (K) 3.9 mEq/L 3.6-5.5
Klorida (Cl) 104 mEq/L 94-111
1 Oktober 2019 (RSUD Tarakan)

IMUNOSEROLOGI
CRP Kuantitatif *6.40 mg/L (N : <0.80)

Pemeriksaan Radiografi Soft Tissue Leher:


Kesan :
Penebalan jaringan lunak di regio colli
Penebalan jaringan lunak di retrotrakea dan retrofaring
3 Oktober 2019 (RSUD Tarakan)
CT Nasopharynx dengan Kontras Intravena

Kesan :

Rongga nasofaring asimetris, penebalan dinding nasopharynx bilateral terutama kiri, dd/

adenoid hipertrofi, massa nasofaring

Limfadenopati di regio spasium parafaring bilateral, suspek menginflitrasi Mm. pterygoid

medial et lateral kanan-kiri, dd/ abses.

Limfadenopati berkonglomerasi di regio submandibular, colli hingga supraklavikula bilateral.


PP 5 Oktober 2019 (RSUD Tarakan)
Hasil Unit Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin (Hb) *7.4 g/dL 11.0 - 14.7
Hematokrit (Ht) *20.8 % 35.2 - 46.7
Eritrosit *3.14 10^6/μL 3.72 - 5.06
Leukosit *13.06 10^3/μL 3.17 - 8.40
Trombosit 390 10^3/μL 167 - 390
MCV *66.2 % 87.1 - 102.4
MCH *23.6 pg 26.8 - 32.4
MCHC *35.6 % 29.6 – 32.5
HEMOSTASIS
Masa Protrombin
PT (Pasien) *13.2 detik 9.3 - 11.4
PT (Kontrol) 10.9 detik 9.1 - 12.3
APTT
APTT (Pasien) *49.5 detik 29.0 - 40.2
APTT (Kontrol) 32.5 detik 28.0 - 37.8
FUNGSI HATI
SGOT (AST) *333 U/L <31
SGPT (ALT) *71 U/L <31
ELEKTROLIT
Kalsium (Ca Total) *7.7 mg/dL 8.6 - 10.3
Natrium (Na) *130 mEq/L 135 - 150
Kalium (K) 4.3 mEq/L 3.6 - 5.5
Klorida (Cl) 101 mEq/L 94 - 111
PP 5 Oktober 2019 (RSUD Tarakan)
X Foto Thorax PA

Kesan : Tidak tampak

kelainan radiologis pada

Jantung dan Paru


PP 7 Oktober 2019 (RSUD Tarakan)
Hasil Unit Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin (Hb) *10.6 g/dL 11.0 - 14.7
Hematokrit (Ht) *31.8 % 35.2 - 46.7
Eritrosit 4.32 10^6/μL 3.72 - 5.06
Leukosit 7.50 10^3/μL 3.17 - 8.40
Trombosit *481 10^3/μL 167 - 390
MCV *73.6 % 87.1 - 102.4
MCH *24.5 pg 26.8 - 32.4
MCHC *33.3 % 29.6 – 32.5
FUNGSI HATI
SGOT (AST) *69 U/L <31
SGPT (ALT) *71 U/L <31
Ringkasan
Seorang anak perempuan usia 16 tahun dengan keluhan bengkak pada leher kanan dan kiri

sejak 2 hari SMRS, keluhan didahului demam menggigil sejak 5 hari SMRS, batuk kering yang

tidak disertai dahak. Pasien baru pulang rawat dari RSUD Tarakan, dengan HIV stadium II, TB

Paru, anemia gravis, dan hipoalbumin.

Pasien saat ini sedang menjalani pengobatan TB Paru bulan pertama, dan pasien mendapatkan

terapi ARV (Duviral + Efavirenz) sejak 1 minggu SMRS. Pasien memiliki kontak dengan tante

pasien yang sudah meninggal setelah menjalani 3 bulan pengobatan tuberkulosis.

Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dalam batas normal, ditemukan pembesaran kelenjar

getah bening di leher kanan dan kiri.

Pada pemeriksaan laboratorium pada tanggal 30 September 2019, didapatkan Hb 9 g/dL, Ht

26,4 %, Leukosit 22.500.


Diagnosis
 Diagnosis Kerja :
HIV Stadium III
TB Paru on OAT bulan pertama
Limfadenopati Colli
Anemia akibat Infeksi Kronis
Penatalaksanaan
 IVFD Kaen 3B 10cc/jam
 Inj Ceftriaxone 2x1gr
 Metronidazole loading dose 450mg dalam 1 jam,
selanjutnya 3x225 mg IV
 PCT pulv 400mg jika suhu >38
 Duviral 2x1/2 tab
 Efavirenz 2x1/2 tab
 OAT FDC (Anak) 3x1 tab (Rifampisin 75 mg, isoniazid 30
mg, pyrazinamid 180 mg)
Prognosis
 ad vitam : dubia ad malam
 ad functionam : dubia ad malam
 ad sanationam : dubia ad malam
Follow Up
Tanggal 1 Oktober 2019
S Bengkak pada leher kanan dan kiri sejak 2 hari SMRS, keluhan didahului demam sejak 5
hari SMRS, batuk kering, lemas (+), mual (-), muntah (-)

O KU :Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis


TD : 104/86 mmHg. RR : 24 kali/menit SpO2 : 97%
HR : 124 kali/menit S : 38oC
PF : Sama dengan pemeriksaan sebelumnya

A HIV Stadium III


TB Paru on OAT bulan pertama
Limfadenopati Colli
Anemia akibat Infeksi Kronis
P - Th/ lanjut
- USG Soft Tissue leher kanan-kiri
- Periksa CRP
- Konsul Sp. THT
Follow Up
Tanggal 2 Oktober 2019 – 4 Oktober 2019
S Demam (+) naik turun, batuk kering masih ada, bengkak pada leher (+), nyeri menelan
(+), diare >10x, ampas (+), lendir(+), lemas (+), sesak (-), mual (-), muntah (-)

O KU:Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis


TD : 100/94 mmHg. RR : 25 kali/menit SpO2 : 98%
HR : 110 kali/menit S : 39,1oC
PF : Sama dengan pemeriksaan sebelumnya
A HIV Stadium III
TB Paru on OAT bulan pertama
Limfadenopati Colli
Anemia akibat Infeksi Kronis
Gastroenteritis Akut
P  Zinc 1x20mg
 Probiokid 1x1 sachet
 Oralit 400cc setiap diare
 CT-Scan Nasofaring dengan kontras
 Th/ Lain dilanjutkan
Follow Up
Tanggal 5 Oktober 2019
S Demam (+), diare (+), ampas (+), lendir (+), bengkak pada leher (+)
O KU:Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
TD : 96/74 mmHg. RR : 21 kali/menit SpO2 : 98%
HR : 105 kali/menit S : 38,2oC
PF : Sama dengan pemeriksaan sebelumnya

A HIV Stadium III


TB Paru on OAT bulan pertama
Hepatotoksisitas imbas obat antituberkulosis
Limfadenopati Colli
Anemia akibat Infeksi Kronis
Gastroenteritis Akut
P  Inj Cefriaxone stop, OAT stop
 Meropenem 3x1 gram IV
 Cotrimoxazole 1x1
 Prednisone 3x2tab (10mg) selama 5 hari
 Cek H2TL, Elektrolit, Fungsi Hati
 Rontgen Thorax PA
 Tranfusi PRC 10cc/kgBB dalam 4 jam serial 2x interval 12 jam
 Th/ lain dilanjutkan
Follow Up
Tanggal 6 Oktober 2019 – 7 Oktober 2019
S Demam (-), diare (-), masih lemas, benjolan di leher tidak bertambah besar, tidak
nafsu makan
O KU:Tampak sakit sedang Kesadaran: Compos mentis
TD : 100/77 mmHg. RR : 21 kali/menit SpO2 : 99%
HR : 98 kali/menit S : 37oC
PF : Sama dengan pemeriksaan sebelumnya
A HIV Stadium III
TB Paru on OAT bulan pertama
Hepatotoksisitas imbas obat antituberkulosis
Limfadenopati Colli
Anemia akibat Infeksi Kronis
P  Cek Ulang H2TL, Elektrolit, Fungsi Hati (12 jam post tranfusi)
 Th/ lain dilanjutkan
Follow Up
Tanggal 8 Oktober 2019 – 10 Oktober 2019
S Tidak ada keluhan, pasien mulai mau makan, mual (-), muntah (-)
O KU:Tampak sakit ringan Kesadaran: Compos mentis
TD : 112/81 mmHg. RR : 24 kali/menit SpO2 : 99%
HR : 110 kali/menit S : 36,5oC
PF : Sama dengan pemeriksaan sebelumnya
A HIV Stadium III
TB Paru on OAT bulan pertama
Hepatotoksisitas imbas obat antituberkulosis
Limfadenopati Colli
Anemia akibat Infeksi Kronis
P  BLPL
 Cotrimoxazole 1x1 tab
 Cefixime 2x1 tab
 Duviral 2x1/2 tab
 Efavirenz 2x1/2 tab
 Kontrol di poliklinik anak
Analisa kasus
 HIV (Human Immunodeficiency Virus): virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia.
 Gejala : demam, batuk, atau diare yang terus-menerus
 Diagnosa HIV/AIDS berdasarkan faktor risiko, manifestasi
klinis, serta hasil pemeriksaan darah
Analisa kasus
Prinsip diagnosis infeksi : Uji virologis dan uji serologis

Uji virologis yang dianjurkan :

- HIV DNA kualitatif

- HIV RNA kuantitatif

Uji serologis terdiri atas :

- Tes cepat

- Tes Enzyme Immunoassay

- Tes Western Blot Tes

Hal ini sesuai dengan pemeriksaan penunjang yang dilakukan : Anti HIV
menunjukkan hasil reaktif pada reagen 1, reagen 2, dan reagen 3
Analisa kasus

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan


olah kuman TB (Mycobacterium tuberculosis)

Penegakan diagnosis TB paling tepat : ditemukan kuman TBC


(dahak, bilasan lambung, biopsi)

Diagnosis TBC anak : gambaran klinis, gambar foto rontgen dada


dan uji tuberkulin
Analisa kasus
Anak dicurigai tuberkulosis jika :

 Kontak (serumah) dengan penderita TBC BTA (+)

 Reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG (dalam 3-7 hari)

 Gejala umum TBC:

Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut

Tidak ada nafsu makan (anoreksia)

Gagal tumbuh

Pada pasien terdapat gejala yang sesuai : batuk lama, berat badan menurun ± 7,5 kg
dalam 1 bulan, demam lama/berulang tanpa sebab jelas, adanya pembesaran
kelenjar getah bening pada leher kanan dan kiri, serta adanya riwayat kontak TB
Analisa kasus

Segera setelah diagnosis infeksi HIV ditegakkan, dilakukan penilaian stadium klinis.

Klasifikasi WHO berdasarkan penyakit yang secara klinis berhubungan dengan HIV

Stadium 1 :Asimtomatik

Stadium 2 : Ringan

Stadium 3 :Sedang

Stadium 4 : Berat

Pada kasus ini anak didiagnosis HIV Stadium III berdasarkan keluhan klinis
Analisa kasus

Salah satu manifestasi klinis yang terinfeksi M.tuberculosis


adalah pembesaran kelenjar getah bening pada regio colli, axilla,
inguinal, abdominal yang sering di sebut tuberkulosis kelenjar.

Pasien datang dengan keluhan bengkak pada leher kanan dan kiri
sejak 2 hari SMRS, bengkak sudah mulai dirasa sejak 1 bulan
terakhir, semakin membesar, kadang-kadang disertai rasa nyeri.
Analisa kasus
Anemia adalah penurunan kemampuan darah untuk mengangkut
oksigen yang diakibatkan oleh penurunan massa sel darah merah
(SDM) total dalam sirkulasi sampai dibawah normal.

Hal ini dapat dilihat dari konsentrasi hematokrit (Ht) dan


Hemoglobin (Hb) yang rendah.

Sesuai dengan keluhan pada pasien ini (sangat lemas, pucat, tidak
mau makan dan minum selama di rumah dan tidak mau
beraktifitas, pasien hanya tidur)
Analisa kasus
Pada pasien ini didapati adanya penurunan Hb(9g/dL), MCV (68.4%),
MCH (23.3pg), MCHC (34.1%), sehingga dapat ditegakkan diagnosis
anemia mikrositik hipokrom.

Salah satu penyebab dari anemia mikrositik hipokrom adalah akibat


penyakit kronis.

Pasien ini sedang menjalani pengobatan HIV selama 1 minggu,


sehingga penyebab anemia pada pasien ini kemungkinan
disebabkan oleh karena infeksi kronis yang diderita oleh pasien

Anda mungkin juga menyukai