Tuna Grahita
Tuna Grahita
TUNA GRAHITA
Anis Zakiyah 23010170006
Umi Ana Fahroni 23010170103
M. Arif Ariza 23010170241
Siti Kurnia Kusumaningsih 23010170329
Definisi Tuna Grahita
Indonesia ini dikenal sebagai negara yang kaya akan kemajemukannya. Serta
kebinekaan budayanya. Sebut saja salah satu etnis suku bangsa yang terrkenal di Indonesi,
yaitu Jawa. Suku Jawa ini terkenal akan penyebarannya di setiap daerah yang ada di
Indonesia. Bahkan dapat dikatakan setiap provinsi yang ada di Indonesia pastilah ada
penduduk yang bersuku Jawa
Menurut Hildred Geertz dalam bukunya Keluarga Jawa beliau menjelaskan, bahwa jika
dipahami pertalian keluarga Jawa ini secara keseluruhan mempunyai ikatan-ikatan social
yang ketat, khas, dan askriptif yang hanya memainkan peranan sekunder dalam struktur
masyarkatnya.
Selain itu dia juga mengatakan bahwa di mata orang Jawa setiap anggota keluarga
merupakan suatu pribadi yang tunggal. Bagaimana ia akan bersikap terhadap anggota
keluarga ini merupakan fungsi dari sekurang-kurangnya enam faktor yang berbeda: seks,
umur, posisi kelas, pandangan ideology keagamaan, persaan pribadi, dan pertalian
kekeluargaan. Di luar lingkarang keluarga terdekat, unsure pertalian kekeluargaan tersebut
sering merupakan faktor yang terlemah diantara enam faktor tersebut. Walaupun demikian,
bagi orang Jawa kelurga, yaitu orang tua, anak-anak dan biasanya suami atau istri mereka
merupakan hal yang paling terpenting dalam hidup. Merekalah yang memeberikan
kesejahteraan emosional dan juga titik keseimbangan dalam orientasi social. Merekalah
yang memeberikan bimbingan moral, membantunya dari masa anak-anak ke masa tua
dengan mempelajari nilai-nilai budaya Jawa.
Identifikasi/ Klasifikasi Tuna Grahita
Menurut Prof. Dr. Koentjraningrat dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia, beliau menjelaskan bahwa pada masyarakat Jawa berlaku adat-adat
yang menentukan bahwa dua orang tidak boleh saling kawin apabila mereka itu
saudara sekandung (pancer lanang), yaitu anak dari dua orang saudara sekandung
laki-laki lebih muda menurut ibunya dari pihak wanita.
Ada macam-macam perkawinan lain dan yang diperbolehkan, yakni ngarang
wulu serta wayuh. Perkawinan ngarang wuluh adalah suatu perkawinan seorang
duda dengan seorang wanita salah satu dik dari almarhum isterinya. Jadi
merupakan perkawinan sorotan. Adapun wayuh ialah perkawinan lebih dari
seorang istri (poligami).
CIRI-CIRI TUNA GRAHITA