Anda di halaman 1dari 33

BAGIAN JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA


RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH 2019

Laporan kasus
Laporan Kasus

INFARK MIOKARD AKUT DENGAN


ST ELEVASI

Pembimbing: Disusun Oleh :


dr. Adi Purnawarman, Sp.JP(K)-FIHA,FAsCC Yuni Andikasari Bintang
130611031
BAB 1 PENDAHULUAN

Pendahuluan
PENDAHULUAN

Sindrom Koroner Akut


Kumpulan gejala klinis akibat tersumbatnya
arteri coroner  matinya sel-sel otot
jantung pada daerah vaskularisasi arteri
koroner
SKA

STEMI NSTEMI UAP


DATA RISKESDAS 2013
Prevalensi SKA di Indonesia Prevalensi SKA di Aceh

1,5 % 2,3 %
WHO,2012

63% penyebab kematian di dunia

Penyakit kardiovaskular

Sindrom American Heart Association


18% pada pria dan 23% pada wanita dengan
Koroner Akut usia < 40 tahun meninggal dalam kurun waktu
1 tahun yang memiliki infark miokard untuk
(SKA) diagnosa pertama

4
BAB 2 LAPORAN KASUS

Laporan Kasus
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri Dada
Keluhan Tambahan :Pusing, sesak napas dan berkeringat dingin.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien laki-laki berusia 53 tahun datang dibawa oleh keluarga dengan


keluhan dada terasa berat yang di alami sejak ± 26 jam yang lalu disertai
nyeri dada yang tembus ke punggung belakang, keluhan makin lama terasa
makin memberat, nyeri dada dirasakan saat berbaring, dada berdebar-
debar, cepat lelah dan berkeringat dingin disertai dengan mual muntah dan
pusing seperti berputar. Sebelumnya pasien sudah pernah berobat ke RSUD
sigli namun keluhan yang dirasakan tidak berkurang dengan istirahat. BAB
dan BAK normal Riwayat DM > 10 tahun, Riwayat Hipertensi 4 tahun yang
lalu dan pasien juga memiliki riwayat merokok > 10 tahun dan pasien juga
merupakan seorang perawat anestesi.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien memiliki riwayat DM sejak 10 yang lalu dan riwayat
hipertensi 4 tahun yang lalu.
Riwayat Pengobatan
• Metformin 3 mg
• Amlodipin 5mg
Riwayat Keluarga
• Ayah kandung pasien mempunyai riwayat DM dan hipertensi.

Riwayat Kebiasaan Sosial


• Pasien memiliki riwayat merokok sejak 10 tahun yang lalu, dengan
jumlah satu bungkus per hari, pasien jarang berolahraga dan
riwayat minum alkohol disangkal.
TANDA VITAL

BB : 70kg
GCS 15 TB :170cm
100x/i 24x/ 36,5°C
KU : 140/90 BMI
(regular) menit (Aksila)
Sedang :24,22
normal

9
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA : MATA
Normochephali, warna Konjungtiva palp. Inf. Pucat (-/-),
rambut hitam sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
T/H/M : dbn RCL/RCTL (+/+)
LEHER : Pembesaran KGB
(-) THORAX
TVJ: R-2cmH20 I :Simetris, Retraksi intercostal (-)
retraksi supraclavikular (-)
ABDOMEN P : Nyeri tekan (-), Fremitus normal
simetris, distensi (-), H/L/R P : Sonor di lapang paru
: tidak teraba, Timpani (+), A : Ves (+/+), rh (+/+) 1/3 lapangan
paru, wh (-/-)
shifting dullness (-)
Peristaltik usus : dbn
COR
I: Ictus cordis tidak terlihat
P: Ictus cordis teraba di ICS V
EXTREMITAS LMCS
SUPERIOR INFERIOR P: Atas ICS II LMCS
Ekstremitas Inferior: akral Kanan ICS IV parasternal
dingin (+), sianosis (-), Kiri1 jari lateral ICS V LMCS,
edema(-) Auskultasi: BJ I> BJ II, regular,
murmur (-)
PEMERIKSAAN EKG, 14/6/19, 20:00
WIB

Kesimpulan : Sinus ritme, HR 97 kali/menit, regular, normoaxis dengan


injuri inferior of STEMI.

11
PEMERIKSAAN EKG, 15/6/19, 20:00
WIB

Sinus takikardi, HR 103 kali/menit, regular dengan acute STEMI high lateral.
12
L
A
B
O
R
A
T
O
R
I
U
M
RESUME

 Pasien laki-laki berusia 53 tahun datang dibawa oleh keluarga dengan


keluhan nyeri dada yang dirasakan sejak ± 26 jam SMRS. Nyeri dirasakan
saat pasien berbaring dan bersifat menekan, nyeri terasa seperti tembus
kebelakang. Pasien juga merasa dada berdebar-debar. Disertai nyeri dada
tembus ke punggung belakang, keluhan dirasakan makin lama semakin
memberat, mudah lelah, berkeringat dingin disertai dengan mual muntah
dan pusing seperti berputar. Sebelumnya pasien sudah berobat ke RSUD
sigli namun keluhan yang dirasakan tidak berkurang dengan istirahat. BAB
dan BAK normal Riwayat DM > 10 tahun, riwayat hipertensi 4 tahun yang
lalu dan riwayat perokok berat > 10 tahun dan pasien merupakan seorang
perawat anestesi. Saat awal serangan nyeri pada skala 6/10, namun saat
tiba di rumah sakit nyeri pada skala 4/10. Hasil pemeriksaan fisik kesadaran
compos mentis, TD 160/90mmHg, HR: 100x/I, RR: 24x/I, T:36,5Cº, IMT normal
dan akral hangat. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan Kadar Gula Darah Sewaktu 234 mg/dl dan hasil Pemeriksaan
EKG dijumpai adanya ST Elevasi lateral : I, AVL dengan acute STEMI high
lateral.
• 1. Acute STEMI High lateral killip II, TIMI 8/14 Gs 112.
DIAGNOSA • 2. DM tipe II
• 3. Hipertensi St II

• Non-Medikamentosa
• Bed rest
• O2 2L/menit via nasal kanul
• Diet jantung MII 1700 kkal/Hari

• Medikamentosa
• -Drip NTG 5meg/menit
• -Ivfd Nacl 0,9 % 10 tpm
TATALAKSANA • -Inj.Lovenox 0,6cc 11/12 jam
• -Inj omeprazole 30 mg/12 jam
• -Inj novorapid 20-20-16 iu
• - Plavix 1 x 150 mg 1x85 mg
• -Aspilet 1x80 mg
• -Amlodipin 1 x 5 mg
• -Atorvastatin 1x80 mg
• -Alprazolam 1x0,5 mg
• -Laxadine syr 1xc 2
15/06/2019 S/ Pasien mengeluhkan nyeri dada berkurang, berdebar-debar masih Th/
(H1) dirasakan, sesak nafas berkurang. -Diet jantung MII 1700 kkal/H
Kardiologi O/ Kesadaran : Compos Mentis -Drip NTG 5meg/menit
TD : 140/82 mmHg -Ivfd Nacl 0,9 % 10 tpm
HR: 86 x/i -Inj.Lovenox 0,6cc 11/12 jam
RR: 20 x/i -Inj omeprazole 30 mg/12 jam
T : 36,70C -Inj novorapid 20-20-16 iu
GDS: 234 mg/dl -Iv Ca-gluconas 1gr/ 8jam
PF/ - Plavix 1x85 mg
Kepala : Normocephali,karakteristik -Aspilet 1x80 mg
rambut baik, edema wajah (-) -Atorvastatin 1x80 mg
Mata : Konj.palp.inf .pucat (-/-), -Amlodipin 1 x 5 mg
sklera ikterik (-/-),pupil isokor -Alprazolam 1x0,5 mg
3mm/3mm, RCL (+/+) RCTL (+/+), -Laxadine syr 1xCII
Telinga : Normotia P/
Hidung : Napas Cuping Hidung (-)
Mulut : Sianosis (-) - Poto thorax
Leher: TVJ R ± 2 cmH2O
Pembesaran KGB (-)
Toraks :
I: simetris saat statis atau dinamis
P: SF kanan =SF Kiri
P :Sonor (+/+)
A: Ves (+/+), Wh (-/-), Rh (+/+) 1/3 lapangan paru.
Jantung: BJ I>BJ II, reguler, bising(-)
Murmur (-) gallop (-)
Abdomen :
I : asites (-)
P : nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba
P :timpani (+)
A: peristaltik (+)
Extremitas :
Superior : pucat (-/-), edema (-/-)
Inferior : pucat (-/-), edema (-/-)
Akral hangat. CRT <2’
Ass/
-Acute STEMI High lateral killip II, TIMI 8/14 Gs 112
-DM tipe II
-Hipertensi St I
Tanggal/Hari Rawatan Catatan Instruksi

16/06/2019 S/Keluhan nyeri dada masih ada namun jauh berkurang, sesak napas tidak Th/
(H2) ada. -Drip NTG 30mg/menit
Kardiologi O/ Kesadaran : Compos Mentis -Ivfd Nacl 0,9 % 10 tpm
TD : 111/68 mmHg -Inj.Lovenox 0,6cc 11/12 jam
HR : 79 x/i -Inj omeprazole 30 mg/12 jam
RR : 20x/i -Iv Ca-gluconas 1gr/ 8jam
T : 36,60C - Plavix 1x150 mg
GDS: 214 mg/dl -Miniaspi 1 x 80 mg
PF/ -Atorvastatin 1x80 mg
Kepala : Normocephali,karakteristik -Amlodipin 1 x 5 mg
rambut baik, edema wajah (-) -Laxadine syr 1xCII
Mata : Konj.palp.inf .pucat (-/-),
sklera ikterik (-/-), pupil isokor P/-Cek hasil lab
3mm/3mm, RCL (+/+) RCTL (+/+),
Telinga : Normotia
Hidung : Napas Cuping Hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher: TVJ R ± 2 cmH2O
Pembesaran KGB (-)
Toraks :
I: simetris saat statis atau dinamis
P: SF kanan = SF Kiri
P :Sonor (+/+)
A: Ves (+/+), Wh (-/-), Rh (+/+) 1/3 lapangan paru.
Jantung: BJ I>BJ II, reguler, bising(-)
Abdomen :
I : asites (-)
P : nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba
P :timpani (+)
A: peristaltik (+)
Extremitas :
Superior : pucat (-/-), edema (-/-)
Inferior : pucat (-/-), edema (-/-)
Akral hangat. CRT <2’
Ass/
-Acute STEMI High lateral killip II, TIMI 8/14 Gs 112
-DM tipe II
- Hipertensi Stage I
17/06/2019 S/ Batuk, Dada terasa berat Th/
(H3) O/Kesadaran : Compos Mentis -Drip NTG 20mg/menit
Kardiologi TD : 129/72 mmHg -Ivfd Nacl 0,9 % 10 tpm
HR : 80 x/i - lovenox 2 x 96
RR : 20 x/i - lasix extra 1 amp/H
T : 36,50C - plavix 1 x 150 mg
GDS : 222mg/dl -Inj lansoprazole 30mg/24 jam
Ureum = 34 mg/dl -Miniaspi 1 x 80 mg
Creatinin = 1,39 mg/dl -Atorvastatin 1x40 mg
PF/ -Amlodipin 1 x 5 mg
Kepala : Normocephali,karakteristik
rambut baik, edema wajah (-)
Mata : Konj.palp.inf .pucat (-/-), P/ - Echo
sklera ikterik (-/-), pupil isokor -susul x ray thorax
3mm/3mm, RCL (+/+)RCTL(+/+),
Telinga : Normotia
Hidung : Napas Cuping Hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher: TVJ R ± 2 cmH2O
Pembesaran KGB (-)
Toraks :
I: simetris saat statis atau dinamis
P: SF kanan =SF Kiri
P :Sonor (+/+)
A: Ves (+/+), Wh (-/-), Rh (+/+) 1/3 lapangan paru.
Jantung: BJ I>BJ II, reguler, bising(-)
Abdomen :
I : asites (-)
P : nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba
P :timpani (+)
A: peristaltik (+)
Extremitas :
Superior : pucat (-/-), edema (-/-)
Inferior : pucat (-/-), edema (-/-)
Akral hangat. CRT <2’
Ass/
-Acute STEMI High lateral killip II, TIMI 8/14 Gs 112
-DM tipe II
- Hipertensi Stage I
18/06/2019 S/Nyeri dada berkurang Th/
(H+4) O/Kesadaran : Compos Mentis - Bedrest + mobilisasai
Kardiologi TD : 110/70 mmHg - Diet NTG 20mg/menit
HR : 82 x/i
- Diet jantung MII 1700 kkal/hari
RR : 20 x/i
T : 36,50C - Ivfd Nacl 0,9 % 10 tpm
GDS : 212 mg/dl - SC Novorapid 20-20-20 iu
PF/ - Inj lansoprazole 30 mg/24j
Kepala : Normocephali,karakteristik - Plavix 1 x 150 mg
rambut baik, edema wajah (-) - Miniaspi 1 x 80 mg
Mata : Konj.palp.inf .pucat (-/-),
- Atorvastatin 1 x 40 mg
sklera ikterik (-/-), pupil isokor
- Laxadyn syr 1 x CII
3mm/3mm, RCL (+/+)RCTL(+/+),
Telinga : Normotia - Alprazolam 1 x 0,25 mg
Hidung : Napas Cuping Hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher: TVJ R ± 2 cmH2O
Pembesaran KGB (-)
Toraks :
P/
I: simetris saat statis atau dinamis
P: SF kanan =SF Kiri
P :Sonor (+/+)
A: Ves (+/+), Wh (-/-), Rh (+/+) 1/3 lapangan paru.
Jantung: BJ I>BJ II, reguler, bising(-)
Abdomen :
I : asites (-)
P : nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba
P :timpani (+)
A: peristaltik (+)
Extremitas :
Superior : pucat (-/-), edema (-/-)
Inferior : pucat (-/-), edema (-/-)
Akral hangat. CRT <2’
Ass/
-Acute STEMI High lateral killip II, TIMI 8/14 Gs 112
-DM Tipe II
- Hipertensi Stage I
19/06/2019 S/Nyeri dada berkurang Th/
(H+5) O/Kesadaran : Compos Mentis -Bedrest + mobilisasi
Kardiologi TD : 100/60 mmHg -Diet jantung MII 1700 kkal/hari
HR : 74 x/i -Ivfd Nacl 0,9% 10 tpm
RR : 20x/i -SC Lovenox 0,6 cc/12jam
T : 36,50C -inj lansoprazole 30 mg/24 jam
GDS : 199mg/dl -Clopidogrel 1 x 75 mg
PF/ -Miniaspi 1 x 80 mg
Kepala : Normocephali,karakteristik -Atorvastatin 1 x 80 mg
rambut baik, edema wajah (-) -Alprazolam 1 x 0,25 mg
Mata : Konj.palp.inf .pucat (-/-), -Laxadyn syr 1 x CII
sklera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm/3mm, RCL (+/+)RCTL(+/+),
Telinga : Normotia P/
Hidung : Napas Cuping Hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher: TVJ R ± 2 cmH2O
Pembesaran KGB (-)
Toraks :
I: simetris saat statis atau dinamis
P: SF kanan =SF Kiri
P :Sonor (+/+)
A: Ves (+/+), Wh (-/-), Rh (+/+) minimal.
Jantung: BJ I>BJ II, reguler, bising(-)
Abdomen :
I : asites (-)
P : nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba
P :timpani (+)
A: peristaltik (+)
Extremitas :
Superior : pucat (-/-), edema (-/-)
Inferior : pucat (-/-), edema (-/-)
Akral hangat. CRT <2’
Ass/
-Acute STEMI High lateral killip II, TIMI 8/14 Gs 112
-DM Tipe II
- Hipertensi Stage I
Tanggal/Hari Rawatan Catatan Instruksi

20/06/2019 S/Nyeri dada berkurang Th/


(H+6) O/Kesadaran : Compos Mentis -Bedrest + mobilisasi
Kardiologi TD : 130/90 mmHg -Diet jantung MII 1700 kkal/hari
HR : 88 x/i -Ivfd Nacl 0,9% 10 tpm
RR : 20 x/i -SC Novorepid 20-20-20 iu
T : 36,50C -inj lansoprazole 30 mg/24 jam
GDS : 194mg/dl -Plavix 1 x 150 mg
PF/ -Miniaspi 1 x 80 mg
Kepala : Normocephali,karakteristik -Atorvastatin 1 x 80 mg
rambut baik, edema wajah (-) -Alprazolam 1 x 0,25 mg
Mata : Konj.palp.inf .pucat (-/-), -Laxadyn syr 1 x CII
sklera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm/3mm, RCL (+/+) RCTL (+/+),
Telinga : Normotia P/ AAC PBJ hari ini
Hidung : Napas Cuping Hidung (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher: TVJ R ± 2 cmH2O
Pembesaran KGB (-)
Toraks :
I: simetris saat statis atau dinamis
P: SF kanan =SF Kiri
P :Sonor (+/+)
A: Ves (+/+), Wh (-/-), Rh (-/-)
Jantung: BJ I>BJ II, reguler, bising(-)
Abdomen :
I : asites (-)
P : nyeri tekan (-), H/L/R tidak teraba
P :timpani (+)
A: peristaltik (+)
Extremitas :
Superior : pucat (-/-), edema (-/-)
Inferior : pucat (-/-), edema (-/-)
Akral hangat. CRT <2’
Ass/
-Acute STEMI High lateral killip II, TIMI 8/14 Gs 112
-DM Tipe II
- Hiperten si Stage I
• Prognosis
• Quo ad vitam : Dubia ad malam
• Quo ad functionam : Dubia ad malam
• Quo ad sanactionam : Dubia ad
malam
BAB 3 PEMBAHASAN

Pembahasan
PEMBAHASAN
Kasus Teori
• Terdapat bebebrapa studi menyebutkan
• Pasien seorang laki-laki usia bahwa insiden kejadian SKA akan
53 tahun datng dibawa meningkat pada kelompok umur ≥ 45
keluarga dengan keluhan tahun, yang sesuai dengan teori bahwa
risiko PJK meningkat pada pria berusia
nyeri dada yang dirasakan ± ≥55 tahun, dan usia ≥ 45 tahun yang
23 jam jam SMRS. Nyeri dada berlaku jika onset menopause wanita
dirasakan hilang timbul, normal.
• Prevalensi angka kejadian pasien yang
memberat saat pasien mengalami SKA meningkat pada laki-laki
berbaring, bersifat menekan, sebesar 67,9% dibandingkan perempuan.
nyeri terasa seperti tembus Secara teori disebutkan bahwa
morbiditas laki-laki mengalami SKA yaitu
kebelakang. dua kali lebih besar daripada wanita dan
hampir terjadi 10 tahun lebih dini
dibandingkan wanita disebabkan karena
adanya estrogen endogen pada wanita
yang bersifat protektif, namun setelah
menopause meningkat dengan cepat dan
sebanding dengan laki-laki.
PEMBAHASAN
Kasus Teori
• Hal ini sesuai dengan keluhan
• Diagnosis STEMI ditegakkan pada pasien STEMI yaitu nyeri
berdasarkan keluhan yang dada tipikal yang merupakan
dialami pasien yaitu nyeri gejala kardinal pasien dengan
dada dirasakan hilang timbul, infark miokard akut, dengan sifat
memberat saat pasien nyeri lokasi sub/retrosternal,
berbaring, bersifat menekan, prekordial, rasa sakit seperti
nyeri terasa seperti tembus ditekan, rasa terbakar, ditindih
kebelakang, terasa seperti benda berat, ditusuk, dengan
terbakar. Pasien juga penjalaran ke lengan kiri, dapat
mengeluhkan mual dan juga ke leher, rahang bawah,
keringat dingin gigi, punggung/interskapula,
perut, dan dapat juga ke lengan
kanan, disertai gejala penyerta
yaitu mual, muntah, sulit
bernapas, keringat dingin,
cemas, dan lemas
PEMBAHASAN
Kasus Teori
• Beberapa studi menyebutkan bahwa
• Dari hasil anamnesis riwayat penderita diabetes, dislipidemia, dan
penyakit, pasien memiliki merokok memiliki kemampuan dalam
membentuk senyawa proatheroskelotik,
riwayat hipertensi tidak pro-inflamasi, dan protrombus yang
terkontrol. Riwayat DM (+) melalui proses kompleks
Riwayat Hipertensi (+), Pasien • Rokok dapat merangsang proses
aterosklerosis karena efek langsung
juga merupakan seorang terhadap dinding arteri.
perokok berat. • Riwayat DM yang dimiliki pasien menjadi
salah satu faktor risiko pada penyakit
sindrom koroner akut, diabetes mellitus
menyebabkan gangguan lipoprotein LDL
dihepar menurun, dan glikolasi kolagen
meningkat.Hal ini mengakibatkan
meningkatnya LDL yang berikatan
dengan dinding vaskular
PEMBAHASAN
Kasus Teori
• Kebiasaan memakan makanan
• Pasien juga memiliki yang berlemak dan jarang
kebiasaan makan makanan berolahraga dapat menyebabkan
yang berlemak dan jarang obesitas dan peningkatan
berolaharaga kolesterol dalam darah, sehingga
dapat mempermudah
terbentuknya trombus yang dapat
mengahambat aliran darah,
terutama pada pembuluh darah
koroner.
• Terjadinya trombus disebabkan
oleh ruptur plak yang kemudian
diikuti oleh pembentukan
trombus oleh trombosit. Lokasi
dan luasnya infark miokard
tergantung pada arteri yang oklusi
dan aliran darah kolateral
PEMBAHASAN
Kasus Teori

• Dari hasil pemeriksaan EKG


pada pasien ditemukan ST • Gambaran EKG pada pasien
STEMI berupa ST elevasi pada
elevasi pada I, AVL.
sadapan tertentu tergantung
pada lokasi anatomis jantung
yang terkena. Pada infark,
miokard yang mati tidak
mengkonduksi listrik dan gagal
untuk repolarisasi secara
normal, mengakibatkan elevasi
segmen
• Hasil ini menunjukkan bahwa
lokasi infark miokard terjadi
pada segmen Lateral jantung.
PEMBAHASAN
Kasus Teori
• Sesuai interpretasi KILLIP II yaitu tidak
• Dari hasil penentuan terdapat gagal jantung pada pasien
stratifikasi risiko pada pasien (ditandai dengan S3 dan ronkhi basah
yaitu pada setengah lapangan paru) dengan
angka mortalitas yaitu 13,6%.
• Killip II TIMI 8/14 GS 112. • Skor TIMI pada pasien yaitu 8/14 yaitu
terdapat 2 faktor risiko pada pasien
(Hipertensi, merokok), dan waktu
treatment > 4 jam.
• Skor GRACE pada pasien yaitu 112
yaitu skor >108 memiliki risiko
(kematian 1-3%). Berdasarkan skor
Grace untuk prediksi kematian 6 bulan
setelah keluar dari rumah sakit, skor
risiko Grace 89-118 mempunya risiko
kematian menengah yaitu 1-3%%.
BAB 4 KESIMPULAN

Kesimpulan
• STEMI
KESIMPULAN
merupakan bagian dari spektrum Sindrom
Koroner Akut yang menggambarkan rusaknya bagian
otot jantung secara permanen akibat oklusi total
pembuluh darah koroner oleh thrombus. Kondisi ini
merupakan keadaan darurat medis yang sangat
mengancam jiwa dan biasanya terkait dengan proses
penyakit yang disebut dengan aterosklerosis. Diagnosis
STEMI ditegakkan jika terdapat keluhan angina pectoris
akut disertai dengan adanya gambar EKG ST Elevasi
yang persisten di dua sadapan yang berdekatan.
• Tatalaksana STEMI adalah melakukan tindakan reperfusi
segera, membuka kembali clot atau sumbatan sehingga
darah dapat kembali mengalir dan kematian (infark)
otot jantung lebih lanjut dapat dicegah. TIndakan
reperfusi dapat menggunakan obat pengencer darah
yang kuat (fibrinolitik) atau dengan melakukan tindakan
intervensi jantung berupa kateterisasi koroner yang
dilanjutkan dengan pemasangan stent / ring
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai