Anda di halaman 1dari 15

PERHITUNGAN SUSUT TEGANGAN

( VOLTAGE DROP )
I. SUSUT TEGANGAN PADA SALURAN TIGA PHASA
SEIMBANG
Apabila melalui saluran listrik ( hantaran udara
atau kabel tanah ) disalurkan arus listrik, maka akan
dialami susut tegangan pada saluran akibat adanya
impedansi saluran. Susut tegangan ini perlu dihitung
untuk menjamin bahwa tegangan pelayanan di
konsumen terujung tidak dibawah batas minimum yang
diijinkan.
1.1.Rumus susut-tegangan-relatif untuk saluran tiga-
phasa seimbang
Untuk Tegangan Menengah
U 100 PL
d (%)  2
(r  x.tg )
U U

dimana:
U = susut tegangan phasa-phasa
U = tegangan nominal phasa-phasa
I = arus phasa
P = daya aktif yang disalurkan ( beban)
L = panjang saluran
r = tahanan linier saluran
x = reaktansi linier saluran
d =susut tegangan relatif
I.2. Momen Listrik Suatu Beban dan
Momen Listrik Ml
Momen listrik beban ( M) didefinisikan sebagai hasil
kali antara beban (P ) dan panjang saluran.( MW.km ).
M=P.L

Ml didefinisikan sebagai momen listrik suatu saluran


yang menyebabkan susut tegangan relative = 1%.
Untuk Tegangan Menengah

U2
Ml  .
1
MW .km
100 r  xtg
Harga Ml ditentukan oleh : tegangan pelayanan
nominal, impedansi linier saluran, dan faktor daya
beban.
Bila harga Ml sudah diketahui, maka menghitung
susut tegangan relative ( d) menjadi sederhana, yaitu
dengan rumus :
M
d
Ml

M =momen listrik beban (MW.km)


Ml = momen listrik (1%) saluran (MW.km)
d = susut tegangan relatif %
I.3. Diagram Ml

Untuk keperluan praktis dibutuhkan suatu cara


menghitung susut-tegangan-relatif dengan cepat
untuk berbagai macam sistem tegangan, saluran dan
berbagai beban.
Pada halaman berikut disajikan diagram untuk
menghitung harga Ml ( untuk tegangan menengah )
untuk saluran tiga phasa seimbang; parameter –
parameternya adalah: sistem tegangan, macam
saluran, dan faktor daya beban.
Hitung susut tegangan di titik titik A, B dan C pada
diagram saluran TM tersebut diatas.
Penyelesaian:
a) Momen beban di titik A : M = ( 5 MW + 3 MW ) x 2
km = 16 MW.km
Faktor daya ( p.f) di titik A:
3 5 (3  5) pf =0,83
 
0,9 0,8 pf

Untuk saluran utama (A3C 150 mm2, cos =0,83)


Ml = 8,6 MW.km
Maka susut tegangan di titik A:
16
d A  1,9%
8,6
b) Momen beban di titik B: M = 5 MW x 4 km = 20
MW.km
Untuk saluran utama (A3C. 150 mm2 , cos =0,8 );
Ml = 8,25 MW.km
Maka susut tegangan di titik B:
20
dB  d A   4,3%
8,25

c) Momen beban di titik C: M = 3 MW x 4 km = 12


MW.km
Untuk saluran cabang (A3C. 70 mm, cos =0,9 ); Ml =
6,6 MW.km
Maka susut tegangan di titik C
12
dC  d A   3,7%
6,6
II. SUSUT TEGANGAN PADA SALURAN TIGA
PHASA YANG DIBEBANI TIDAK SEIMBANG

Pembebanan saluran yang tidak seimbang


menyebabkan arus di satu phasa ( misalnya phasa R )
lebih tinggi dari phasa phasa lain.
Hal ini menyebabkan susut tegangan di phasa R akan
lebih besar daripada phasa lain
Phasa inilah yang menjadi titik perhatian kita, karena
tegangan pelayanan konsumen yang dilayani phasa R
tidak boleh dibawah harga yang diijinkan.
Di bawah ini disajikan rumus empiris yang praktis
U max  U . p atau dmax = d.p
p=(1+4,14  ) d max 
U max
U
IN U
 d (%)
I R  I S  IT U
U max =susut tegangan pada phasa dgn beban
terberat (volt)
U = susut tegangan bila beban seimbang (volt)
p = faktor pengali ketidak seimbangan beban
IN = besar arus di penghantar netral (hasil
pengukuran)
IR+IS+IT=besar arus di masing2 phasa (hasil ukur)
 =faktor ketidak seimbangan beban
Contoh pemakaian:
Konsumen berjarak 3 km dari gardu distribusi dilayani
pada sisi 20 kV dengan hantaran udara (A3C 70 mm2;
cos=0,9). Hasil pengukuran di gardu untuk jurusan
tersebut:
IR= 109 A; IS=112 A; IT=103 A; In = 31 A, cos=0,9
Hitung susut tegangan.
Perhitungan:
Total beban: 20 ( I R  I S  I T ) cos  =3,37 MW
3
Momen listrik beban =3,37 MW x 3 km = 10,11
MW.km
Untuk HU A3C 70 mm2, cos=0,9; Ml= 6,6 MW.km
Susut tegangan bila seimbang: M  10,11  1,53%
Ml 6,66
IN 31
   0,095
I R  I S  I T 109  112  103

p  (1  4,14 )  1,4

Jadi susut tegangan = d.p =(1,53)(1,4)% =2,14%


Anda mungkin juga menyukai