Anda di halaman 1dari 20

BAB X

-sifat dan definisi partisipasi politik


-partisipasi di negara demokrasi
-partisipasi di negara otoriter
-partisipasi politik di negara berkembang
-partisipasi politik melalui new social
movements(NSM) dan kelompok-kelompok
kepentingan
-beberapa jenis kelompok
*kelompok anomi
*kelompok nonasosiasional
*kelompok institusional
*kelompok asosiasional
*lembaga swadaya masyarakat(LSM) di
indonesia
RESUMAN BUKU DASAR DASAR ILMU POLITIK
BAB 7-BAB 12
Prof.Meriam Budiardjo
O
L
E
H
URSULA SUSANTI ROSAR
(201921020008)
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PRODI ADMINISTRASI NEGARA
Bab 7
Hak-Hak Asasi Manusia (HAM)
•Perkembangan Hak Asasi manusia di Eropa
Di Eropa barat pemikiran mengenai hak asasi berawal dari abad ke-17 dengan timbulnya
konsep Hukum Alam serta hak-hak alam. Akan tetapi, sebenarnya beberapa abad
sebelumnya, yaitu zaman Pertengahan, masalah hak manusia sudah mulai mencuat di
Inggris.
•Hak Asasi Manusia pada Abad ke-20 dan awal abad ke-21
Dalam perkembangan berikutnya terjadi perubahan dalam pemikiran mengenai hak
asasi, antara lain karena terjadinya depresi besar sekitar tahun 1929 hingga 1934, yang
melanda sebagaian besar dunia. Di Jerman,timulnnya Nazisme yang dipimpin Adolf
Hitler.banyak yang bermigrasi ke Amerika dan negara demokrasi lain.
Presiden Amerika Serikat,Roosevelt pada 1941 merumuskan empat kebebasan(the four
freedoms),yaitu kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat(freedom of
speech),kebebasan beragama(freedom of religion),kebebasan dari ketakutan(freedom of
fear),dan kebebasan dari kemiskinan(freedom from want). Kesenjangan antara golongan
kaya dan golongan miskin sedikit banyak dapat diatasi antara lain melalui sistem pajak
yang beban utamanya dipikul oleh golongan kaya. Dengan demikian,kebanayakan negara
demokrasi barat sudah mencapai tahap Negara Kesejahteraan(welfare state). Dibelahan
Timur Eropa telah terjadi perubahan besar yang dampaknya terasa diseluruh Eropa dan
Amerika.
. Rusia pada 11917 terjadfi revolusi menentang kekuasaan Tsar. Dipimpin Lenin(1870-1924)
golongan komunis berhasil mendirikan negara baru berdasarkan ideologi Marxisme-Leninisme
atay komunisme. Revolusi ini membawa penderitaan besaer bagi kalangan atas. Terutama
dibawah pimpinan Stalin,(1879-1953) pada tahun 1924,yang diangaap anti revolusioner dibunuh
atau ditahan dalam kamp konsentrasi.
Dalam UUD 1936 hak ekonomi ditonjolkan dan diforum PBB dengan gigih diperjuangkan. Hak
politikpun dianggap mengganggu usaha konsilidasi komunisme sebagai ideologi tunggal. Bukan
berarti hak politik diakui secara resmi. Dalam UUD 1936(pasal 125) ada empat hak polittik yang
dijamin,asal’’sesuai dengan kepentinggan rakyat pekerja dalam memperkuat dan
meengembangkan sistem sosialis.’’
•Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (1948)
Deklarasi Universal dimaksud sebagai pedoman sekaligus standar minimum yang dicita-citakan
oleh seluruh umat manusia. Maka dari itu berbagai hak dan kebebasan dirumuskan secara luas,
seolah-olah bebas tanpa batas. Satu-satunya pembatasan tersebut tercantum dalam pasal
terakhir,yakni no 29,bahwa;
Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakatnyadan dalam pelaksanaan hak-
hak dan kekuasaan-kekuasaannya setiap orang hanya dapat dibatasi oleh hukum yang
semata-mata untuk menjamin pengakuan semata serta penghorrmatan yang layak atas hak-
hak dan kebebasan orang lain,dalam rangka memenuhi persyaratan-persyaratan yang adil
dalam hal moralitas,kesusilaan,ketertiban umum,dan keseejahteraan umum yang adil dalam
masyarakat demokratis.
•Dua Kovenan Internasional
Tahap kedua ditempuh oleh Komisi Hak Asasi PBB adalah menyusun “sesuatu yang lebih
mengikat daripada deklarasi belaka dalam bentuk perjanjian”. Untuk mencapai konsesus
agar Sidang Umum PBB menerima baik kovenan Internasional Hak Ekonomi, sosial dan
budaya, kovenan internasional hak sipil dan politik,serta tentang pengaduan perorangan.
Proses seluruh deklarasi membutuhkan waktu dua puluh delapan tahun(1948-1976). Pada
tahun 1989 optional protocol II diterima sidang umum PBB(1989). Naskah deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia,dua kovenan serta dua optional protocol dianggap sebagai
satu kesatuan yang dinamakan undang-undang internasional HAM.
•Masalah Ratifikasi
Meratifikasi suatu perjanjian berarti bahwa negara yang bersangkutan mengikat diri untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan perjanjian dan bahwa ketentuan-ketentuan itu
menjadi bagian dari hukum nasionalnya. Mei 2003, 146 negara telah meratifikasi kovenan
sipil dan politik,antara lain
Australia,Denmark,Ekuador,Jerman,Inggris,Filipina,Thailand,Rumania,Uni Soviet,dan
Yugoslavia. Amerika serikat yang dianggap sebagai pelopor perjuangan HAM di dunia,baru
meratifikasi Hak sipil dan politik pada tahun 1992,sedangkn kovenan hak ekonomi,sosial
daan budaya pada tahun 1977 hanya ditandatangani saja
Ada beberapa negara yang merasa keberatan untuk menandatangani hal itu,seperti;
Papua New Guinea,Indonesia,Singapura,Malaysia dan Pakistan dikarenakan bila setiap
tahun menghadapi pemantauan Komisi Hak Asasi tentang pelaksanaan hak asasi di
negara masing-masing.
Jika jalannya ratifikasi dua konvensi PBB menyita waktu lama, di tingkat regional,
terutama di Eropa Barat yang masyarakatnya lebih homogen, pelaksanaan hak
asasi lebih berhasil.
Hak Asasi Manusia pada awal abad ke-20
Pada awal abad ke-20 suasana yang melatar belakangi kampanye internasional untuk
memajukan hak asasi secara global, kadang-kadang dinamakan revolusi hak asasi, telah
mengalami pukulan berat, terutama sesudah peristiwa 11 September 2001 di New
York, perang terhadap Argentina, dan invasi tentara koalisi Amerika Serikat dan Inggris
Hakterhadap Irak.
•-Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak asasi Manusia di Indonesia telah mengalami pasang surut. Sesudah dua periode
represi ( rezim soekarno dan rezim soeharto), reformasi berusaha lebih memajukan
hak asasi.
Hak Asasi Perempuan ( HAP ) sedikitnya dua makna yang terkandung di dalamnya. Yang
pertama, hak asasi perempuan hanya dimaknai sekadar berdasarkan akal sehat. Logika
yang dipakai adalah pengakuan mereka juga memiliki hak asasi. Hak asasi Perempuan di
indonesia cukup menonjol. Menurut UUD 1945 secara formal tidak ada perbedaan antara
laki-laki dan perempuan.
g)Amandemen II UUD 1945
Masa Megawati Soekarno Putri terjadi peningkatan yang signifikan dalam pemajuan hak
asasi secara formal. Selama 55 tahun tidak berubah,akhirnya pada tahun 1945
diamandemen. Tahun 1998 melalui TAP No.XVII MPR dirumuskan suatu piagam HAM.
Indonnesia cenderung menganut suatu konsep mengenai hak asasi yang agak berbeda
dengan kovenan internasional. Dengan memegang teguh hak universalitas,defenisi ini
memasukan unsur agama(hak asasi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa)mengingat
pentingnya agama bagi Indonesia. Tambahan ini tidak menyalahi konfrensi WINA(1998
yang mencanangkan bahwa ciri khas perlu diperhatikan asal tidak menyalahi hak asasi itu
sendiri.
Bab 8
Pembagian Kekuasaan Negara Secara Vertikal dan Horisontal

Pembagian kekuasaan dapat dibedakan menjadi 2 cara, yaitu secara vertikal yang
berarti membagi kekuasaan antara beberapa tingkat pemerintahan atau dapat
dinamakan pembagian kekuasaan secara teritorial, dan yang kedua secara horisontal
yaitu pembagian yang menunjukan pembedaan antar fungsi-fungsi pemerintahan
yang bersifat legislatif,eksekutif, yudikatif yang dikenal sebagai trias politika atau
pembagian kekuasaan.
•Konfederasi
Konfederasi merupakan gabungan beberapa negara yang berdaulat penuh untuk
mempertahankan kemerdekaan secara internal dan eksternal , bersatu negara –
negara tersebut diatur dalam perjanjian internasional. Negara-negara yang tergabung
dalam konfederasi tetap merdeka dan berdaulat sehingga konfederasi itu sendiri
pada hakikatnya bukanlah merupakan negara, baik ditinjau dari sudut ilmu politik
maupun dari sudut hukum internasional. Keanggotaan suatu negara dalam
konfederasi tidaklah menghilangkan ataupun mengurangi kedaulatan sebagai
anggota konfederasi itu. Kelangsungan hidup konfederasi tergantung pada keinginan
dan kesukarelaan negara peserta
•Negara Kesatuan
Negara kesatuan negara yang terdiri dari banyaknya wilayah namun yang menjadi pusat
pengatur dalam negara tersebut yaitu pemerintah pusat sebagai penguasa atas negara itu.
Pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk menyerahkan kekuasaannya kepada
daerah berdasarkan hak otonomi,tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tertinggi tetap di
pemerintah pusat.
C.Negara Federal
Negara yang menyesuaikan dua konsep yang bertentangan , yaitu kedaulatan negara
federal dalam keseluruhannya dan kedaulatan negara bagian. Kedaulatan keluar
diserahkan penuh oleh pemerintahan federal sedangkan yang kedalam dibatasi. Dalam
negara federal tidak hanya wewenang legislatif yang dibagi antara negara federal dan
negara bagian,akan tetapi juga wewenang eksekutif dan administratif.
•Beberapa contoh integrasi dalam sejarah
•Amerika; abad 18 ada 13 negara yang berdaulat bersekutu dalam perang melawan
Inggris.
•Jerman; Republik Jerman dengan undang undang dasar Weimar(1919)bersifat
federal,tetapi kekuasaan pemerintah pusat sangat dibatasi. Hitler kemudian meniadakan
bentuk federal dan praktis menjadikan Jerman negara kesatuan. Sekarang baik Jerman
Barat maupun Jerman Timur kembali berbentuk federal.
•Belanda; tahun 1579 mulai dengan konfederasi yang lemah,yaitu united provinces of the
netherlands, yang terdiri atas tujuh provinsi dan akhirnya menjadi negara kesatuan.
d.Perkembangan Konsep Trias Politika
Konsep ini pembagian kekuasaannya secara horisontal , trias politika adalah
anggapan bahwa kekuasaan negara terdiri atas tiga macam kekuasaan yaitu
legislatif; kekuasaan pembuat undang-undang, kedua eksekutif atau kekuasaan
melaksanakan undang-undang dan ketiga kekuasaan yudikatif atau kekuasaan
mengadili atas pelanggaran undang-undang. Trias politika adalah suatu prinsip
kekuasaan. Kekuasaan ini sebaliknya tidak diserahkan kepada orang yang sama
untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pihak yang berkuasa. Dengan
diharapkan hak-hak asasi warga negara lebih terjamin. Sekalipun tiga kekuasaaan
sudah dipisah satu sama lain sesempurna mungkin,penyusun UUD Amerika
Serikat masih menganggap perlu menjamin bahwa masing-masing kekuasaaan
tidak akan melampaui batas kekuasaannya.untuk membendung kecenderungan
ini, mengadakan suatu sistem pengawasan dan keseimbangan dimana setiap
cabang kekuasaan dapat mengawaasi dan mengimbangi cabang kekuasaan
laainnya.
e.Trias Politika di Indonesia
ketiga UUD di Indonesia tidak secara eksplisit mengatakan bahwa doktrin
Trias Politika dianut,tetapi karena UUD menyelami jiwa dari demokrasi
konsitusional,makaa dapat disimpulkan bahwa Indonesia menganut Trias Politika
dalam arti pembagian kekuasaan.
Bab 9
Badan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
•Badan Eksekutif
Badan eksekutif terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden beserta menteri-
menterinya. Dalam arti luas pegawai negeri sipil serta militer juga termasuk kedalam
badan eksekutif. Badan eksekutif memiliki beberapa wewenang yang diantaranya
mencakup berbagai bidang yaitu Administratif, Legislatif, Keamanan, Yudikatif memberi
grasi, amnesti, abolisi dan sebagainya. Dan diplomatik untuk berhubungan dengan
negara-negara lain.
•Badan Legislatif
Badan Legislatif yaitu pembuat undang-undang pada umumnya di berbagai negara
terdapat pada parlemen dalam negara itu, di Indonesia badan legislatif terdiri atas
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) merupakan
badan-badan yang memiliki wewenang legislasi, kontrol dan anggaran. Tentunya disetiap
negara badan legislatifnya tentu berbeda-beda ada yang menerapkan dengan sistem
satu majelis dan dua majelis. Majelis tersebut juga diklasifikasikan kembali menjadi
majelis rendah dan majelis tinggi.
•Badan Yudikatif
Badan Yudikatif biasanya identik dengan kehakiman dimana badan ini bertugas untuk
mengadili dan memutuskan pelanggaran undang-undang. Diberbagai negara badan
yudikatif memiliki berbagai persamaan. Di Indonesia badan Yudikatif terdiri atas
Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), serta Komisi Yudisial (KY). MK
adalah lembaga yudikatif tertinggi atas lembaga-lembaga yang lain setara dengan MA
jika MA bisa digugat namun keputusan MK tidak dapat diajukan banding dan sifatnya
sudah final. Sedangkan, KY pada dasarnya sebagai pengatur dari hakim-hakim konstitusi
karena KY umumnya bersifat mengatur kode etik para hakim-hakim agung agar dapat
menjalankan tugas kehakiman secara baik.
Bab 10
Partisipasi Politik
•Sifat dan Definisi Partai Politik
•Dalam analisis politik modern partisipasi politik merupakan salah suatu masalah yang
penting; dan akhir-akhir ini banyak dipelajari terutama dalam hubungannya dengan
Negara-negara berkembang. Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok
orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik , antaralain dengan jalan
memilih pimpinan Negara; dan secara langsung dan tidak langsung , mempengaruhi
kebijakan pemerintah.
•Di Negara-negara demokrasi konsep partisipasi politik bertolak dari paham bahwa
kedaulatan ada ditangan rakyat, yang dilaksanakan melalui kegiatan bersama untuk
menetapkan tujuan-tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan
orang-orang yang akan memegang tampuk kepemimpinan.
•Partisipasi Politik erat kaitannya dengan kesadaran politik, karena semakin sadar bahwa
dirinya diperintah, orang kemudian menuntut diberikan hak bersuara dalam
penyelenggaraan pemerintah. Orang yang memiliki kesadaran politik tentunya harus
orang yang memiliki pendidikan, yang kehidupannya lebih baik, dan orang-orang
terkemuka. Jika Partisipasi Politik disebuah Negara rendah pada umumnya sebagai tanda
yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak warga tidak menaruh perhatian
terhadap permasalahan Negara
Bab 11
Partai Politik

Partai Politik merupakan sarana bagi warga Negara untuk turut serta atau
berpartisipasi dalam proses pengelolaan Negara. Partai Politik pertama-tama lahir di
Negara-negara Eropa Barat dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan
faktor yang dapat diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik, maka
partai politik (parpol) telah lahir secara spontan dan berkembang menjadi
penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di pihak lain.
•Partai Politik (Parpol)
Secara umum dapat dikatakan bahwa parpol adalah suatu kelompok
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita
yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dari dan
merebut kedudukan politik—(biasanya) dengan cara konstitusional—untuk
melaksanakan program-programnya.
•Fungsi Partai Politik
Fungsi Parpol di Negara Demokrasi meliputi Parpol dapat sebagai sarana komunikasi
politik , sebagai sarana sosialisasi politik, sebagai rekrutmen politik dan sebagai
sarana pengatur konflik. Sedangkan, fungsi parpol di Negara otoriter yaitu untuk
mencari dukungan masyarakat untuk tidak kepuasan terhadap pemerintah dan
bertujuan untuk mencapai kedudukan atau kekuasaan yang dapat dijadikan batu
loncatan guna menguasai semua parpol yang ada dan menghancurkan sistem politik
yang demokratis. Contohnya, seperti Partai Komunis.
Sedangkan fungsi parpol di Negara Berkembang yaitu selain sebagai penyambung
aspirasi masyarakat terhadap pemerintah tetapi yang lebih terpenting merupakan
sebuah peran yang sangat diharapkan dari parpol yaitu sebagai sarana untuk
mengembangkan integrasi nasional dan memupuk identitas nasional, karena Negara
baru atau berkembang sering dihadapkan dengan masalah – masalah berbagai macam
sumber perbedaan yang ada disebuah Negara itu.
•Klarifikasi Sistem Kepartaian ( Sistem Partai-Tunggal, Dwi Partai dan Multi Partai)
Kategori-kategori tersebut dapat mewakili keberadaan sistem parpol disebuah Negara
dengan berdasarkan kepada ideologi sistem yang diterapkan disebuah Negara itu dan
bergantung yang nantinya mengarah kepada jumlah sebuah parpol itu sendiri, ada tiga
kategori sistem parpol disebuah Negara antaralain;
•Sistem Partai Tunggal
hanya terdiri dari satu partai politik di Negara tersebut tidak ada parpol parpol lain pada
umumnya (Contoh; di China hanya terdapat Partai Komunis China (PKC).
•Sistem Dwi Partai
Hanya terdapat dua buah Parpol disebuah Negara dimana dalam pemilihan umum
mereka saling berkompetisi merebut hati rakyat kelak salah satu mereka dapat menjadi
partai pemerintah dan satu diantaranya menjadi partai penyeimbang pemerintah
(Contoh di Amerika terdapat dua partai besar yaitu Partai Demokrat dan Republik)
•Sistem Multi Partai
Dalam sistem ini disebuah Negara banyak terdapat banyak parpol yang hadir dalam
menyelenggarakan kondisi perpolitikan disebuah Negara tersebut yang memiliki banyak
positif dan negatifnya bagi perpolitikan itu yang saling berhubungan satu sama lain
koalisi dan oposisi juga masuk kedalam sistem ini. (Contohnya di Indonesia pada masa
saat ini banyak Parpol Parpol bermunculan yang memenuhi syarat seperti Partai
Golongan Karya, Demokrat, Partai Gerakan Indonesia Raya dan lain-lain.
Bab 12
Sistem Pemilihan Umum
Dalam Ilmu Politik dikenal bermacam-macam sistem Pemilihan Umum (Pemilu) dengan
berbagai variasinya , akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu prinsip yang
pertama adalah Satu Daerah Pemilihan memilih satu wakil; biasanya disebut dengan sistem
distrik. Dan prinsip yang kedua yaitu Satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil; biasanya
dinamakan Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem Proporsional. Berikut penjabaran
mengenai kelebihan dan kekurangan sistem distrik dan proporsional yang keduanya termasuk
sistem pemilu mekanis seperti yang dijelaskan di atas.
•Sistem perwakilan distrik (satu dapil untuk satu wakil) Di dalam sistem distrik sebuah daerah
kecil menentukan satu wakil tunggal berdasarkan suara terbanyak.
•Kelebihan Sistem Distrik
•Sistem ini mendorong terjadinya integrasi antar partai, karena kursi kekuasaan yang
diperebutkan hanya satu.
1.Perpecahan partai dan pembentukan partai baru dapat dihambat, bahkan dapat mendorong
penyederhanaan partai secara alami.
2.Distrik merupakan daerah kecil, karena itu wakil terpilih dapat dikenali dengan baik oleh
komunitasnya, dan hubungan dengan pemilihnya menjadi lebih akrab.
3.Bagi partai besar, lebih mudah untuk mendapatkan kedudukan mayoritas di parlemen.
4.Jumlah partai yang terbatas membuat stabilitas politik mudah diciptakan
•Kelemahan Sistem Distrik
•Ada kesenjangan persentase suara yang diperoleh dengan jumlah kursi di partai, hal ini
menyebabkan partai besar lebih berkuasa.
1.Partai kecil dan minoritas merugi karena sistem ini membuat banyak suara terbuang.
2.Sistem ini kurang mewakili kepentingan masyarakat heterogen dan pluralis.
3.Wakil rakyat terpilih cenderung memerhatikan kepentingan daerahnya daripada
kepentingan nasional.
•Sistem Proposional ( satu dapil memilih beberapa wakil )
Sistem yang melihat pada jumlah penduduk yang merupakan peserta pemilih. Berbeda
dengan sistem distrik, wakil dengan pemilih kurang dekat karena wakil dipilih melalui tanda
gambar kertas suara saja. Sistem proporsional banyak diterapkan oleh negara multipartai,
seperti Italia, Indonesia, Swedia, dan Belanda.
Sistem ini juga dinamakan perwakilan berimbang ataupun multi member constituenty. ada
dua jenis sistem di dalam sistem proporsional, yaitu ;
•list proportional representation : disini partai-partai peserta pemilu menunjukan
daftar calon yang diajukan, para pemilih cukup memilih partai. alokasi kursi partai
didasarkan pada daftar urut yang sudah ada.
•the single transferable vote : para pemilih di beri otoritas untuk menentukan
preferensinya. pemenangnya didasarkan atas penggunaan kota.
•Kelebihan Sistem Proporsional
•Dipandang lebih mewakili suara rakyat, sebab perolehan suara partai sama dengan
persentase kursinya di parlemen.
•Setiap suara dihitung & tidak ada yang terbuang, hingga partai kecil & minoritas
memiliki kesempatan untuk mengirimkan wakilnya di parlemen. Hal ini sangat
mewakili masyarakat majemuk(pluralis).
•Kelemahan Sistem Proposional
•Sistem proporsional tidak begitu mendukung integrasi partai politik. Jumlah partai
yang terus bertambah menghalangi integrasi partai.
•Wakil rakyat kurang dekat dengan pemilihnya, tapi lebih dekat dengan partainya. Hal
ini memberikan kedudukan kuat pada pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di
parlemen.
1.Banyaknya partai yang bersaing menyebabkan kesulitan bagi suatu partai untuk
menjadi partai mayoritas.
•Perbedaan utama antara sistem proporsional & distrik adalah bahwa cara
penghitungan suara dapat memunculkan perbedaan dalam komposisi perwakilan
dalam parlemen bagi masing-masing partai politik.

Anda mungkin juga menyukai