01 Pertemuan Ke-1 Konsep Normal Abnormal-Pengantar-1
01 Pertemuan Ke-1 Konsep Normal Abnormal-Pengantar-1
Psikologi
Abnormal
1
Tujuan dan Sasaran
Pembelajaran
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Mahasiswa memiliki dasar ilmiah dalam memahami berbagai konsep
yang terkait dengan gangguan jiwa pada masa dewasa.
5
Klasifikasi Vs Labeling
Labeling: memberi cap atau label
seseorang dalam klasifikasi atau
penggolongan tanpa tujuan yang jelas
dampak kurang positif
Tugas profesional: klasifikasi perlu untuk
menetapkan diagnosis pada klien atau
pasien
6
Tujuan Klasifikasi
Komunikasi suatu gangguan secara mudah
Kontrol/pengendalian: merupakan tujuan paling
penting dari klasifikasi karena memungkinkan
pengendalian gangguan, melakukan
pencegahan serta memilih atau mengubah
terapi
Pemahaman: penyebab, proses terjadi dan
bertahannya gangguan
7
Klasifikasi dan Diagnosis
Klasifikasi: memilah dan menggolongkan
dimensi atau kategori utama psikopatologi anak
dan keterkaitan antar kategori tersebut
Diagnosis: menetapkan kategori atau
klasifikasi bagi suatu gejala atau sindrom
(sekumpulan gejala yang sering ada
bersama dan mengikuti jalur
perkembangan yang sama)
NORMAL DAN ABNORMAL
PENDEKATAN THDP
PENYESUAIAN DAN
PENYIMPANGAN
9
KONSEP ABNORMALITAS
10
Abnormal tidak sama dengan patologis
11
Normal dan Abnormal
Menentukan Normal dan Abnormal :
Pendekatan Kuantitatif: berdasarkan patokan
statistik (sering atau tidaknya sesuatu terjadi)
Pendekatan Kualitatif: menegakkan pedoman-
pedoman normatif berdasarkan observasi
empirik pada tipe-tipe ideal dan sering terikat
pada faktor sosiokultural
12
KARAKTERISTIK T.L. ABNORMAL
MNRT BBRP AHLI
Ulmann: perilaku abnormal sebagai jenis
perilaku menyimpang (deviance) yang
memerlukan perhatian profesional
secara tersirat: abnormal bila
menampilkan perilaku berbeda, tidak
mengikuti aturan yang berlaku, tidak
pantas, mengganggu, dan tidak dapat
dimengerti melalui kriteria yang biasa
13
KARAKTERISTIK ……
Davison & Neale (2004): perilaku
abnormal merupakan pola-pola emosi,
pikiran, dan perilaku yang dianggap
patologis karena:
Jarang terjadi
Bertentangan dengan nilai/norma kelompok
Menimbulkan stres pribadi
Menunjukkan disability atau disfungsi
Tidak diharapkan
14
KARAKTERISTIK …..
Nevid, Rathus & Greene (2008) menentukan
beberapa kriteria perilaku abnormal:
17
Jumlah deviasi: Kesulitan lain adl berapa
jumlah t.l. yg harus muncul utk disebut
menyimpang? Apakah hanya pakai 10
gelang? Ataukah 10 gelang + 10 kalung +
anting 5 di setiap kuping + baju + …..?
18
2. PENDEKATAN SOSIAL-BUDAYA
yg menyimpang utk suatu kelompok belum
tentu menyimpang untuk kelompok lain
Budaya subkultur: misalnya antara remaja dan
generasi tua
Status sosial: ada perbedaan gangguan tgt pd
status sosial. Schizofrenia banyak pada gol.
sosioekonomi rendah, depresi pd gol
menengah ke atas.
Fashions of psychopathology: gangguan
mengikuti “mode”. Berbeda menurut zaman
19
Masalah pada pendekatan sosial-budaya:
The cultural relativity of the normal:
- relativitas dari apa yang disebut normal
menurut budaya
- misalnya halusinasi, apakah abnormal ?
Pada suku Indian Amerika justru
pengalaman halusinatorik yang dicari
20
3. LAPORAN SUBJEKTIF:
- bukan berdasar tingkahlaku yang dapat
diamati, tetapi subjective feeling, sense of
well being. Perasaan sso yg jadi ukuran,
apakah dia bahagia atau sedih, tenteram
atau bermasalah, terpenuhi atau merasa
kurang. Bila orang merasakan didera
anxietas maka dia maladjusted, tidak peduli
apakah anxietas ini menimbulkan t.l.
menyimpang atau tidak
21
Masalah dengan laporan subyektif:
- para klinikus sering berjumpa dgn org psikotik
atau orang “aneh” yg merasa dirinya nyaman,
mengaku punya inner tranquility, tetapi individu ini
di hospitalisasi
- tetapi kita sendiri dari waktu ke waktu
merasakan anxietas, jadi tidak adanya anxietas
bukan kriteria satu-satunya untuk adjustment
bertanya kpd sso ada pitfall-nya.
- pada umumnya penilaian sso mengenai
kesejahteraan (well-being) biasanya dikaitkan
dgn tiga faktor dominan: unhappiness, strain,
dan personal inadequacy
22
4. KONTRIBUSI SOSIAL
- adjustment berhubungan dengan kontribusi yang
individu lakukan untuk masyarakat dan kesejahteraan
orang lain
23
5. TEORI KEPRIBADIAN DAN
PENYIMPANGAN
TEORI PSIKODINAMIK
Symptoms reflect warfare among id, ego, superego that can develop when
conflicts become intense. The resulting deviant behavior symptomatic of
inner pathology. The overt symptoms suggest that there is an inner
dynamic meaning beneath the surface
The important thing, is not the symptom but the underlying pathology
24
BEHAVIOR THEORY
- rejects undesirable behavior seen as symptoms of underlying
pathology
25
Social Learning theory:
Maladjustment adalah bila:
Misalnya, orang yg sangat ingin memperoleh cinta dan afeksi ttp tidak
mengharapkan bhw ia akan mendptkannya akan melakukan t.l. – t.l.
ttt, atau mengalami pikiran dan perasaan yang maladjusted
26
Pendekatan behavioral dan social learning
menekankan pada kontinuitas normal – abnormal
Normal – abnormal tidak dapat dilihat secara
dikotomis satu kontinuum
Tidak perlu mencari prinsip-prinsip penjelasan
khusus yang berbeda untuk t.l. normal dan
abnormal.
Kondisi situasi merupakan determinan patologi.
Meski faktor disposisi (spt kebutuhan dan harapan)
adl. penting, ttp juga faktor lingkungan
27
TEORI FENOMENOLOGI
- Humanistic position: mendorong self-acceptance, awareness of
one’s inner self dan self-actualization
28
Rogers:
adjustment suffers when there is an incongruence between self and
experience
fully functioning persons are those who live up to their potential, use
completely their talents and experiences, and are in tune with their
experiences
29
6. THE MEDICAL MODEL
- t.l. abnormal = simtom = ada patologi (proses penyakit) yang
mendasari
30
2. mendorong klinikus utk memandang pasien sbg. sso yg pasif
menerima treatment, dan tidak menjadi pasangan yang aktif. “Dokter”
jadi otoritas, “pasien” figur inferior. Hubungan tidak kooperatif, tp
otoriter
31
7. KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS
pengaruh jelas dari model medis adalah skema klasifikasi dan diagnosis
untuk menggambarkan maladjustment
Sekarang:
32
Bidang yang mempelajari tentang penyebab,
perkembangan dan intervensi pada gangguan
psikologis
Tantangan yang yang dihadapi dalam
mempelajari psikopatologi adalah:
◦ Objektivitas
◦ Menghindari keyakinan yang salah mengenai
gangguan psikologis
◦ Mengurangi Stigma
33
34
Stress Individu (Personal Distress)
◦ Penderitaan dan hambatan emosional
Contoh: Merasa tidak berdaya dan kehilangan
harapan/depresi
Ketidakmampuan (Disability)
◦ Hendaya dalam beberapa area kehidupan
Contoh: Penggunaan alkohol yang kronis menyebabkan
kehilangan pekerjaan
Pelanggaran Norma Sosial
◦ Membuat orang lain merasa tidak nyaman atau
menimbulkan masalah
Contoh: perilaku antisosial pada psikopat
Ketidakberfungsian (Disfunction)
◦ Ketidakberfungsian yang merusak/merugikan
36
Paradigma terkini dalam
psikopatologi dan terapi
• paradigma biologis
- pendekatan biologis dan penangannanya
• paradigma psikoanalisis
- teori psikoanalisis
- terapi psikoanalisis
Paradigma humanistik dan eksistensial
- teori humanistik
- Client- Centered Therapy
- Terapi Gestalt
Paradigma kogitif-behavioristik
Teori kognitif dan behavioristik
Terapi CBT
Terapi Behaviour