Anda di halaman 1dari 20

Maryati,S.

Kep,Ns
Konsep Dasar Cairan dan elektrolit

Cairan dalam tubuh

30%

CES CIS

70%
Kompartemen utama Cairan dalam tubuh
1. CIS : cairan yang terdapat dalam sel tubuh dan
menyusun sekitar 70 % dari TBW
Cis merupakan media tempat terjadinya
aktivitas kimia sel.
Cis menyusun sekitar 40 % BB atau 2/3 dari
TWB
2. CES : merupakan cairan yang terdapat di luar
sel dan menyusun sekitar 30 % dari total cairan
tubuh atau 1/3 dari TBW(20%) berat tubuh
 CES meliputi cair intravaskuler (15-20 % )
dari berat badan, cairan intertisial (10-15%)
cairan intravaskuler dan cairan intraseluler.
Cairan intertisial terdapat dalam ruang
antar sel, plasma darah, cairan
serebrospinal, limfe, cairan rongga serosa,
dan sendi akan tetapi jumlahnya sedikit
untuk mempertahankan keseimbangan
cairan.
 Anion : klorida, sulfat, fosfat, bikarbonat.
 Kation : natrium, kalium, kalsium, magnesium

Komposisi Caitan tubuh :


 Elektrolit : Anion & kation
 Mineral
 Sel (SDM, SDP)

Sirkulasi cairan dan elektrolit terjadi dalam tiga tahap :


 Plasma darah bergerak diseluruh tubuh melalui sistem
sirkulasi
 Cairan interstisial & komponennya bergerak diantara
kapiler darah dan sel
 Cairan & substansi bergerak dari cairan interstisial ke
dalam sel.
Cara Perpindahan Cairan
1. Difusi : Perpindahan larutan dari area
berkonsentrasi tinggi menuju area
konsentrasi rendah, ketika molekul
bercampur dalam cairan, gas, atau zat
padat secara bebas atau acak.
- ukuran molekul
- konsentrasi larutan
- temperatur larutan
2. Osmosis adalah : proses perpindahan cairan melintasi
membran semipermiabel dari area berkonsentrasi
rendah menuju area berkonsentrasi tinggi.
atau proses perpindahan pelarut murni melalui
membran semipermiabel,
solute adalah zat terlarut, solvent adalah pelarutnya.
osmolaritas adalah : cara untuk mengukur kepekatan
larutan dengan menggunakan satuan mol.
3. Transpor Aktif :
Proses pengangkutan yang digunakan oleh molekul
muntuk berpindah melintasi membran sel melawan
gradien konsetrasi.
dengan kata lain transport aktif adalah gerakan
partikel dari konsetrasi satu ke konsetrasi lainnya

Adenosin tripospat (ATP): mempertahankan


konsetrasi ion natrium & kalium dalam ruang
ekstrasel dan intrasel
Pengaturan keseimabgabn cairan

 rasa haus
 hormon ADH
 Hormon aldesteron
 Prostaglandin
 Glukokortikoid
Pengeluaran cairan
 kulit : 15-20 ml/24 jam atau 350-400 ml/hr
di pengaruhi oleh : aktovotas otot,
temperatur lingkungan yang tinggi, dan
kondisi demam
 Paru –paru : 350-400 ml/hr
 Pencernaan : 100-200 ml, atau 10-15 ml/ kg
BB/ 24 jam. Dengan penambahan 10 % dari
IWL normal setiap kenaikan suhu 1 0 C
 Ginjal : 1500 ml/hari
Regulasi elektrolit
 Kation :
a. Na : merupakan kation utama dalam CES ,
diatur oleh ADH, dan aldesteron ( di ekstrasel)
Regulasi ion Na dilakukan dengan asupan
Natium, hormon aldesteron, dan haluaran
urin.
fungsi utama mempertahankan
keseimbangan cairan terutama eksra sel dan
intrasel
b. K : merupakan kation utama dlm CIS
berfungsi mempertahankan
keseimbangan cairan intraseluler.
Asam basa, transmisi impuls
jantung dan kontraksi otot.
keseimbangan kalium diatur oleh
ginjal dengan perubahan dan
penggantian ion kalium di tubulus
ginjal
C. Kalsium : kalsium ion (4,5 mg/100 ml)
kalsium yang terikat protein dan tidak
berdifusi ( 5 mg/100ml) serta kalsium
sitrat dan kalsium fosfor ( 1 mg/100 ml),
pengaturan calsium di lakukan oleh
kelenjar paratiroid dan tiroid
d. Magnesium : merupakan kation kedua
yang terbanyak di dlm cairan intrasel
 Anion :
a. klorida :
mempertahankan tekanan osmotik
darah : 95-105 m Eq /L
b. bikarbonat : bufer kimia utama dlm
tubuh yang terdapat dlm cairan ekstrasel
& intrasel, regulasi di lakukan oleh ginjal
22-26 m Eq/ L
c. fosfor : anion bufer dalam cairan intrasel
dan ekstrasel , diatur oleh hormon PTH
dan diaktifkan aleh Vit D
faktor- faktor yang mempengaruhi
keseimbangan cairan dan elektrolit

 Usia
 Temperatur lingkungan
 Kondisi stress
 Keadaan sakit
 Diet
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
 fluid volume defisit adalah suatu kondisi
ketidakseimabangan yang ditandai dengan
defisiensi cairan dan elektrolit di ruang
ekstrasel, namun proporsi cairan dan
elektrolit mendekati normal. ( hipovolemia)
tekanan osmotik mengalami perubahan
sehingga cairan intertisial masuk keruang
intravaskuler. Sehingga intra sel masuk ke
ruang intertitial
a. dehidrasi isotonik ini terjadi apibila jumlah
cairan yang hilang sebanding dengan jumlah
elektolit yang hilang . Kadar Na + dalam
plasma 130-145 m Eq/L
b. dehidrasi hipertonik . Jika jumlah cairan yang
hilang lebih besar dari jumlah elektolit yang
hilang. Kadar Na + dlm plasma 130-150 m Eq/L
c. dehidrasi hipotonik. Jumlah cairan yang hilang
lebih sedikit dari pada jumlah elektolit yang
hilang . Kadar Na + dalam plasma adalah 130
mEq/L
Kehilangan cairan ekstra sel secara berlebihan
dapat menimbulkan beberapa perubahan ,
di antaranya penurunan volume ekstrasel (
hipovolemia)dan perubahan Ht. .
Kondisi dehidrasi dapat dibagi :
a. dehidrasi ringan : kehilangan cairan
mencapai 5 % dari BB atau sekitar 1,5
liter – 2 liter.
b. dehidrasi sedang : kondisi ini terjadi
apabila kehilangan cairan mencapai 5-10
% dari BB
atau sekitar 2-4 liter , kadar Na serum
berkisar 152-158 m Eq/L
c. Dehidrasi berat : terjadi jika kehilangan
cairan mencapai 4-5 liter . Kadar
natrium serum 159-166 m Eq/ L.
 fluid volumm eccess adalah kondisi
ketidakseimbangan yg di tandai dengan
kelebihan ( retensi cairan dan natrium di
ruang ekstrasel.
ketidakseimbangan elektrolit
 hiponatremia & hipernatremia
 Hipokalemia & hiperkalemia
 Hipokalsemia & hiperkalsemia
 Hipomagnesemia & hipermagnesemia
 Hipokloremia & hiperkloremia
 Hipofosfatemia & hiperfosfatemia.

Anda mungkin juga menyukai