Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK SATU

ANATOMI DAN HISTOLOGI


Diagnosa Defenisi Etiologi Manifestasi Klinis
Trauma Vagina Trauma pada Trauma pasca Perdarahan pasca
daerah vagina senggama. senggama, rasi nyeri,
yang perasaan tidak
menimbulkan nyaman.
jejas.
Ca Serviks Merupakan HPV (Human Perdarahaan saat
keganasan yang Papiloma Virus) senggama, leukorea
menyerang leher khususnya tipe yang abnormal, nyeri
rahim. 16 dan 18. selama
bersenggama, nyeri
pinggang/nyeri perut
bagian bawah,
terdapat masa lesi
yang eksofitik dan
mudah berdarah.
Polip Serviks Tumor jinak yang Belum diketahui Perdarahan pasca
berukuran kecil dengan pasti senggama , leukorea
yang tumbuh di namun sering yang sulit sembuh,
mukosa serviks dihubungkan discomfort vagina,
atau saluran dengan radang terdapat masa
endoserviks dan yang kronis dan tunggal / multipel
menonjol pada respon terhadap yang kemerahan dan
Diagnosis Defenisis Etiologi Manifestasi Klinis

Servisitis Suatu proses Neisseria Perdarahan pasca


peradangan gonorrhoeae, senggama, leukorea,
yang Chlamydia gatal pada daerah
melibatkan trachomatis, kemaluan, nyeri
epitel serviks. Tricomonas pinggang/perut
vaginalis bagian bawah,
(personal serviks kemerahan,
hygiene). kadang-kadang
dijumpai flour yang
purulent keluar dari
kanalis servikalis.

Atropi Vagina Penipisan Menopause. Iritasi, rasa terbakar,


dinding vagina perasaan tidak
karena nyaman pada
penurunan vagina, nyeri saat
kadar estrogen. senggama,
perdarahan ringan
saat senggama,
keputihan yang
berbau.
Faktor resiko
1. Usia dini
menurut beberapa peneliti, usia rata rata dari orang yang gampang
terkena kanker serviks berusia 32-46 tahun kemungkinan dikarenakan perjalanan
penyakit ini memerlukan waktu 7 – 10 tahun untuk terjadinya kanker sehingga
sebagian besar terjadinya kanker setelah berusia lanjut
2. Hubungan seks pada usia muda
dikarenakan proses metaplasia pada usia pubertas sangat rentan.
3. Jumlah paritas
wanita yang bersalin 6 kali lebih beresiko terkena kanker serviks dikarenakan
daya tahan tubuh (antibodi) yang menurun sehingga virus tersebut dengan
mudah menginfeksi.
4. Tingkat pendidikan
tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang yang berhubungan dengan informasi tentang apa itu kanker serviks.
5. Riwayat kanker serviks keluarga
bila seorang wanita mempunyai saudara kandung atau ibu mempunya
kanker serviks maka ia mempunyai kemungkinan 3kali lebih besar untuk terkena
kanker serviks dari pada wanita normal.
6. Berganti ganti pasangan seksual
7. Defisiensi zat gizi
beberapa penelitian menyimpulkan bahwa defisiensi asam folat dapat
meningkatkan risiko terjadinya displasia serta mungkin juga meningkatkan risiko
terjadinya kanker serviks pada wanita yang makanan rendah vitamin A.
8. Merokok
rokok dapat menyebabkan kanker serviks, dengan
mekanisme yang langsung dari aktivitas mutasi mukus serviks
maupun melalui efek imunosupresif.
PATOFISIOLOGI TANDA DAN
GEJALA
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sitologi
2. Kolposkopi
3. Biopsi
FAKTOR RESIKO
SKRINING Ca. SERVIKS
GRADE Ca. SERVIKS
deteksi dini
CA serviks
IVA (inspeksi visual
dengan asam asetat)
 Persilahkan pasien BAK
 Pasien berbaring dengan posisi litotomi dan sudah
melepas pakaian bawah
 Bersihkan genitalia eksterna menggunkan kapas
alkohol
 Pasang spekulum
 Inspeksi
-jika terdapat leukore bersihkan dengan air hangat
atau NaCl menggunakan kapas lidi
 Oleskan serviks dengan kapas lidi yang sudah diberi
asam asetat 5%
 Tunggu selama 1 menit
 Identifikasi ada/tidak lesi acetowhite
PAP Smear
 Alat dan bahan
 Meja ginekologi
 Lampu sorot
 Sarung tangan steril
 Spekulum cocor bebek
 Spatula Ayre
 Object glass
 Larutan fiksasi alkohol 96% cytofix/hairspray
Interpretasi pap smear
 Sistem papanicolau
a. Kelas I : tidak ada sel abnormal
b. Kelas II : terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada
indikasi adanya keganasan
c. Kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai keganasan, dysplasia
ringan sampai sedang
d. Kls IV : gambaran sitologi dijumpai dysplasia berat
e. Kelas V : kegasanan
next
 CIN (cervical intraephitelial neoplasma)
a. CIN I : dysplasia ringan
b. CIN II : dysplasia sedang
c. CIN III : dysplasia berat dan karsinoma in situ
INDIKASI RUJUK

Anda mungkin juga menyukai