Kul Uropeoetika Terbaru Triana
Kul Uropeoetika Terbaru Triana
Cortek renalis
Sinus renalis
Papila renalis
piramida renalis
Medula renalis
a. segmentalis
Calix mayor
Calix minor
ureter
Kapsul renalis
a.interlobularis
a. arkuata
URETER
• Organ retroperitoneal
• Berlumen dengan dinding 2 lapisan otot polos
(longitudinal & sirkular) → peristaltik
• Panjang normal : 28 cm
• Daerah menyempit secara fisiologis :
o Pada ureteropelvic junction
o Saat ureter menyilang a/v.iliaca
o Pada ureter pars muscularis vesica urinaria
• Ureter menghubungkan ginjal (pelvis ginjal) ke vesika
urinaria (trigonum vesicae)
VESICA URINARIA
• Letak : di belakang symphisis pubis saat kosong
Pada bayi terletak lebih tinggi → mudah diraba
Saat isi penuh → terlihat perut bagian bawah menggembung
15
BNO
• Menilai: ada tidaknya
– Batu radio opaque, perkapuran
– Bayangan tumor mass
– Organ ginjal, lien, hepar, garis psoas
– Distribusi gas pada usus, fecal material
– Tulang vertebra
– Rongga panggul: VU, uterus, mass supra
pubis
Persiapan BNO
• Usus dibersihkan dengan jalan :
laksantia/garam Inggris 30 gr atau
dulcolax 3-4 tablet untuk orang dewasa,
kadang-kadang perlu dulcolax supp atau
sejenisnya atau Lavement/klisma air
sabun.
• Pasien puasa
• Pasien difoto dalam keadaan berbaring/
AP
17
Hasil BNO yang baik :
Tidak tampak lagi gas atau sisa-sisa fecal
mass sehingga kontur ginjal, hepar,lien
dan garis psoas jelas kelihatan.
Bila ada mass atau kalsifikasi dapat
kelihatan
18
19
22
BAHAN KONTRAS
DEFINISI BAHAN KONTRAS
• Senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur internal pada
sebuah pencitraan diagnostiK medik.
• Dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
me↗ daya atenuasi sinar-X (kontras positif) atau
menurunkan daya attenuasi sinar-X (kontras
negatif)
28
IVP
Syarat: Fungsi ginjal (ureum ,kreatinin) normal
108
Figure 2. Pattern of normal both right and left renogram curve, normal bladder
filling curve
Figure 4. Pattern of renogram curve for non-functioning kidney, no bladder
filling curve
ANGIOGRAFI
ARTERIOGRAFI RENALIS
• Dilakukan untuk melihat tumor ganas ginjal
sebagai persiapan operasi
• Untuk keperluan transplantasi ginjal, dilakukan
arteriografi renalis untuk donor dan arteriografi
iliakal untuk resepien
• Untuk melihat ada tidaknya stenosis arteri
renalis pada kasus yang diduga hipertensi
renovaskuler, dan selanjutnya bisa dilakukan
tindakan radiologi intervensi : Ballooning dan/
Stenting
113
HISTEROSALFINGOGRAFI
(HSG)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
GINEKOLOGI
• FOTO POLOS ABDOMEN
• CT
• IVP
• BARIUM ENEMA COLON
• HISTEROSALPINGOGRAFI (HSG)
INDIKASI HSG
1. Sterilitas primer dan sekunder
2. Menentukan lokasi IUD, apakah intra uterin
atau tidak.
3. Perdarahan pervaginam sedikit akibat
mioma, polip adenomatous uteri.
4. Abortus habitualis pada trimester II
inkompetensi cerviks.
5. Kelainan bawaan uterus
6. Post SC untuk melihat parut pada serviks
dan uterus.
7. Tumor cavum uteri.
KONTRA INDIKASI
1.Hamil muda.
2.Inflamasi akut.
3.Perdarahan pervaginam berat
4.Post curretage atau dilatasi canalis
cervisis.
5.Segera sebelum menstruasi endotel
tebal interpretasi sulit
PROSEDUR HSG
1. Waktu optimum hari 9-10 setelah haid.
2. Sejak awal menstruasi sampai pemeriksaan
pasien dilarang senggama.
3. Dilakukan pembuatan foto polos posisi
litotomi, dengan atau tanpa fluoroskopi
4. Dipasang spekulum, portio dijepit,
dimasukkan bahan kontras melalui kanula
5. Dilakukan pemotretan saat kontras masuk ke
tuba dan saat peritoneal spill posisi AP dan
oblik
MACAM BAHAN KONTRAS
1. Media larut minyak (Lipiodol ultrafluid),
resorbsi lama,granuloma, emboli.
2. Bahan kontras larut dalam air : opasitas
memuaskan, mudah masuk ke tuba,
pelimpahan kontras ke cavum peritonii
cepat, nyeri
KOMPLIKASI HSG
1. Nyeri pada saat pemeriksaan
2. Pre shock akibat alergi kontras jarang
terjadi
HYDROSALPHYNX
UTERINE FIBROID
(leiomyoma)
UTERUS UNICORNIS
UTERUS SEPTUS
126