Anda di halaman 1dari 126

RADIOLOGI UROPOETIKA

Dr. Triana Dyah C, Sp.Rad, M.Sc


GINJAL
• Organ retroperitonial
• Letak : di sepanjang tepi m. psoas di bawah
diagfragma, dekat columna vertebralis
• Posisi :
oblique, setinggi VT XI (ren sinistra) dan
setinggi VL I (ren dextra)
bila diproyeksikan pada costa → setinggi costa XII
Posisi dapat berubah-ubah mengikuti gerakan
pernafasan  3 cm
Gangguan posisi ginjal → gangguan embriologi →
kongenital
a.interlobaris

Cortek renalis

Sinus renalis

Papila renalis

piramida renalis
Medula renalis

a. segmentalis
Calix mayor

Calix minor

ureter
Kapsul renalis

a.interlobularis
a. arkuata
URETER
• Organ retroperitoneal
• Berlumen dengan dinding 2 lapisan otot polos
(longitudinal & sirkular) → peristaltik
• Panjang normal : 28 cm
• Daerah menyempit secara fisiologis :
o Pada ureteropelvic junction
o Saat ureter menyilang a/v.iliaca
o Pada ureter pars muscularis vesica urinaria
• Ureter menghubungkan ginjal (pelvis ginjal) ke vesika
urinaria (trigonum vesicae)
VESICA URINARIA
• Letak : di belakang symphisis pubis saat kosong
 Pada bayi terletak lebih tinggi → mudah diraba
 Saat isi penuh → terlihat perut bagian bawah menggembung

• Mukosa VU dilapisi epitel transisional


 Disebelah dalam : tunika submukosa (jaringan ikat
elastik)
 Disebelah luar : tunika muscularis (m.detrusor) →
tersusun 3 lapis yaitu longitudinal interna, sirkular
media & longitudinal externa

• Otot-otot saling menyilang → trabekulasi →


menampung urin
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
1. Urografi intravena
2. Pielografi retrograd
3. Pielografi antegrad
4. Uretrografi retrograd
5. Sistografi retrograd
6. Uretrosistografi retrograd
7. Uretrosistografi bipolar
8. Voiding cystourethrography
9. Histerosalfingografi
10. USG
11. Computed Tomography (CT)
12. MRI
13. Kedokteran nuklir
14. Angiografi
PROSEDUR PEMERIKSAAN
RADIOLOGI
• Informed consent
• Menjelaskan pada pasien mengenai
prosedur pemeriksaan, komplikasi
• Meminta pasien untuk menanggalkan
perhiasan berbahan logam
• Meminta pasien untuk mengenakan baju
pemeriksaan dari RS
• Memposisikan pasien
FOTO BNO
BNO = BUIK NIER OVERZICHT
KUB = KIDNEY URETER BLADDER
PLAIN PHOTO ABDOMEN
FOTO POLOS ABD

15
BNO
• Menilai: ada tidaknya
– Batu radio opaque, perkapuran
– Bayangan tumor mass
– Organ ginjal, lien, hepar, garis psoas
– Distribusi gas pada usus, fecal material
– Tulang vertebra
– Rongga panggul: VU, uterus, mass supra
pubis
Persiapan BNO
• Usus dibersihkan dengan jalan :
laksantia/garam Inggris 30 gr atau
dulcolax 3-4 tablet untuk orang dewasa,
kadang-kadang perlu dulcolax supp atau
sejenisnya atau Lavement/klisma air
sabun.
• Pasien puasa
• Pasien difoto dalam keadaan berbaring/
AP
17
Hasil BNO yang baik :
Tidak tampak lagi gas atau sisa-sisa fecal
mass sehingga kontur ginjal, hepar,lien
dan garis psoas jelas kelihatan.
Bila ada mass atau kalsifikasi dapat
kelihatan

18
19
22
BAHAN KONTRAS
DEFINISI BAHAN KONTRAS
• Senyawa yang digunakan untuk meningkatkan
visualisasi (visibility) struktur internal pada
sebuah pencitraan diagnostiK medik.
• Dipakai pada pencitraan dengan sinar-X untuk
me↗ daya atenuasi sinar-X (kontras positif) atau
menurunkan daya attenuasi sinar-X (kontras
negatif)

Membedakan antara organ


dan jaringan sekitarnya
 Secara garis besar dibagi 2 :
- Kontras negatif (Udara O2 dan CO2)
- Kontras positif (Turunan Barium/BaSO4 dan
turunan iodium/I)
ionik
 Media kontras turunan iodium
Non ionik

Berasal dari gugus hexagonal yang


berikatan dengan 3 gugus iodium
(triodo benzene)
 Komplikasi penggunaan media kontras :
1. Komplikasi ringan ( rasa panas, mual dan gatal)
2. Komplikasi sedang ( urtikaria,muntah,sesak nafas dan
hipotensi)
3. Komplikasi berat ( edema laring,trombosis pembuluh
darah,henti jantung hingga kematian)

 Penyebab : 1. Faktor osmolarias


2. Faktor kemotoksisitas

Maka kontras ionik lebih sering menimbulkan komplikasi


daripada kontras non ionik

ANTIHISTAMIN, CORTICOSTEROID DAN TERAPI SIMPTOMATIS


INTRAVENOUS
PYELOGRAPHY (IVP)
INTRAVENOUS PYELOGRAPHY (IVP)
PIELOGRAFI INTRA VENA (PIV)
UROGRAFI INTRAVENA
UROGRAFI EKSKRETORI

28
IVP
Syarat: Fungsi ginjal (ureum ,kreatinin) normal

• Memperlihatkan kaliks minor, kaliks mayor, pelvis renalis,


ureter, vesica urinaria setelah injeksi zat kontras i.v
• Bersifat fungsional krn menilai fungsi ginjal.
• Injeksi IV bahan kontras (Kontras media) mengandung:
Iodium non ionik (Omnopaque,Ultravist) dsb
• Dilakukan foto serial
Indikasi IVP
• Flank Pain
• Hematuria
• Frequency
• Dysuria
• Suspected renal calculus
• Renal tumor
Indikasi IVP
• Evaluasi massa abdomen, kista ginjal, tumor
ginjal
• Urolitiasis
• Pielonefritis
• Glomerulonefritis
• Hidronefrosis
• Trauma
• Evaluasi preoperatif (fungsi, lokasi, ukuran,
bentuk ginjal dan ureter)
• Hipertensi renal.
Kontraindikasi IVP
• Alergi bahan kontras
• Asma
• Anuria
• Gagal ginjal
• Penyakit kardiovaskuler
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
• Feces atau udara di colon
• Aliran darah yang sedikit ke ginjal
• Barium di saluran cerna dari prosedur
sebelumnya
Prosedur pemeriksaan IVP
1. Prosedur px radiologi umum
2. Pasien diminta mengosongkan kandung kemih
3. Foto BNO
4. Cek tensi, nadi, tes alergi
5. Injeksi bahan kontras
6. Perhatikan tanda-tanda alergi
 Flushing, rasa asin di lidah, sakit kepala ringan, gatal,
mual atau muntah
7. Foto serial dan penilaiannya
FOTO SERIAL DAN PENILAIAN

a. Menit ke 5  fase nefrogram.


b. Menit ke 15  SPC dan ureter
c. Menit ke 30  traktus urinarius/ ureterovesicojunction
d. Menit ke 45 atau 60  VU penuh
e. Foto paska miksi
Komplikasi
• Alergi zat kontras
• Nefropati yang diinduksi zat kontras
NEFROLITHIASIS
URETEROLITHIASIS
PIELOGRAFI RETROGRAD
DEFINISI
- Pemeriksaan non fungsional untuk menilai
traktus urinarius dengan memasukkan zat
kontras secara retrograd (berlawanan
dengan arah urin) ke sistem pelvikokalises
melalui kateter ureter.
- Bersifat non fungsional
INDIKASI
• Memperlihatkan lokasi, panjang, dan
batas bawah dari suatu obstruksi
• Memperkirakan penyebab obstruksi
• Memperlihatkan sistem pelvikokalises jika
tidak dapat dilakukan dengan urografi
intravena
KONTRAINDIKASI
• Infeksi akut traktus urinarius
• Alergi zat kontras
• Ibu hamil
PROSEDUR
• Kateter ureter terpasang  ambil
spesimen urin
• Ambil foto AP sebelum pemberian zat
kontras
• Injeksi zat kontras dengan panduan
fluoroskopi
• Foto dengan berbagai posisi:
– AP, RPO, LPO, Lateral.
KOMPLIKASI
- Alergi zat kontras (< daripada i.v)
- Pielitis kimiawi
- Ekstravasasi akibat overdistensi dari
sistem pelvikokalises
- Infeksi
- Trauma iatrogenik pada traktus urinarius
PIELOGRAFI ANTEGRAD
DEFINISI
- Pemeriksaan non fungsional untuk menilai
traktus urinarius dengan memasukkan zat
kontras secara antegrad (searah dengan
arah urin) ke sistem pelvikokalises melalui
kateter nefrostomi.
- Bersifat non fungsional
INDIKASI
• Memperlihatkan lokasi dari suatu obstruksi
• Memperkirakan penyebab obstruksi
• Memperlihatkan sistem pelvikokalises jika
tidak dapat dilakukan dengan urografi
intravena, pielografi retrograd, modalitas
lain.
• Sebagai bagian dari pemeriksaan
nefrostomi perkutan.
KONTRAINDIKASI
• Infeksi akut traktus urinarius
• Alergi zat kontras
• Ibu hamil
• Diastasis hemoragika
• Kemungkinan penyakit ginjal hidatidosa
PROSEDUR
• Ambil foto AP sebelum pemberian zat kontras
• Injeksi zat kontras dengan panduan fluoroskopi
• Zat kontras dimasukkan ke dalam selang
nefrostomi.
• Jumlah zat kontras yang diberikan tergantung
pada derajat hidronefrosis.
• Foto dengan berbagai posisi
– AP, RPO, LPO, Lateral.
KOMPLIKASI
- Alergi zat kontras (< daripada i.v)
- Pielitis kimiawi
- Perdarahan perirenal dan intrarenal
- Hematuria
- Pneumothoraks
- Infeksi
- Nyeri
- Urinoma
- Fistula arteriovena
- Trauma iatrogenik pada traktus urinarius
URETROGRAFI RETROGRAD
DEFINISI
• Uretrografi retrograd atau ascending
urethrography merupakan pemeriksaan
radiologi yang menggunakan zat kontras
untuk menilai keadaan uretra pada pria.
• Zat kontras diinjeksikan secara retrograd
dari uretra bagian distal ke bagian
proksimal
INDIKASI
• Ruptur uretra
• Striktur uretra
• Kelainan kongenital
• Abses periuretra atau abses prostat
• Fistula yang berhubungan dengan uretra
• Divertikula uretra
• Obstruksi uretra
• Hematuria dengan kecurigaan ruptur uretra
• ISK berulang
• Aliran urin yg menurun
• Tumor pada uretra
KONTRAINDIKASI
• Infeksi saluran kemih yang akut
PERSIAPAN DAN PROSEDUR
• Persiapan tindakan radiologi umum
• Memposisikan pasien untuk px uretrografi
• Memasang kateter dengan teknik aseptik
• Masukkan ujung kateter pada fossa
navicularis dan gembungkan balon
• Injeksikan zat kontras
• Ambil foto
KOMPLIKASI
• Infeksi saluran kemih
• Trauma uretra
Ruptur uretra
SISTOGRAFI RETROGRAD
DEFINISI
• Sistografi merupakan pemeriksaan
radiologi dengan menggunakan zat
kontras yang dimasukkan melalui kateter
ke dalam vesica urinaria (VU)
INDIKASI
• Infeksi saluran kemih yang berulang
• Suspek ruptur buli
• Batu
• Tumor
• Peradangan
• Divertikula
• Fistula yang berhubungan dengan VU
• Integritas anastomosis atau jahitan pasca op
• Inkontinensia
• Hematuria
• Menilai volume urina pasca miksi
KONTRAINDIKASI
• Kehamilan
• Ruptur uretra
PERSIAPAN DAN PROSEDUR
• Persiapan tindakan radiologi umum
• Pasien mengosongkan VU
• Memasang kateter dengan teknik aseptik
• Memposisikan pasien untuk px uretrografi
• Injeksikan zat kontras
• Ambil foto : AP, RPO, LPO dan lateral, foto spot
bila perlu
KOMPLIKASI
• Infeksi saluran kemih
• Alergi ( < daripada i.v)
• Sistitis yang diinduksi zat kontras.
Ruptur VU
DIVERTIKEL
BPH
URETEROSISTOGRAFI
RETROGRAD
DEFINISI
• Merupakan pemeriksaan radiologi yang
menggunakan zat kontras untuk menilai
keadaan uretra dan vesica urinaria.
• Zat kontras diinjeksikan secara retrograd
melalui orifisium uretra eksternus.
• Kombinasi px uretrografi retrograd dan
sistografi retrograd.
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI

Sama dengan pada px uretrografi retrograd


dan sistografi retrograd.
PROSEDUR & KOMPLIKASI
• Sama dengan prosedur px uretrografi
retrograd
• Zat kontras dimasukkan sampai VU
• Komplikasi serupa dengan pada 2 px tsb.
Urethrocystography normal
VOIDING CYSTOURETHROGRAPHY
(VCUG)
• Atau: micturating cystourethrography
• Untuk menilai katup vesicoureter
• Indikasi:
– Kecurigaan refluks vesicoureter
– Mencari faktor predisposisi ISK berulang anak
– Menilai uretra saat miksi
– Stress incontinence
– Hidronefrosis
• Kontraindikasi: ISK akut
PROSEDUR
• Prosedur px radiologi umum
• Pasang kateter
• Hubungkan dg infus set berisi bahan kontras
• Fluoroskopi: perhatikan adanya refluks
• Ambil foto posisi: AP, RPO, LPO, foto spot
• Minta pasien miksi/ anak: dirangsang miksi
• Perhatikan refluks.
• Ambil foto posisi: AP, RPO, LPO, spot.
• Refluks mencapai ginjal  kosongkan VU
Vesicoureteral reflux (VUR)
ULTRASONOGRAFI (USG)
USG
• Non radiasi
• Mudah dilakukan
• Pasien disuruh tahan kencing
• Baik untuk melihat batu ginjal dan VU
– kecuali batu ureter tidak bisa dilihat langsung,
yang terlihat akibat adanya bendungan :
pelebaran ureter (Hidroureter) dan/ pelebaran
sistem pelviokaliseal ( Hidronefrosis)
• Baik untuk melihat tumor ginjal, kista
ginjal, tumor VU dan hipertrofi prostat
Pelebaran pielokalises
COMPUTED TOMOGRAPHY
(CT)
• Modalitas diagnostik pilihan untuk nyeri
pinggang, tumor ginjal, arteri renal, traktus
urinarius (CT uro).
• Menampilkan anatomi dengan lebih baik
• Dilakukan bila pada pemeriksaan USG,
IVP belum jelas kelainannya:
– Ex: Tumor ginjal, tumor vesica urinaria, dan
kista ginjal
MAGNETIC RESONANCE IMAGING
(MRI)
MRI
• Terutama berperan penting pada staging
keganasan pada pelvis.
KEDOKTERAN NUKLIR
KEDOKTERAN NUKLIR
- Terutama pada kasus dengan tanda-tanda
gagal ginjal kronik ( CRF) untuk melihat sampai
dimana fungsi ginjal terganggu dengan melihat
renogram (pakai kurva)
• Single Photon Emitter Computed Tomography
• I-131-Orthoiodohippurate
• Dinamic Examination of Kidney
• Renal Curve Time Activity

108
Figure 2. Pattern of normal both right and left renogram curve, normal bladder
filling curve
Figure 4. Pattern of renogram curve for non-functioning kidney, no bladder
filling curve
ANGIOGRAFI
ARTERIOGRAFI RENALIS
• Dilakukan untuk melihat tumor ganas ginjal
sebagai persiapan operasi
• Untuk keperluan transplantasi ginjal, dilakukan
arteriografi renalis untuk donor dan arteriografi
iliakal untuk resepien
• Untuk melihat ada tidaknya stenosis arteri
renalis pada kasus yang diduga hipertensi
renovaskuler, dan selanjutnya bisa dilakukan
tindakan radiologi intervensi : Ballooning dan/
Stenting

113
HISTEROSALFINGOGRAFI
(HSG)
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
GINEKOLOGI
• FOTO POLOS ABDOMEN
• CT
• IVP
• BARIUM ENEMA COLON
• HISTEROSALPINGOGRAFI (HSG)
INDIKASI HSG
1. Sterilitas primer dan sekunder
2. Menentukan lokasi IUD, apakah intra uterin
atau tidak.
3. Perdarahan pervaginam sedikit akibat
mioma, polip adenomatous uteri.
4. Abortus habitualis pada trimester II 
inkompetensi cerviks.
5. Kelainan bawaan uterus
6. Post SC untuk melihat parut pada serviks
dan uterus.
7. Tumor cavum uteri.
KONTRA INDIKASI
1.Hamil muda.
2.Inflamasi akut.
3.Perdarahan pervaginam berat
4.Post curretage atau dilatasi canalis
cervisis.
5.Segera sebelum menstruasi  endotel
tebal  interpretasi sulit
PROSEDUR HSG
1. Waktu optimum hari 9-10 setelah haid.
2. Sejak awal menstruasi sampai pemeriksaan
pasien dilarang senggama.
3. Dilakukan pembuatan foto polos posisi
litotomi, dengan atau tanpa fluoroskopi
4. Dipasang spekulum, portio dijepit,
dimasukkan bahan kontras melalui kanula
5. Dilakukan pemotretan saat kontras masuk ke
tuba dan saat peritoneal spill posisi AP dan
oblik
MACAM BAHAN KONTRAS
1. Media larut minyak (Lipiodol ultrafluid),
resorbsi lama,granuloma, emboli.
2. Bahan kontras larut dalam air : opasitas
memuaskan, mudah masuk ke tuba,
pelimpahan kontras ke cavum peritonii
cepat, nyeri

KOMPLIKASI HSG
1. Nyeri pada saat pemeriksaan
2. Pre shock akibat alergi kontras  jarang
terjadi
HYDROSALPHYNX
UTERINE FIBROID
(leiomyoma)
UTERUS UNICORNIS

UTERUS SEPTUS
126

Anda mungkin juga menyukai