Anda di halaman 1dari 44

Pemicu 1 BSH

Lomba Lari yang Seru

DPM FK UNTAR
Step 1 : klarifikasi istilah
• 1. Distal lengan kiri  Bagian dari siku ke
pergelangan tangan/bagian lengan yang menjauhi
tubuh
• 2. Mengfleksikan siku kiri sejajar dengan bidang
horizontal  gerakan yang memperkecil sudut
antara lengan atas dan lengan bawah sehingga
sejajar dengan dada dan membentuk sudut 90
derajat atau kurang dari 90 derajat.
• 3. Pronasi  gerakan menelungkupkan tangan
• 4. Flexi gerakan menekuk & menggerakan
tangan , memperkecil sudut
DPM FK UNTAR
Step 2 : perumusan masalah
• 1. Bagaimana posisi anatomi pria tersebut saat
melempar tas dan saat duduk?
• 2. Bagaimana anatomi penggelengan kepala
pria tersebut?
• 3. Mengapa pria tersebut dapat berkeringat
dingin, tangan gemetar, dan jantung berdebar
kuat?
• 4. Apa hubungan antara syok/emosi dengan
sekresi hormon?
DPM FK UNTAR
Step 3 : curah pendapat
1. Pada saat melempar tas, lengan bawah mengalami
ekstensi, sendi bahu mengalami abduksi, dan telapak
tangan serta jari tangan melakukan rotasi ke arah
eksternal.
2. Pada saat gerakan melihat jam, lengan melakukan fleksi
3. Pada saat duduk, lutut melakukan fleksi, tulang
belakang berkifosis, dan sendi panggul melakukan fleksi.
4. Gerakan menggeleng kepala disebabkan karena sendi
leher/putar berotasi ke arah lateral.
5. Karena pengaruh emosi, otak merespon kelenjar untuk
mengsekret hormon adrenal yang menyebabkan jantung
berdebar, tangan gemetar, dan keluar keringat dingin.

DPM FK UNTAR
STEP 4 : REVIEW / MIND MAP
Berlari
Pergerakan Posisi bagian tubuh
pada sendi terhadap tubuh
Suhu Tubuh
Jenis Sendi Jenis-Jenis Meningkat
Pergerakan
Pada Sendi
Homeostasis
Tubuh Muka
Memerah
Batang Ekstri
Tubuh mitas Keringat
Fungsi Kelenjar
Keringat

Kandungan

DPM FK UNTAR
STEP 5 : LEARNING
OBJECTIVE
• 1. Memahami anatomi sendi dan tulang,
termasuk pergerakan serta istilah-istilahnya
• 2. Memahami istilah-istilah dalam anatomi
• 3. Memahami histologi kelenjar adrenal dan
hubungan sekret hormon adrenalin dengan
perubahan emosi
• 4. Memahami histologi kulit dan kelenjar
keringat, serta keluarnya keringat di epitel
epidermis
• 5.Proses Fisiologis Homeostasis Tubuh
DPM FK UNTAR
ANATOMI SENDI DAN
JENIS GERAKAN
• Articulatio cylindrica (Ginglymus) / sendi
engsel
• Articulatio sellaris / sendi pelana
• Articulatio conoidea / sendi putar
• Articulatio spheroidea / sendi peluru
• Articulatio plana / sendi geser (luncur)

DPM FK UNTAR
Articulatio cylindrica (Ginglymus) /
sendi engsel

Sendi yang hanya memungkinkan gerakan satu


arah seperti engsel pintu. Co : Humerus - Ulna

DPM FK UNTAR
Articulatio sellaris / sendi pelana
Sendi yang memungkinkan beberapa gerakan
rotasi, namun tidak ke segala arah. Co:
Articulatio carpometacarpal

DPM FK UNTAR
Articulatio conoidea / sendi putar
Sendi yang memungkinkan gerakan berputar
(rotatio) dimana salah satu tulang mengelilingi
tulang lainnya yang bertindak sebagai poros.
Co: Cranial – Os. Atlas

DPM FK UNTAR
Articulatio spheroidea / sendi peluru
Sendi yang merupakan pertemuan antara ujung
tulang yang berbentuk lekuk dan bongkol,
sendi ini memungkinkan pergerakan ke segala
arah. Co: Scapula – Humerus

DPM FK UNTAR
Articulatio plana / sendi geser (luncur)
Sendi yang memungkinkan gerak rotasi pada
satu bidang datar dan tidak berporos. Co: sendi
antar tulang pergelangan tangan, antar tulang
pergelangan kaki

DPM FK UNTAR
Gerakan-gerakan pada Sendi
1. Fleksi – Ekstensi
2. Abduksi – Adduksi
3. Pronasi – Supinasi
4. Protraksi – Retraksi
5. Inversi – Eversi
6. Elevasi – Depresi
7. Rotasi
8. Sirkumduksi

DPM FK UNTAR
Fleksi - Ekstensi
Fleksi = memperkecil sudut
Ekstensi = memperbesar sudut

DPM FK UNTAR
Abduksi - Adduksi
Abduksi = menjauhi bagian rangka dari bidang
tengah badan
Adduksi = mendekati bagian rangka dari bidang
tengah badan

DPM FK UNTAR
Pronasi - Supinasi
Pronasi = gerakan menelungkupkan (posisi
anatomi)
Supinasi = gerakan menengadahkan

DPM FK UNTAR
Protraksi - Retraksi
Protraksi = gerakan bagian tubuh ke arah depan
Retraksi = gerakan bagian tubuh ke arah
belakang

DPM FK UNTAR
Inversi - Eversi
Inversi = gerakan memiringkan telapak kaki ke
arah dalam tubuh
Eversi = gerakan memiringkan telapak kaki ke
arah luar tubuh

DPM FK UNTAR
Elevasi - Depresi
Elevasi = gerakan mengangkat anggota tubuh
Depresi = gerakan menurunkan anggota tubuh

DPM FK UNTAR
Rotasi dan Sirkumduksi
Rotasi = gerakan berputar mengitari tulang lain
Sirkumduksi = gerakan yang membentuk kerucut

DPM FK UNTAR
BAGIAN-BAGIAN SENDI

DPM FK UNTAR
1. CAPSULA FIBROSA (lapisan luar)
 Terdiri atas jaringan ikat kolagen irreguler yang melekat pada
periosteum tulang yang bersendi

 Fleksibel & mudah diregangkan  membantu mencegah


dislokasi

 Ligamentum  ikatan reguler, mampu menahan regangan


kuat, liat, agak elastis, tekanan berlebihan akan dihambat
refleks kontraksi otot, mempersatukan tulang2

 Ditembus oleh pembuluh darah dan saraf

DPM FK UNTAR
2. Membrana synovialis (lapisan dalam)
 Terdiri atas jaringan ikat longgar dengan serat elastis
 Membatasi capsula fibrosa, melapisi permukaan tulang,
ligamentum intracapsularis, bursa dan sarung tendon

 Mensekresi dan mengabsorbsi cairan synovialis


 Dapat berupa akumulasi jaringan lemak (articular fat pad).
Bantalan elastis, fleksibel & deformable  menempati
ruangan potensial & irreguler yang tidak terisi cairan
synovialis

DPM FK UNTAR
3. CAIRAN SYNOVIA

 Kental, warna jernih /kuning pucat


 Terdiri atas asam hyaluronat yang disekresi fibroblast-like
cell di membrana synovialis & cairan interstitial hasil filtrasi
plasma darah

 Fungsi : mengurangi friksi dengan melumasi sendi, shock


absorber, supply O2 dan nutrisi, mengeluarkan CO2 dan hasil
metabolisme dari chondrocyte ke cartilago articularis serta
mengeluarkan bakteri & debris akibat penggunaan sendi

 Saat diam, cairan synovia kental. Saat bergerak menjadi lebih


encer
DPM FK UNTAR
HISTOLOGI DAN FISIOLOGI
KELENJAR ADRENAL

DPM FK UNTAR
Penyebab Sekret Hormon Epinefrin

1. Pria berada dalam kondisi


stres / dalam kondisi emosi
yang cemas karena tertinggal
pesawat
2. Stimulus stres merangsang
pengeluaran sekresi
katekolamin adrenomedula
3. Katekolamin adrenomedula
merangsang kelenjar medula
adrenal untuk mengsekret
hormon epinefrin
(sumber : Fisiologi Manusia,
L. Sherwood)

DPM FK UNTAR
Histologi Kelenjar Adrenal
• 1. Kelenjar adrenal merupakan kelenjar endokrin, terdiri dari sel-
sel parenkim polihedral yang ditunjang oleh serat retikulin. 80-90%
kelenjar berasal dari mesoderm, sisanya berasal dari ektoderm.
(Junqueira dan Carnerio, 2003)
• 2. Bentuk sel bulat yang asidofilik dengan inti dipusat dan
sitoplasma yang biasanya tidak selalu penuh dengan tetes lipid,
sitoplasma sel mengandung banyak RE licin yang berupa tubul-
tubul berkesinambungan. Mitokondria bulat/lonjong yang
mengandung krista tubular dan bukan krista lamelar yang terdapat
dalam mitokondria sel epitel biasanya.
• 2. Terdiri dari 3 zona, yaitu : glomerulosa (berbentuk epitel
kolumnar, dihubungkan oleh desmosom dan beberapa taut rekah
kecil), fasikulata, dan retikularis, ketiga zona ini mengsekret hormon
steroid yang berbeda.

DPM FK UNTAR
LANJUTAN

• 3. Sel parenkim/kromafin ini


berbentuk kolumner ovoid yang
tersusun sebagai gumpalan/tali
yang mengelilingi vasa. Inti sel
kromafin berasal dari kompleks
golgi yang berkembang biak, sel ini
mempunyai granula sekretoris
padat berdiameter 150-350 nm.
(Greenspan dan Baxter, 1995)
• 4. Sel yang menyesekresi
epineferin memiliki granula yang
lebih besar, 90% kelenjar medula
adrenal mensekresi epineferin,
sisanya mensekresi norepineferin
(Ganong, 2005)

DPM FK UNTAR
Efek Sekresi Hormon Epinefrin
• 1. Menimbulkan efek luas pada organ yang berperan dalam respon
fight-on-flight, sehingga kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung
meningkat. Hal ini meningkatkan curah jantung dan meningkatkan
resistensi perifer total. Efek ini meningkatkan tekanan darah di
arteri.
• 2. Sekresi hormon ini menyebabkan pengeluaran keringat untuk
membantu tubuh mengeluarkan panas ekstra yang disebabkan
meningkatnya aktifitas otot
• 3. Resistensi perifer menyebabkan seseorang sulit mengendalikan
bagian tubuhnya secara normal, sehingga akan muncul gerak refleks
tanpa stimulus, salah satu gerak yang timbul adalah tangan gemetar,
yang secara otomatis timbul karena sistem saraf tepi mengeluarkan
rangsang ke motorik tangan.

DPM FK UNTAR
HISTOLOGI DAN FISIOLOGI
KELENJAR SUDORIFERA

DPM FK UNTAR
Glandula Sudorifera
(Kelenjar Keringat)
• Kelenjar keringat terdiri atas satu sel (monoptyche). Bentuk kelenjar
keringat ini tubuler simpleks. Banyak terdapat pada kulit tebal
terutama pada telapak tangan dan kaki.
• Tiap kelenjar terdiri atas pars sekretoria dan ductus ekskretorius:
-
Pars secretoria : terdapat pada subcutis dibawah dermis. Bentuk
tubuler dengan bergelung-gelung ujungnya. Tersusun oleh epitel
kuboid atau silindris selapis. Di luar sel epitel tampak sel-sel
fusiform seperti otot-otot polos yang bercabang-cabang dinamakan:
sel mio-epitilial yang diduga dapat berkontraksi untuk membantu
pengeluaran keringat kedalam duktus ekskretorius
- Ductus
ekskretorius : lumennya sempit dan dibentuk oleh epitel kuboid
berlapis dua.

DPM FK UNTAR
• Keringat manusia yang dihasilkan berasal dari sekitar 2 juta
kelenjar keringat yang tersebarpada seluruh lapisan dermis. Proses
pengeluaran keringat tersebut dipengaruhi oleh hipotalamus.
Hipotalamus merupakan sistem saraf pusat pengatur suhu badan
yang menghasilkan enzim bradikinin. Enzim bradikinin
mempengaruhi kerja kelenjar keringat untuk mengeluarkan
keringat.
• Berbagai zat ini dikeluarkan melalui saluran keringat dan pori-pori
kelenjar keringat ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.
Keringat segera menguap dan suhu tubuh turun sehingga normal
kembali.
• Apabila keringat yang keluar terlalu berlebihan, kadar garam yang
berada dalam darah bisa berkurang. Akibatnya, otot
bisa mengalami kekejangan atau bahkan pingsan. Selain itu karena
pembuluh darah pada lapisan dermis mengembang, kulit wajah
bisa menjadi merah. Keadaan ini dapat terjadi saat kita melakukan
aktivitas fisik yang berat. Namun, sebaliknya kulit kita dapat
memucat bila pembuluh darah pada dermis menyempit, misalnya
saja saat kita ketakutan. DPM FK UNTAR
• Berdasarkan cara menyalurkan sekretnya, kelenjar dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin, dan
kelenjar campuran.
• Kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang menegeluarkan sekretnya
melalui saluran pelepasan, misalya kelenjar parotid, kelenjar
mammae, dan kelenjar keringat.
• Kelenjar endokrin yaitu, kelenjar yang tidak memiliki saluran
pelepasan, oleh sebab itu sekretnya digetahkan ke dalam
pembuluh darah atau pembuluh limfa dan dibawah ke seluruh
jaringan tubuh. Sekret yang dihasilkan dinamakan hormon.
Contoh kelenjar endokrin, yaitu kelenjar tiroid.
• Kelenjar campuran, yaitu kelenjar yang dibangun oleh kelenjar
eksokrin dan kelenjar endokrin, misalnya kelenjar pankreas.
Sebagai kelenjar eksokrin, kelenjar pankreas menghasilkan enzim,
seperti enzim lipase, amilase, dan tripsinogen. Sedangkan sebagai
kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormon, yaitu insulin
DPM FK UNTAR
Pada umumnya kesatuan-kesatuan kelenjar bergabung membentuk kelenjar besar,
sehingga masing-masing ductus excretoriusnya bermuara ke dalam saluran yang
lebih besar.
Seluruh kelenjar tersebut di bungkus oleh kapsel jaringan pengikat yang
melanjutkan masuk ke dalam bagian dalam dari kelenjar sehingga seluruh
kelenjar tersebut dibagi-bagi dalam lobus dan jaringan pengikat yang membatasi
dinamakan septum interlobaris.
Selajutnya jaringan pengikat tersebut juga membagi-bagi kelenjar dalamsatuan
yang lebih kecil yang dinamakan lobulus.
Pada beberapa kelenjar, tampak bahwa beberapa septum seolah-olah menuju ke
satu arah yaitu kearah saluran utama memasuki kelenjar. Saluran utama kelenjar
tersebut menerima saluran dari setiap lobus yang dinamakan duktus lobaris.
Saluran ini menerima duktus interlobularis yang berjalan dalam septum
interlobularis.
Duktus interlobularis menerima saluran yang lebih kecil dari lobulus yang

DPM FK UNTAR
• Kulit memiliki 2 jenis kelenjar
keringat: kelenjar keringat apokrin dan merokrin
(ekrin).
• Kedua jenis kelenjar ini tersusun atas sel
mioepitel (daribahasa Latin: myo-, "otot"), sel
epitel khusus yang terletak antara sel kelenjar
dan lamina basalis di bawahnya.
• Kontraksi sel mioepitel memeras kelenjar dan
melepaskan sekret yang sudah menumpuk.
Aktivitas sekretorik sel kelenjar dan kontraksi
sel mioepitel dikendalikan oleh sistem saraf
otonom dan hormon yang beredar dalam tubuh.

DPM FK UNTAR
• Kelenjar keringat ekrin : tersebar di seluruh
permukaan tubuh tetapi lebih banyak terdapat
telapak tangan, telapak kaki, dan wajah.
Keringat yang dihasilkan adalah air yang
mengandung berbagai macam garam.
Kelenjar ini berfungsi sebagai pengatur suhu
tubuh.
• Kelenjar keringat apokrin menghasilkan
keringat yang mengandung lemak. Kelenjar
ini terutama terdapat pada ketiak dan sekitar
alat kelamin. Aktivitas kelenjar ini
menghasilkan bau karena aktivitas bakteri
yang memecah komponen organik dari
keringat yang dihasilkannya.

DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
Penyebab Keringat Dingin
Berikut ini merupakan penyebab keluar keringat
dingin akibat adanya perubahan fungsi jantung dan
pembuluh darah.
• Nyeri dada (angina pektoris) atau
serangan jantung.
• Perdarahan internal.
• Rendahnya kadar oksigen dalam darah.
• Kadar gula darah rendah (hipoglikemia),
terutama jika dsebabkan oleh reaksi insulin.’
• Tekanan darah rendah (hipotensi).
• Syok psikologis.

DPM FK UNTAR
Gejala Keringat Dingin
Umumnya, keringat dingin tidak keluar begitu saja
tanpa disertai gejala tertentu. Berikut ini merupakan
beberapa gejala yang biasa menyertai keringat
dingin.
• Pikiran stres atau mengalami cemas.
• Timbulnya rasa sakit atau nyeri.
• Badan terasa panas dingin.
• Kepala pusing.
• Perut terasa mual hingga muntah.
• Kulit tampak lebih pucat.
• Tubuh akan terasa lemas.

DPM FK UNTAR
Proses Hemostasis Tubuh
Homeostasis adalah suatu keadaan stabil-
dinamik konstituen-konstituen di lingkungan
cairan internal yang mengelilingi dan bertukar
bahan sel
Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses
homeostasis ini dapat melalui empatcara yaitu :
1.Pengaturan diri
Salah satu cara mejaga kondisi homeostasis
dalam tubuh organisme sel, jaringan , organ dan
sistem organ setiap hari bekerja untuk menjaga
kondisi tubuh tetap stabil
DPM FK UNTAR
2.Kompenasi
Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap
ketidaknormalan dalam tubuh
3.Umpan Balik Negative
Perubahan dalam suatu faktor yang dikontrol
secara homeostasis akan memicu respons yang
berupaya untuk memulihkan faktor tersebut ke
normal dengan menggerakkan faktor dalam arah
berlawanan dengan perubahan awalnya-
demikianlah penyesuaian korektif berlawanan
dengan penyimpangan awal dari tingkat normal
yang diinginkan
DPM FK UNTAR
DPM FK UNTAR
4.Feed back positif
Keluaran meningkatkan atau memperkuat
perubahan sehingga variabel terkontrol terus
bergerak searah perubahan awal

DPM FK UNTAR
•THANK YOU

DPM FK UNTAR

Anda mungkin juga menyukai