Anda di halaman 1dari 22

PELAYANAN RESIKO TINGGI

Semarang , 28 September 2019


PENGERTIAN
ADALAH PELAYANAN YANG MEMERLUKAN PERALATAN YANG
KOMPLEKSUNTUK PENGOBATANPENYAKITYANGMENGANCAM
JIWA, RISIKO BAHAYAPENGOBATAN, POTENSIYANG
MEMBAHAYAKAN PASIENATAUEFEKTOKSIKDARI OBATBERESIKO
TINGGI
TUJUAN

MEMBERIKAN PELAYANANDAN PERAWATANPASIEN


DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA,OBAT-OBATAN
DAN PERALATANSESUAI STANDARDENGANOPTIMAL

PELAYANANDAN ASUHAN PASIEN(PAP)


Maksud dan Tujuan PAP.3.
RS memberi asuhan pada pasien untuk berbagai
kebutuhannya atau kebutuhan pd keadaan kritis.
Pasien digolongkan masuk kategori risiko tinggi, karena
umurnya, kondisinya dan kebutuhan pada keadaan
kritis. Anak-anak dan Lansia biasanya dimasukkan ke
dalam golongan ini krn mereka biasanya tidak dapat
menyampaikan keinginannya, tidak mengerti proses
asuhan yg diberikan dan tidak dapat ikut serta dalam
mengambil keputusan terkait dirinya. Sama juga halnya
dgn pasien darurat yg ketakutan, koma, bingung, tidak
mampu memahami proses asuhannya apabila pasien
harus diberikan asuhan cepat dan efisien.
(Maksud dan Tujuan PAP.3.)
RS juga memberikan berbagai pelayanan, bbrp dikenal sbg pelayanan
risiko tinggi krn adanya peralatan medis yg kompleks utk kebutuhan
pasien dgn kondisi darurat yg mengancam jiwa (pasien dialisis), karena
sifat tindakan (pasien dgn pemberian darah/produk darah), mengatasi
potensi bahaya bagi pasien (pasien restrain), atau mengatasi akibat
intoksikasi obat risiko tinggi (contoh kemoterapi).

Asuhan bagi pasien risiko tinggi, didukung oleh penggunaan PPK, dan
regulasi lainnya dan rencana asuhan, Clinical Pathway dsb. (lihat PAP 2
.1.) Hal ini berguna bagi Staf utk memahami dan merespons dalam
sikap profesional.
Dalam hal ini pimpinan RS bertangg-jawab, sesuai dgn populasi pasien
utk:
 identifikasi pasien yg di golongkan sbg risiko tinggi
 identifikasi pelayanan yg di golongkan sbg risiko tinggi
 melalui proses kolaborasi menetapkan regulasi asuhan
 melatih staf utk melaksanakan regulasi
(Maksud dan Tujuan PAP.3.)

Regulasi untuk asuhan disesuaikan dgn populasi pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi yg berguna utk menurunkan risiko. Dalam hal ini
penting dipahami bhw prosedur dapat mengindentifikasi,
 bagaimana rencana akan berjalan, termasuk identifikasi perbedaan
populasi anak dan dewasa, atau pertimbangan khusus lainnya
 dokumentasi yg dibutuhkan agar tim asuhan dapat bekerja dan
berkomunikasi efektif
 keperluan informed consent
 keperluan monitor pasien
 kualifikasi khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
 teknologi medis khusus tersedia dan dapat digunakan
(Maksud dan Tujuan PAP.3.)
RS menetapkan dan melaksanakan regulasi utk pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi. Untuk pasien risiko tinggi meliputi:
 pasien emergensi;
 pasien dengan penyakit menular;
 pasien koma;
 Pasien dengan alat bantuan hidup dasar;
 pasien “immuno-suppressed”;
 pasien dialysis;
 pasien dengan restraint;
 pasien dengan risiko bunuh diri;
 pasien yg menerima kemoterapi;
 populasi pasien rentan, lansia, anak-anak, dan pasien berisiko
tindak kekerasan atau diterlantarkan
 pasien risiko tinggi lainnya
Maksud dan Tujuan PAP.3.
Untuk pelayanan risiko tinggi meliputi:

1 2 3 4 5
Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan pasien
pasien dgn pasien yg pasien yang pasien yang risiko tinggi lainnya
(misalnya terapi hipe
penyakit menerima menerima menerima rbarik dan pelayanan
menular dialisis kemoterapi radioterapi radiologi intervensi)
PELAYANANPASIENRISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANANRISIKOTINGGI
Pasien & Pelayanan
Risiko tinggi
Standar PAP.3.
RS menetapkan regulasi bahwa asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian
pelayanan risiko tinggi diberikan berdasar panduan praktek klinis, dan
peraturan per Undang-Undangan
Elemen Penilaian PAP . 3 :
1. Ada regulasi ttg proses identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
sesuai populasi pasiennya serta penetapan risiko tambahan yg mungkin berpengaruh
pd pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (R)
2. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi (lihat MKI.8.1, EP 3). (D,O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pd pasien risiko tinggi dan pelayanan
risiko tinggi (lihat MKI.8.1, EP 3). (D,O,W)
4. Ada bukti pengembangan pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam program
peningkatan mutu RS. (D,W)
Mengurangi/ menekan RISIKO
 Standar PAP.3.1 early warning system(EWS)
 Standar PAP.3.2 yan resusitasi - “CodeBlue”
 Standar PAP.3.3 pelayanan darah dan produkdarah.
 Standar PAP.3.4 asuhan dgn peralatan bantu hidupdasar
atau yang koma.
 Standar PAP.3.5 asuhan pasien dgn penyakit menular dan
yang daya tahannya diturunkan (immune-supressed)
 Standar PAP.3.6 asuhan pasien dialisis (cuci darah)
 Standar PAP.3.7 penggunaan alat penghalang(restraint)
 Standar PAP.3.8 asuhan pasien usia lanjut, mereka yang
cacat anak-anak dan mereka yg berisikodisiksa.
 Standar PAP.3.9 asuhan pada pasien yang mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisikotinggi.
PELAYANANPASIENKEMOTERAPI DAN TERAPILAIN YANGBERISIKO TINGGI
 Standar PAP.3.9.
RSmemberikan pelayanan khusus thd pasien yg mendapat kemoterapi atau pelayanan lain
yg berisiko tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologiintervensi)
- Kemoterapi
- Yan lainberisiko
 Elemen Penilaian PAP.3.9.
1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg mendapat kemoterapi atau
pelayanan lain yg berisiko tinggi.(R)
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi sesuai
regulasi. (D,W)
3.Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi) sesuairegulasi (D,W)

Mengurangi/menekan
RISIKO
Manajemen Keperawatan Kemoterapi
Penatalaksanaan dlm pemberian kemoterapi diberikan oleh perawat dengan kompetensi
khusus. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menjalani kemoterapi
mulai persiapan, selama pemberian dan setelah pemberian.
Indikator :
1. Ditandatanganinya informed consent oleh pihak terkait (pasien,dokter,keluarga)
2. Terdapat protokol (Instruksi pemberian kemoterapi) yang dibuat oleh DPJP
3. Persiapan dan pencampuran obat kemoterapi dilakukan oleh bagian farmasi.
4. Tersedianya ruangan khusus untuk pemberian kemoterapi.
5. Diberikan oleh perawat yang sudah bersertifikat.
6. Perawat yang memberikan kemoterapi memakai Alat Pelindung Diri lengkap.
7. Pemberian kemoterapi sesuai dengan SOP.
8. Selama pemberian kemoterapi tidak terjadi ekstravasasi maupun alergi
9. Tidak terjadi tumpahan/percikan obat selama pemberian kemoterapi.
10. Pemberian kemoterapi didokumentasi.
11. Terdapatnya discharge planning (perencanaan pulang).
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP.6.
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
Yan Nyeri
 Elemen Penilaian PAP.6
1. RS menetapkan regulasi pelayanan pasien utk mengatasi nyeri. (R)
2. Pasien nyeri menerima pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai
kebutuhan. (D,W)
3. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg pelayanan utk mengatasi nyeri
sesuai dgn latar belakang agama, budaya, nilai2 pasien & keluarga.
(D,W)
4. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg kemungkinan timbulnya nyeri
akibat tindakan yg terencana, prosedur pemeriksaan dan pilihan yang
tersedia utk mengatasi nyeri. (D,W,S)
5. RS melaksanakan pelatihan pelayanan utk mengatasi nyeri utk staf
(D,W)
Maksud dan Tujuan PAP.6.
Nyeri dapat diakibatkan oleh kondisi, penyakit pasien,
dari tindakan atau pemeriksaan yg dilakukan. Sebagai
bagian dari rencana asuhan, pasien diberi informasi
tentang kemungkinan timbulnya nyeri akibat dari tindak
an, atau prosedur pemeriksaan, dan pasien diberitahu
pilihan yg tersedia utk mengatasi nyeri. Apapun yang
menjadi sebab timbulnya nyeri, jika tidak dapat diatasi
akan berpengaruh secara fisik maupun psikologis.
Pasien dgn nyeri dilakukan asesmen dan pelayanan utk
mengatasi nyeri yg tepat (lihat HPK.2.2 dan PAP.1.5).
(Maksud dan TujuanPAP.6.)
Berdasar cakupan asuhan yg diberikan, RS menetapkan proses untuk
melakukan skrining, asesmen dan pelayanan utk mengatasi nyeri meliputi:
 identifikasi pasien utk rasa nyeri pada asesmen awal dan asesmen ulang
 memberi informasi kepada pasien bahwa nyeri dapat disebabkan oleh
tindakan atau pemeriksaan
 melaksanakan pelayanan untuk mengatasi nyeri, terlepas dari
mana nyeri berasal
 melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien & keluarga perihal
pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan latar belakang agama,
budaya, nilai2 pasien & keluarga
 melatih PPAttg asesmen dan pelayanan utk mengatasinyeri
PENGELOLAAN NYERI PADA PASIEN KANKER

Manajemen Keperawatan Nyeri


Manajemen Keperawatan Nyeri merupakan Penatalaksanaan keperawatan dalam
mengurangi atau meringankan nyeri pada derajat yang dapat diterima oleh pasien.
Indikator:
a. Pengkajian nyeri terisi sesuai SOP.
b. Penetapan skala nyeri sesuai dengan ungkapan dan respon fisik pasien.
c. Tata laksana tindakan keperawatan nyeri dilaksanakan sesuai dengan
hasil pengkajian nyeri.
d. Tatalaksana pemberian obat nyeri berdasarkan pada alogaritme yang
sudah ditetapkan. Evaluasi dilakukan terus menerus sesuai respons
pasien.
e. Dokumentasi program pemberian obat mencakup: nama obat, waktu
pemberian, dosis yang diberikan, pencegahan efek samping
PELAYANANDALAM TAHAPTERMINAL
 StandarPAP.7.
RSmemberikan asuhan pasien menjelang ajal dgn
memperhatikan kebutuhan pasien & keluarga dan
mengoptimalkan kenyamanan & martabat pasien
dan didokumentasikan dlm rekam medis. Pasien Terminal
 Elemen Penilaian PAP.7
1. Ada regulasi ttg asesmen awal dan ulang pasien dlm tahap terminal meliputi a) s/d
i) di maksud dan tujuan. (R)
2. Ada bukti skrining dilakukan pd pasien yg diputuskan dgn kondisi harapan hidup yg
kecil sesuai regulasi (D,W)
3. Pasien dalam tahap terminal dilakukan asesmen awal dan asesmen ulang (D,W)
4. Hasil asesmen menentukan asuhan dan layanan yg diberikan. (D,W)
5. Asuhan dlm tahap terminal memperhatikan rasa nyeri pasien (lihat juga HPK.2.2)
(D, W)
Maksud dan Tujuan PAP.7
Asesmen dan asesmen ulang bersifat individual agar sesuai dgn kebutuhan pasien
dlm tahap terminal (dying) dan keluarganya. Asesmen dan asesmen ulang harus
menilai kondisi pasien, seperti:
a) gejala mual dan kesulitan pernapasan
b) faktor yg memperparah gejala fisik
c) manajemen gejala sekarang dan respons pasien
d) orientasi spiritual pasien & keluarga, keterlibatan dlm kelompok agamatertentu
e) keprihatinan spiritual pasien & keluarga, seperti putus asa, penderitaan, rasabersalah
f) status psiko sosial pasien keluarganya, spt kekerabatan, kelayakan perumahan, pemelih
araan lingkungan, cara mengatasi, reaksi pasien dan keluarganya menghadapi penyakit
g) kebutuhan bantuan atau penundaan layanan utk pasien dan keluarganya
h) kebutuhan alternatif layanan atau tingkat layanan
i) faktor risiko bagi yang ditinggalkan dlm hal cara mengatasi dan potensi reaksi patologis
atas kesedihan.
Standar PAP.7.1
RS memberikan pelayanan pasien dlm tahap terminal dengan
memperhatikan kebutuhan pasien, keluarga dan mengoptimal
kan kenyamanan dan martabat pasien dan didokumentasikan
dlm rekam medis.

Elemen Penilaian PAP.7.1


1.RS menetapkan regulasi ttg pelayanan pasien dlm tahap terminal meliputi a) s/d
f) di maksud dan tujuan. (R)
2.Staf diedukasi ttg kebutuhan unik pasien dlm tahap terminal (D, W)
3.Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan gejala, kondisi, kebutuhan
kesehatan atas hasil asesmen (lihat PAP.1.7 EP1) (D, W)
4.Pelayanan pasien dalam tahap terminal memperhatikan upaya mengatasi rasa
nyeri pasien (lihat juga HPK.2.2) (D,W) * * *
5.Pelayanan pasien dlm tahap terminal memperhatikan kebutuhan biopsikososial,
emosional, budaya dan spiritual. (D,W)
6.Pasien & keluarga dilibatkan dalam keputusan asuhan termasuk keputusan ttg
do not resuscitate (DNR) (lihat juga HPK.2) (D, W)
Maksud dan TujuanPAP.7.1.
Pasien yang dalam tahap terminal membutuhkan asuhan dengan rasa hormat dan
empati yg terungkap dalam asesmen (Lihat PAP 1.7). Untuk melaksanakan ini, staf
diberi pemahaman tentang kebutuhan pasien yang unik saat dalam tahap terminal
Kepedulian staf thd kenyamanan dan kehormatan pasien harus menjadi prioritas
semua aspek asuhan pasien selama pasien berada dlm tahap terminal.
RSmenetapkan proses untuk mengelola asuhan pasien dlm tahap terminal. Proses
ini meliputi
a) intervensi utk pelayanan pasien utk mengatasinyeri
b) memberikan pengobatan sesuai gejala dan mempertimbangkan keinginan
pasien & keluarga
c) menyampaikan secara hati2 soal sensitif spt otopsi atau donasiorgan
d) menghormati nilai, agama dan budaya pasien & keluarga
e) mengajak pasien & keluarga dlm semua aspekasuhan
f) memperhatikan keprihatinan psikologis, emosional, spiritual dan budaya
pasien & keluarga
KESIMPULAN PELAYANAN RISIKO TINGGI

 ADANYA REGULASI

 BUKTI PELAYANAN DALAM REKAM MEDIS

 STAF DILATIH DALAM PELAYANAN RISIKO


TINGGI

 KERJASAMA ANTAR PPA


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai