Asuhan bagi pasien risiko tinggi, didukung oleh penggunaan PPK, dan
regulasi lainnya dan rencana asuhan, Clinical Pathway dsb. (lihat PAP 2
.1.) Hal ini berguna bagi Staf utk memahami dan merespons dalam
sikap profesional.
Dalam hal ini pimpinan RS bertangg-jawab, sesuai dgn populasi pasien
utk:
identifikasi pasien yg di golongkan sbg risiko tinggi
identifikasi pelayanan yg di golongkan sbg risiko tinggi
melalui proses kolaborasi menetapkan regulasi asuhan
melatih staf utk melaksanakan regulasi
(Maksud dan Tujuan PAP.3.)
Regulasi untuk asuhan disesuaikan dgn populasi pasien risiko tinggi dan
pelayanan risiko tinggi yg berguna utk menurunkan risiko. Dalam hal ini
penting dipahami bhw prosedur dapat mengindentifikasi,
bagaimana rencana akan berjalan, termasuk identifikasi perbedaan
populasi anak dan dewasa, atau pertimbangan khusus lainnya
dokumentasi yg dibutuhkan agar tim asuhan dapat bekerja dan
berkomunikasi efektif
keperluan informed consent
keperluan monitor pasien
kualifikasi khusus staf yg terlibat dalam proses asuhan
teknologi medis khusus tersedia dan dapat digunakan
(Maksud dan Tujuan PAP.3.)
RS menetapkan dan melaksanakan regulasi utk pasien risiko tinggi
dan pelayanan risiko tinggi. Untuk pasien risiko tinggi meliputi:
pasien emergensi;
pasien dengan penyakit menular;
pasien koma;
Pasien dengan alat bantuan hidup dasar;
pasien “immuno-suppressed”;
pasien dialysis;
pasien dengan restraint;
pasien dengan risiko bunuh diri;
pasien yg menerima kemoterapi;
populasi pasien rentan, lansia, anak-anak, dan pasien berisiko
tindak kekerasan atau diterlantarkan
pasien risiko tinggi lainnya
Maksud dan Tujuan PAP.3.
Untuk pelayanan risiko tinggi meliputi:
1 2 3 4 5
Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan pasien
pasien dgn pasien yg pasien yang pasien yang risiko tinggi lainnya
(misalnya terapi hipe
penyakit menerima menerima menerima rbarik dan pelayanan
menular dialisis kemoterapi radioterapi radiologi intervensi)
PELAYANANPASIENRISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANANRISIKOTINGGI
Pasien & Pelayanan
Risiko tinggi
Standar PAP.3.
RS menetapkan regulasi bahwa asuhan pasien risiko tinggi dan pemberian
pelayanan risiko tinggi diberikan berdasar panduan praktek klinis, dan
peraturan per Undang-Undangan
Elemen Penilaian PAP . 3 :
1. Ada regulasi ttg proses identifikasi pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
sesuai populasi pasiennya serta penetapan risiko tambahan yg mungkin berpengaruh
pd pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi. (R)
2. Staf dilatih untuk pemberian pelayanan pada pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko
tinggi (lihat MKI.8.1, EP 3). (D,O,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pemberian pelayanan pd pasien risiko tinggi dan pelayanan
risiko tinggi (lihat MKI.8.1, EP 3). (D,O,W)
4. Ada bukti pengembangan pelayanan risiko tinggi dimasukkan ke dalam program
peningkatan mutu RS. (D,W)
Mengurangi/ menekan RISIKO
Standar PAP.3.1 early warning system(EWS)
Standar PAP.3.2 yan resusitasi - “CodeBlue”
Standar PAP.3.3 pelayanan darah dan produkdarah.
Standar PAP.3.4 asuhan dgn peralatan bantu hidupdasar
atau yang koma.
Standar PAP.3.5 asuhan pasien dgn penyakit menular dan
yang daya tahannya diturunkan (immune-supressed)
Standar PAP.3.6 asuhan pasien dialisis (cuci darah)
Standar PAP.3.7 penggunaan alat penghalang(restraint)
Standar PAP.3.8 asuhan pasien usia lanjut, mereka yang
cacat anak-anak dan mereka yg berisikodisiksa.
Standar PAP.3.9 asuhan pada pasien yang mendapat
kemoterapi atau pelayanan lain yg berisikotinggi.
PELAYANANPASIENKEMOTERAPI DAN TERAPILAIN YANGBERISIKO TINGGI
Standar PAP.3.9.
RSmemberikan pelayanan khusus thd pasien yg mendapat kemoterapi atau pelayanan lain
yg berisiko tinggi (misalnya terapi hiperbarik dan pelayanan radiologiintervensi)
- Kemoterapi
- Yan lainberisiko
Elemen Penilaian PAP.3.9.
1. Ada regulasi ttg pelayanan khusus thd pasien yg mendapat kemoterapi atau
pelayanan lain yg berisiko tinggi.(R)
2. Ada bukti pelaksanaan pelayanan pasien yang mendapat kemoterapi sesuai
regulasi. (D,W)
3.Ada bukti pelaksanaan pelayanan risiko tinggi lain (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi) sesuairegulasi (D,W)
Mengurangi/menekan
RISIKO
Manajemen Keperawatan Kemoterapi
Penatalaksanaan dlm pemberian kemoterapi diberikan oleh perawat dengan kompetensi
khusus. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menjalani kemoterapi
mulai persiapan, selama pemberian dan setelah pemberian.
Indikator :
1. Ditandatanganinya informed consent oleh pihak terkait (pasien,dokter,keluarga)
2. Terdapat protokol (Instruksi pemberian kemoterapi) yang dibuat oleh DPJP
3. Persiapan dan pencampuran obat kemoterapi dilakukan oleh bagian farmasi.
4. Tersedianya ruangan khusus untuk pemberian kemoterapi.
5. Diberikan oleh perawat yang sudah bersertifikat.
6. Perawat yang memberikan kemoterapi memakai Alat Pelindung Diri lengkap.
7. Pemberian kemoterapi sesuai dengan SOP.
8. Selama pemberian kemoterapi tidak terjadi ekstravasasi maupun alergi
9. Tidak terjadi tumpahan/percikan obat selama pemberian kemoterapi.
10. Pemberian kemoterapi didokumentasi.
11. Terdapatnya discharge planning (perencanaan pulang).
PENGELOLAAN NYERI
Standar PAP.6.
Rumah sakit menetapkan pelayanan pasien untuk mengatasi nyeri.
Yan Nyeri
Elemen Penilaian PAP.6
1. RS menetapkan regulasi pelayanan pasien utk mengatasi nyeri. (R)
2. Pasien nyeri menerima pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai
kebutuhan. (D,W)
3. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg pelayanan utk mengatasi nyeri
sesuai dgn latar belakang agama, budaya, nilai2 pasien & keluarga.
(D,W)
4. Pasien & keluarga diberi edukasi ttg kemungkinan timbulnya nyeri
akibat tindakan yg terencana, prosedur pemeriksaan dan pilihan yang
tersedia utk mengatasi nyeri. (D,W,S)
5. RS melaksanakan pelatihan pelayanan utk mengatasi nyeri utk staf
(D,W)
Maksud dan Tujuan PAP.6.
Nyeri dapat diakibatkan oleh kondisi, penyakit pasien,
dari tindakan atau pemeriksaan yg dilakukan. Sebagai
bagian dari rencana asuhan, pasien diberi informasi
tentang kemungkinan timbulnya nyeri akibat dari tindak
an, atau prosedur pemeriksaan, dan pasien diberitahu
pilihan yg tersedia utk mengatasi nyeri. Apapun yang
menjadi sebab timbulnya nyeri, jika tidak dapat diatasi
akan berpengaruh secara fisik maupun psikologis.
Pasien dgn nyeri dilakukan asesmen dan pelayanan utk
mengatasi nyeri yg tepat (lihat HPK.2.2 dan PAP.1.5).
(Maksud dan TujuanPAP.6.)
Berdasar cakupan asuhan yg diberikan, RS menetapkan proses untuk
melakukan skrining, asesmen dan pelayanan utk mengatasi nyeri meliputi:
identifikasi pasien utk rasa nyeri pada asesmen awal dan asesmen ulang
memberi informasi kepada pasien bahwa nyeri dapat disebabkan oleh
tindakan atau pemeriksaan
melaksanakan pelayanan untuk mengatasi nyeri, terlepas dari
mana nyeri berasal
melakukan komunikasi dan edukasi kepada pasien & keluarga perihal
pelayanan untuk mengatasi nyeri sesuai dengan latar belakang agama,
budaya, nilai2 pasien & keluarga
melatih PPAttg asesmen dan pelayanan utk mengatasinyeri
PENGELOLAAN NYERI PADA PASIEN KANKER
ADANYA REGULASI